Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 11-Tempted and The First Kiss

"Dari mana saja kalian?!"

Angela meringis mendengar suara ayahnya yang menggelegar.

Ia tidak tahu harus menjawab apa karena ia tidak pernah berbohong pada ayahnya. Tapi ia juga tidak tahu apa reaksi ayahnya jika tahu bahwa dirinya baru saja ke klub malam. Selalu ada yang pertama dan ini mungkin kali pertama ia akan berbohong pada ayahnya. Ia akan berbohong demi kakaknya bukan dirinya.

Angela menoleh pada kakaknya yang bergeming di tempatnya.

"Aku mengajaknya, Pa." kakaknya menjawab dengan tenang.

"Kemana?" ayahnya kembali bertanya.

Angela menelan ludah dan memikirkan sebuah jawaban yang tepat. Ia yang memulai semua ini dan ia harus bertanggung jawab meski ayahnya akan memarahinya.

"Ke klub malam." kakaknya menjawab sebelum Angela sempat memikirkan sesuatu. Angela tercengang.

Ayahnya lebih terkejut lagi dan terbelalak mendengar jawaban kakaknya.

"Pa....sebenarnya aku yang memaksanya." potong Angela.

"Angela, masuk ke kamarmu dan tidurlah!" perintah ayahnya dengan tegas sehingga Angela tidak berani membantah. "Tapi ini belum selesai, Angela, karena Papa akan berbicara padamu besok pagi." tambahnya lagi.

Pelan-pelan Angela menaiki tangga sambil mengawasi mereka berdua.

"Re, kau ikut Papa ke ruang kerja lagi. Sekarang."

Angela melihat kakaknya menengadah sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia tampak frustrasi sesaat, lalu berbalik mengikuti ayahnya.

Ia benar-benar sudah mendatangkan banyak masalah pada kakaknya hari ini.

__________________

Rayhan sudah siap menerima kemarahan ayahnya sekarang. Kesialannya hari ini memang tidak tanggung-tanggung. Sudah kebobolan karena harus menebus Angela, sekarang mendapat omelan.

"Pertama-tama Papa bertanya kenapa kau tidak datang ke acara ulang tahun Angela, Re?"

Karena aku membencinya...

Aku membenci putri angkatmu...

Rayhan sebenarnya ingin mengucapkan hal itu.

"Aku lupa, Pa." sahutnya singkat.

"Lu..." ayahnya tampak tak bisa berkata-kata mendengar jawabannya. "Kau bisa melupakan ulang tahun adikmu dimana kau sudah berjanji untuk datang?"

Rayhan terdiam tidak menjawabnya.

"Ini bukan dirimu,Re! Kenapa setiap Papa memberikan tugas dalam pekerjaan di kantor, tidak pernah sekalipun kau lupa. Tapi jika sudah menyangkut masalah keluargamu, apalagi Angela. Kau seakan-akan menganggapnya tidak penting." lanjut ayahnya lagi.

"Karena ia memang tidak penting bagiku, Pa."

"Re!!" ayahnya membentak. "Ia adikmu!"

"Sudah kukatakan dia bukan adikku, Pa!!" giliran Rayhan yang membentak dan mulai berjalan mondar mandir ruang kerja ayahnya.

"Kenapa kau selalu memberikan perlakuan spesial pada Angela, Pa? Ia bukan anakmu. Ia...ia...anak selingkuhanmu!" Rayhan dengan berat hati mengucapkannya.

Ayahnya tampak syok setelah Rayhan mengucapkan kata selingkuhan.

Ia berjalan ke mejanya dengan tatapan kosong dan duduk di kursinya.

"Tapi itu bukan salah Angela, Re..."

"Aku ingin tahu, Pa! Apa yang membuat Angela begitu spesial bagimu?" Rayhan menumpukan kedua tangannya di meja kerja ayahnya. "Apa yang membedakannya dari sekumpulan anak-anak panti asuhan di luar sana yang juga yatim piatu seperti gadis itu?"

"Re..."

"Kalau kau tidak bisa memberikan alasan padaku, aku juga tidak bisa memberikan alasan mengapa aku membencinya, Pa!" potong Rayhan. "Kau bahkan membelikannya barang-barang mewah yang begitu berlebihan padahal ia sepertinya tidak memerlukannya. Bagaimana aku tidak kesal karenanya!"

"Re..." ucapan ayahnya mulai terdengar parau. "Kau adalah satu-satunya ahli warisku. Kau akan mendapatkan semua ini, Re. Tidak bisakah kau menerima bahwa Papa memberikan pada Angela hanya sedikit...bahkan secuil tak berarti dari sesuatu yang akan menjadi milikmu ini?"

Rayhan terdiam menatap ayahnya yang begitu menyedihkan. Ayahnya masih duduk terkulai lemas, seakan-akan dia bukan ayah otoriter yang dikenalnya.

"Aku membencinya, Pa...aku membencinya karena ia adalah anak dari seseorang yang sudah menghancurkan keluargaku." Rayhan merendahkan nada suaranya karena ayahnya juga tidak membentaknya lagi.

"Segala yang terjadi sebenarnya tidak seperti yang kaulihat, Re." ucap ayahnya penuh teka-teki.

"Jadi...sebenarnya seperti apakah itu, Pa?"

Tatapan ayahnya menerawang seakan memikirkan sesuatu.

"Aku tidak bisa menceritakannya sekarang, Re. Kadang kebenaran itu begitu pahit sehingga lebih baik tidak diketahui sama sekali." mata ayahnya berkaca-kaca dan Rayhan terkejut melihatnya. "Namanya Carolina...kau tahu ia ibu Angela. Dan papa mencintainya."

Rayhan begitu sakit mendengarnya. Papanya mengaku mencintai ibu Angela di saat ibunda Rayhan sendiri sekarang masih hidup. Ia memejamkan mata untuk menahan amarahnya.

"Aku tidak mau tahu dengan urusan cintamu, Pa." Rayhan berbalik hendak keluar ruangan.

"Kau tidak akan mengerti, Re." lanjut ayahnya di belakang punggungnya. "Sebelum kau merasakannya sendiri."

"Semoga saja tidak, Pa." sahut Rayhan.

_________________

Rayhan berjalan dengan gontai menaiki tangga menuju kamarnya.

Ia begitu lelah sekaligus kesal.

Ia baru saja memutar kenop pintu kamarnya saat merasa ada seseorang yang mengamatinya. Rayhan berhenti dan menoleh. Ia mendapati Angela mengintip dari celah pintu kamarnya sedikit dan gadis itu langsung menutupnya karena ketahuan oleh Rayhan. Ternyata Angela belum tidur.

Rayhan mengurungkan niatnya memasuki kamarnya sendiri dan menuju kamar Angela. Gadis nakal itu harus mendapatkan ganjarannya sekarang. Ia membuka pintu kamar Angela yang ternyata belum terkunci dan menemukan Angela terkesiap melihatnya.

"Kak!! Mau apa kau kemari?!" Angela mendesis agar suaranya tidak terdengar keras, sambil menatapnya dengan waspada.

Rayhan maju mendekatinya dan Angela semakin panik.

Rayhan mengamati Angela yang menjauh darinya tiap ia mendekat selangkah.

Angela takut padanya.

Saat menatapnya, perhatian Rayhan tiba-tiba beralih pada kaki Angela. Angela sudah melepas sepatunya dan bertelanjang kaki, tapi ia masih memakai pakaian pesta merah menggodanya yang minim.

Rayhan hampir berhenti bernapas sejenak.

Pakaian itu membelit tubuh semampai Angela dengan sempurna. Rayhan baru bisa melihat detailnya dengan seksama sekarang. Kulit Angela begitu kontras dengan warna merah tersebut. Ia belum pernah melihat seseorang yang bisa semenarik Angela dalam balutan warna merah.

Gaun itu mengekspos leher serta bahu telanjang Angela yang indah. Pandangan mata Rayhan turun pada permulaan gaun yang membungkus ketat bagian dada Angela dimana Rayhan dapat melihat bentuk payudara gadis itu. Meskipun memiliki payudara dengan ukuran diatas rata-rata gadis seusianya, tapi pinggang Angela begitu ramping. Hanya seukuran cengkeraman tangannya mungkin. Pinggang itu turun memanjang dan berhenti di lekuk pinggulnya. Angela beruntung memiliki tipe bentuk tubuh yang membuat pakaian apapun akan terlihat spektakuler jika ia yang memakainya.

Kenapa kemarahannya berubah menjadi percikan hasrat semacam ini? Ia pasti sudah gila...

"Kak...please...Jangan jewer telingaku!!!" Angela terdengar merengek.

Ucapan Angela membuat langkah Rayhan terhenti.

Menjewer telinga?

Apa ia tidak salah dengar?

Rayhan hampir saja tertawa tepat saat itu di depan Angela, tapi ia menahannya.

"Untuk apa aku menjewer telingamu, Angela?" Rayhan tidak bisa menahan senyumnya dan hal itu membuat Angela merasa lega.

"Benarkah, Kak? Lalu untuk apa kau kemari?" Angela balas tersenyum.

Angela tidak sadar bahwa Rayhan sudah memerangkapnya dan punggung Angela sudah menyentuh dinding. Sebenarnya ia merasa gugup setengah mati. Wajah kakaknya berada begitu dekat dengannya padahal seumur hidupnya ia tidak pernah bermimpi bisa sedekat ini. Jantungnya berdegup tidak karuan tapi ia merasa senang.

"Untuk mengetahui rasa dari seorang gadis seharga dua ratus lima puluh juta." sahut Rayhan.

"Tunggu, Kak." Angela menginterupsi. "Lebih tepatnya dua ratus empat puluh sembilan juta sembi..."

"Diam, Angela!"

Angela langsung mengatupkan bibirnya.

Wajah kakaknya semakin mendekat dan bibirnya... menyentuh bibir Angela.

Angela tidak percaya ini....

Kakaknya menciumnya!!

Tidak! Tidak! Tidak! Ia pasti bermimpi. Bahkan dalam mimpinya yang paling liar sekalipun ia tidak pernah membayangkan kakaknya akan menciumnya. Apalagi akhir-akhir ini setelah ia begitu tidak dianggap...

Tapi ini semua benar-benar nyata...

Ia dapat merasakan bibir kakaknya yang nyata-nyata bersentuhan dengan bibirnya. Rasanya bagaikan terbang ke awang-awang. Ini ciuman pertamanya dengan seorang laki-laki dan beruntung sekali laki-laki itu orang yang disukainya. Angela memejamkan mata untuk menikmatinya.

Ciuman itu begitu manis, indah dan menyenangkan. Persis seperti yang diinginkannya. Dan perasaan manis itu ternyata hanya sekejap dan digantikan oleh perasaan lain yang tak kalah kuatnya.

Kakaknya memperkuat ciumannya. Lidah kakaknya mendesak mulut Angela, sehingga Angela tergerak untuk membuka bibirnya. Seketika perasaan yang berbeda muncul dalam diri Angela. Angela tahu apa itu. Ciuman itu memunculkan gairahnya, reaksi berantai yang mulai terbentuk di sepanjang tubuhnya.

Tangan kakaknya turun menuju bagian belakang pinggangnya dan mendekatkan Angela ke tubuhnya. Dada dan pinggulnya bergesekan dengan milik kakaknya itu. Kakaknya melepaskan ciumannya dan mencium belakang telinga Angela dengan lembut.

Ciuman itu turun menyusuri lehernya dengan perlahan. Angela bisa merasakan hembusan napas kakaknya yang terasa menggelitik di lehernya. Ia hampir saja mendesah...

"Jangan bersuara, Angela.." Kakaknya seakan mengetahui pikirannya.

Angela menahannya...dan itu siksaan yang cukup berat baginya. Ia tahu ini berbahaya...dan salah, tapi sungguh ia tidak bisa menghentikannya.

Ia baru sadar saat kakaknya membuka resleting belakang gaunnya...

"Kak, Please!!" entah bagaimana akhirnya Angela bisa mengendalikan dirinya dan mendorong kakaknya.

Ia menunduk terengah-engah mencoba mengatur napasnya kembali. Angela mendongak dan menemukan kakaknya hanya menatapnya dengan keadaan yang tidak jauh berbeda dengan dirinya.

"Kakak tidak sabaran amat sih." Angela memaksakan diri tertawa padahal ia tidak ingin tertawa. Ia hanya ingin mencairkan suasana tegang yang dihadapi mereka saat ini. "Kan sudah kubilang kita akan melakukannya setelah menikah."

Menikah?

Rayhan perlahan mulai tersadar dan mengumpat dalam hati.

Angela membuatnya terangsang dan lupa diri! Ini benar-benar gila!

Ia akhirnya menyadari apa yang terjadi pada dirinya...

Ia membenci Angela sekaligus tertarik secara seksual terhadap gadis itu. Kenyataan itu begitu menamparnya.

Rayhan hampir tidak percaya bahwa dirinya tadi bercumbu dengan Angela dan bahkan hampir saja ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia begitu terhipnotis terhadap bibir merah Angela dan yang ada di pikirannya saat itu hanyalah menciumnya. Dan setelahnya semua terjadi tanpa ia sadari.

Ia benar-benar menginginkan Angela...

Rayhan mundur beberapa langkah sambil menatap Angela penuh kengerian.

Angela juga menatapnya kebingungan.

"Selamat ulang tahun, Angela." ia mengucapkannya acuh tak acuh lalu cepat-cepat menuju pintu keluar kamar Angela.

Rayhan tidak akan memasuki kamar Angela lagi...

***

Follow IG
dian_oline_maulina
matchamallow_gallery
angelapramoedyaa
rayhan.pramoedya
danielfernandezw
nicolettealexandrov
budi_mobs
sean_martadinata
valeria.winata
vanila_mrtdnata
hayden.martadinata
justin.allardo
wirawan.wiraatmaja
nick.wiraatmaja

Maaf setelah part ini aku minta waktu sebentar untuk menyusun part 12 dan 13 ya. Karena dua part itu begitu penting yang merupakan part peralihan antara Angela versi saat ini dan dewasa. Ditunggu saja. Bisa kan?

Maaf chingu nggak bisa balas komen-komen kalian semua biar fokus update. Tapi semua kubaca kok. Thanks yah...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro