☘️ Bonus Chapter ☘️
Cuaca pada hari Sabtu sangat cocok untuk seharian berjalan-jalan di sekitar kota. Langit cerah dan tidak terlalu panas. Terlepas dari betapa menyenangkannya di luar, Shigaraki masih mengenakan hoodie dengan tudung yang menutupi bagian atas kepalanya dengan rapi.
Tentu saja dia harus tetap tersembunyi jika tidak ingin ada yang mengenalinya. Terlebih jika itu adalah Pahlawan.
Dia selalu membenci mereka. Sekumpulan idiot itu baginya hanyalah orang-orang bodoh yang memanfaatkan profesi mereka sebagai Pahlawan hanya untuk mencari ketenaran dan uang. Benar apa yang pernah dikatakan oleh Spinner. Masa Pahlawan diberi upah karena menyelamatkan orang? Pahlawan itu harusnya tanpa pamrih 'kan?
Tapi meskipun Shigaraki membenci Pahlawan, ada satu orang Pahlawan yang tidak memperoleh kebenciannya. Alih-alih kebencian, justru yang Shigaraki rasakan padanya adalah perasaan yang lain.
Bisa tebak apa itu?
Langkah kaki Shigaraki terhenti saat netra merah delimanya menangkap eksistensi orang yang mau tidak mau selalu berhasil membuat bibir keringnya melengkung ke atas.
"Ah, Tenko!"
Kau melambai pada Shigaraki dari kejauhan sebelum mulai berlari kecil menghampirinya.
Pria berhelai biru itu memang menyuruhmu memanggil nama aslinya ketika berada di tempat umum. Hal itu dilakukan tentu saja agar tidak ada yang mengetahui bahwa yang tengah bersamamu adalah seorang penjahat yang paling dicari untuk dijebloskan ke dalam penjara.
"Akhirnya kau datang juga. Kukira kau akan membiarkanku lumutan karena menunggumu."
Shigaraki membiarkanmu menggandeng lengannya. Dia tidak pernah membiarkan orang lain menyentuhnya sesering kau melakukannya. Entah itu gandengan, genggaman tangan (Shigaraki selalu berhati-hati untuk menjaga jari kelingkingnya tetap terangkat agar kau tidak berubah menjadi debu saat kau menggenggam tangannya), hingga elusan lembut di kepala berbingkai helaian biru muda pria itu.
Skinsip membuat Shigaraki tidak nyaman. Tapi sentuhanmu berbeda. Sentuhanmu selalu membawa ketenangan serta menghantarkan perasaan hangat ke dalam hatinya yang dingin.
Dabi pernah mengatakan bahwa dia sudah menjadi 'budak cinta' setelah mengenalmu. Tapi Shigaraki tidak peduli. Selama dia merasa nyaman dan bahagia kenapa harus memikirkan tanggapan orang lain?
"Kita mau kemana?" Tanya Shigaraki di sela langkah kaki kalian.
"Piknik."
"Piknik?"
Kau mengangguk sebagai jawaban.
Se-setres itukah dia bagimu hingga kau mengajaknya piknik?
Jadi itu alasan keranjang makanan itu ada di tanganmu?
Baiklah. Benda itu sudah cukup menjadi jawaban atas pertanyaan terakhirnya.
Shigaraki belum pernah 'piknik' sebelumnya. Mungkin pernah ketika dia masih kecil? Entahlah, dia lupa. Lagi pula, ingatan masa lalunya terlalu menyesakkan untuk diingat.
"Kau tidak bertugas?"
"Kalau aku sedang bertugas mungkin aku akan membawamu ke penjara, bukan ke tempat ini untuk berpiknik ria."
Shigaraki mendengus menanggapi kalimatmu.
Itu benar. Profesimu sebagai Pahlawan memang mengharuskanmu melakukannya. Shigaraki kadang berpikir bahwa kalian seperti menjalani hubungan yang dimana orang-orang menyebutnya dengan 'backstreet'.
Itu tidak salah, sebenarnya. Kenyataannya kalian memang berpacaran secara sembunyi-sembunyi. Tidak ada yang tau selain Liga Penjahat. Hal itu terjadi tentu saja karena anggota Liga bisa melihat dengan jelas tingkah Shigaraki jika itu menyangkut dirimu.
Setelah Shigaraki 'membebaskanmu', kau kembali pada kehidupanmu sebelumnya. Bertemu dengan keluarga dan juga teman-temanmu, serta kembali pada pekerjaaanmu sebagai pahlawan.
Kau harus terpaksa berbohong dengan mengatakan kau pergi berlibur selama 3 bulan kau menghilang alih-alih memberitahu mereka bahwa kau menjadi 'sandera' di markas baru Liga Penjahat.
Kenapa kau melakukannya?
Jawabannya sederhana.
Karena Shigaraki mempercayaimu.
Alasan dia melepaskanmu tentu saja membuatmu tersentuh. Ternyata pria itu memikirkan perasaanmu. Shigaraki merasa kau mungkin akan menjadi lebih 'hidup' jika kau kembali ke tempat asalmu. Kau tidak bisa untuk tidak berpikir bahwa apa yang dilakukan Shigaraki itu begitu manis, terlepas dari tindak kejahatan yang dia lakukan pada masyarakat dan pahlawan yang lain.
Kau berencana meninggalkan profesimu sebagai Pahlawan hanya untuk menghilangkan rasa bersalahmu karena mencintai seorang penjahat. Tapi meskipun nanti kau berhenti menjadi pahlawan, kau akan terus membantu orang-orang. Mungkin membangun klinikmu sendiri tidak buruk untuk dilakukan.
Cinta tidak pernah salah, kau tau itu.
Kita tidak pernah tau pada siapa kita akan jatuh cinta.
Kau pun tidak pernah mengira akan jatuh cinta pada Penjahat yang berbahaya dan paling dicari di kota tempat tinggalmu.
"Kita sudah sampai." Kau berkata ketika kalian tiba di sebuah padang rumput. Shigaraki mengedarkan pandangannya ke segela arah hanya untuk menangkap warna hijau sejauh mata memandang.
Kau mulai membentangkan kain yang kau bawa untuk alas duduk kalian sebelum menata beberapa makanan dan meletakkannya di atas 'tikar dadakan' itu.
"Duduklah." Kau menepuk tempat di sebelah kirimu yang langsung dipahami oleh Shigaraki. Pria itu mendudukkan diri disana setelah melepas sepatu merahnya. Hey, tentu saja dia tidak ingin kau marah jika dia mengotori 'tikar' mu dengan kotoran di alas sepatunya.
Shigaraki menatap makanan yang berjejer disana sebelum mata merahnya beralih menatapmu, "Kau membuat semuanya sendiri?"
"Tentu saja. Aku ini kan koki yang hebat." Jawabmu bangga.
Shigaraki tidak bisa membantah. Kau memang pandai memasak. Dulu selama tinggal di markas Liga saja kau bukan hanya menjadi dokter mereka, tapi juga menjadi koki untuk mereka.
"Oh iya, hampir saja lupa. Aku punya sesuatu untukmu."
Shigaraki menunggu dengan perasaan ingin tau saat kau meraih sesuatu di dalam tas selempang milikmu.
"Ini dia." Kau menyerahkan sesuatu pada Shigaraki.
Itu sebuah kotak. Kotak itu jauh lebih besar dari isinya. Di bawah lapisan tebal busa pengepakan ada satu set sarung tangan yang bentuknya belum pernah Shigaraki lihat sebelumnya. Dengan sebagian besar jari yang hilang, yaitu jari manis dan kelingking.
"Aku selalu melihatmu berhati-hati jika menyentuh sesuatu. Quirkmu hanya bekerja saat kelima jarimu menyentuh sesuatu 'kan? Makanya sengaja aku desain seperti itu." Tuturmu menjelaskan, "Itu berbahan khusus. Aku meminta temanku untuk membuatnya, jadi sarung tangan itu tidak akan hancur ketika kau memakainya."
Shigaraki menatap benda di tangannya. Sensei-nya pernah berkata jika dia memakai sarung tangan terlalu sering, dia akan menjadi terlalu nyaman menggunakannya hingga pasti akan melemahkan pengaturan Quirk miliknya.
Shigaraki ingin menolak, tapi ini adalah pemberianmu. Dia tidak ingin menyinggung apa lagi membuatmu sedih. Alhasil, dia menerima dan mulai mengenakan benda itu.
Dengan sedikit usaha, Shigaraki mengenakan sarung tangannya. Seolah-olah ini adalah pertama kalinya Shigaraki mencoba, pria itu mengulurkan kedua tangannya. Tangannya jadi sedikit terasa berbeda, tapi itu tidak terlalu buruk.
"Sekarang coba sentuh sesuatu dengan kelima jarimu."
Mendengar kalimatmu, Shigaraki segera meraih gelas dan melingkarkan kelima jarinya disana.
Sesuai yang diharapkan. Gelas itu tidak hancur ketika dia melakukannya. Hal itu sontak membuatmu memekik senang dan secara reflex memeluk tubuh kurus Shigaraki.
Kau terlalu senang hingga tidak menyadari tubuh Shigaraki yang kaku dan rona tipis yang perlahan mulai menghiasi wajah pucatnya.
Awalnya sedikit ragu, tapi setelah meyakinkan dirinya sendiri, Shigaraki membalas pelukanmu. Pria itu menghela napas lega ketika kau tidak berubah menjadi debu saat kelima jarinya menyentuhmu.
Lengkungan senyum di bibir Shigaraki timbul saat tawa jernihmu menyapa gendang telinganya. Dia tidak pernah menyangka, tawa seseorang bisa menghangatkan hatinya seperti ini.
"Terima kasih, [Name]."
.
.
TAMAT
Words : 1076
Kamis, 24 September 2020
A/N: Nih kubayar kontan bonchap nya wkwk SaltyCaramel_08
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro