bab 4
"Iya, terus menurut rumor yang gue denger. Dia dingin banget sama yang namanya makhluk berjenis perempuan."
"Masa sih, Ver?"
"Lu meragukan informasi dari gue? Apa info yang gue kasih ke elu pernah salah?"
"Enggak sih. Apa jangan-jangan dia gay ya?"
"Gue juga denger rumor kalau dia gay, tapi kalau menurut gue sih itu gak mungkin."
Obrolan mereka semakin asik. Seolah dunia hanya milik berdua.
"Gue gak perduli mau dia gay kek, homo kek, lesbi kek, gue bakal tetep deketin dia. Apapun yang terjadi," tekat Elda.
Brakk
"Heh! Kalian itu ya udah tau masuk masih aja gosip, salam saya gak dijawab juga. Apa mau kalian?" datanglah seorang guru dengan kaki, bukan dengan menggebrak meja karena kalau cuma menggebrak meja gak bisa jalan ke kelas apa lagi sampai datengin meja Vera & Elda.
"Haduhhh, Ver. Gue lupa hari ini ada pelajarannya Bu Melda. Gue belom ngerjain pr matematika," bisik Elda yang bersembunyi dibelakang Vera.
"Lah kok lu bego sih, gimana bisa lupa."
"Mana p-"
"Aduhhh, Buuu! Perut saya sakitt. Saya ke UKS dulu ya, Bu! Assalamualaikum!" setelah memotong ucapan Bu Melda, Elda segera berlari keluar kelas sampai sampai menabrak Bu Melda.
"Lho! Lho kamu mau kemana? Elda balik gak kamu! Gak usah alesan kamu!"
***
"Huftttt! Untung bisa kaburr." Elda menyandarkan tubuhnya ditembok bawah tangga yang menuju bangunan kelas XI.
Dari sana dia bisa melihat beberapa anak yang sedang melakukan olahraga dilapangan basket yang sekaligus lapangan upacara. Dan dari sana juga dia bisa melihat babang Arkanya yang ganteng memakai seragam olahraga sedang duduk dibawah pohon sambil meminum sebotol air mineral dingin.
Sebuah ide terselip di otak cemerlang Elda.
"Gue samperin ah. Ajak kenalan. Kalia aja kecantol sama gue."
Sebelum si Elda pergi menghampiri sang pujaan hati, ia lebih dulu pergi ke toilet untuk mencuci muka dan menata rambutnya yang dia gerai dengan indah.
Continue~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro