Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Cp. 24 | Ingatan Masa Lalu

Sekilas Kaisar Zhun sedikit menengok ke arah tubuh anak laki-laki bernama Lao Xue Yue yang sedang terbaring di atas kasur. Tatapannya sedikit melunak. Meskipun, itu terlihat aneh untuk orang seperti Kaisar Zhun yang sama sekali tak pernah menampilkan ekspresinya di muka umum, terkecuali kemarahannya.

Perlahan ia kembali menatap ke arah depan, menatap pemandangan yang begitu menenangkan hati. Melihat anak tersebut membuat Kaisar Zhun kembali mengingat kejadian enam tahun lalu yang terjadi pada dirinya.

Kala itu Sore hari yang masih terlihat begitu cerah Kaisar Zhun tengah terduduk di kursi takhta dengan hanfu yang terlihat mewah nan agung melekat di tubuhnya. Walaupun baru berusia 21 tahun aura yang menguar dari tubuhnya terasa amat luar biasa berbeda.

Saat itu, Kaisar Zhun tengah mengadakan sebuah jamuan makan untuk menyambut kedatangan beberapa delegasi Kekaisaran Wen. Di tengah keramaian yang terlihat Kaisar Zhun terduduk seraya menikmati secangkir kecil arak yang diteguknya sedikit-sedikit. Tatapannya yang tajam terus melihat penampilan yang disuguhkan seorang penari di tengah-tengah sana.

Iringan musik tradisional khas Kekaisaran Zhun terdengar memenuhi ruang takhta. Membuat siapa pun seakan terhanyut dengan merdunya setiap melodi yang dilantunkan sang pemusik, ditambah lagi ... penampilan sang penari yang terdiri dari beberapa wanita cantik mengenakan pakaian gemerlap dan terlihat sedikit terbuka, membuat mata para lelaki tak dapat berpaling.

Melihat bahwa arak yang berada di dalam cangkir Kaisar Zhun telah habis, seorang wanita dari salah satu keluarga bangsawan Xing di Kekaisaran Wen memberanikan diri untuk menawarkan sebuah arak kepada sang Kaisar.

"Bixia Huang di. Tolong cobalah arak yang dibawa oleh putri ini dari Kekaisaran Wen. Arak ini adalah arak khusus yang sangat terkenal di tempat kami," ucap wanita bermarga Xing tersebut.

Kaisar Zhun terdiam, matanya melihat cangkir kosong di genggamannya kemudian berpaling pada sebuah kendi bercorong berukuran sedang di dalam genggaman wanita itu. Tanpa berbicara Kaisar Zhun menggerakkan cangkirnya ke arah kanan--di mana ada Wanita bermarga Xing itu berada. Menandakan bahwa Kaisar Zhun menerima tawarannya.

"Putri ini sungguh merasa terhormat dapat menuangkan arak ini untuk Bixia," katanya seraya membungkuk sedikit, kemudian menuangkan arak yang di bawanya.

Tanpa merasa curiga sedikit pun Kaisar Zhun mengangkat cangkirnya ... bersiap untuk meminum arak pemberian wanita tersebut. Namun, tiba-tiba saja sebuah anak panah melesat kencang ke arah Kaisar Zhun hingga menghujam tepat di pundak kiri.

Suasana yang semula ceria sekejap jadi mencekam. Suhu ruang yang berubah rendah dengan perasaan yang sangat tidak nyaman membuat semua orang di sana terdiam dalam kepanikan.

"LINDUNGI BIXIA. CEPAT KEJAR PENYUSUP ITU." Jenderal Li yang melihatnya dengan sigap memberikan perintah kepada para bawahannya.

Sedangkan wanita ber-hanfu merah muda itu terlihat kesal. Tatapan tajamnya tertuju lurus pada sesosok tubuh yang bersembunyi di balik sebuah pohon. Xing Sa Ze sialan. Untuk apa dia mengambil mangsaku! batin wanita bermarga Xing itu dengan kesal.

"Panggilkan Tabib Istana segera!" perintah Penasihat Nianzu pada seorang prajurit yang berjaga di sana.

"Tidak akan sempat."

Penasihat Nianzu segera berpaling pada seorang wanita yang berada di sebelah Kaisar Zhun. "Apa maksud Anda?" tanyanya sedikit panik.

"Panah itu telah dilumuri racun, dan akan menyebar dengan sangat cepat. Karena letaknya berdekatan dengan titik vital ... kemungkinan hidupnya tak akan lama lagi," jelas wanita itu seraya mendekat pada Kaisar Zhun.

"A-apa yang kau lakukan?" Kaisar Zhun menyentak tangan wanita tersebut dengan kasar.

"Putri ini adalah Xing Chyou Li, seorang ahli racun dan merupakan Putri kedua dari keluarga bangsawan Xing di Kekaisaran Wen," jelas wanita yang mengaku memiliki nama Xing Chyou Li itu.

"Zhen tidak menanyakan siapa dirimu, wanita licik." Kaisar Zhun terus menahan rasa sakit dan panas yang mulai menjalar ke beberapa anggota tubuhnya. 

Tatapan tajam dan benci ia tujukan pada wanita itu sesaat sesudah Kaisar Zhun melihat lengan hanfu-nya yang sedikit berubah warna menjadi hitam. Karena tadi arak yang ingin diminumnya tumpah dan tidak sengaja membasahi lengan hanfu yang dikenakannya. Berani sekali ia memberikan arak beracun kepadaku. Apakah si pemanah ini juga bekerja sama dengannya? batin Kaisar Zhun.

"Putri ini memberikan identitas asli Putri kepada Bixia ...," ucapnya menggantung dengan penuh sopan santun. Dia pasti telah mengetahui tujuanku. Sekarang ini sepertinya tak ada cara lain lagi selain melakukan kesepakatan ..., pikir Xing.

"Omong kosong!"

"Tolong Bixia tidak banyak berbicara, atau racun dari anak panah tersebut akan semakin cepat menyebar!"

Dengan segera Xing Chyou beralih ke belakang Kaisar Zhun dan bersiap menarik anak panah tersebut. "Ini akan terasa sakit. Harap Bixia memaafkan Putri ini yang telah berbuat tidak baik. Hamba juga memohon kepada Bixia Huang di supaya mau memberikan sedikit kemurahan hati kepada hamba. Dengan cara membebaskan hamba dari permasalahan sebelumnya," ucap Xing Chyou panjang lebar dengan suara pelan.

Hening sejenak, Kaisar Zhun yang mengerti dengan maksud yang terkandung di dalamnya dan setelah ia menimbang-nimbang beberapa kemungkinan akhirnya menyetujui kesepakatan tersebut. "Zhen terima kesepakatanmu, dan akan kita bahas setelah kau berhasil menyelamatkan Zhen."

Setelahnya waktu bergulir begitu cepat. Tiga hari telah berlalu, acara perjamuan saat itu diselesaikan dengan suasana yang mencekam, dan tidak pernah diharapkan semua orang. Nyawa yang semula dapat melayang begitu saja berakhir dengan sebuah perjanjian demi terselamatkannya sang penguasa negeri.

"Demi kesepakatan itu, Zhen akan menepati janji karena kau telah menyelamatkan Zhen." Kaisar Zhun terduduk pada alas empuk yang berada di lantai ruang kerja Istana Zuēwáng.

"Zhen memutuskan bahwa Putri Xing Chyou Li, Putri kedua dari keluarga bangsawan Xing di Kekaisaran Wen akan tetap tinggal di wilayah Kekaisaran Zhun. Menjadi tawanan dan di tempatkan pada sebuah rumah di Ibu Kota Rongyu. Walaupun menjadi tawanan, Putri Xing Chyou Li dapat bergerak bebas dan akan berada di bawah pengawasan Zhen," titah Kaisar Zhun menatap Xing Chyou lurus.

Aku adalah seorang ahli racun dalam dunia pengobatan, dan pada akhirnya aku tak bisa membunuhnya, karena sifat alamiah untuk menolong seseorang dalam diriku muncul begitu saja. Akan tetapi, setidaknya ... aku tak mati dalam genggamannya. Itu saja sudah cukup, lebih baik seperti ini daripada harus terjadi peperangan, batin Xing.

Suasana ruangan seketika hening. Jenderal Li dan seorang ketua delegasi Kekaisaran Wen terkejut saat mendengar hasilnya.

"Baik Bixia, hamba akan menerimanya dengan senang hati. Terima kasih atas kemurahan hati Bixia Huang di," ucap Xing. Dalam balutan rasa lega dan mencekam yang menjadi satu, Xing Chyou akhirnya memutuskan untuk menerimanya. Menerima hukumannya yang bahkan hingga akhir hayatnya ia tak akan pernah bisa keluar dari Kekaisaran Zhun.

Kejadian-kejadian dalam ingatan tersebut masih tergambar jelas di kepala Kaisar Zhun. Ia berbalik memandang Tabib Qing yang berdiri di sana. Terus menatapnya dengan penuh keingintahuan yang sangat hati-hati.

"Aku akan kembali lagi besok. Rawatlah dia dengan baik, dan jangan ada satu cacat pun," perintah Kaisar Zhun tegas.

Meskipun ibumu dulunya adalah seorang yang berani melakukan percobaan pembunuhan kepadaku. Namun, berkatnya juga hingga saat ini aku masih berdiri memimpin Kekaisaran milik Ayahanda, batin Kaisar Zhun.

Di lain tempat dalam waktu yang sama, terlihat seseorang yang sedang mengagumi kereta kuda yang terparkir dekat rumah pengobatan Tabib Qing. "Wah! Keluarga bangsawan mana yang datang kemari? Hey, Lao Bong, ini benar kereta kuda milik bangsawan, 'kan?" Han Mi menatap kereta kuda yang terlihat sederhana, tetapi tetap menampilkan kesan mewah di depannya itu.

"Iya, benar paman," sahut Lao Bong antusias. Entah kesekian kalinya anak laki-laki bernama Lao Bong Yue melihat kereta kuda seperti itu. Namun, tetap saja hal tersebut menjadi sesuatu yang terlihat luar biasa di matanya.

Han Mi yang melihat keantusiasan dari Lao Bong seketika terkekeh pelan. "Lebih baik kita masuk. Udara di luar tidak bagus untukmu," ucap Han Mi.

Lao Bong mengangguk dengan cepat kemudian menggenggam tangan Han Mi erat. Lagi, wanita itu tersenyum hangat saat merasakan tangan kecil yang meraih tangan kanannya. Rasa dingin dari tangan kecil itu menimbulkan gelenyar aneh yang terasa menyenangkan.

Perlahan mereka terus berjalan masuk ke dalam aula pengobatan Tabib Qing. Suasana di sana tidak terlalu ramai hanya ada beberapa orang yang tengah menebus resep obat terlihat berdiri di dekat meja obat di depan sana.

Tanpa menoleh Han Mi terus berjalan menyusuri lorong demi lorong hingga tiba di dekat ruang perawatan Lao Xue Yue--Kakak Lao Bong Yue. Kakinya langsung terhenti saat mendengar suara yang tak asing dari arah dalam kamar tersebut.

"Aku akan kembali lagi besok. Rawatlah dia dengan baik, dan jangan ada satu cacat pun," perintah suara tersebut dengan tegas.

Bukankah ini suara si Iblis Zhun Qiang Duyi? batin Han Mi seketika panik bukan main.

.

.

Bersambung.

.

.

Naskah :
Banjarnegara, 18 Juli 2020.

Publish :
Banjarnegara, 18 Juli 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro