Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pacar Pura-Pura

Keadaan kampus yang sudah agak sepi membuat Yocelyn berpikir yang tidak-tidak. Dia sungguh tidak mengerti apa yang akan Zidan lakukan padanya. Setelah pintu di tutup Zidan hanya menatap Yocelyn dengan tatapan bingung dan masih diam tanpa bicara apa-apa. Yocelyn juga tak kalah bingung dengan sikap Zidan, dia yang memintanya ke sina tapi dia hanya diam tidak mengatakan apa-apa saat ini.

Yocelyn takut dan demi keamanan dirinya Yocelyn menyalakan kameranya tanpa sepengetahuan Zidan. Hati Yocelyn semakin tidak karuan. Zidan yang sadar akan ketakutan Yocelyn segera membuatnya tenang dan menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang terlintas diotak Yocelyn.

"Tenang saja, tidak usah pasang wajah tegang seperti itu, saya tidak akan melakukan hal buruk terhadapmu. Jadi tolong kamu matikan kameramu karena apa yang ingin saya bicarakan bisa mempengaruhi karirmu. Kamu tidak ingin kan, karirmu menjadi lebih buruk karena kamu di tuduh sengaja membuat sensasi?" kata Zidan memberikan peringatan kepada Yocelyn.

Sebenarnya Zidan merasa aneh dengan kehidupan para publik figure yang selalu saja terekspose di sosial media setiap kali mereka melakukan sesuatu. Bukankah itu sangat merepotkan?

Yocelyn tersentak dengan ucapan Zidan dia pun menuruti Zidan dan mematikan kameranya. Dengan perasaan bingung dia memberanikan diri untuk bertanya apa maksud Zidan memanggilnya kesini. Mengingat hari juga semakin sore maka Yocelyn segera bertanya pada Zidan.

"Jadi bagaimana Pak? Apa maksud Bapak memanggil saya ke sini?" tanya Yocelyn.

"Saya memintamu datang ke sini karena saya pikir saya akan menerima tawaranmu tadi pagi," ucap Zidan.

"Apa Pak? Jadi Bapak setuju dengan permintaan saya? Wah kenapa Bapak tidak bilang dari tadi Pak. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih Pak, saya berjanji tidak akan membuat ulah macam-macam dan saya akan lebih serius dalam belajar," kata Yocelyn gembira, matanya berbinar bahagia.

"Tunggu! Kamu jangan senang dulu, saya menerima ajakanmu untuk bekerja sama tentu saja tidak secara cuma-cuma," ujar Zidan.

Jidat Yocelyn seketika mengkerut. Dia tidak mengerti maksud ucapan Zidan, apa Zidan akan meminta uang sebagai imbalannya? Kalau memang benar dia meminta uang Yocelyn tidak masalah asal dia bisa segera memperbaiki reputasinya yang kembali merosot. Namun dia tidak menyangka saja kalau ternyata Zidan sematre itu.

"Jadi Bapak minta saya bayar berapa untuk kerja sama ini?" tanya Yocelyn.

Zidan terkejut akan pertanyaan Yocelyn. Lalu dia tertawa ringan seolah mengejek Yocelyn.

"Saya tidak akan meminta kamu untuk membayar saya dengan uangmu," ucap Zidan sambil tertawa ringan.

"Lalu?" tanya Yocelyn menautkan kedua alisnya.

"Jadi begini Yocelyn, Saya akan membantumu untuk membuat reputasimu kembali baik, namun syaratnya kamu juga harus membantu menyelamatkan hidup dan masa depan saya," kata Zidan.

Yocelyn berpikir Zidan semakin bertele-tele dan membuat Yocelyn gemas.

"Maksudnya menyelamatkan hidup dan masa depan Bapak, bagaimana ya Pak?" tanya Yocelyn bingung.

"Orang tua saya menjodohkan saya dengan seorang wanita yang sama sekali tidak saya kenal, dan saya juga tidak ingin mengenalnya. Namun orang tua saya, terutama ibu saya terus memaksa saya untuk mendekatinya bahkan sampai meminta saya untuk menikahinya," jelas Zidan menghela napas.

Lelaki itu teringat pertemuannya dengan Gisya.

"Menurut saya pernikahan itu bukan hal main-main. Pernikahan tidak bisa berdasarkan paksaan walau orang bilang cinta akan datang seiring berjalannya waktu namun bagi saya tetap saja pernikahan tanpa dasar cinta itu tidak baik. Makanya saya ingin lepas dari perjodohan tersebut tanpa menyakiti hati kedua orang tua saya," kata Zidan melanjutkan.

Kening Yocelyn mengkerut heran, mengapa Zidan membicarakan privasinya kepada dirinya? Padahal mereka tidak dekat untuk mencurahkan isi hati satu sama lainnya.

"Lalu hubungannya dengan saya dan permintaan saya apa Pak?" Yocelyn semakin bingung.

Di sisi lain Yocelyn merasa iba pada hidup Zidan. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki setampan Zidan masih harus di bantu orang tua dalam urusan jodoh. Karena terbawa perasaan maka raut wajah Yocelyn pun berubah menjadi agak sedih dan membuat Zidan sadar bahwa Yocelyn sedang mengasihaninya.

"Yocelyn ... bagaimana, apa kamu siap dengan syarat yang saya berikan?" tanya Zidan.

Yocelyn semakin bingung. Tapi dia juga penasaran dengan syarat dari Zidan yang dia bilang bisa menyelamatkan hidup dan masa depannya.

"Jadi syaratnya apa Pak? Apa yang harus saya lakukan untuk Bapak?" tanya Yocelyn.

Zidan menarik napas dalam-dalam dan mulai memberitahu Yocelyn.

"Saya minta kamu untuk berpura-pura menjadi kekasih saya di depan kedua orang tua saya," ucap Zidan dengan nada sedikit malu.

"Apa Pak?" pekik Yocelyn.

"Ya karena saya rasa hanya dengan cara itu saya bisa menghentikan perjodohan orang tua saya tanpa menyakiti hati mereka. Karena yang orang tua saya mau adalah saya segera menikah tak perduli dengan siapapun itu. Kalau mereka tahu saya sudah mempunyai pasangan tentu mereka tidak akan menjodohkan saya dengan wanita itu kan?" ujar Zidan.

"Tapi Pak, maaf sebelumnya. Saya tidak ada rencana sedikit pun untuk menikah muda. Jadi saya sedikit keberatan dengan syarat yang bapak minta ini," kata Yocelyn.

Zidan tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Yocelyn barusan.

"Yocelyn ... Yocelyn ... katanya kamu ini seorang artis tapi masa iya kamu tidak bisa membedakan mana yang sungguhan dan mana yang hanya akting. Kamu dengar kan tadi saya bilang pura-pura menjadi kekasih saya," Zidan kembali tertawa.

Yocelyn merasa malu akan kebodohannya yang seolah Zidan memang memintanya untuk menjadi pasangannya sungguhan.

"Maaf Pak, tadi saya tidak begitu paham," kata Yocelyn sambil menggaruk-garuk tengkuknya.

"Ya sudah, jadi bagaimana apakah kamu bisa membantu saya?" tanya Zidan lagi.

Yocelyn hanya diam dan terlihat sedang berpikir. Dia senang karena Zidan akhirnya mau membantunya mengembalikan reputasinya. Dia sepertinya akan menerima syarat yang di berikan Zidan. Lagipula syaratnya juga tidak terlalu sulit. Kalau hanya berakting saja itu sudah menjadi kesehariannya. Maka anggap saja kalau dia sedang syuting. Yang terpenting baginya saat ini adalah mengembalikan reputasinya segera.

"Baik Pak, saya setuju dengan syarat yang bapak berikan," kata Yocelyn sambil tersenyum.

"Syukurlah!" ucap Zidan lega.

Mereka pun mulai mengobrol soal rencana yang akan mereka lakukan. Zidan membahas kapan waktunya Yocelyn untuk bertemu Sarah. Dalam hati Zidan sangat bersyukur karena Yocelyn yang dia kira gadis yang keras kepala ternyata bisa juga menjadi gadis baik.

Yocelyn juga merasa bahwa ternyata Zidan tidak begitu menyebalkan seperti yang dia pikirkan selama ini. Dia merasa nyaman dan asyik saat mengobrol dengan Zidan seperti saat ini. Mereka berdua memang sudah seperti teman. Obrolan mereka pun sering kali membuat keduanya saling tertawa.

Tak terasa malam pun tiba, kampus juga sudah tidak begitu ramai. Zidan melirik jam tangannya dan segera mengakhiri perbincangannya dengan Yocelyn.

"Baik Yocelyn, terima kasih atas waktunya untuk membahas persoalan ini. Mohon maaf jika saya telah menganggu waktumu. Jadi saya rasa kita harus mengakhiri obrolan kita saat ini karena hari juga sudah mulai malam dan kamu juga harus pulang kan," kata Zidan dengan kaku.

"Oh iya Pak, nggak terasa ya hari sudah mulai malam. Saya juga berterima kasih pada Bapak, karena Bapak juga sudah mau membantu saya untuk mengembalikan reputasi saya Pak," ucap Yocelyn sambil tersenyum.

Sambil keluar dari ruangan Zidan, mereka pun melanjutkan obrolan mereka.

"Kamu tinggal di mana Yocelyn?" tanya Zidan.

"Saya tinggal di apartemen Stary Residence, Pak," jawabnya.

"Oh di situ, mau sekalian saya antar?" ajak Zidan ramah.

"Terima kasih Pak, tapi saya sudah di jemput sopir dan asisten saya di parkiran. Kebetulan mereka juga sudah menunggu saya di depan," jawab Yocelyn menolak halus ajakan Zidan.

"Baiklah kalau begitu, sampai ketemu besok di kelas ya. Oh ya nanti saya akan beritahu kamu kapan kita bisa menjalankan rencana kita. Saya akan menghubungi kamu lewat pesan WA. Dan terima kasih sekali lagi ya, terima kasih juga oleh-oleh nya," goda Zidan sambil menunjukkan bungkusan yang tadi pagi Yocelyn bawa.

"Iya Pak, sama-sama," ucap Yocelyn senang.

Mereka pun berpisah di parkiran. Zidan berjalan menuju mobilnya begitu pun Yocelyn. Entah mengapa perasaan Yocely yang tadinya sangat jengkel kini berubah menjadi berbunga-bunga. Apa karena Zidan sudah menerima tawaran kerja samanya atau justru karena dia diminta untuk menjadi pacar pura-puranya Zidan?

Zidan melajukan mobilnya seperti biasa di temani lagu yang diputar. Dia juga merasakan hal yang sama dengan Yocelyn dia merasa tenang karena setidaknya dia sudah mempunyai cara untuk menolak perjodohannya tanpa menyakiti hati ibunya. Zidan kembali menatap bungkusan yang di berikan Yocelyn dan tanpa sadar tersenyum memkirkan gadis itu. Dia pun kembali melajukan mobilnya denga penuh konsentrasi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: #corlyn