Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cp. 30 | Hati yang Tersembunyi (End)

Tiba-tiba saja Kaisar Zhun menghentikan langkahnya. Netra hitam itu menatap tajam pada Zhou Heng, ia mengayunkan kipas lipatnya yang terbuka. Sebuah jurus yang tidak terduga dilancarkan kembali oleh Kaisar Zhun.

Angin kencang bagaikan sebuah sayatan pedang menerjang ganas ke arah Zhou Heng. Menabrak apa pun yang berada di depan sana tanpa pandang bulu. Dengan gesitnya Zhou Heng menghindar, melompat ke luar dari Paviliun. 

Kakinya mendarat begitu mulus di atas permukaan air danau yang memantulkan cahaya keperakan milik bulan purnama malam ini. Sedangkan di belakang sana, dentuman lumayan kencang terdengar memekakkan telinga.

"Zhun Qiang Duyi sang Dewa peperangan. Gelar yang sangat cocok dengan Bixia," kata Zhou Heng seraya kembali menghindar saat serangan kedua datang dengan cepat.

Tanpa berkata apa pun Kaisar Zhun melompat ke luar dari Paviliun dan mendarat sekitar 5 meter jauhnya dari pria berjubah biru tua itu. Berdiri di atas permukaan air dengan elegan. Lagi-lagi Kaisar Zhun berhasil membuat Han Mi terkejut, matanya melotot menatap tidak percaya ke arah Kaisar Zhun yang berdiri seperti Zhou Heng.

"Sejak kapan dia bisa melakukan hal itu?" tanya Han Mi pada dirinya sendiri.

Tanpa diduga, Kaisar Zhun menerjang Zhou Heng dengan kecepatan kilat. Ia memberikan sebuah pukulan keras ke arah kepala pria berjubah biru tua yang merupakan musuhnya. Namun, berhasil ditangkis. Angin kencang berembus saat mereka saling adu fisik.

Tekanan angin dan kekuatan yang terasa begitu kental membuat Han Mi menghalaunya menggunakan tangan. Matanya sedikit menyipit menyaksikan adegan pertarungan sengit antara keduanya.

Beberapa kilatan energi yang tidak pernah Han Mi bayangkan sebelumnya kini tersaji di depan mata layaknya sebuah film action. Efek-efek yang selama ini hanya bisa ia saksikan di layar televisi sekarang dapat dilihatnya secara langsung.

Kali ini sebuah tendangan kencang berhasil Kaisar Zhun layangkan dengan begitu kuat, hingga tubuh Zhou Heng terpental jauh kebelakang. Menghantam keras permukaan air yang seketika itu juga menjadi beriak.

Kaisar Zhun tidak berhenti di sana. Ia terus saja memberikan serangan bertubi-tubi ke arah Zhou Heng. Begitu pun sebaliknya. Kekuatan kedua orang ini sungguh luar biasa hebat. Tekanan yang kuat sangat terasa di atas danau Sui Ren.

Waktu terus berjalan, dan keduanya mulai kewalahan. Napasnya terdengar tersengal-sengal. Nyatanya kedua pria itu memiliki kekuatan yang hampir setingkat. Zhou Heng terdiam untuk sesaat menekan lengan kanannya yang mengeluarkan darah segar dari luka sayatan.

Sial, dia bahkan tak memiliki ilmu sihir. Namun, kekuatannya setara denganku, dan di sini aku yang hampir kewalahan, batin Zhou Heng. Ia menatap tajam ke arah manik mata hitam yang selalu terlihat mengintimidasi siapa pun.

Kaisar Zhun yang tidak ingin membiarkan Zhou Heng beristirahat, akhirnya kembali menyerang. Tubuhnya yang juga mendapatkan luka sama sekali tidak menghambatnya untuk bergerak. Ia bahkan terlihat baik-baik saja seperti tidak mendapatkan luka sedikit pun.

Sebuah tendangan dengan kekuatan penuh mendarat pada lengan Zhou Heng yang digunakan untuk menangkis. Angin kencang langsung berembus dari arah mereka setelah kekuatan mereka saling bertemu. Kaisar Zhun yang melihat tendangannya tertahan lumayan baik akhirnya menambah kekuatan hingga menimbulkan getaran aneh di udara dan Zhou Heng terpental ke belakang cukup jauh.

"Luar biasa. Kekuatan iblismu itu ternyata bukanlah rumor belaka," ucap Zhou Heng. Tangan kirinya terlihat bergetar, terkulai lemas di sisi tubuh. Perlahan ia berusaha menegakkan tubuhnya seraya menahan nyeri yang timbul di sekujur tubuh.

Walaupun kakinya sedikit lemas menapak pada permukaan air hingga tubuhnya limbung, Zhou Heng tetap berusaha untuk berdiri tegak pada posisinya sebelum Kaisar Zhun kembali melayangkan serangan.

Sebuah senyum miring tersungging di bibir Kaisar Zhun. Terlihat begitu mengerikan di bawah sinar keperakan bulan purnama malam itu. "Ternyata kau pernah mendengarnya, ya?" tanya Kaisar Zhun seraya menutup kipas lipatnya yang kemudian melipat tangannya dengan santai di belakang pinggang. Menampilkan sikap seorang Kaisar yang begitu berwibawa.

"Iblis kecil yang dulu tak ternilai, kini telah tumbuh menjadi sangat mengerikan," ujar Zhou Heng sinis. Tiba-tiba saja ia menghilang dan muncul kembali di belakang tubuh Kaisar Zhun. "Kau tahu julukanku yang lainnya? Hantu yang muncul di bukit mayat." Zhou Heng langsung menyatukan jari tangan kirinya menjadi satu, meruncing seakan seperti pisau dan menghujam tepat ke arah jantung Kaisar Zhun yang berada di hadapannya.

Ia berpikir bahwa serangannya akan berhasil dengan lancar. Namun, dengan lihai Kaisar Zhun menghindarinya. Tak lama setelahnya pria dengan tinggi 188 centimeter itu berbalik seraya menarik kembali pedang yang tersampir di pinggang kirinya. Menebas ke arah leher Zhou Heng.

Han Mi yang melihat kejadian tersebut sontak tersentak kaget. Kaisar Zhun bukanlah orang sembarangan, Han Mi sangat tahu itu. Begitu pun dengan Zhou Heng yang tidak dapat dianggap remeh. Akan tetapi ... jurus itu, Han Mi langsung teringat kekuatan istimewa milik Kaisar Zhun. Kekuatan aneh yang di ibaratkan sebagai kekuatan iblis.

Han Mi menajamkan penglihatannya. Sudah pasti ia tidak mungkin salah lihat! Tarian pedang memutar yang sangat sulit untuk di pelajari oleh orang biasa itu selalu saja memakan korban. Gerakannya yang rumit dan kekuatan yang terbilang cukup besar mampu membuat musuhnya tewas hanya dalam sekali sentuhan.

"Jangan!" seru Han Mi. Akan tetapi, itu sama sekali tak mengganggu mereka yang sedang bertarung. Melihat hal itu emosinya perlahan mulai naik. Han Mi telah berada di ujung kesabarannya. Ia tidak ingin salah satu dari dua orang ini mati.

Ia benar-benar muak jika harus melihat orang yang bertarung saling melukai satu sama lain seperti sekarang. "Kubilang berhenti!" teriak Han Mi. Namun, lagi-lagi teriakannya dianggap sebagai angin lalu.

"Ini bukan salahku. Aku sudah enggak mau melihat ini. Aku enggak mau duniaku kembali mencekam dibalik kegelapan seperti dulu. Sialan ...," dengkus Han Mi.

Di bawah tekanan semua itu emosinya tiba-tiba saja meledak. Ia sudah tidak dapat menahannya lagi. "Aku benar-benar enggak peduli lagi!" Dalam sekejap Han Mi telah mengeluarkan kekuatannya. Ia segera melayang di udara dan meluncur secepat kilat menuju arena tengah pertarungan mereka yang sedang berdiri di atas permukaan air.

Sesampainya di sana, Han Mi merentangkan tangannya ke arah Kaisar Zhun dan juga Zhou Heng. Memunculkan sebuah pelindung berbentuk membran tipis yang digunakan sebagai penghalau. Dentingan kuat terdengar di arah kirinya. Pedang Kaisar Zhun menghantam kuat dinding pelindung tersebut.

Sreek!

Kaisar Zhun yang terpental langsung mendarat keras dan mencoba untuk berdiri dengan seimbang. Apa ini?! batin Kaisar Zhun menatap sosok di depannya dengan penuh keterkejutan.

Perlahan Han Mi turun. Menapakkan kakinya di atas permukaan air seperti kedua pria di sisinya. "Aku sudah muak dengan semua ini—" Han Mi menghentikan ucapannya. Itu sungguh konyol, tetapi benar-benar terjadi. Menimpa Han Mi yang bertindak tanpa berpikir sedikit pun.

Byur!

Asal kalian tahu, Han Mi sama sekali tidak mengerti bagaimana caranya untuk berdiri di atas permukaan air danau! Dan pada akhirnya ia tercebur. Perasaan dingin menusuk hingga ke tulang langsung menyambut Han Mi saat itu juga. Perlahan tubuhnya semakin tenggelam.

Zhou Heng dan Kaisar Zhun yang melihat hal tersebut panik bukan main. Tanpa mengulur waktu lagi bahkan keduanya segera menyelami air bagai es batu itu tanpa pikir panjang. 

Danau Sui Ren yang memiliki suhu air sangat rendah terlihat begitu gelap di malam hari, membuat jarak pandang sangat terbatas. Han Mi yang sama sekali tidak dapat berenang hanya bisa menggerakkan tangan dan kakinya dengan gusar. Berusaha mencoba untuk menghalau rasa dingin yang mengerikan.

Enggak mungkin! Apa-apaan ini? Bagaimana bisa aku tenggelam konyol seperti ini? tanya Han Mi dalam hati. Ia benar-benar tidak terima. Lagi-lagi ... untuk yang kedua kalinya, Han Mi tercebur. Otaknya seketika mengingat kejadian kala itu. Kejadian terakhir kali ia berada di dunia modern.

Kejadian seperti ini terasa enggak asing untukku. Seperti dejavu. Han Mi menghentikan gerakannya. Tubuhnya seakan telah mati rasa terendam dalam air bersuhu rendah. Alisnya saling bertaut hingga keningnya menimbulkan kerutan.

Ini bukan dejavu. Aku memang pernah mengalami hal seperti ini! batin Han Mi. Netra birunya memandang dua bayangan yang berada di atas sana secara samar-samar dalam kegelapan.  Akan tetapi, kali ini aku enggak sendiri lagi, mereka datang untuk menolongku. Sangat berbeda saat itu. Baek Ho Shik sialan malah pergi meninggalkanku begitu saja, batin Han Mi.

Han Mi segera memencet hidungnya saat merasakan ia sudah mulai kehabisan napas. Jantungnya perlahan berdetak semakin pelan. Oh ya ampun. Aku enggak ingin mati lagi seperti waktu itu, pinta Han Mi dalam hati. Pandangannya terus tertuju pada sesosok pria yang semakin mendekat ke arahnya. Dalam pantulan bayangan gelap Han Mi dapat melihat Mahkota kecil yang digunakan pada ikat kepala pria tersebut.

Dia ... enggak mungkin ..., batin Han Mi. Perlahan matanya mulai meredup. Ia sudah tak kuat lagi. Sungguh tubuhnya terasa begitu lemas. Paru-parunya terasa sesak. Begitu pun dengan detak jantungnya yang semakin terdengar begitu jelas.

Kegelapan yang teramat memikat semakin mendekat ke arah Han Mi. Meskipun ia dalam keadaan setengah tersadar, Han Mi dapat merasakan sentuhan lembut di ujung jarinya. Menarik tangannya secara perlahan namun pasti kemudian membawanya ke dalam pelukan pria tersebut.

Han Min terdiam. Merasakan sesuatu menyentuh rahangnya, dan tepat saat itu juga ia sudah tidak kuat untuk menahannya lagi. Kegelapan mulai menyambutnya bersamaan dengan sebuah sentuhan lembut dibibirnya, bibir yang terasa kenyal dan dingin beradu dengan bibirnya, pria tersebut berniat membantunya bernapas dalam air.

Kumohon bertahanlah ... aku telah menyadari perasaanku sendiri. Sepuluh tahun. Selama sepuluh tahun aku menutup hatiku dengan rapat. Namun, aku telah menemukannya. Kau berhasil mendobrak masuk pertahanan berlapis yang telah kubangun.

Lalu, sekarang apa yang kau berikan kepadaku? Kenyataan pahit untuk menghancurkanku lagi? Membuatku terpuruk seperti kematian Ayahanda dan Ibunda, lalu kejadian berdarah kala itu? Tentu saja tidak! Aku tidak terima! Hwang Lien Tianba! Oh, bukan! Kau adalah Jung Han Mi! Wanita ceroboh yang sukses merebut semua perhatianku dalam waktu singkat!

Maka, kumohon kembalilah ke sisiku segera ... batin Kaisar Zhun. Setitik air matanya keluar menyatu dengan air danau Sui Ren yang amat dingin.

.

.

TAMAT

ODOC with Hwarien batch 3.
Day 30, alhamdulillah done! ✔️

.

Alhamdulillah!
Ya ampun, akhirnya tamat juga chooy!
Sumpah, saya seneng banget! 😂 Harap maklum ya. Hehe.

Oh iya,  saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kalian, yang sudah mau mengikuti saya hingga saat ini. Dukungan kalian sangat memotivasi saya, dan membuat saya ingin terus majuuu, enggak cuman itu aja, makasih juga untuk para fighter di ODOC wH batch 3 ini. 🙏🏻
Sekali lagi xiè xiè nín. 🙏🏻😊

Kalau gitu, sampai berjumpa di novel selanjutnya yang enggak tahu kapan muncul lagi yaaw!

Bye-bye! 👋🏻👋🏻😁

Salam hangat,

AFxer

.

.

Naskah :
Jakarta, 24 Juli 2020.

Publish :
Jakarta, 24 Juli 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro