Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian Dua: Pecah

"Aku ingin membuat sebuah pengakuan. Kebenaran tentang pelaku yang menyebabkan teror di SMA Hikaru, juga orang yang sudah membakar rumah Hinata-san." Yuki duduk berdampingan dengan Arisa, saling berpegangan tangan.

"Jelaskan lebih lanjut." Pria di hadapannya mengangguk.

"Kematian Itou-senpai bukanlah kecelakaan. Dia dibunuh oleh Kai-kun. Dia tidak memiliki dendam, tetapi Sachi-san iya. Sebenarnya Sachi-san sangat menyayangi Hinata-san melebihi orang lain. Itu karena Hinata-san pernah menjadi penyelamat yang mencegahnya bunuh diri. Bertahun-tahun yang lalu. Meskipun setelahnya mereka tidak dekat.

"Sachi-san sangat terpukul atas kematian Hinata-san. Aku bisa melihatnya. Dan, sepertinya Kai-kun juga bisa. Itou-senpai meninggal karena jatuh di tangga. Dia mengejar seseorang yang sebenarnya merupakan teman Kai-kun. Kai-kun bisa berinteraksi dengan arwah. Aku juga tidak tahu bagaimana caranya, tapi Kai-kun yang menyebabkan kecelakaan Itou-senpai. Yah, penjelasan mengapa itu bukan kecelakaan."

Melihat pemuda itu bernapas dengan sulit, bahkan kalimatnya tidak menyambung satu sama lain, seorang polisi wanita memberinya sebotol air.

Arisa menatap kepala polisi dan Juan yang berada di seberang meja di hadapan mereka, berkata, "Kupikir kalian juga sempat mencurigai Niita-san terkait kasus kematian Omemoto-san. Kecurigaan itu benar. Niita-san yang membunuhnya. Nishiki-san membantunya menutupi bukti.

"Mungkin kalian seperti dipermainkan, tapi apa yang kukatakan adalah kebenaran. Karena aku juga bisa berinteraksi dengan arwah. Teman Nishiki-kun ..., jika kukatakan, arwah yang jahat dan cukup kuat. Dia bahkan bisa menghalangi penyelidikan kalian."

Kepala polisi, Inukawa Ouji, menyipitkan mata. Belum pernah dia temukan tentang penyelidikan yang diganggu hantu. Apakah sesuatu seperti itu benar-benar ada? tetapi tatapan gadis di hadapannya sangat jujur. Pemuda yang ketakutan itu juga.

Bukannya dia takut karena sedang berbohong, melainkan takut karena mengatakan kebenaran. Kebenaran yang akan membawa ketiga sahabatnya ke balik jeruji besi.

"Kenapa Niita-kun membunuh Omemoto-san?" Juan bertanya perlahan.

Yuki belum terlihat mau bicara, jadi Arisa yang menjawab, "Itu dimulai dari urusan cinta remaja." Dia sedikit canggung saat akan menjelaskan, "Omemoto-san mengejar Niita-san sejak SMP. Lalu, di SMA mereka akhirnya pacaran. Niita-san awalnya hanya ingin berhubungan sebentar, tapi Omemoto-san tidak mau putus.

"Saat Niita-san akan mencoba menerimanya, dia malah mendengar kalau Omemoto-san ... berkata pada teman-temannya bahwa Niita-san begitu mencintainya sampai memohon agar mereka tidak putus. Dia mengatakan bahwa Niita-san ... sampai menangis, memohon agar Omemoto-san terus mencintainya. Itu ... kata-kata yang menempatkan mereka di posisi yang terbalik."

Polisi wanita yang menemani mereka tercengang. Dia melirik Juan dan Ouji yang berwajah muram.

"Lalu ..., Yoshimura-san." Si gadis berambut ikal melirik Yuki yang menahan tangannya.

Pemuda itu berkata, "Pembunuh Yoshimura-san ... adalah Sachi-san. Dia dibantu oleh Kai-kun dan Miwa-kun. Sachi-san tahu kalau Hinata-san sangat suka musik. Dia juga tahu kalau Yoshimura-san yang membuat Hinata-san memiliki trauma pada musik ..., akhirnya."

"Miyazawa Kaede-san?" Ouji menaikkan sebelah alis.

"Itu murni kecelakaan. Sachi-san tidak membenci Kaede-chan, cenderung menyukainya."

"Kebakaran rumah Hinata-san bagaimana? Tiga orang itu?"

"Ya."

Juan menempelkan punggungnya pada sandaran kursi. "Aku memercayaimu karena kau terlihat jujur dan Rachaela sendiri sering bercerita tentang kalian. Tapi Yukihina-kun, kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Setelah semua."

Karena Yuki tidak menjawab, Arisa yang mendapat tiga pasang pandangan. Gadis itu menyengir kaku. "Yuki-kun memberitahuku pengakuannya sebelum ini, tapi tidak alasannya."

"Sachi-san yang menyuruhku," ujar Yuki. "Aku berniat menyimpan ini seumur hidup, tapi tadi malam setelah aku berpisah dengan Arishima-san, aku bertemu Sachi-san.

"Kau melihatnya, Yuki?"

"Aku melihatnya.

"Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?"

"Aku terdiam saat itu.

"Kau akan melaporkanku?"

"Dia menantangku untuk melaporkannya, meskipun dia sendiri tahu aku tidak mampu.

"Sampai kapan kau akan terus menjadi pengecut?"

"Dia mengataiku pengecut. Dia bertanya ....

"Apa yang aku lakukan salah?"

"Apa yang dia lakukan salah." Yuki menutupi wajahnya yang berurai air mata. Pemuda itu terisak dan menangis. "Aku ... melihat semuanya sejak awal, tapi aku tidak mengatakan apa-apa. Aku membiarkan teman-temanku menjadi pembunuh. Padahal ketika itu ..., Kai-kun menatap mataku. Dia jelas memberitahuku niatnya. Dia ... memintaku untuk menghentikannya, tapi aku tidak.

"Aku menyayangi Sachi-san. Saat itu kupikir semua ini akan melegakannya, jika dia menuntaskan dendamnya. Aku tidak berpikir ... semua ini akan merusak mereka di masa depan. Aku ...." Yuki memegangi dadanya yang terasa sakit.

"Hentikan aku, Yuki."

"Sampai Sachi-san akhirnya memintaku untuk menghentikannya. Aku ...."

Arisa menatap Yuki yang menangis sampai dia tidak bisa berbicara lagi. Mungkin Yuki yang menyembunyikan kebenaran memang bersalah, tetapi siapa yang sanggup berada di posisinya?

Kau tidak bisa membenarkan kesalahan temanmu.

Namun, apa yang Yuki hadapi terlalu membingungkan.

Penampilan seorang pemuda yang menangis tak menjadi hal yang aneh di ruangan itu.

.

.

Berita tentang Sachi, Kai, dan Miwa dijabarkan ke media.

Natsuki pingsan ketika mendengar hal itu sementara Rachaela menodong ayahnya dengan berbagai pertanyaan juga tangisan. Keduanya terus diam di rumah selama berhari-hari, belum sanggup keluar. Untungnya, sikap baik keduanya membuat rumor tidak menghantam mereka.

Keduanya dinyatakan bersih dari segala skema kejahatan ketiga pelaku yang merupakan sahabat mereka.

Kasus yang menjadi jelas itu membawa kelegaan sekaligus kegelisahan. Terutama tentang Kai. Katanya dia memiliki arwah jahat yang kuat, yang bahkan bisa mengelabui polisi. Bukankah itu berarti dia bisa menggunakan kekuatan arwahnya untuk lolos?

Banyak netizen menanyakan cara kepolisian menahan mereka. Tidak ada yang percaya saat kepolisian berkata bahwa pelaku tidak melawan sama sekali, ditangkap dengan sukarela. Akan tetapi, mereka akhirnya tenang keesokan harinya.

Tidak ada pergejolakan dari sisi keluarga korban. Semua tutup mulut. Hanya kepolisian yang tahu bahwa Keluarga Sachihata yang membuat semuanya mulus. Akan tetapi, mereka juga tidak tahu bagaimana keluarga penuh rahasia itu melakukannya. Kepolisian hanya cukup lega bahwa keluarga Sachi tidak menutup mata pada kesalahan gadis itu, membiarkannya dihukum sebagaimana mestinya.

"Apa kau baik-baik saja?" Natsuki meringis pada pertanyaan sendiri. Gadis itu menatap Sachi yang duduk tenang di balik dinding kaca dengan khawatir.

"Aku baik-baik saja."

"Kenapa kau melakukan semua ini?" Rachaela mengepalkan tangannya yang berkeringat dingin.

"Sebenarnya, aku memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadamu, Rachaela," kata Sachi. "Ingat hari di mana kita duduk di tanggul sungai dan aku bertanya apakah kau pernah ke sana? Sebenarnya aku hanya ingin memastikan apakah kau ingat. Ternyata tidak. Padahal, kau yang duduk bersama Ritsu hari itu. Yah, dia mungkin tidak penting untukmu. Akan tetapi, kata-katamu hari itu yang menjadi alasan kuat mengapa Ritsu bunuh diri."

Rachaela tertegun. Matanya terbelalak. Tatapan kosong Sachi seakan mengembalikan ingatan yang sudah dia lupakan. Sepertinya ..., dia memang pernah bertemu dengan seorang gadis di sana. Ketika itu, pembicaraan mereka ....

"Aku merasa lelah hidup di dunia ini. Ingin mati saja."

"Jangan menyerah seperti itu. Ada banyak orang yang lebih menderita darimu. Kau sendiri karena kau tidak mengubah dirimu sendiri. Jika kau berusaha, kau pasti akan memiliki teman yang akan mendukungmu."

"Aku ... tidak cukup berusaha?"

"Benar. Jika kau sudah cukup berusaha, kau baru bisa memutuskan untuk menyerah. Oh, aku tidak menyuruhmu untuk bunuh diri. Jangan bermain-main dengan frasa itu."

Bunyi derit kursi terdengar. Rachaela refleks berdiri, menatap horor pada senyum Sachi. Dia ... menyebabkan Ritsu bunuh diri?

"Aku mendoakan yang terbaik untuk kalian." Setelah mengatakannya, Sachi berjalan pergi.

Hari pengadilan untuk ketiganya telah ditentukan. Akan tetapi, sebelum itu terjadi, Sachi dan Kai telah ditemukan meninggal di sel mereka masing-masing. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa keduanya keracunan, tanpa tahu dari mana asalnya.

Ketika Miwa dikabari hal itu, dia hanya tersenyum tipis dan berkata, "Aku tidak mungkin menjadi roda ketiga mereka di sana, 'kan?"

Rachaela menghabiskan tidurnya untuk mimpi buruk. Akhirnya, dia harus dikirim ke terapis, seperti Yuki. Keduanya tinggal di sana selama berbulan-bulan. Natsuki tetap melanjutkan kesehariannya, menjadi dekat dengan Arisa. Kedua gadis itu sering mengunjungi Yuki, sedangkan Rachaela selalu histeris ketika melihat gadis seumurannya.

Nagisa meyakinkan Natsuki untuk melanjutkan klub sastra dengan bantuan Arisa juga. Mereka menerima beberapa anggota baru. Rumor gelap yang mengitari SMA Hikaru perlahan sirna.

Miwa, Kai, terlebih Sachi sang peramal SMA Hikaru.

Seakan mereka telah dilupakan, tetapi tidak mungkin bisa, 'kan?

.

.

20 Juli 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro