KAPAL PESIAR
Sebelum membaca part ini saya ada Info dulu :
BACA YAAA
Maaf untuk EBOOK SPESIAL PART EL SUDAH TIDAK DAPAT LAGI DI PROMOTE. Batas waktunya sudah habis. Oleh karena itu, siapa yang ingin EBOOK SPESIAL PART EL bisa membeli EBOOK TERSEBUT. Dan Ada ebook-ebook lainnya yang bisa kalian beli.
BERIKUT DAFTAR LIST EBOOK DAN HARGANYA :
- EBOOK SPESIAL PART EL ( A5, 150 Halaman ) : Rp. 20.000
-EBOOK BLOODGLASS SERIES-1 ( A5, 130 Halaman) : Rp. 20.000
-EBOOK SAVO (A5, 320 Halaman) : Rp. 20.000
EBOOK LUXERIOUS ( A5, 289 Halaman) : Rp. 20.000
NB : UNTUK EBOOK SPESIAL PART EL ITU BUKAN "NOVEL EL" TAPI SPESIAL PART SCENE RIO&IFY, ANDO&SIVIA, ACHA&IQBAL YANG PASTI BIKIN KALIAN BAPER BANGET. YANG PENSARAN AYOO BELIII :D NOVEL EL MASIH PROSES NASKAHNYA.DITUNGGU :D
BAGI YANG INGIN PESAN EBOOK BISA LANGSUNG BISA PESAN DI ADMIN:
VIA LINE 👉 na.ika
VIA WA 👉085205338998
(SALAH SATU SAJA YA KALAU PESAN)
DENGAN Format pemesanan:
Nama :
ALAMAT E-mail:
NO. HP :
E-book YANG DIPESAN:
PEMESANAN MULAI DARI TANGGAL 14 MARET SAMPAI 30 MARET. PEMBAYARAN VIA TRANSFER JANGAN LUPA TUNJUKAN BUKTI TRANSFER. SETELAH KALIAN BAYAR, TRANSFER DAN TUNJUKAN BUKTI TRANSFER " EBOOK AKAN SEGERA DIKIRIM HARI ITU JUGA"
AYOOOO BURUAAAAAN BELII YAA :D UNTUK EBOOK BLOODGLASS SERIES-2 AKAN SEGERA TERBIT BULAN APRIL!! DITUNGGGU :D
" JANGAN LUPA BACA MARIPOSA YAA JANGAN LUPAAA AYO BACA MARIPOSAAA!!!"
SELAMAT MEMBACAAAAA EL DAN MARIPOSA :D LAFTYUU ALLL
*****
Sepanjang perjalanan Ando sedikit tak fokus, ia beberapa kali melirik adiknya memastikan gadis itu tidak kenapa-kenapa. Sedari tadi Ify hanya diam tak menjawab pertanyaanya. Gadis itu diam menatap luar jendela mobil dengan tatapan kosong. Jujur, Ando masih tidak mengerti kenapa adiknya sampai menangis seperti tadi dan mengatakan bahawa Mr. Lay adalah orang jahat.
Ando memilih untuk membiarkan sang adik dengan dunianya sendiri dan menenangkan dirinya. Ia yakin jika sudah waktunya dan pikiran Ify tenang, gadis itu akan cerita dengan sendirinya. Ando yakin itu.
****
Ando memakirkan mobilnya, akhirnya mereka sampai di pelabuhan tempat kapal pesiar itu berada. Ando dan Ify segera keluar dari mobil dan berjalan untuk naik dan masuk kedalam kapal pesiar itu. Sedari tadi Iqbal terus menelfon mereka berdua karena tak kunjung sampai-sampai menyebabkan penundaan kapal pesiar untuk beberapa menit.
10 menit kemudian Kapal Pesiar tersebut dijalankan, meninggalkan pelabuhan itu dan pesta ulang tahun perusahaan FreedMon dirayakan. Disana Mr. Bov mengenalkan menantunya, Rio kepada seluruh rekan kerjanya. Tak luput mengenalkan ketiga anak tercintanya kepada seluruh undanngan.
Ify sedikit tak suka kebisingan seperti ini, sedaritadi ia tak bisa bertemu dengan Rio, suaminya sedang sibuk berbincang dengan beberapa orang-orang penting kenalan papa-nya. Ify tidak ingin menganggu.
Ify berjalan ke pingir kapal, menikmati angin malam yang menerpa wajahnya, dingin dan menyegarkan. Pikiranya masih sedikit kacau, ia masih bingung dengan yang dialaminya tadi. Jujur, semua itu terasa begitu nyata.
"Eheemmm.. Bertemu lagi dengan Tuan Puteri"
Ify tersentak mendengar suara itu, yan sangat familiar bagi telinganya. Ify menggerakan kepalanya 90 derajat, melihat siapa yang disampingnya.
Kedua mata Ify terbuka sempurna, menemukan seorang pria yang sangat ia kenal. Ariel!
"Kok lo bisa disini?" tanya Ify bingung.
Ariel tersenyum kecil,
"Papa gue rekan kerja dari yang punya pesta ini, dan gue sangat nggak nyangka ternyata lo adalah anak dari yang punya pesta ini"
"Menakjubkan!" puji Ariel
Ify berdecak pelan, pria ini tak juga berupa. Kedua sudut Ify terangkat, tersenyum kecil. Ia tiba-tiba teringat akan tingkah gila Ariel yang selalu mengejarnya tanpa menyerah dan selalu menghiburnya ketika ia bertengkar dengan Rio. Jujur, Ify sudah menganggap Ariel seperti teman cerita.
"Gue denger lo udah hamil?" tanya Ariel basa-basi. Matanya menerawang ke depan sembari meminum gelas soda ditanganya.
Dua kali Ify dibuat kaget, bagaimana pria ini bisa tahu?. Ify tersenyum canggung. Tak berniat menjawab.
"Main gas aja tuh suami lo tiap malam" goda Ariel masih dengan suara datar tanpa intonasi.
Ify melirik Ariel tajam, kedua pipinya memanas merasa sangat malu dengan pernyataan Ariel barusan. Ify hanya bisa mendecak sinis. Ia sudah terbiasa dengan sifat Ariel yang asal ceplos tanpa pikir.
Keheningan terjadi diantara mereka untuk beberapa menit.
"Fy..." panggil Ariel memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Apa?" ketus Ify.
"Gue belum bisa move-on dari lo!" ucap Ariel sembari menoleh, menghadap ke Ify.
Ify mematung, tak berani membalas menatap Ariel. Ia tak menyangka pria itu akan mengungkapkan sebuah kalimat yang teramat sakral seperti itu.
"Gue harus gimana?" lanjut Ariel semakin menatap Ify lekat.
Ify berpikir sebentar, ia tidak boleh panik. Ariel sengaja memancingnya! Ify tau itu.
"Ya... Lo buka hati untuk cewek lain" ucap Ify santai.
Ariel tersenyum sinis, menatap ke depan kembali.
"Nggak ada yang seperti lo!" jawab Ariel pelan.
Desahan berat keluar dari hidung Ariel, ia mendekat satu langkah ke sisi Ify. Menatap Ify kembali.
"Lo nggak ada rencana cerai sama suami lo? Gue nggak apa-apa dapat istri janda, asalkan lo!"
"Kan lagi jaman tuh punya istri janda" ucap Ariel datar. " Janda muda lagi"
"LO GILA!!!" teriak Ify tanpa sadar membuat beberapa orang menatap mereka berdua.
Ify menatap Ariel tajam, pria ini sepertinya sudah tidak waras. Sedangkan Ariel puas dengan ledakan tawanya karena ekspresi Ify yang tidak biasa.
"Bercanda kali Fy! Santai aja wajahnya!" ucap Ariel masih terus tertawa.
Ify mendecak sinis, ia memilih pergi saja dari hadapan Ariel, menjauhi pria itu. Ia tak mau gila di umur muda, kasihan bayi di dalam kandunganya. Sebaiknya, Ia pergi mendekati Rio.
Ify melihat Rio masih saja sibuk berbincang dengan 4 pria paruh bayah, dan juga dengan papa-nya, kemudian mengedarkan pandangan mencari kakaknya, yang ternyata sedang sibuk mesra-mesraan dengan Sivia, melihat si illy sedang sibuk ngecengin bule-bule muda, lalu adiknya?.
"Astaghfirullah....." serah Ify sembari mengelus dadanya.
Ify melihat adiknya, si Iqbal sedang sibuk mainan sama anak ayam cabe-cabe-an, yang kemarin dibelikan Rio untuknya. Ify mendekati adiknya, duduk di kursi sebelah.
"Ngapain lo bawa si Merah si Kuning sama si Hijau?" tanya Ify heran.
"Disuruh Kak Rio" balas Iqbal dengan nada sengit.
"Disuruh Rio? Kok bisa?" bingung Ify.
Iqbal meletakkan kotak yang dipangkunya di bawah, menggerakan badanya menghadap sang kakak. Iqbal menepuk pundak kakaknya.
"Kak Rio takut tiba-tiba lo ngidam minta ketemu anak cabe-cabean lo ini!"
"Nggak mungkin kan lo bakalan nyuruh Kak Rio nyebur ke Laut, renang sampai pelabuhan terus pulang ngambil anak-anak cabe ini dan balik lagi kesini!" jelas Iqbal dengan nada semakin kesal.
Ify hanya ber "o" ria sambil manggut-manggut paham. Pintar juga suaminya. Ify menatap ayam-ayam itu, entah kenapa hatinya langsung senang, mood jelek-nya hilang begitu saja.
"Gue tinggal dulu" ucap Iqbal berdiri dari kursi yang di dudukinya.
"Mau kemana lo?" tanya Ify basa-basi.
"Makan, laper!" jawab Iqbal sekenanya,
"Ponakan lo nggak lo ajak?" tanya Ify polos sembari menunjuk ayam-ayamnya.
Iqbal menatap kakaknya dengan tatapan "Lo ngajak bercanda?". Iqbal meraih kotak dibawah itu lagi dan memberikanya kepada sang kakak. Iqbal tersenyum menatap anak-anak cabe itu yang sedang asik main gobak-sodor.
"Om pamit ya, kalian ikut mama kalian aja"
"Jangan nakal ya, nanti om belikan kalian baju putri duyung sama iphone 7+ " ucap Iqbal dramatis.
Iqbal menatap kakaknya.
"Saran gue, setelah ini lo periksain otak lo kak" gidik Iqbal lantas buru-buru berjalan meninggalkan Ify sendiri disana.
Ify mendesis pelan, menatap adiknya tajam dengan menyumpahi sang adik dalam hati.
Ify menghela berat, lagi-lagi ia harus duduk sendiri. Melihat keramaian ornag-orang yang sedang asik bercengkramah ber-selfie, makan dan yang lainnya. Mood Ify kembali jelek. Entah kenapa ia ingin sekali pulang.
Ify berdiri, mengangkat kotak berisikan anak-anak ayamnya, ia berjalan mendekati Rio. Ify tak peduli jika Rio akan marah kepadanya karena menganggu dirinya, ia tidak peduli! Ify bosan sendiri, ia ingin pergi dari keramaian ini.
Ify berdiri di belakang Rio, membuat beberapa orang yang sedang asik berbincang dengan Rio langsung terdiam dan tersenyum sopan ke Ify. Melihat client-nya bersikap seperti itu membuat Rio segera membalikkan badanya, kedua matanya membulat, terkejut dengan kehadiran Ify yang sudah dibelakangnya.
Dan lebih kaget lagi karena Ify membawa anak-anak ayamnya.
"Kenapa Fy?" tanya Rio dapat menangkap raut wajah Ify yang cemberut.
"Pestanya masih lama?"tanya Ify lemah
"Mungkin 2 jam lagi" jawab Rio sembari melirik jam tanganya.
Ify mendesah berat.
"Si Merah Si Kuning sama Si Hijau kayaknya laper" aduh Ify.
Rio menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tak gatal, bingung harus merespon bagaimana. Ya... kalau nih 3 makhluk hidup beneran manusia, dia masih bisa mengatasi, lah kalau dalam bentuk ayam gini, apa yang harus ia lakukan?.
"Ya....yaudah, kasih makan sana" suruh Rio.
Ify menatap Rio kesal.
"Kok aku sih? Kan kamu bapaknya"
Rio mencoba sabar, mulutnya ingin sekali mengumpat tapi ia tahan setengah mati. Sejak kapan ia menghamili Ify dan anaknya jadi bentuk ayam!. Rio melirik ke rekan-rekan kerjanya, melihatnya dengan aneh dan tawa yang ditahan. Rio jadi malu sendiri.
"Saya tinggal dulu ya, maaf" pamit Rio kepada para mitranya.
Rio segera menarik Ify menjauh dari sana, ia mengajak Ify berjalan masuk kedalam aula yang tak sebegitu ramai dari luar kapal. Ify pun menurut saja dan mengikuti Rio. Ia berjalan dengan hati-hati.
"Mr. Ann sini" teriak Rio memanggil Mr. Ann yang selalu mengawasi dirinya dari jauh.
Mr. Ann mengangguk dan berlari cepat mendekati Rio yang terlihat gusar.
"Iya Tuan?" tanya Mr. Ann setiba di hadapan Rio.
Rio menarik kotak berisikan anak ayam yang di pegang istrinya. Kemudian menyerahkannya ke Mr. Ann.
"Tolong kasih makan nih anak-anak ayam, jaga anak ayam ini jangan sampai meninggal" perintah Rio
Mr. Ann melongo sebentar, untuk pertama kali dirinya mendapat tugas yang sangat luar biasa aneh dari boss-nya. Apadaya, Mr. Ann hanya bisa menganggukan kepalanya, menurut dan menerima kotak ayam itu dengan lapang dada.
Setelah kepergian Mr. Ann, Rio menatap Ify, raut wajah istrinya terlihat suntuk tanpa senyum sama sekali sedari tadi.
"Kamu kenapa?" tanya Rio lembut.
"Aku capek, pingin pulang" jawab Ify jujur.
"Nggak bisa Fy, pestanya kan masih 2 jam lagi" jelas Rio.
Ify menghela berat. Tanganya memegangi perutnya.
"Yaudah, aku minta kunci kamar VIP dulu, kamu bisa istirahat dan tidur disana. Kalau pestanya sudah selesai, nanti aku jemput" ucap Rio memberikan solusi.
Ify menggelengkan kepalanya.
"Aku nggak mau sendiri! Sama kamu!" protes Ify.
Rio menatap Ify sejenak, kemudian mengangguk mengiyakan. Istrinya lebih penting untuk saat ini. Rio segera menyuruh salah satu pengawalnya untuk menyiapkan salah satu kamar VIP yang ada di kapal ini.
****
Rio dan Ify memasuki kamar tersebut, kemewahan yang ada di dalamnya menyambut kedua mata mereka berdua. Ify dengan cepat berlari ke kasur dan berbaring disana. Sedaritadi kakinya sudah pegal-pegal. Semenjak hamil, tenaga Ify tak sekuat dulu. Ia sering lelah tiba-tiba.
Ify melihat Rio melepaskan jas-nya, menaruhnya di atas kursi. Kemudian berjalan mendekati Ify. Rio mencium kening Ify lama, kemudian turun mengecup bibir Ify singkat. Ia tersenyum menatap istrinya yang terlihat begitu cantik malam ini.
Kedua mata Rio bergerak, melihat perut Ify, Rio mengelus perut Ify dengan lembut.
"Kemarin sudah check-up kan?" tanya Rio memastikan.
"Sudah"
"Kata Dokter gimana?"
"Baik-baik aja bayinya"
Rio mengangguk, merapikan beberapa helai rambut Ify yang menutupi wajah istrinya. Mereka berdua saling menatap untuk waktu yang lama, mereka sama-sama merindukan kerinduan yang sangat dalam. Kesibukkan Rio membuat mereka jarang bisa bertemu. Ditambah Rio mendapat tugas tambahan untuk membantu papa Ify.
Ify meneguk ludahnya, tatapan Rio begitu intens kepadanya, kedua matanya menghitam seperti sedang menahan sesuatu yang ingin diluapkan sekarang juga. Ify menahan napas untuk beberapa saat, merasakan gerakan tangan Rio membelai lembut pipi kanannya.
Tanpa perlu dijelaskan lebih detail, Ify tau bahwa Rio sangat menginginkan dirinya saat ini juga. Ia dapat merasakan aura gairah dari tubuh suaminya yang menyengat tanpa perantara di tubuhnya.
Ify tersenyum kecil, ia membangunkan tubuhnya, memposisikan duduk. Rio masih terus menatap Ify, dengan raut sedikit bingung karena Ify tiba-tiba duduk dan mengusapi keningnya yang berkeringat.
Tangan Ify bergerak turun, membelai lembut wajah Rio dengan hangat, dan kedua tangan Ify berhenti di baju Rio. Ify menarik dasi Rio, melepaskannya kemudian jemarinya dengan lincah membuka satu persatu kancing baju Rio, pelan namun pasti.
Kedua mata Rio setengah terbuka, terkejut dengan yang dilakukan oleh istrinya. Ia tak menyangka Ify akan seberani ini untuk menggodanya. Tangan kekar Rio mengenggam erat tangan Ify, menghentikan aktivitas istrinya pada kancing terakhir. Rio tersenyum kecil.
Tangan kirinya meraih dagu Ify, detik berikutnya Rio menghapuskan jarak diantara mereka berdua. Rio mencium Ify dengan sentuhan lembut, panas dan membabukkan. Ify memberikan akses dan membalas ciuman Rio.
Rio menurunkan tubuh Ify, membaringkanya pelan-pelan, ia sangat hati-hati tak ingin terkena atau menekan kandungan Ify. Rio merasakan gairahnya semakin memuncak. Sejak kehamilan Ify, ia menahan untuk tidak menyentuh istrinya, dan segala rasa hausnya ia balaskan saat ini juga.
Namun.....
Tiba-tiba Ify menghentikan ciumanya, Ify menjauhkan wajahnya dengan napas tersenggal-senggal. Rio menatap Ify bingung, membiarkan saja istrinya untuk bernapas sejenak.
"Kenapa Fy?" tanya Rio masih dengan kedua mata mengelap menahan gairahnya.
Ify menarik napas dalam-dalam, menghempaskanya. Kemudian menatap Rio dengan tatapan datar.
"Papa, ngundang presiden nggak yo disini?" tanya Ify keluar dari topik.
"Hah?" bingung Rio tak paham.
"Aku tiba-tiba pingin sesuatu. Aku ngidam banget" rengek Ify memohon sembari mengelus perutnya.
Rio mulai was-was, ia takut jika istrinya akan menyuruhnya aneh-aneh lagi, atau jangan-jangan istrinya akan menyuruhnya untuk mencari bebek warna-warni setelah ini?. Rio meneguk ludahnya.
"Ngidam apa?" tanya Rio hati-hati.
Ify tersenyum sumringah.
"Aku ngidam pingin dapat sepeda dari Pak Jokowi."
Seketika itu juga Rio ingin menghilang dari peradaban bumi dan hidup di Mars dengan ayam-ayam cabe istrinya!.
****
Rio berjalankeluar melewati lorong ke Aula dengan raut suntuk. Bayanganya akan menghabiskan malam yang panas dengan istrinya, sirna sudah!. Ify merusaknya! Dan sekarang ia harus mencari cara bagaimana bisa bertemu Pak Presiden dan meminta sepeda untuk istrinya!
Rio tidak menyangka bahwa ngidam istrinya akan seaneh dan separah ini!. Ya Tuhan!!. Andai Bumi dan Mars hanya 5 langkah dari rumah!
****
Ify berdiri dari sofa yang didudukinya, ia tak sabar menunggu Rio yang menyuruhnya untuk duduk dulu di ujung Aula. Ify keluar dari Aula, berjalan melewati beberapa orang yang memandanginya. Ify tidak peduli dan tetap melangkah.
Ify menghela berat, ia sama sekali tak bisa menemukan Rio. Ify melihat ada Iqbal dan Ando sedang berdua di belakang kapal dekat kolam renang. Mereka seperti sedang asik bercanda. Ify mendekati dua saudaranya itu.
"Lihat Rio nggak?" tanya Ify kepada Ando dan Iqbal.
Adik dan kakaknya dibuat sedikit terkejut dengan kedatangan Ify yang tiba-tiba. Mereka berdua menggeleng pelan. Mereka berdua saling menatap untuk waktu sedikit lama.
"Bukanya tadi sama lo?" sahut Ando membuka suara.
"Dia ninggalin gue sebentar, malah ngilang nggak balik-balik" jawab Ify seadanya. "Kalian lagi apa?" tanya Ify lagi, ia melihat kakak dan adiknya memegang dua kamera.
"Sebentar lagi akan ada acara puncak, pesta kembang api. Mangkanya kita siap-siap buat merekamnya" jelas Iqbal.
"Oh gitu. Kapan?"
"5 menit lagi kayaknya." Ucap Ando memastikan. "Ayo kita ke pinggir kapal" ajak Ando, ia mendongakkan kepalanya, melihat beberapa pekerja yang berada di atap kapal bersiap untuk meluncurkan kembang api.
Ando, Iqbal dan Ify bersama-sama berjalan ke pinggir kapal, banyak tamu undangan pun melakukan hal sama seperti dirinya. Bedanya mereka bertiga memilih tempat paling belakang pada bagian kapal. Lebih tenang dan tidak banyak orang.
Semuanya mulai berhitung. . . . . .
"SATU"
"DUA"
"TI...."
DUAAAAAAAAAARRRRR
DUAAAAAAAAAARRRRR
DUAAAAAAAARRRRRRR
"AAAAAAARRRRRGHHHSSS"
Sebuah ledakan besar beberapa kali terdengar di tengah kapal, membuat semua orang terpental jauh bahkan ada yang sampai terjebur ke laut. Kejadian itu begitu cepat dan mengejutkan.
Ando memegangi tangan Ify, adiknya ketakutan setengah mati. Mereka bertiga terduduk lemas sembari memegangi kedua telinga mereka. Ando berdiri, dari jauh ia melihat kobaran api di tengah kapal, orang-orang di dalam Aula berhamburan keluar.
Bukan Kembang Api yang meluncur, melainkan ledakan yang dahsyat seperti sebuah bom.
DUAAAAAAAAAARRRRR
DUAAAAAAAAAARRRRR
DUAAAAAAAARRRRRRR
3 ledakan kembali terdengar, dan lebih besar dari sebelumnya. Ledakan itu sampai mengguncang kapal besar ini. Ando merasakan retakan dibawah kakinya. Ando dengan cepat menarik tangan Ify dan Iqbal, mereka bertiga segera berlari ke pinggir kapal. Berpegangan kuat disana.
Teriakan semua orang begitu keras dan histeris, tidak sedikit yang sudah luka-luka dan terkapar di tempat karena ledakan itu. Ify mulai panik bukan main, begitu juga dengan Ando dan Iqbal. Banyak yang mereka pikirkan.
"Papa, Rio, illy, Mama Abahay, Sivia. Mereka ada disana Kak" ucap Ify kalang kabut.
Ando mengangguk mengiyakan, ia juga mencemaskan 5 orang itu. Ando mengedarkan kepalanya mencoba mencari keberadaan mereka. Namun, banyaknya tamu undangan yang berlarian membuat Ando sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas.
KREEEKKK
"KAPALNYA AKAN TENGGELAM!!"
"KAPALNYA AKAN MEMBELAAH!!!"
"CEPAAATTT PERGI DARI SINIII!!!"
"CEPAAAATTTT!!!"
Teriakan dari kapten yang ada diatas kapal membuat semua orang semakin panik dan kebingungan. Beberapa orang melompat, terjun ke bawah untuk menyelamatkan diri.
Ando menatap Ify dan Iqbal bergantian.
"Kalian harus melompat" ucap Ando memegangi dua tangan adiknya.
DUAAAAAAAAAARRRRR
DUAAAAAAAARRRRRRR
Dua ledakan terdengar lagi. Entah darimana asal dan sumber ledakan itu tidak ada yang tahu. Kobaran api semakin besar, retakan kapal semakin terdengar keras. Kondisi diatas kapal begitu mengerikan.
Ando dengan cepat menarik iqbal dan Ify ke pinggir kapal. Ando berjongkok, ia melepaskan highless sepatu Ify. Ando melepaskan sepatunya sendiri dan memakaikannya ke kedua kaki adiknya.
Ando berdiri, melepaskan jas-nya, dan membalutkanya di tubuh sang adik.
Ando memegang bahu Iqbal.
"Jaga kakak lo, kalian berdua lompat, dan selamatkan diri kalian." Pesan Ando.
"Lo bisa renang kan Bal?" tanya Ando memastikan.
"Bi...Bisa" jawab Iqbal gugup.
"Lompat sama kakak lo dari kapal ini, kalian berdua harus menyelamatkan diri kalian. Kalian harus hidup. Cari bantuan disana" jelas Ando dengan tegas.
"Lo gimana Kak? Lo mau kemana?" tanya Ify panik.
"Gue cari Papa dulu, Gue selamatkan Papa" ucap Ando yang akan beranjak.
Ify dan Iqbal menarik tangan kakaknya, mencegah.
"Kita ikut sama lo. Gue nggak mau pergi tanpa lo!" ucap Ify menolak dan diangguki oleh Iqbal.
Ando menepis kasar tangan Ify dan Iqbal.
"Lo berdua harus selamat dulu!!"
"Jangan bantah gue!"
"Cepat lompat sekarang!!!"
"NGGAK MAU KAK!! IFY NGGAK MAU!!!" teriak Ify bersikeras.
DUAAAAAAAAAARRRRR
DUAAAAAAAARRRRRRR
Ledakan terakhir ini, membuat kapal mulai membelah. Ify, Iqbal dan Ando berpegangan pada tiang kapal. Tubuh mereka merosot kebawah. Ando menatap Iqbal tajam.
"Lompat sekarang bal!!"
"GUE BILANG LOMPAT!!"
"GUE CARI PAPA DULU!"
"GUE KAKAK LO JANGAN BANTAH GUE!!!" teriak Ando dengan kemarahan yang meletup-letup.
Ando merangkak ke atas, berpengangan pada besi pagar putih kapal. Ia naik ke atas untuk mencari papanya. Setidaknya ia harus tau papanya masih hidup, masih ada didalam kapal atau tidak. Ando tidak bisa meninggalkan Papanya disini.
Ify menangis, melihat Ando semakin menjauh. Tangan Ify digenggam erat oleh Iqbal. Adiknya memaksa dan menariknya agar cepat pergi dari kapal ini.
"KAK IFY AYOOO!!!" teriak Iqbal.
"GUE NGGAK MAU!!"
"KAK IFY!! DENGERIN KAK ANDO!!"
"GUE NGGAK MAU BAL!!"
'KAK IFYYY!!!!"
******
Suara tawa yang begitu nyaring 3 orang yang melewatinya membuat Ify tersadar, kedua tanganya gemetar bukan main. Lagi-lagi ia mengalami hal mengerikan itu, seperti sebuah mimpi buruk yang nampak nyata. Ify tidak tau ada apa dengan dirinya.
Ify masih melihat dengan jelas Ando dan Iqbal tertawa sembari membawa kamera. Mereka berdua menatapnya dengan bingung.
"Fy? Lo kenapa?"
"Lo nangis?"
"Lo kenapa?" tanya Ando khawatir.
"Kak Ify kenapa sih? Kok tiba-tiba nangis?"tambah Iqbal tak kalah bingung.
Ify menggeleng lemah, ia merasa kakinya melemas. Tubuh Ify ambruk seketika itu juga, terduduk dengan lemah. Ando dan Iqbal terkejut dan segera mendekati Ify.
"Fy? Kamu kenapa?"
"Kamu sakit?"
"Bilang sama kakak. Kamu kenapa?" Ando panik bukan main.
Ify tak bisa berkata, bibirnya keluh. Ia mengalami halusinasi yang menyeramkan lagi. Ify membiarkan air matanya semakin mengalir deras. Ia menangis tanpa suara. Ify ketakutan, sangat takut.
"IFY KENAPA?"
Suara Rio terdengar dari kejauhan, pria itu berlari dengan cepat mendekati istrinya yang dikelilingi oleh Ando dan Iqbal. Raut wajah Rio tak kalah panik dari Ando. Rio langsung berlutut di samping Ify, memeriksa keadaan istrinya.
"Fy kamu kenapa sayang?"
"Dafychi?"
"Dafychi" panggil Rio membelai pipi Ify yang terasa panas.
Ando mengambil ponselnya, ia mengubungi sang papa untuk memberitahukan keadaan Ify saat ini agar pesta ini segera diselesaikan, dan kapal kembali ke pelabuhan. Ify nampaknya harus dibawah ke rumah sakit.
"Ak...Aku mau... mau pulang...."
"Ak....Aku .... mau pulang...." isak Ify.
Rio dengan cepat membopong tubuh Ify, ia membawa Ify untuk masuk kedalam kapal, Ando dan Iqbal pun mengikuti Rio dari belakang. Kondisi Ify sangat menakutkan, gadis itu terlihat pucat dan mengeluarkan keringat dingin terus-menerus.
"PANGGILKAN JOSHE! SURUH JOSHE MENUNGGU DI PELABUHAN!!"
"SURUH MR. ANN MENYIAPKAN BOAT SEKARANG JUGA!!" teriak Rio memberikan perintah kepada Ando.
Ando pun mengangguk, mengiyakan perintah Rio. Ando segera berlari ke arah lain, mencari Mr.Ann di kerumunan para tamu.
Banyak orang yang penasaran dan ikut khawatir melihat Rio yang terburu-buru sembari membopong istrinya. Mereka semua tidak tau apa yang telah terjadi dengan gadis itu.
Ify memejamkan matanya dan masih terus menangis. Ia ketakutan! Sangat takut sekali!. Meskipun bayangan tadi hanya sebentar tidak lama seperti kemarin, tapi tetap terasa nyata bahkan lebih menakutkan. Nyawa seluruh keluarganya seolah menjadi taruhan.
"Aku ingin pulang"
"Aku ingin turun dari kapal ini"
"Ayo pulang yo"
Rio menatap Ify kasihan, istrinya semakin pucat.
"Iya sayang, kita pulang sekarang"
"Iya Dafychi. Kita pulang. Kita turun dari kapal ini" ucap Rio lembut menenangkan istrinya.
"Tenang ya sayang, tenang. Aku disini"
"Tenang Dafychi..."
*****
#CUAPCUAPAUTHOR
TERIMA KASIH BANYAAK SUDAH MAU BACA "EL" YANG SEBENTAR LAGI AKAN TAMAT. HARUSNYA BESOK PART TERAKHIR TAPI KARENA ADA SOMETHING JADI AKU AKAN MENAMBAHKAN BEBERAPA PART SEBELUM TAMAT. SEDIKIT DI PERPANJANG SEMOGA KALIAN NGGAK BOSAN YAAA.
TERIMA KASIH SUDAH MAU NUNGGU EL DAN TERUS BACA EL MAAF BEBERAPA HARI YANG LALU TIDAK POST KARENA LAGI KELUAR KOTA DAN SAKIT. MAAF YAAA.
SELAMAT MEMBACAA SEMOGA PART INI FEELNYA DAPAT DAN MAAF JUGA KALAU BANYAK TYPO.
FOLLOW IG AUTHOR >>> luluk_hf
JANGAN LUPA COMMENT DAN VOTE SELALU DITUNGGU :D AKU USAHAKAN BESOK POST LAGI.
DITUNGGU JUGAA NOVEL EL NANTI JANGAN LUPA BELII YAAA MAKASIH BANYAAAKKK LAAFTYUUUUU :D.
SEKALI LAGI KAKAK INGATKAN JANGAN LUPA BACA MARIPOSA :D
LAFTYUUUU ALL MAKASIH BANYAAAAKK SELALU BACAA EL
Salam,
LULUK_HF
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro