Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

" LO-!!! "


                Rio, illy dan Mamanya sudah pindah di rumah baru mereka pagi ini. Rio hanya mampir sebentar untuk mengantarkan adik dan mamanya, karena ia harus menghadiri rapat di kantor dengan Dinas Pajak pusat. Membicarakan Pph (pajak penghasilan) perusahannya yang di luar negeri. Rio tidak ingin ada masalah dengan tuntunan kasus korupsi pajak atau semacamnya nantinya. Ia ingin menjadi warga negara yang terhormat untuk selalu membayar pajak!.

"Gue sudah urus semua sekolah lo"

"Besok lo sudah bisa masuk ke sekolah baru lo" ujar Rio ke sang adik yang sedang asik memakan sandwich di depan Televisi.

"Sekolahnya bagus nggak? Ellite nggak? Hits nggak?"

"Lo mau sekolah atau mau jadi cabe-cabean?" sengit Rio dan membuat adiknya cemberut.

"Sekolah yang bener, jangan sia-siain uang gue buat sekolahin lo mahal-mahal"

"Iya Iya. Kayak presiden aja tiap hari ceramah, udah gitu nada suarannya datar melulu, nggak ada intonasinya!!" gerutu illy semakin cemberut.

"Lo harus dapat peringkat 1" tambah Rio tajam.

"Kenapa gue harus selalu dapat peringkat 1 ?" tanya illy tak terima. Ia sudah merasa lelah dengan tuntutan kakaknya yang selalu ingin dirinnya mendapatkan peringkat teratas. Dan itu sangat membuatnya terbeban.

"Yang dapat peringkat 1 di sekolah baru lo, mendapatkan biaya SPP dan DPP gratis selama satu tahun" jelas Rio dengan wajah datar tanpa dosa. Sedangkan illy menatap sang kakak tak percaya.

"Lo bangkrut ??"

"Nggak!"

"Lo nggak mampu biayain sekolah gue?"

"mampu"

"So?"

"Biar gratis " singkat jelas dan padat. Rio meninggalkan adiknya dengan senyum puas sepuas-puasnya.

" DASAR PENGUSAHA PELIT!! museumin sana uang lo. Sekalian hidup lo juga museumkan!! BIAR DIKENANG SEPANJANG MASA!! " teriak Illy kalut tak peduli kakaknya akan menerkamnya habis ini.

"Dasar kakak biadap!!! "

*****

Ando memberhentikan mobilnya di depan sebuah gang, ia keluar dari mobil lalu berjalan kedalam gang tersebut. Gang yang hanya cukup dimasuki satu sepeda motor, gang yang didalamnya hanya ada 3 rumah dan cukup sepi.

Ando terlihat mengingat-ingat, ia mengedarkan pandangannya mencoba memastikan ingatannya pada rumah yang akan ia cari. Ando memberhentikan langkahnya seketika itu, ia melihat seorang gadis berseragam dengan rambut di gulung ke atas. Gadis itu sedang mengunci pintu rumahnya. Ando hanya terdiam menatap gadis tersebut.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Ando dengan suara tenang, Gadis itu terkejut dengan kedatangan Ando dan sudah berdiri di depannya saat ini dengan hanya jarak 2,5 meter.

"Gue? Kenapa?" tanya gadis itu balik, tak cukup faham dengan pertanyaan Ando.

Ando mendesah kesal, membodohi dirinnya sendiri. Ia baru sadar bahwa Ify sudah mengerjainnya. Dan, begonya ia terkena prank sang adik tersebut.

"Ify ngerjain gue, dia bilang lo lagi sakit" ujar Ando setengah tersenyum.

"Gue legah lo nggak apa-apa" lanjutnya dan menjalankan kakinya beberapa langkah. Sedangkan gadis itu masih diam saja disana.

"Gue anterin lo ke sekolah" pinta Ando, dengan wajah penuh harap bahwa gadis di depannya mau menerima tawarannya.

"Gue bisa naik bus—,kak"

"Gue di tolak lagi" simpul Ando masih dengan wajah tenang, namun kedua matannya dapat tergambar jelas kekecewaan. Gadis itu menunduk sedikit bersalah.

"Maaf—" lirihnya.

Ando tersenyum simpul, gadis di depannya memang benar-benar pendiam, pemalu, dan menurutnya type ideal –nya sekali. Mulai dari postur, wajah, sifat. Ando benar-benar menyukainya sejak pertama bertemu dan itu terbilang sudah sangat lama. Dan sampai sekarang—. Cintanya tetap bertepuk sebelah tangan. !

"Yaudah berangkat sana. Lo bisa telat"

Gadis tersebut langsung melihat jam tangannya, dan benar saja sudah pukul 06.20, ia melihat ke arah Ando sebentar.

"Sivia berangkat dulu ya kak, Maaf"

Tanpa menunggu balasan dari Ando, gadis manis nan lugu ini langsung meninggalkan Ando ditempat. Ia berlari-lari agar tidak ketinggalan bus.

"Waah—, 141 kali gue udah ditolak"

*****

Sivia masuk kedalam kelas, terkejut melihat Ify sudah duduk manis di bangkunya dengan buku didepannya. Gadis itu terlihat serius membaca buku tersebut. Sivia berjalan ke arah teman tercintanya itu. Heran dan binggung.

Sivia menyentuh kening Ify, seketika membuat gadis itu tersentak kaget dan melihat ke arah Sivia. Ia menyingkirkan tangan Sivia dari dahinya.

"Lo nggak sedang sakit kan?" Sivia menaruh tasnya dan duduk disebalah ify.

"Gue sakit parah!!!" jawab Ify penuh dramatis. Sivia mengernyitkan keningnya tambah binggung.

"Kok bisa? Sakit parah? Maksudnya?" binggung Sivia. Ify menghelakan nafas berat, menutup bukunya lantas menatap ke arah Sivia.

"Hidup gue nggak akan tenang sekarang" desah Ify mengingat kejadian kemarin dan pagi dini hari tadi.

"Kok bisa?"

"Ando balik ke sini selamanyaa—"

"What?? Mati gue!!!" kini giliran Sivia yang menepuk jidatnya, dan giliran Ify pula yang binggung menatap sahabat tercintanya.

"Kok jadi lo yang mati?" desis Ify sinis.

"Lo jangan pernah nyuruh-nyuruh kakak lo datang kerumah gue lagi!!!"

"Gue nggak tau harus nolak kakak lo kayak gimana lagi!! " desis Sivia lebih sinis ke arah Ify, seketika itu Ify terkekeh ringan. Aneh juga sahabatnya tersebut.

"Lo beneran nggak suka sama kakak gue?"

"JUJUR!!" tanya Ify benar-benar dengan nada serius kali ini. Dan untuk pertama kalinnya ia bertanya seperti ini ke Sivia dengan wajah seserius ini dan menuntut jawaban yang serius pula. Sivia terlihat terdiam cukup lama.

"Nggak" jawab Sivia menatap ify mencoba meyakinkan. Sedangkan Ify menyunggingkan kedua sudut bibirnya sedikit.

"Dasar pembohong!!"

"Gue nggak bohong, gue jujur. Beneran!!"

"Menurut The Career Builder, ciri-ciri wajah orang berbohong ekspresinya kayak lo"

"Gue nggak bohong!!" paksa sivia meyakinkan. Ify mendesis sekali lagi.

"Iya iya gue percaya lo nggak bohong" pasrah Ify mengalah. Ia tak ingin berdebat panjang karena masalah yang menurutnya bukan urusannya.

Ify membuka bukunya kembali dan fokus membaca, membiarkan Sivia yang juga mulai mengeluarkan beberapa buku dan belajar, Ify melirih ke arah Sivia. Ia geleng-geleng sendiri melihat sahabatnya. Heran, bagaimana bisa ada orang yang hobinya selalu saja belajar. Dan yang Ify herankan juga kenapa selalu dirinnya yang dapat peringkat pertama? Padahal yang setiap hari belajar dan mendengarkan guru di depan adalah Sivia.

Dan, untuk itu Ify selalu melepaskan beasiswanya dan memberikannya kepada Sivia yang selalu mendapatkan peringkat kedua pada peringkat paralel seluruh sekolah setelah Ify tentunya.

*****

Ify pulang sekolah terlebih dahulu meninggalkan Sivia yang sedang melakukan pekerjaan part-time.nya sebagai petugas perpustakaan sekolah. Hari ini, Ando menjemput adik-adik tercintanya di sekolah. Mau tak mau Ify harus menuruti perintah Ando dan tidak bisa bermain-main.

Ify masuk kedalam mobil, disana hanya ada sang kakak.

"Gue bukan supir lo, kedepan!!" perintah Ando tegas. Wajahnya datar, tenang dan dingin. Ify mendesis pelan, membuka pintu mobilnya lagi dan pindah duduk di depan tepatnya di samping Ando.

"Si—"

"Dia ada kerja part-time di perpustakaan, dia pulang jam 5 sore nanti. Laporan selesai!!" ketus Ify. Ia memasang seatbelt.nya, menyenderkan tubuh dan menatap ke depan. Ando melihat sang adik hanya geleng-geleng sendiri.

"Iqbal ada extrakulikuler taekwondo, dia bilang pulang sedikit malam"

"dan lo percaya?" Ando mengernyitkan keningnya.

"Aisshh—, pantes aja lo ditolak Sivia berkali-kali. Otak lo nggak pernah lo pakai!!"Ando masih menatap Ify binggung.

"Iqbal udah 1 semester nggak ikut taekwondo lagi, pergelangan kaki kanannya cedera di perlombaan terakhir. Dan dia masih dalam masa pemulihan"

"Alasan dia nggak mau lo jemput karena dia lagi ngejar kakak kelasnya yang setiap hari pulang sekolah naik bus" jelas Ify panjang kali lebar. Ando mengerti dan mengangguk-angguk ringan.

"Kirim pesan ke Iqbal, bilang sampai rumah dia harus sit-up 100 kali" dingin Ando lantas menatap kedepan dan menjalankan mobilnya.

"ASSAAA!!!" teriak Ify penuh semangat. Seperti mendapatkan sebuah hadiah yang besar. Melihat adiknya menderita adalah kebahagiaannya.

Ify mengeluarkan ponselnya dengan cepat mengirimkan pesan ke Iqbal.

To: Stupid 1

Pulang sekolah sit-up 100 kali. Ando yang nyuruh. SELAMAT!!!

Ify senyum-senyum puas melihat pesan yang ia kirim kepada sang adik. Tak lama kemudian ia mendapatkan balasan.

From: Stupid 1

Lo B3 . Betrayer, Bandit, Bastrad, !!

Ify menutup ponselnya tak berniat membalas lagi. Ia tersenyum lebih puas dari tadi. Pasti sekarang adiknya sedang menyumpah serapahi dirinnya dengan nama-nama binantang yang ada di ragunan.

*****

Ify mengernyitkan keningnya binggung, kenapa Ando memberhentikan mobilnya dan memarikirkannya kedalam sebuah restoran. Ia tidak meminta untuk makan siang, ia sudah cukup kenyang hari ini.

"gue nemuin teman gue sebentar. Ayo ikut:"

"Ogah!!" tolak Ify tegas.

"Kalau lo mau disini yasudah"

"Aisshh—"

Ify menatap Ando sangat kesal, mau tidak mau ia mengukti Ando yang sudah duluan masuk kedalam restoran tersebut.

*****

Ando mengedarkan pandangannya, mencari sesosok yang sangat ingin ia temui. Ia akhirnya menukan sosok pria tersebut yang duduk di meja ujung dekat jendela. Pria itu tidak menyadari keberadaan Ando yang sudah datang, asik dengan pemandangan di luar. Ando melangkahkan kakinya mendekati pria tersebut.

"Long time no see, brother" sapa Ando dan membuat pria itu tersentak, terbuyarkan lamunanya.

"Wass' up" sapannya setelah tersadar. Menerima jabat tangan Ando. Pria itu mempersilahkan Ando duduk.

"Geser lo" Ify tiba-tiba datang dan menyuruh Ando bergeser ke kursi sebelah.

Pria di depan Ando menatap Ify sedikit terkejut dan merasa familiar.

"Lo—!!"


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro