Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cp. 25 | Benar-benar Jodoh!

Han Mi sukses mematung di tempatnya. Telinganya tidak mungkin salah dengar. Suara bariton itu adalah milik sang penguasa agung Kekaisaran Zhun. Bagaimana mungkin ia lupa dengan suara pria itu, orang yang selalu saja dapat menggagalkan usahanya untuk melarikan diri.

Pokoknya aku harus lari sek— batin Han Mi, kedua bola matanya membulat seketika saat ada suara yang menegurnya.

"Ah ... kalian sudah kembali?" tanya Tabib Qing. Han Mi menatap pria tersebut penuh keterkejutan, apalagi dengan sosok pria tinggi di sebelahnya serta satu pria berseragam prajurit di belakangnya.

Oh tidak!  jerit Han Mi dalam hati. Mimpi buruknya telah datang kembali. Ia sungguh tidak menyangka bahwa akan bertatap muka dengan pria itu lagi.

Sedangkan manik mata hitam milik pria tersebut menatap tajam ke arah Han Mi yang sedang menyamar menjadi seorang pria. Melihat secara detail sosok Han Mi dari atas hingga ke bawah, sebelah alisnya terangkat. Apa yang dilihatnya saat ini sungguh menimbulkan sebuah tanda tanya besar di dalam kepalanya.

Di Kekaisaranku tak ada pria dengan gen seperti ini. Sebentar— batinnya terhenti saat menyadari sesuatu. Kaisar Zhun menegakkan tubuhnya kemudian menunjuk Han Mi dengan kipas lipatnya yang tertutup. "Kau ...." Pria itu menggantungkan ucapannya seraya terus menatap Han Mi secara intens.

Han Mi yang melihat Kaisar Zhun mulai mencurigainya segera memberikan kantung belanjaan digenggamannya kepada Lao Bong. Seraya membungkukkan sedikit tubuhnya untuk menatap Lao Bong dengan sebuah senyum mengembang. Tidak lupa pula ia membisikkan sesuatu kepada anak laki-laki tersebut.

"Kamu di sini saja. Sepertinya Paman ada urusan mendadak yang tak bisa ditinggalkan. Kamu nanti langsung masuk ke dalam saja, mintalah pada Tabib Qing untuk menemanimu. Ya?" Setelahnya Han Mi mengelus pelan puncak kepala Lao Bong yang mengangguk pelan dengan senyum mengembang.

Pandangannya melirik ke arah Kaisar Zhun gusar. Secepat kilat Han Mi menegakkan tubuhnya dan berbalik saat melihat Kaisar Zhun mulai berjalan mendekat. Sialan ... si Iblis ini, kenapa sih! kesal Han Mi dalam hati.

Wanita tersebut berusaha untuk berlari kencang. Namun, seakan takdir memang tidak dapat diubah. Langit pun sepertinya benar-benar tidak mengabulkan permohonan Han Mi sama sekali, dan semua yang terjadi membuatnya frustrasi pada kondisinya saat itu.

"AH!" jerit Han Mi tidak tertahankan saat sebuah lemparan kencang sebuah apel berhasil mendarat di punggungnya. Suara pukulannya pun dapat membuat orang lain meringis ngeri ketika mendengarnya. Meskipun, mereka tidak merasakannya secara langsung, tetapi hal tersebut cukup membuat siapapun menampilkan cengiran kesakitan tanpa sadar.

"Ugh!" erang Han Mi. Ia jatuh berlutut seraya menahan nyeri dan sakit yang mendera di punggungnya. "Kurang ajar!" jerit Han Mi tertahan.

Han Mi menengok ke arah belakang dengan garang, menatap tajam pria bertubuh tinggi berbalut hanfu berwarna senada dengan hanfu-nya saat itu. "Kau—"ucapannya terpotong saat sebuah apel kembali melayang ke arahnya dengan kecepatan yang tidak wajar.

Tanpa disadari, Han Mi mengeluarkan kekuatan milik Hwang Lien Tianba. Membuat sebuah dinding pelindung seperti membran tipis berwarna hitam tak kasamata tepat ketika tangannya terulur ke arah depan. Apel itu menabrak keras dinding pelindung tersebut hingga terpantul dan menggelinding di lantai begitu saja. Hah ... hampir saja, batin Han Mi merasa lega.

Kaisar Zhun terdiam untuk sesaat kemudian menengok ke arah kanannya. Melihat pada Tabib Qing yang sedari tadi masih saja mengobrol dengan Lao Bong di dekatnya. Karena tidak mendapati reaksi apa pun dari Tabib Qing perihal kekuatan yang baru saja Han Mi keluarkan. Kaisar Zhun segera berjalan cepat ke arah Han Mi yang sedang menyamar menjadi seorang pria.

"Kau ingin melarikan diri?"

"Eh?" Han Mi membelalak terkejut. Melihat netra hitam Kaisar Zhun dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa dia langsung berada di hadapanku dalam sekejap saja? Padahal barusan ... dia kan masih di tempatnya! Han Mi melihat ke arah Jenderal Li yang berdiri jauh di belakang sana, lalu ke arah Kaisar Zhun yang tengah berjongkok di hadapannya secara bergantian.

"Ba—bagaimana bi—"

"Aku ingin berbicara padamu sebentar," ucap Kaisar Zhun pelan dengan suara datar tanpa ekspresi seperti biasa. Tubuhnya yang sedang dalam posisi jongkok di hadapan Han Mi langsung berdiri tegap.

Dengan kejamnya pria itu bahkan menarik kerah belakang Han Mi begitu saja. Menyeret tubuh wanita yang sedang menyamar itu supaya mengikuti secepatnya.

"E—EEH. Hey! Tuan! Apa yang sedang Anda lakukan? Saya bisa berjalan sendiri tahu! Bagaimana mungkin Anda memperlakukan saya secara tidak hormat seperti ini?" seru Han Mi tidak terima. Tangannya mencoba melepaskan tangan kanan yang terasa dingin saat bersentuhan dengan kulitnya. Gelenyar aneh yang entah kenapa terasa nyaman langsung menyebar cepat ke lehernya.

Namun, Kaisar Zhun seakan tidak mendengar teriakan Han Mi yang kini memenuhi lorong ruang perawatan. Ia sungguh  mengabaikannya begitu saja dan terus menyeret tubuh yang menurutnya memiliki bobot tidak terlalu berat tersebut tanpa rasa bersalah.

Melihat bahwa Kaisar Zhun tidak akan berhenti, Han Mi menjadi panik saat melihat kerah hanfu bagian depannya yang mulai terbuka. Secara tergesa tangannya langsung berusaha membetulkan hanfu yang dikenakannya saat itu. Zhun Qiang Duyi sialan! jerit Han Mi dalam hati dengan perasaan kesal.

"Tabib Qing, kupinjam ruangan Lao Xue Yue. Kau bawalah Lao Bong untuk pergi dari sini," kata Kaisar Zhun tanpa menoleh sedikit pun, "aku tak ingin ada orang yang mengganggu atau mendengarkan pembicaraanku dengannya," lanjut Kaisar Zhun dingin.

Pandangannya seketika tertuju pada Jenderal Li yang berdiri di dekat pintu. "Jianjun, kau pergilah bersama mereka," perintah Kaisar Zhun kemudian menutup pintu di depannya dengan cepat.

Perlahan Kaisar Zhun melepaskan cengkeramannya pada kerah hanfu Han Mi, kemudian berjalan sedikit  menjauh. Sedangkan Han Mi yang masih terduduk di atas lantai dengan baju sedikit berantakan akhirnya  bangkit dari duduk.

Sekarang ia benar-benar sedang kesal. Di seret seperti hewan bahkan pria di hadapannya yang menjulang tinggi itu hanya terdiam seraya terus menatapnya intens. Dia ini ... enggak ada rasa bersalah sedikit pun apa ya? Padahal sudah menyeret orang dengan wajah tanpa dosa begitu, pikir Han Mi yang dongkol bukan main.

"Tuan, saya tidak teri—"

"Duduklah di sana," potong kaisar Zhun cepat. Pandangannya tertuju pada sebuah kursi yang berada tak jauh di dekat jendela.

"Saya sed—"

"Aku tak akan mengulang ucapanku." Setelahnya, Kaisar Zhun mendelik tepat ketika Han Mi ingin berbicara kembali, dan itu sukses membuat Han Mi bungkam. Hingga akhirnya memilih duduk di tempat tersebut.

Setelahnya Kaisar Zhun melangkah mendekat, dan berhenti tepat di belakang Han Mi. Tangannya segera menarik kerah belakang hanfu yang dikenakan oleh wanita itu.

Loh?! Dia mau ngapain lagi?! "Tu--tuan!" seru Han Mi panik.

"Haaah ...," embusan napas panjang terdengar dari arah Kaisar Zhun. Sesuai dengan perkiraanku. Sedari awal aku telah curiga dengan gen unggul sepertinya yang berkeliaran di sini. Karena di wilayahku memang tidak ada gen seperti itu terkecuali ..., pikirannya seketika terhenti, tangannya bergerak merapikan kerah hanfu milik Han Mi yang terbuka.

"Zhen tak akan melakukan apa pun, asalakan kau hanya duduk diam dan tak mencoba untuk melarikan diri."

"Ja—jadi Bixia telah me—mengetahui bahwa saya adalah—"

"Hhm."

Seketika Han Mi terlihat panik, wajahnya yang berkulit putih cerah kini terlihat pucat. "Mohon Bixia Huang Di mengampuni dosa hamba ini," ucap Han Mi seraya memberikan penghormatan dari tempat duduknya.Ia bahkan tak berani untuk mengangkat wajahnya sedikit pun.

"Angkat wajahmu. Ada yang ingin Zhen bicarakan." Suaranya terdengar begitu tegas sampai-sampai Han Mi tak berani untuk menolak.

Perasaan takut yang menyelimuti membuatnya seakan enggan untuk mengikut perintah pria tersebut. Perlahan ia mengangkat kepalanya dengan posisi tubuh yang terduduk tegap di kursi. Banyak pertanyaan yang muncul di benak Han Mi hingga bibirnya tanpa sadar berbicara, "la—lu ... untuk apa Bixia menarik kerah hamba?" Pada akhirnya, ia mengeluarkan pertanyaan tersebut.

Sungguh saat itu ia merasa sangat tidak nyaman. Seorang pria menarik kerahnya, dan melihat ke arah ... bukankah itu tidak sopan? Yah, meskipun pria tersebut adalah suami sahnya, tetapi tetap saja itu adalah hal yang aneh bagi Han Mi karena ia bukanlah Hwang Lien Tianba. Melainkan Jung Han Mi dari abad 21, dan itu artinya sang Kaisar bukanlah suaminya, tetapi suami Hwang Lien Tianba.

Oh ya Tuhan. Apa yang sedang kulakukan?! batin Han Mi. Ia segera menunduk dengan tangan yang menepuk kepalanya cukup kencang. Bodoh, seharusnya jangan kau tanyakan hal itu pada si Iblis ini, rutuknya dalam hati.

"Untuk memastikan bahwa kau adalah Permaisuri Zhen," jawab Kaisar Zhun singkat.

Bagaimana bisa? Tunggu sebentar, aku merasa ada yang aneh di sini, kenapa sekarang dia jadi banyak bicara begini? Han Mi yang baru menyadari sesuatu  langsung menjadi lebih waspada.

"Tanda Zi lianhua yang kau miliki, aku mengetahuinya," ujar Kaisar Zhun kemudian terduduk di kursi yang berseberangan dengan Han Mi.

Han Mi yang semula hanya diam seketika terkejut bukan main. Menatap manik hitam di hadapannya tidak percaya. "Tidak mungkin ...." Perlahan ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya, tapi aku enggak menyangka bahwa tanda itu akan diketahui olehnya di waktu seperti ini.

"Tenanglah. Zhen tak akan membunuhmu. Hanya saja ... mungkin akan ada sedikit perselisihan dengan keluarga utama Hwang ...," ucap Kaisar Zhun menggantung. Ia menutup kipas yang berada di tangannya dengan cepat. "Hwang Mo Fen, ayahmu," lanjut Kaisar Zhun. Sekilas Han Mi melihat ekspresi benci tercetak jelas di wajah sang Kaisar.

"Ha—" Han Mi segera menutup bibirnya serapat mungkin. Bahkan ia telah mengetahui hal itu?! Tidak mungkin ..., batin Han Mi tak percaya.

"Kau pasti tahu, hanya informasi seperti itu tidak akan menyulitkan bagi Zhen." Kaisar Zhun menyilangkan kakinya, terduduk dengan santai seraya membuka kembali kipas lipat di tangannya.

"Satu hal, Zhen tak akan lagi mencurigaimu. Saat itu, bukanlah kehendakmu untuk menerima pernikahan ini. Namun, mereka tak memiliki pilihan lain karena itu adalah permintaan Zhen sebagai syarat persetujuan untuk perjanjian yang diajukan oleh Kekaisaran Wen," jeda beberapa saat sebelum Kaisar Zhun melanjutkan. "Dan, pada intinya kau tidaklah bekerja sama dengan Hwang sialan itu," geram Kaisar Zhun tiba-tiba saat ia mengingat kembali sosok Hwang Mo Fen yang terakhir kali ditemuinya.

Perlahan Kaisar Zhun memijat pelipisnya dengan perasaan frustrasi. Seandainya aku mengetahui kejadian ini lebih awal, apakah perasaan ini akan tumbuh lebih cepat juga? Dan apakah aku kan mengetahuinya saat itu?

"Haah ...." Lagi-lagi, ini sudah yang kedua kali Kaisar Zhun mengembuskan napas di depan Han Mi.

"Bi—Bixia, sepertinya ada yang aneh pada Anda," ucap Han Mi tanpa pikir panjang. Namun, sekejap kemudian ia tersadar dengan ucapannya, dan segera berlutut di atas lantai seraya meminta ampun dengan penuh hormat ketika mengingat betapa kejamnya orang dihadapannya saat itu.

"Ampun Bixia! Mohon Bixia Huang di mamaafkan kelancangan hamba barusan. Hamba mohon,  Bixia memberikan sedikit kemurahan hati kepada hamba," mohon Han Mi dengan suara bergetar, "Mohon Bixia mengampuni kelancangan hamba ini!"

Aku bahkan membuatnya menjadi seperti ini tanpa mengetahui latar belakangnya. Menelantarkannya sejak setahun lalu setelah pernikahan itu dilaksanakan, batin Kaisar Zhun. "Bangkitlah. Zhen mengerti," kata Kaisar Zhun yang membuat Han Mi melotot tak percaya menatap lantai di bawahnya.

"Apakah kau sungguh ingin membuat Zhen marah besar?" tanya Kaisar Zhun dengan suara datar saat melihat tak ada pergerakan dari Han Mi setelah ia berkata demikian.

Tangannya melipat kipas tersebut hingga menimbulkan suara yang cukup kencang, dan langsung membuat Han Mi berdiri, kemudian kembali terduduk di kursinya dalam posisi diam. Lagi-lagi Han Mi dibuat tidak berkutik sama sekali.

"Kini, Zhen akan memegang kendali penuh atas dirimu. Kau adalah Hwang Lien Tianba. Seorang Permaisuri yang agung dan akan selalu berdiri di samping Zhen dalam memimpin Kekaisaran ini," ucap Kaisar Zhun tegas tanpa bisa dibantah sedikit pun.

Han Mi hanya mendengarkannya dalam diam dengan perasaan bercampur aduk. Nyawanya sedang berada di ujung tanduk. Ia sungguh merasa seperti seekor semut yang berada di hadapan seekor gajah. Salah sedikit saja dapat diinjak dengan begitu mudahnya dan mati di tempat tanpa ada orang lain yang tahu.

.

.

Bersambung

Naskah :
Jakarta, 21 Juli 2020.

Publish :
Jakarta, 21 Juli 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro