🌵Bab 34🌵
ANGGITA bersemu. Baru kali ini ia dipuji cantik oleh pria lain yang bukan keluarganya.
Juna tersenyum. Memasukkan kedua telapak tangannya di saku. "Dewi mana?"
Gadis bergaun putih itu tersentak. "Ah, itu ... Kak Dewi lagi nemenin Bima ganti baju. Tadi ketemu di lift, terus Kak Dewi ngomel karena Bima cuma pakai kaus polo sama celana selutut," ujarnya berusaha tenang. Entah kenapa perutnya seperti dipenuhi kupu-kupu sekarang.
Juna ber-oh pelan, lalu terkekeh. "Bima emang gitu. Dulu pernah kita ada acara makan malam buat nyambut tamu penting perusahaan, dia datang-datang cuma pakai kemeja polos sama celana jeans. Papa sampai ngusir dia karena nggak sopan."
Mata Anggita membulat. "Oh ya? Bukannya harusnya Bima tahu kalau itu makan malam resmi?"
Juna menggeleng ragu. "Dia itu ngiranya makan malam kasual keluarga kayak biasanya. Padahal Dewi udah ngingetin lewat telepon. Kayaknya nggak digubris sama itu anak."
Anggita tertawa kecil. "Saya nggak nyangka Bima kayak gitu orangnya. Padahal dia sama saya nurut-nurut aja."
Pria itu tersenyum miring. Menatap Anggita intens.
"Kamu suka Bima?"
Anggita mengangguk. Sudut bibirnya kembali terangkat. "Iya."
Juna berjengit. Pria itu membulatkan matanya tak percaya. "Kamu serius?"
Gadis itu mengangguk yakin. "Saya suka sama dia. Suka sebagai murid dan teman," lanjut gadis itu dengan nada datar yang khas.
Ada sedikit kelegaan dalam hati Juna setelah mendengar kalimat gadis itu. "Kukira kamu naksir sama dia," lirihnya dengan senyum miring.
"Dia itu masih kecil, Bang. Masih labil," kata Anggita berusaha menepis.
"Kamu kan juga masih kecil. Ya, sebaya lah sama Bima," goda Juna menahan tawa.
Raut muka Anggita berubah kesal. "Dia bahkan belum punya KTP. Saya sudah delapan belas."
Juna tertawa keras. Membuat beberapa pengunjung hotel melihat ke arahnya. Wajah Anggita sendiri tiba-tiba menghangat karena malu. Apa yang ia katakan tadi, sungguh sangat kekanakan.
Tangan Juna tanpa sadar terjulur. Ia mengusap puncak kepala gadis itu lembut. "Ternyata kamu masih anak-anak, ya," ujarnya dengan senyum geli.
***
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro