Bagian Satu: Terjatuh
Pengakuan.
Di sini, aku akan mengungkapkan hal-hal yang kuketahui tentang apa yang terjadi di SMA kita. Tentu saja, penjelasan di bawah ini berputar di antara para korban.
Mungkin beberapa orang sudah tahu bahwa Hinata-san, Kiyoko-san, Yui-chan, Nihei-san, bahkan Akira-senpai berasal dari SMP yang sama. SMP Ttoma. Aku pun berasal dari sana.
Hinata-san bunuh diri. Aku sangat terkejut ketika mengetahui hal itu. Lebih terkejutnya lagi, aku mulai menghubungkan fakta tersembunyi yang kuketahui tentang mereka, figur terkenal di sekolah. Jika ada yang percaya Hinata-san dibunuh, maka merekalah pelakunya.
#YoshimuraKiyoko
Ketika SMP, yang kutahu adalah Hinata-san sangat pandai bermain piano. Dia bahkan berhasil membuat sebuah lagu yang tidak kuketahui secara detail, tetapi beberapa nadanya terngiang di kepala.
Pada suatu hari, Kiyoko-san menghampiri Hinata-san. Aku yang juga ingin masuk ke ruang musik malah menguping dari balik pintu. Hanya ada mereka berdua di dalam. Dan, perkataan Kiyoko-san yang tidak pernah bisa kulupakan.
"Aku sangat menyukai seni."
"Seni membuatku bisa berekspresi."
"Itu menyelamatkanku dari rasa kesepian."
"Karena itu, bisakah kau tidak menghalangi jalanku?"
Aku tidak tahu ekspresi seperti apa yang ditunjukkan Hinata-san karena aku langsung pergi saat Kiyoko-san akan keluar.
Beberapa hari setelahnya, Kiyoko-san mengakui lagu itu sebagai miliknya.
Hinata-san adalah korban perundungan secara diam-diam. Dia tidak memiliki teman. Tentu saja, da tidak membuat pembelaan karena tahu tidak ada yang akan mendukungnya. Bahkan meski aku mengetahui kebenaran, aku tidak berani untuk secara terang-terangan mengungkap kecurangan Kiyoko-san sang juara umum sekolah. Yang kita tahu sekarang bahwa hidupnya memang penuh kecurangan.
Aku melihat Hinata-san menangis di dekat gudang. Sejak saat itu, dia keluar dari klub musik. Padahal aku yakin dia sangat menyukai musik.
#OmemotoYui
Yui-chan akrab dengan Kiyoko-san meski mereka tidak sering bersama. Itu adalah rahasia umum.
Kupikir Yui-chan termakan omongan Kiyoko-san bahwa Hinata-san mencuri lagunya, dan mulai menggertaknya. Belum lagi, ada yang mengatakan bahwa Hinata-san menyukai Niita-san, pacar Yui-chan.
Kehidupan sekolah Hinata-san semakin parah. Aku memperhatikan gadis itu semakin suram setiap harinya. Tubuhnya semakin dipenuhi luka.
Yui-chan adalah awal penggertakan terang-terangan terhadap Hinata-san.
Sebagai putri dari keluarga terpandang, tidak ada yang berani menghalanginya. Bahkan mendukung, untuk mendapat perhatian.
#ItouAkira
Ketika di SMA, perundungan dilanjutkan oleh Akira-senpai yang juga merupakan kelompok Yui-chan. Dia mendapat uang yang kuyakin tidak sedikit dari menyakiti Hinata-san.
Ketika tahun kedua dimulai, Yui-chan baru berani melakukan penggertakan pada Hinata-san.
Hal yang lebih membuatku kesal adalah ketika kematian Hinata-san dan Akira-senpai, Yui-chan terlihat seperti dia tidak ada hubungannya sama sekali. Seakan kedua orang itu asing. Bahkan setelah Kiyoko-san juga mendapat balasan, dia menjalani keseharian seperti biasa.
Aku tidak tahu apakah harus merasa senang atau sedih atas akhir yang dimilikinya.
#ShigetoNihei
Maaf, tapi ketua dewan murid yang kalian agungkan tidak sebaik itu.
Nihei-san menyukai Hinata-san. Aku akan mengatakan ini meski banyak dari kalian yang tidak akan percaya.
Maaf, sekali lagi, aku akan mengatakannya dengan jelas.
Nihei-san telah melakukan pelecehan seksual pada Hinata-san.
Aku sangat bersalah mengatakan ini dengan membawa nama Hinata-san, tetapi aku ingin semua orang tahu bahwa Nihei-san adalah orang yang keji. Dia dibutakan oleh obsesi dan hasutan Yui-chan untuk melecehkan Hinata-san.
Tidak lama setelah itu, Hinata-san bunuh diri.
Mungkin, dia sudah tidak tahan lagi.
Mungkin, perlakuan Nihei-san yang membuatnya yakin untuk mengakhiri hidup.
Dan, Nihei-san ..., aku tidak memiliki komentar atas peristiwa bunuh dirinya.
#
Aku takut mati.
Aku tidak bisa memastikan bahwa aku tidak bersalah atas kematian Hinata-san.
Aku tahu aku terlalu pengecut untuk menolongnya sampai gadis itu bunuh diri.
Aku menyimpan semua ini, hanya berani mengungkapkannya sekarang.
Karena aku takut.
Aku tidak ingin mati.
Meskipun kalimatku acak-acakan, aku berharap kalian memahaminya. Aku benar-benar takut, tetapi juga tidak bisa menahan diri dari memberitahu kalian semua ini.
Kupikir, meski sedikit atau tidak dianggap, ini bisa mengobati rasa penyesalanku.
Hinata-san, aku minta maaf.
.
.
"Aku tidak ingin mati."
"Aku tidak ingin mati."
"Aku tidak ingin mati."
Mata gadis itu kosong menatap layar televisi di hadapannya, menampilkan berita bunuh dirinya Shigeto Nihei, ketua dewan murid SMA Hikaru. Yang juga, temannya.
Arishima Arisa mengeluarkan ponsel dari tas dengan tangan gemetar.
[ Rachaela, bisa kita bertemu? ]
Di sisi sang penerima, Rachaela menatap pesan yang dikirimkan Arisa dengan bingung. Dia mengenali gadis itu karena kelas mereka bersebelahan. Akan tetapi, hanya sebatas itu. Mereka tidak pernah berbicara satu sama lain dan dia tidak tahu dari mana Arisa mendapat kontaknya.
[ Aku akan ke rumahmu ] Pesan lain datang.
Rachaela hanya bisa mengiyakan.
Tidak sampai setengah jam, seorang gadis dengan seragam sekolah yang lusuh berdiri di depan rumahnya. Rambut pendek ikal gadis itu tidak semenarik sebelumnya. Arisa sedikit mirip dengan Kaede, karenanya Rachaela mudah mengenali.
"Ada perlu apa?" tanya Rachaela. Dia memperhatikan Arisa yang melihat ke sana kemari sejak dibawa masuk, seakan mencari sesuatu.
"Apa kakakmu ada? atau ayahmu?" Arisa berucap pelan, "Aku, aku, aku ..., tol-tolong."
Meski masih tidak memahami apa yang terjadi, Rachaela tetap memanggil ayahnya yang ada di ruang kerja. Victor sedang menemani sang ibu berbelanja. Ketiga orang itu duduk di ruang tamu.
"Rachaela," panggil Arisa. "Apa kau melihat postingan baru di forum sekolah? Yang judulnya pengakuan?"
Rachaela mengangguk pelan. Gadis dengan rambut semiran ungu itu pun sudah menunjukkan postingan itu ke Juan dan Victor. Dengan penjelasan logis di dalamnya, pasti banyak orang percaya bahwa itu adalah kebenaran. Meskipun begitu, tidak ada yang meninggalkan komentar di bawah. Dipastikan, pembaca sudah terjebak pada pikiran masing-masing.
Kematian Nihei menjadi puncak. Namun, mereka menduga itu bukan akhir.
"Aku yang membuat postingan itu," ujar Arisa.
Juan mengangguk paham, sementara Rachaela terdiam.
"Aku ..., aku yatim piatu. Aku hanya tinggal bersama kakakku. Tolong, Sendou-san. Aku minta tolong padamu untuk tidak membiarkanku mati." Dalam sekejap mata, wajah Arisa sudah dibanjiri air mata. Gadis itu sesenggukan, seakan sudah menahan sedari tadi. Dia tidak berbicara setelahnya.
Juan dan Rachaela pun dengan sabar menunggu gadis itu hingga tenang.
Setelah setengah jam, Rachaela membawa Arisa mencuci muka sebelum kembali ke hadapan Juan.
"Maaf merepotkan. Aku tidak tahu bisa datang ke siapa. Aku hanya ingat Rachaela-san. Padahal kita tidak saling mengenal."
"Apakah Hinata-san benar-benar tidak memiliki teman?" tanya Juan.
Arisa menggeleng. "Hinata-san selalu sendiri."
"Mengenai Omemoto-san dan yang lainnya ..., apa mereka memiliki musuh? Mungkin juga ada orang lain yang mengetahui apa yang kau ketahui."
Arisa kembali menggeleng. "Aku tidak tahu."
Setelah ditenangkan berkali-kali, Arisa akhirnya pulang dijemput sang kakak.
"Yang menulis itu memang mengarah pada ID Arishima-san, tapi itu tidak terlihat sepertinya." Juan menghela napas. "Gadis itu juga tidak seperti dipaksa seseorang."
"Apa ini kasus kepribadian ganda yang legendaris?" Mata Rachaela melotot dengan antusias.
Juan terkekeh. "Tampaknya yang akan memikirkan hal itu hanya chunibyo sepertimu."
"Ayah!"
"Bisa jadi." Juan bergumam main-main sambil berjalan kembali ke ruang kerjanya.
Pria itu duduk menatap ke luar jendela. Senyumannya berubah menjadi guratan serius. "Penyelidikan tidak berhasil, wawancara juga tidak membuahkan hasil. Tanpa petunjuk sama sekali. Kasus macam apa ini?" Tangannya mengepal. "Pelaku macam apa yang bisa membuat detektif menjadi buta? Ini jelas bukan dendam kekanak-kanakan. Apa kami hanya bisa bermain tebak-tebakan? Tapi tebak-tebakan pun membutuhkan petunjuk."
.
.
18 Juni 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro