Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Si angkuh dan Si Penganggu !



Wajah Rio menunjukkan ekspresi terkejut yang sesaat namun sedetik kemudiannya kembali D2, datar and dingin.

"Uang"

Ucap Ify menjulurkan telapak tangannya kedepan, Rio mengernyitkan keningnya, menautkan kedua alis. Batinnya bertanya-tanya, apa lagi yang di inginkan gadis penganggu ini.

"Lo ngemis? "

Mulut Ify setengah terbuka, tangannya ia turunkan berganti terkepal. Ia mencoba untuk sabar dan tidak emosi dengan ucapan pria di depannya tersebut. Tak menyangka dengan statement tak masuk akal itu. Hanya perlu sebentar untuk sabar! Ify benar-benar menahannya.

"Gue pinjem uang! " jelas Ify dengan nada sedikit frustasi. Rio terdiam sebentar.

"Buat?"

"Taxi di depan" jawab Ify singkat padat dan jelas. Yang terpenting dapat menjabarkan seluruh situasinya saat ini.

"Kalau gue nggak mau?"

Ify tak bisa lagi untuk disuruh sabar kali ini. Ia menatap Rio dengan tajam. Matannya membulat sempurna.

"Gue akan lapor polisi"

Rio tertawa sinis,

"Lo ngelaporin gue ke polisi?"

"Yes!! "

"Atas tuduhan??"

"I—, Itu—, I, berbuat tidak senonoh kepada anak dibawah umur"

Kini giliran Rio yang membelakakan matannya dan melebar sempurna.

"Lo gila!! "

"Gue nggak ngapa-ngapain lo!"

"Lo pergi da—"

"Lo nyiuum gue! "

Upss—, keduannya terdiam mendadak. Mata Ify mencari pandangan lain dimanapun asal tidak menatap ke arah mata Rio, sedangkan Rio sendiri mengacak-acak rambutnya furstasi. Ini adalah hari liburnya, ia hanya ingin tenang tapi kenapa gadis ini terus mengusik hidupnya.

" Berapa?"

Mengalah! Hanya itu yang bisa Rio lakukan, biar gadis ini cepat pergi dari hadapannya.

"80 ribu"

Rio mengarahkan telunjuknya ke Ify dengan penuh penekanan seolah berkata lo tunggu disini!! . Setelah itu ia masuk kembali untung mengambil dompetnya di dalam kamar.

Tak perlu menunggu lama, Rio sudah keluar kembali dengan uang 100 ribu ditangannya dan langsung ia lemparkan dihadapan Ify.

"Lo kira gue pengemis" kesal Ify di puncaknya. Uang berwarna merah yang jatuh tak berdosa diatas lantai tersebut menjadi sasi bisu bagaimana kejadian ini berlanjut.

"Lo emang ngemis kan" balas Rio tak kalah tajam. Sudut bibir kanan Ify terangkat, alisnya naik setengah senti.

Ify melangkahkan kakinya mendekat ke Rio, menarik bagian atas baju Rio dengan kasr membuat Rio kaget dan sedikit kualahan.

"Lo—, apa yang lo lakuin! "

"Lepaskan!!" Rio mencoba menyingkirkan tangan Ify.

Ify melepaskan kaos Rio. Ia menghelakan nafas berat. Tatapannya perlahan mengarah ke arah bawah. Mendengarkan saja ucapan Rio yang semakin angkuh dan tajam.

"Lo pergi dari hadapan gue! "

"Jangan pernah muncul didepan gue! "

Ify menurutinya, ia langsung beranjak dari sana, pergi meninggalkan Rio begitu saja tanpa mengambil uang tak berdosa tersebut. Ia masih cukup punya harga diri. Ia menyesal dan sangat menyesal kenapa ia pergi kerumah itu.

******

Rio langsung masuk kedalam rumah dan menutup pintu rumahnya cukup keras sepeninggalan Ify di depan teras. Lagi-lagi langkahnya terhentikkan.

"Gue percaya sama lo, yo !"

"Gue nitip adik gue ya"

"Thanks"

"AISHHH!!! "

Ia langsung membalikkan badannya, setengah berlari Rio keluar dari rumahnya keluar ke jalanan depan rumah.

Rio melihat Ify sedang berdiskusi dengan driver Taxi. Rio mendesah berat. Mengacak rambutnya semakin frustasi. Ia mendekati dua orang tersebut.

"Pak, ini uangnya. Kembaliannya ambil saja"

Rio memberikan uang 100 ribuan kepada driver tersebut.

"Kurang mas, semuanya 150 ribu. "

"Heh—?"

Kedua mata Rio layaknya robot otomatis terarah kepada gadis iblis yang sedang berlakon pura-pura tak tau. Gadis itu sama sekali tak menatapnya dan bersiul ria. Ia mengontrol ekspresinya, walaupun kejadian barusan sangat memalukan! Untuk pertama kalinnya!! Gara-gara gadis angkuh dan kasar !

"Maaf pak"

Rio mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang 100 ribuan kembali, ia memberikannya ke driver pria paruh baya itu.

"Kembaliannya ambil aja" ulangnya dengan wajah sedikit malu.

"Makasih mas"

Dirver tersebut mengambil uang dari Rio, kemudian segera beranjak dari sana meninggalkan keturunan adam-hawa yang sedang mengibarkan bendera perang mereka.

"Lo kesini!! " tajam Rio. Kesabarannya untuk gadis ini tidak ada! Nol!!

Ify masih berlagak budek. Menyanyikan lagu acak tak jelas dari mulutnya.

"Gue nolongin lo karena kakak lo! " tegas Rio tak mau memperpanjang.

Ia kemudian membalikkan badannya, meninggalkan Ify kembali di tengah jalan.

"Tolong gue sekali lagi"

Ify mengatakannya dengan speed cepat dan sedikit tak jelas. Namun, berhasil membuat langkah Rio terhenti dan berbalik badan.

"What? Tolong?"

"Lo kira gue Host acara minta tolong! "

Ify mendesis, tak seharusnya ia berkata tadi.

"NGGAK JADI!! " bentak Ify keras. Ia kemudian berjalan kerumahnya dan berniat memanjat pagar rumahnya kembali.

Rio menatap gadis tersebut hanya bisa geleng-geleng. Ia tak pernah menemukan gadis yang lebih tak waras dari adiknya. Bagaimana bisa ia berhadapan dengan dua gadis yang sama-sama gila. Perusak hidupnya. !!

BRUUUKKKK

"Awas"

"AWWWW!!!"

"Ja—"

"Tuh!"

"GUE UDAH JATUH BEGO!! " teriak Ify bercampur ringisannya.

Ia tak tepat menaruh kaki kirinya dan menyebabkan dirinnya terpeleset akhirnya mendarat tak sempurna di tanah. Kaki kirinya terkilir dan warnanya berubah menjadi biru keungu-unguan.

Rio berdecak 3 kali, menggelengkan kepalanya 4 kali. Gadis ini memang ajaib. Ajaib gilanya!. Ia menatap gadis itu benar-benar iba. Senyumnya menyinis. Ragu untuk menolong.

"Nggak usah nolongin gue! "

"Gue bisa sendiri! " teriak Ify ketika Rio akan melangkahkan kakinya.

Mendengar ucapan Ify tersebut membuat tawa dingin Rio keluar.

"Dompet gue jatuh "

Jawab Rio enteng, ia membungkukan badannya memungut dompetnya yang memang benar jatuh. Sedangkan Ify sudah memejamkan kedua matannya sangat malu!. Ia mencoba untuk berdiri.

"Aww"

Ia cukup bisa untuk berdiri, tapi kaki kirinya memar tak bisa ia gerakkan. Untuk situasi tak menguntungkan seperti ini membuatnya frustasi. Lalu dirinnya harus kemana? Menunggu semua pengawalnya datang? KAPAN?? !!

Ify berjalan dengan hanya menggunakan kaki kanan, wajahnya menunjukkan kesakitan dan terus meringis kecil. Ify sedikit mendengus karena pria mesum itu sama sekali tak menolongnya, pria itu hanya menatapnya dingin tak melakukan apapun .

"Aisshh!! " desis Ify semakin kesal dengan dirinya sendiri.

Rio melengos, kemudian berjalan mendekati Ify,

"Nggak usah bantu gue!!"

Rio memberhentikkan Ify, menatap gadis didepannya setengah tak yakin.

"Gue cu—"

"APA LAGI YANG JATUH??"

"MATA LO?"

"HIDUNG LO?"

"APA LAGI??

Rio melongo dengan mulut setengah terbuka. Bagaimana bisa ada gadis yang mulutnya hanya berisi sumpah serapahan tak sopan kepada orang yang lebih tua, Rio tak habis fikir attitudeI anak zaman sekarang makin lama makin tak karuan. Mereka fikir dengan melakukan seperti itu akan terlihat keren? Sama sekali tidak!!!.

"Otak loo yang jatuh!"

Rio melanjutkan langkahnya, semakin mendekati Ify. Ia langsung berjongkok didepannya, dan mengecek kaki Ify yang memar.

"Aww" ringis Ify ketika kakinya disentuh oleh Rio.

"Kayaknya kaki lo harus di amputasi deh"

Ify membelakakan matannya.

"YAA!! Lo kira gue bego! "

"Gue Cuma kekilir! Cuma memar biasa, beberapa hari lagi juga sembuh! "

"Otak lo yang perlu diamputasi!"

Rio berdiri kembali. Menatap Ify sambil mengangguk-anggukan kepalannya beberapa kali.

"Waah—, bagaimana bisa gue nyium bibir yang berisikan kotoran seperti itu!!"

"LO!!!! BENER-BEN—"

"Gue capek berdiri disini terus." Potong Rio dengan cepat sebelum Ify lebih melakukan absent semua hewan di kebun binatang.

"Lo tetap disini, atau kerumah gue?"

"Tetap disini!" jawab Ify mantap dan penuh keyakinan.

"Yakin?" tantang Rio. Mata Ify bergerak tak pasti, ia mulai sedikit ragu.

"Yakin"

"Baiklah"

Rio tanpa fikir panjang, segera meninggalkan Ify ditempat. Ia berjalan melangkah ke arah rumahnya tanpa berbalik lagi. Tak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan gadis itu. Bukan urusannya! Ia sudah menawarkan tapi gadis itu menolaknya mentah-mentah!.

Ify menahan agar tidak meanggil nama Rio. Ia merasa kuat, ia percaya pengawalnya akan segera datang sebentar lagi. Sangat yakin!

"Siapa juga yang butuh om mesum itu!"

"Nggak butuh!! "

"Angkuh, Sok, kasar!"

"Bukan tipe gue banget!"

Ify memilih untuk duduk didepan pagar rumahnya, ia sedikit memijit-mijit luka memarnya. Setidaknya ia pernah belajar menangani luka memar seperti ini walaupun hanya sedikit saja.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro