Cp. 15 | Berusaha Kabur
"AAAH" Sebuah teriakan yang cukup keras terdengar memenuhi kamar peraduan di Istana Zihuā. Sepasang netra biru itu terbuka lebar seraya terus menatap langit-langit kamar yang disanggah dengan batangan kayu besar berwarna merah.
Wanita itu bangkit terduduk secara tergesa, sepasang matanya pun melihat sekeliling dengan perasaan resah yang teramat aneh. "Enggak ... ini enggak mungkin ... ba-bagimana ... bagaimana aku bisa ada di sini?" Suaranya terdengar serak, begitu pun dengan leher belakangnya yang terasa sedikit sakit. Namun, ia menghiraukannya begitu saja.
"Aku Jung Han Mi, bagaimana bisa kembali lagi di kamar sialan ini?" Han Mi turun dari ranjangnya, pandangannya tertuju pada pakaian yang dikenakannya saat itu.
"Bahkan, bajuku juga sudah berganti?" Sekilas bayangan Kaisar Zhun kembali melintas di dalam otaknya.
"Aku yakin ... ini pasti ulahnya, 'kan? Kau ... dasar Kaisar Iblis sialan!" Han Mi mengepalkan tangannya seraya menatap pintu yang ada di depan sana dengan kesal.
"Liu Yi Ze datang memberikan hormat kepada Yang Mulia Permaisuri Kekaisaran Zhun."
Langkah Han Mi yang terburu seketika terhenti. Ekspresinya berubah menjadi semakin kesal. "Si iblis itu pasti memberikan sebuah pesan lagi, 'kan?" tanya Han Mi penuh emosi.
Dayang Liu yang mendengar tutur kata aneh sang Permaisuri langsung tersentak kaget. Ia mengangkat wajahnya untuk menatap ke arah pintu yang berada di hadapannya. "Ampun Yang Mulia ... hamba menjawab .... Benar, Bixia memberikan sebuah pesan untuk Yang Mulia Permaisuri," kata Dayang Liu, suaranya pun terdengar sedikit bergetar.
SELALU SAJA. Kenapa aku enggak bisa keluar dari genggaman tangannya si Kaisar Iblis itu sih? rutuk Han Mi dalam hati. Wanita itu benar-benar telah berada di ambang batas kesabaran. Kedua tangannya membuka pintu kamar secara kasar. "Katakan kepada ben gong apa isi pesannya!" perintah Han Mi tak terbantahkan hingga membuat Dayang Liu yang kaget bukan main menunduk begitu dalam.
"Da-Dayang ini menjawab Yang Mulia Permaisuri. Isi pesannya adalah ... Bixia meminta kepada Yang Mulia Permaisuri untuk segera datang ke Istana Zuēwáng, membantu Bixia menyiapkan diri sebelum menghadiri pertemuan pagi ini," jelas Dayang Liu dengan penuh penghormatan. Tubuhnya semakin merunduk saat Han Mi mulai membalas ucapannya.
"Bixia akan melakukan pertemuan pagi ini?" tanya Han Mi sedikit menaikkan sebelah alisnya. Enggak biasanya ada pertemuan sepagi ini, tapi ..., batinnya penuh tanda tanya besar.
"Benar Yang Mulia Permaisuri." Dayang Liu masih merunduk pada posisi memberikan hormat di depan pintu.
Han Mi yang melihat hal tersebut seketika terdiam. Ah, sial. Bagaimana bisa aku melupakannya! Pokoknya sekarang aku harus menghindar terlebih dahulu. "Jadi ... benar ya," ucap Han Mi berbasa-basi untuk mengulur waktu. Perlahan Han Mi melangkah mundur dengan tangan yang bersiap pada pintu kayu tersebut.
"Walaupun seperti itu ... aku tetap tak akan memenuhi permintaannya. Sampaikan pada Bixia." Secepat kilat Han Mi menutup pintu kayu kamarnya hingga menimbulkan suara yang amat memekakkan telinga.
Meskipun sempat tersentak Dayang Liu segera bangkit dengan ekspresi terkejut yang masih terlihat jelas di wajahnya. Dengan cekatan ia memberikan sebuah isyarat kepada beberapa Dayang junior yang menunggu tak jauh darinya untuk segera mendekat, dan memaksa masuk ke dalam kamar peraduan sang Permaisuri.
"Hormat kepada Yang Mulia Permaisuri. Hamba memohon maaf atas kelancangan hamba ini," ucap 15 Dayang junior yang berada di bawah pengawasan Dayang Liu dengan cepat.
Brak!
"Tak akan kubiarkan kalian masuk!" teriak Han Mi seraya menekan kuat pintu kamarnya dari arah dalam, "sialan. Bagaimana bisa Liu Yi Ze membawa anak buahnya sebanyak ini?"lanjut Han Mi.
"Yang Mulia Permaisuri kami mohon menurutlah. Jika tidak kami yang akan mendapat masalah dari Bixia."
"AKU TIDAK PEDULI. ITU URUSAN KALIAN, JANGAN MELIBATKANKU JUGA," seru Han Mi masih mempertahankan posisinya saat itu. Kepalanya sedikit menengok ke kanan dan ke kiri untuk mencari jalan keluar dari sana.
Para Dayang ini terdidik dengan sangat baik, kemungkinan besar mereka tak akan menerobos masuk melalui jendela. Walaupun begitu ... bagaimana dengan nasibku sekarang ini hey? batin Han Mi frustrasi.
Han Mi menggaruk kepalanya dengan begitu frustasi. Ingin kabur pun ia harus memikirkan kondisinya sekarang. Pakaian yang dikenakannya ini hanyalah sebuah hanfu tidur tipis berwarna putih. Oh ya ampun, dan itu adalah pilihan terburuk jika ia benar-benar keluar dengan pakaian seperti itu.
Dug! Dug!
"Yang Mulia Permaisuri! Kami mohon tolong segera buka pintunya!" teriakan itu terus saja terdengar kencang memasuki indra pendengar Han Mi.
"Sialan!" dengkusnya. Tanpa berpikir panjang lagi Han Mi segera berlari menuju jendela berbentuk bulat yang ada di sebelah kiri sisi kamarnya, "masa bodoh dengan penampilanku. Intinya aku tak ingin datang ke kamar peraduan Kaisar Iblis itu. Membantunya berpakaian? Cih. Aku mana sudi!"
Dayang junior yang berada di depan pintu akhirnya berhasil membuka pintu tersebut. Namun, tatapannya seketika terkejut bukan main saat melihat sang Permaisuri sedang ingin memanjat sebuah jendela di sisi kiri.
"AAAAH. Yang Mulia Permaisuri! Anda tidak boleh bersikap seperti itu!" Dayang Liu yang baru saja masuk langsung berteriak kencang hingga membuat Han Mi tersentak kaget, dan ujung pakaiannya tersangkut pada pegangan kursi yang ada di sana. Tubuhnya sedikit limbung, tetapi Han Mi berhasil mengendalikannya. Menapakkan satu kakinya dengan pasti pada sisi jendela yang sedikit terbuka.
"ARGH! LIU YI ZE ... KAU ... KENAPA MENGAGETKANKU?!" Han Mi menengok ke arah belakang dengan penuh emosi. Akan tetapi ... lagi-lagi ia dibuat terkejut bukan main saat melihat Dayang Liu telah berada di dekatnya.
"AH!" seru Han Mi yang langsung mengelus dadanya secara terus menerus. Kini ia benar-benar merasa lemas.
"Anda tidak boleh melakukan hal seperti ini, YANG MULIA PERMAISURI," kata Dayang Liu tegas seraya menarik pelan tangan Han Mi untuk turun dari sana.
"Aaah ... jantungku ... kenapa kalian begitu kejam kepadaku sih?" Han Mi kembali merasa sakit kepala.
Apapun itu dan mau bagaimanapun caranya, kenapa aku selalu tertangkap? Sial sekali nasibku ini, Ya Tuhan! Walaupun Dayang Liu telah berada di hadapannya ternyata Han Mi tak menyerah ... ia masih ingin mencoba peruntungannya kembali. Dengan gerakan kasar Han Mi menarik lengannya hingga terlepas dari genggaman Dayang Liu.
"Aku tak akan menuruti perintahnya, apa pun itu! Sampaikan kepadanya, sekalipun ia ingin membunuhku, AKU TAK AKAN PERNAH SUDI DATANG KE KAMAR PERADUANNYA," ucap Han Mi penuh emosi.
Kedua tangannya sudah menggenggam sisi jendela dengan pas dan ingin segera melompat keluar, tetapi apa yang tak pernah dibayangkan oleh Han Mi terjadi.
"Tangkap Yang Mulia Permaisuri!" perintah Dayang Liu tegas. Suaranya bagaikan sebuah bom untuk Han Mi. Suara Dayang Liu dengan nada seperti ini tak pernah Han Mi dengar sebelumnya.
Tubuhnya tak dapat bergerak sama sekali. Para Dayang junior telah berhasil menangkapnya. Menggenggam tangan dan tubuhnya dengan begitu erat. Konyol memang, tapi seperti itulah yang terjadi.
"Yang Mulia Permaisuri, tolong ampuni kelancangan kami ini," sesal mereka secara serempak.
Han Mi sempat terdiam, tetapi ia kembali memberontak seraya berkata, "Aku benar-benar tak akan pernah memaafkan kalian jika masih melakukan hal ini kepadaku!" Akan tetapi, itu hanyalah sia-sia. Hening beberapa saat hingga ia mulai melakukan aksinya kembali. "Ben gong memberikan perintah kepada kalian untuk melepaskan Ben gong!" lanjut Han Mi.
Ia menengok ke arah sampingnya di mana seorang Dayang junior bertubuh tambun sedang menggenggam tangan kirinya seraya menunduk dengan takut-takut.
"Lepaskan!" perintah Han Mi ke arahnya.
"Ampuni hamba Yang Mulia Permaisuri, tetapi hamba tak bisa melakukannya. Hamba masih sayang dengan diri hamba supaya tidak mati di tangan Bixia Huang di."
Jadi, maksudnya dia enggak takut terhadapku, dan lebih takut dengan si Iblis itu? "Ka-kalian ini ... benar-benar--" ucapan Han Mi seketika terpotong saat merasakan tubuhnya mulai melayang di udara.
"A-AAH. Apa yang kalian lakukan kepadaku?!" Han Mi menatap bingung dan penuh kepanikan ke arah 15 Dayang yang menariknya turun, kemudian membawanya berdiri di atas lantai kayu dingin itu.
"Mohon Yang Mulia Permaisuri mau mengampuni kelancangan kami semua. Hamba akan melakukan tugas hamba dengan sebaik mungkin, dan segera mengantarkan Yang Mulia Permaisuri menuju Istana Zuēwáng sesuai perintah Bixia." Dayang Liu yang berdiri dalam posisi siapnya berucap dengan penuh penghormatan.
Meskipun aku merasa aneh dengan sikap Yang Mulia Permaisuri hari ini, perintah Bixia tetaplah perintah yang mutlak. Kami semua bekerja di bawah kepemimpinan Bixia Huang di, dan tak dapat bergerak bebas sesuai keinginan sendiri, batin Dayang Liu.
"Lepaskan aku!" teriak Han Mi lagi seraya terus meronta-ronta. Namun, lagi-lagi usahanya itu tak membuahkan hasil apa pun.
Tanpa menggubris teriakan Han Mi yang terus meminta untuk dilepaskan, semua Dayang junior juga Dayang Liu tetap terdiam. Mereka berusaha tetap terfokus pada tugas masing-masing yang sedang mereka lakukan.
Kalian semua kan Dayang pribadi Hwang Lien Tianba! Kenapa tidak ada yang berpihak kepadanya?
.
.
Bersambung.
Halohaa! 👋🏻👋🏻
Alhamdulillah, ODOC wH batch 3 sudah memasuki day 15 loh!
Hayoo, kira-kira ... kenapa ya si Han Mi kok enggak bisa lepas dari Kaisar Zhun?
🤧
Yuk ah, silakan berikan bintangnya jika kalian suka dengan cerita EOTE ini, atau kalau kalian mau kasih saya krisar juga boleh kok. Akan saya terima dengan senang hati, asalkan ... menggunakan bahasa yang baik dan sopan yaaaa! 😁
Terima kasih, dan sampai jumpa di chapter selanjutnya ghaaes! 👋🏻😊
.
.
Naskah :
Jakarta, 09 Juli 2020
Publish :
Jakarta, 09 Juli 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro