Dimana kamu Dafychi?
Gadis kecil tak berdaya dengan balutan kain yang membekap mulutnya, kedua tangan di ikat terbuka di ujung-ujung pilar kasur dengan tali tampar berwana cokelat kemudian ditambahi selotip bening besar untuk memper-erat ikatan, ia terduduk tak berdaya diatas kasur, kedua pergelangan kakinya di pasung dengan kayu jati tua kemudian di kunci dengan rantai berukuran besar. Gadis ini tak bisa melakukan apapun.
Ify membuka kedua matanya perlahan, merasakan panas dan sakit di bagian belakang punggungnya, tubuhnya seketika membeku, ia sama sekali tak bisa begerak. Ify mencoba menyadarkan dirinya, membuka kedua matanya untuk semakin diperjelas.
Cahaya terang menusuk pada dua pupil matanya, mengecilkan ukuran-nya dalam waktu sekejap. Ia mengedikkan bahunya, tersentak kaget. Namun, menit berikunya Ify membuka matanya kembali, pelan-pelan.
"HAHAHAHAHAA" suara tawa beberapa pria menyadarkan Ify ! Dia kini benar-benar dalam kondisi paling sadar.
Kedua mata Ify mulai mengedar, ia berada di sebuah ruangan yang luas, dikatakan kamar bukan, mungkin lebih tepatnya ruangan kosong. Perlahan tangan Ify bergetar, mendapati banyak kaum adam berceceran di ruangan ini dengan menatap ganas dirinya, bagai harimau yang siap menerkam rusa kecil yang sedang berkeliaran.
Ify meneguk ludahnya, apa yang di inginkan semua orang ini? Ify takut!!.
Ify menggerakan tubuhnya, sama sekali tak bisa! Ia dibuat terkejut entah untuk keberapa kalinya, tubuhnya terjebak dalam ikatan yang entah sejak kapan di tubuhnya, membuat dirinya semakin bergetar. Ify tak bisa melakukan apapun, bicara pun tak bisa. Sampai akhirnya, tetes demi tetes jatuh dari pelupuk mata, membasahi pipi pucatnya.
"Aku dimana?"
"Mereka siapaa?"
"TOLONG AKU!!"
"TOLONG!!" batin Ify berteriak keras.
Pintu ruangan terbuka, masuklah sesosok perempuan berbada tinggi, kaki jenjang, kulit putih, paras cantik, memakai dress warna biru tua, dan higheels hitam. Ify menatap perempuan itu, melangkah mendekatinya. Ify sama sekali tak mengenalnya, ia tidak tau semua orang ini.
Perempuan ini menatapnya penuh dendam, ketidak sukaan.
PLAAAKK
Sebuah tamparan keras langsung menerjang pipi Ify tanpa ampun, perempuan itu melakukanya tanpa rasa iba sedikit pun. Ify memekik, ia meringis kesakitan, kepalanya sampai terhempas ke lain arah. Merasakan panas dan perih-nya tamparan itu.
Ify semakin terisak tanpa suara.
"Kenapa lo nangis? Takut lo? HAHAHA"
"Curutt!! Ngadep sini!!" perempuan itu menarik paksa dagu Ify, menghadapkan ke arahnya.
Ify tertunduk tak berani menatap perempuan itu. Sorotan matanya sangat menakutkan, Ify tak pernah melihat kedua mata yang menyeramkan seperti itu. Dalam hati Ify bertanya, Apa salah dirinya? Apa maksud semua ini? Kenapa ia di perlakukan seperti ini? Ia ingin bertanya tapi apa daya mengeluarkan suara saja tak bisa.
"Lo seneng udah dapetin Rio? Lo anggep lo udah menang? HAHAHA"
"LO SALAH BESAR!!! Kalau gue nggak bisa dapatkan Rio!! Lo juga nggak akan bisa!!"
Yah.. perempuan itu adalah Allena, semua adalah plan B yang ia rencanakan beberapa minggu yang lau, semua planning-nya telah tersusun dengan begitu rapi. Akibat ucapan Rio tadi pagi membuat kemarahanya meledak dan ia kehabisan kesabaranya. Ia tidak akan main-main lagi dengan tujuannya.
Ify menggeleng-gelengkan kepalanya, masih dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti. Ify mencoba ingin mengeluarkan suara tapi sama sekali tak bisa, ia ingin menjelaskan bahwa ia sama sekali tidak mengerti yang diucapkan oleh Allena. Ia tak paham.
"Yaah... lo emang cantik! Gue akuin. Sangat cantik" picik Allena, mengambil duduk disebelah Ify. Memperhatikan gadis dihadapanya sangat lekat dan tajam
"Tapi gue lebih segalanya dari pada lo!!!" bentak Allena sembari menoyor kepala Ify kasar, membuat tubuh Ify oleng kebelakang terbentuk pilar kasur.
Allena menjambak rambut Ify tanpa kasihan, menariknya dengan keras. Ify meringis kembali tanpa suara, memejamkan kedua matanya menahan rasa sakit akibat tindakan Allena. Ify mencoba menggerakan tangan dan kaki-nya, tetap saja sama! Tidak bisa.
"Apa yang buat Rio suka banget sama lo? Hahahaha" tawa Allena sinis, tanganya lebih erat menarik rambut panjang Ify.
Tangan Allena lepas dar rambut Ify, berpindah membelai pipi Ify, menyapu dengan punggung telapaknya. Suara desisisan sinis keluar dari mulut Allena beberapa kali.
"Lo takut sama gue?" tanya Allena dingin.
Ify menganggukan kepalanya beberapa kali. Mengatakan sejujurnya. Ia memang sangat takut! Lebih dari takut! Ia ingin pergi dari sini.
Allena langsung tertawa tanpa henti, tertawa antara senang bercampur amarah.
"NGGAK USAH SOK POLOS LO!!" Allena kembali menghantamkan kepala Ify ke belakang, menabrak pilar dan menimbulkan suara yang cukup keras.
Suara Ify terdengar memekik pelan, tubuhnya tak henti bergetar, air matanya terus mengalir, Ify kesakitan sekali. Panas, perih, yang di rasa di belakang kepalanya. Ia berdoa dalam hati akan ada yang menolongnya hari ini.
"Mmm... Gue akan hancurin hidup lo sehancur-hancurnya, gue akan bikin psikis lo trauma yang mendalam! Sampai buat lo nggak ingin hidup lagi"
"Sebentar lagi, jadi tenang ya gadis manis"
Allena menepuk-nepuk puncak kepala Ify pelan, sedangkan Ify sedikit menjauhkan kepalanya, tak berani dengan Allena.
"Ambil kameranya, siapkan cepat!" suruh Allena kepada anak buahnya, ia berdiri dari kasur berjalan ke sebuah kursi yang disiapkan istimewa untuknya, ia bersiap menonton pertunjukkan yang sangat menarik setelah ini.
Allena duduk diatas kursi tersebut, melipat kedua kakinya dengan begitu anggun, menatap Ify yang tak jauh darinya, gadis itu terus menangis, gemetar, dan sangat ketakutan.
"Kalian sudah matikan ponsel dia?" tanya Allena ke salah satu anak buahnya yang sedang berdiri di sampingnya.
"Sudah nona, tenang saja, semuanya aman, tidak akan ada yang bisa menemukan tempat ini"
"Oke, bagus" balas Allena tersenyum puas.
Kamera sudah terpasang, sebuah tripod berdiri tepat di samping Allena.
"Jadi—, siapa yang ingin pertama kali merasakan tubuh gadis itu?"
"SAYA"
"SAYA"
"SAYA"
"SAYA"
"SAYAA"
"SAYAA"
Kedua mata Ify membulat sempurna, mendengar pertanyaan Allena yang sangat mengerikan, ditambah tatapan bringas dari pria-pria berbada cukup besar di sekitarnya, Ify tak bisa lagi menahan rasa gemetar yang semakin menyerangnya, jantungnya berdetak cepat, tubuhnya sangat dingin. Demi tuhan, Ia sangat ketakutan!!.
"Mama tolong aku"
"Mama tolong aku!!"
"Mama tolong!!!"
"Mama bantu aku keluar dari sini"
"Mama tolong!! Tolongg"
"Tuhan tolong!! Tuhan aku nggak mau!! Tuhan tolong!!"
Ify memberikan tatapan memohon ke Allena, ia benar-benar sangat memohon agar Allena mengampuninya, ia memohon agar Allena membebaskannya, membiarkannya pergi. Ify ingin keluar dari tempat bak neraka ini!.
Namun, Allena bersikap tak peduli kepadanya! Memberikan senyum picik dan sorot mata penu dendam!.
"Lakukan sekarang!!!" perintahnya tegas.
Ify meneguk ludahnya, melihat 3 pria mulai mendekatinya dan naik ke atas kasur. Ify berusaha menggerak tubuhnya, mencoba melepaskan ikatan, tapi sama sekali tak berhasil ia tak bisa apapun. Ify menangis semakin takut.
Ify menggelengkan kepalanya tak karuan, menghentak-hentakkan kakinya yang terikat, memberikan isyarat agar mereka tak melakukan itu. Tangisan Ify menjadi, salah satu pria itu mulai membuka kancing seragamnya satu-persatu. Melucuti seragamnya sampai tak tersisa.
Mereka semua benar-benar biadap!!.
"MAMAAA!!!!"
"MAMAAA!!!"
"TOLONG AKUUU!!!"
"YA TUHAN TOLONG AKU!!!"
Ify tak berdaya, tak bisa melakukan apapun, tubuhnya di kuasai oleh 3 orang pria saat ini. Ia tak berani membuka matanya sama sekali, ia sangat takut! Lebih dari takut. Merasakan tangan kasar mulai menyentuh tubuhnya, mencium nafsu setiap inci kulit tubuhnya. Bukan sebuah rasa nikmat yang Ify dapat, melainkan rasa pedih, rasa takut, rasa gemetar dan rasa sakit yang paling luar biasa yang pernah ia alami selama hidupnya.
Allena sungguh tidak main-main dengan ucapkannya! Perempuan iblis itu sungguh ingin membuat hidupnya sehancur mungkin, hidupnya tak berarti lagi.
"BERHENTIII!! AKU MOHON JANGAAN!!"
"BERHENTIII!!!!"
"YA TUHAN AKU TAKUTT!!"
"BERHENTIII!!! AKU MOHON"
"TUHAN TOLONG AKU!!"
"KASIHANI AKU TUHAANN!!"
"AMPUN TUHAANN!! AMPUNNN!!"
"TUHAN AKU SANGAT MEMOHON!! TOLONGGGGGG!!!"
"BERHENTIIII!!!"
Gumpalan kain di mulut Ify dibuang, dagu-nya ditarik kasar, Ify tak berani membuka matanya sama sekali. Ia lebih dari ketakutan saat ini. Ify mengepalkan kedua tanganya erat, tubuh mengkerut takut, mengejang, merasakan bibirnya dilumat secara paksa. Ify mencoba menolak, menggerakan kepalanya, tapi tangan berotot dan kuat itu mencengkram rahangnya semakin erat. Sampai akhirnya Ify tak bisa bergerak, dan sekali lagi ia hanya pasrah dan menangis.
"TUUHAAAAN AKU MINTA AMPUN"
"BEBASKAN AKU TUHAN"
"TUHANNN AKU MOHON"
"TUHAN AKU TAKUT! SANGAT TAKUT!"
"TUUUUHAAAAAAAAANNNN TOLOOONGGG AKU MOHOONNN!!!!"
Braaaakkk
Suara pintu ruangan itu dibuka dengan buru-buru, seseorang masuk dengan wajah panik, mengagetkan semua orang di dalam sana, semua aktivitas terhenti, semua mata menoleh ke orang tersebut, terkecuali Ify tentunya, gadis itu masih menangis dalam ketakutan dengan memejakan kedua matanya.
"Di depan tugu pintu masuk ada banyak mobil polisi dan orang ber-pakaian hitam!"
"Kita harus cepat pergi dari sini, sebelum mereka sampai!!" ucap orang tersebut tergesah-gesah. Dia salah satu anak buah Allena.
Allena membelakakan kedua matanya tak percaya.
"SIALAAN!!!"
"BODOH KALIAN SEMUA!!!"
"BAWA GADIS ITU PERGI SEKARANG!!" perintah Allena tajam.
Semua orang disana pun bergegas dengan cepat untuk melarikan diri, tak lupa juga membawa Ify sebagai sandra mereka. Mereka semua melewati pintu rahasia yang langsung menuju ke parkiran tempat kendaraan mereka berada.
****
4 jam yang lalu . . . . . .
Rio mencari ponselnya di mobil, tetap tidak ada. Ia mendesah pasrah mungkin ponselnya terjatuh di suatu tempat. Rio melirik ke jam tanganya, 15 menit lagi Ify sudah keluar sekolah, ia pun segera keluar dari kantor, bergegas menyusul Ify. Ia mungkin akan telat sekitar 10 menit untuk sampai kesana.
Rio mempercepat laju kendaraanya, menerobos mobil-mobil dihadapanya. Ia ingin secepatnya sampai.
Akhirnya, mobil Rio berhenti tak jauh dari gerbang sekolah Ify. Ia mencari-cari sosok Ify diantara siswa-siswi yang juga sedang berdiri di dekat gerbang menunggu jemputan.
"Untung saja gadis itu belum keluar" legah Rio merasa bawah dirinya tidak telat.
Rio menghempaskan tubuhnya, bersandar ke kursi. Melihat kendaraan dan siswa-siswi berlalu lalang di depan matanya, Rio menikmati saja pemandangan dihadapannya.
30 menit telah berlalu, Rio mulai gusar, Ify tak kunjung keluar tak seperti biasanya. Rio mengeluarkan ponsel cadangannya, dan segera menghubungi nomer Ify.
"Maaf, nomer yang anda tu—"
"Sial!!" umpat Rio, bukan suara kekasihnya yang ia dengar melainkan kakak-kakak operator.
Rio menghela berat, ia mencoba menghubungi adiknya saja, menanyakan keberadaan Ify.
"Il—, lo dimana?" tanya Rio ke inti-nya.
"Gue lagi nyetir kak! Ini mau ke toko buku. Kenapa?"
"Ify sama lo nggak?"
"Hah? Nggaklah! Bukanya sama lo?"
"Maksudnya?"
"Dia tadi udah keluar duluan, bahkan kelihatan buru-buru katanya ada janji sama lo!"
"Sejak kapan ?"
"Mungkin 30 menit yang lalu"
Rio mendadak terdiam ditempat, perasaanya aneh mulai menyerangnya, kedua matanya bergerak tak pasti, memperlihatkan bahwa dirinya cemas.
"Lo bisa telfon Sivia nggak? Tanyain apa dia sam—"
"Sivia udah dijemput kak Ando" potong illy dengan cepat.
"Terus Ify dimana?" tanya Rio seperti orang linglung.
"Kok lo jadi tanya gue sih? Mana gue tau!!"
"Gue tutup. Bye!"
Setelah menutup sambungan tersebut, Rio melempar ponslenya kemana saja, ia tak peduli. Dengan cepat Rio menyalakan mesin mobilnya, menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas wajar seperti orang kesurupan.
Jujur, Rio merasakan perasaan yang mengganjal, ia mulai tak tenang, ia sangat mengkawatirkan Ify saat ini, ia yakin bahwa terjadi apa-apa dengan kekasihnya, mengingat kejadian-kejadian yang sedang menimpa hubungan mereka.
"SIAALl!! SIAALL!!"
"Lo dimana sih fy!!"
*****
Hampir 2 jam lebih 30 menit Rio mencari Ify mulai dari di rumah gadis itu, di rumahnya, di kantornya, bahkan di tempat yang seharusnya ia akan mengajak Ify, gadis itu sama sekali tak ada dimanapun. Rio juga menyuruh Mr. Ann dan anak buahnya untuk mencari Ify di seluruh penjuru sekolah, rumah teman-teman Ify baik yang dikenal maupun tidak, bahkan sampai rumah Shilla pun di datangi, dan hasilnya tetap nihil Ify tidak ada dimanapun juga.
Rio sudah hampir menyerah untuk menelfon kekasihnya, mungkin sudah hampir lebih dari 100 kali ia mencobanya dan hanya mbak-mbak operator yang setia mengangkat sambungan darinya.
Rio tambah panik tak karuan!.
"Apa maksud lo adik gue nggak ada??" sentak Ando seketika masuk kedalam rumah Rio.
Rio tak ada pilihan lain, ia buntu dan lebih baik langsung mendiskusikan hal ini kepada Ando, kakak Ify. Rio menghela berat, pasrah saja jika tiba-tiba Ando menyerangnya dan menghantamnya habis-habisan.
Kedua mata Ando sudah menyorot tajam,
"Gue tadi mau jemput Ify, gue janjian mau ngajak dia kelaur, tapi dia tiba-tiba nggak ada dan nggak bisa di hubungi, gue sudah nyuruh Mr. Ann dan pengawal lainnya nyari disemua tempat, tetap aja nihil, Ify nggak ada dimanapun" jelas Rio pelan-pelan.
"Di makam mama?" tanya Ando penuh harap.
"Nihil. Gue udah kesana, dia tetap nggak ada" serah Rio lemas.
Ando mencoba untuk tenang, tidak panik seperti Rio.
"Kita berpencar cari Ify, lo keluarin semua pengawal lo, gue akan suruh Mr. Lay dan anak buahnya serta minta bantuan kepolisian"
"Tapi belum 24 jam, bi—"
"GUE POLISI!"
Gara-gara hanya fokus dengan keadaan dan keberadaan Ify, pikiran Rio menjadi sangat kacau dan kemana-mana, ia hampir lupa dengan fakta itu. Rio mengangguk cepat dan segera bangun.
"Kita cari sekarang" ajak Rio dan diangguki tegas oleh Ando.
Mereka berdua dengan cepat bergegas dari sana, menjalankan pencarian kembali dengan banyak bala bantuan.
*****
Iqbal berjalan keluar dari perpustakaan, ia baru saja ada pelatihan untuk lomba olimpiade bulan depan, tubuhnya begitu sangat lelah. Ia butuh istirahat sekarang.
Langkah Iqbal terhenti, ia menemukan Acha sedang duduk bersandar di kursi panjang tak jauh dari perpustakaan, ia sedang tertidur, sepertinya gadis itu sedang menunggu Iqbal.
Iqbal mendesah berat, ia berniat ingin meninggalkan saja tapi entah kenapa tubuhnya menyuruh bahkan memaksa agar dirinya menghampiri Acha. Dan Iqbal kalah dengan tubuhnya sendiri, ia melangkah mendekati Acha.
"Bangun!!!" panggil Iqbal malas.
"Cha bangun!!" teriak Iqbal
Acha tersentak kaget, ia langsung berdiri dengan kedua mata yang setengah terbuka, bahkan nyawanya pun belum lengkap. Acha menghadap ke bawah, tas-nya terjatuh. Ia pun mengambilnya dengan malas.
"Lo ngapain masih disini?" tanya Iqbal dingin.
Acha menatap Iqbal, masih berusaha mengumpulkan kesadaran.
"Nungguin lo" jawab Acha polos.
"Lain kali nggak usah!" tolak Iqbal kemudian berjalan meninggalkan Acha duluan, seperti biasanya.
Acha mendengus pelan, namun detik berikutnya ia berjalan mengikuti Iqbal, menyeimbangi langkah Iqbal yang cukup cepat.
"Iqbal pelan-pelan" pinta Acha kewalahan.
Iqbal tak mempedulikan dan tetap terus berjalan.
"Iqbal kaki gue capek" ucap Acha jujur,
Iqbal tetap acuh tak acuh, menatap lurus ke depan, ingin cepat sampai di parkiran dan pulang ke rumah. Tak menggubris gadis aneh disampingnya ini. Ia sudah lelah!
"Iqbal kaki gue sakit. Beneran!"
Langkah iqbal mendadak berhenti, membuat Acha pun ikut berhenti. Iqbal menoleh ke arah Acha, menatap gadis itu sangat sebal.
"Lo bisa nggak sehari nggak usah ikutin gue?"
"Terus gue ikutin siapa? Gue kan sukanya cuma sama lo" jawab Acha kelewat jujur.
Iqbal mengertakan giginya, menahan amarahnya yang ingin meluap.
"Siapa aja kek! Pokoknya jangan gue!"
"Nggak mau!!" tolak Acha keras.
"Gue nggak mau!! Gue mau-nya cuma lo!" lanjutnya dengan raut kesal.
Acha melipatkan kedua tanganya. Menatap Iqbal sebal.
"Gue nggak suka sama lo!" bentak Iqbal penuh penekanan.
"Bohong!! Lo suka sama gue!" kekuh Acha tak mau kalah.
"Nggak!!"
"Gue yakin lo suka sama gue"
"Lo sum—"
Ucapan Iqbal terpotong, sebuah panggilan masuk di ponselnya. Dengan cepat Iqbal meraih ponsel yang ada disaku celananya, ia mengeluarkannya.
Iqbal mengernyitkan kening, kakak sulungnya menelfon, tak biasanya. Dengan cepat Iqbal mengangkat sambungan tersebut.
"Ada ap—"
Iqbal tak jadi melanjutkan pertanyaanya, suara Ando terdengar sangat panik, pria itu terdengar frustasi, Iqbal yang mendengarnya pun mulai ikut cemas. Bibir bawahnya ia gigit, menahan rasa takut yang mulai menyerangnya.
"Iqbal nemuin Mr. Lay sekarang"
"hati-hati kak"
Iqbal menutup sambungannya, tatapanya kosong. Ia masih berusaha mencerna baik-baik ucapan Ando beberapa menit tadi. Tentu saja sangat mengejutkan!!. Bagaimana ini bisa terjadi?.
"Iqbal kenapa?" tanya Acha khawatir, ia dapat melihat raut wajah Iqbal yang berubah.
"Lo pulang naik taxi! Langsung kerumah, nggak usah kemana-mana. Mengerti!!" pertintah Iqbal menatap Acha dengan serius.
"Lo mau kemana?" tanya Acha sedikit takut.
"Ayo gue carikan taxi" ucap Iqbal tak mempedulikan pertanyaan Acha.
Acha yang sudah takut melihat raut wajah Iqbal memilih menurut saja, ia tak mau Iqbal semakin marah kepadanya, bisa-bisa Iqbal akan menjauhinya selamanya. Acha tidak mau itu.
Tanpa Iqbal sadari, ia telah mengenggam tangan Acha sangat erat, membuat Acha sedari tadi senyum-senyum sendiri, merasakan hangatnya tangan Iqbal. Jantungnya berdetak cepat, ia merasa gugup, pipi-nya terasa panas.
Acha tertunduk malu. "Meskipun lo ngelakuinnya nggak sadar! Gue tetap sangat senang!"
****
Ando melihat jam dinding di sebuah kantor berwarna biru, sudah lebih dari 1 jam setengah, ia mencari Ify dan masih tidak ada kabar dari siapapun. Akhirnya jalan satu-satunya adalah Ando menghampiri salah satu perusahaan ternama, dan meminta data supir yang bekerja pada siang hari itu dan berada di dekat sekolah Ify.
Ando tak kalah paniknya dengan Rio, karena tidak biasanya Ify menghilang sampai tidak ditemukan seperti ini. Biasanya jika gadis itu kabur dari rumah atau kemanapun, dengan cepat Mr. Lay dan anak buahnya akan langsung menemukanya kurang dari 1 jam. Namun ini? Ify sama sekali tidak dapat dihubungi dan tidak diketahui keberadaanya.
Dengan dibantu 10 polisi bagian cyber-crime, Ando melacak semua data tersebut, membaca dengan teliti dan hati-hati.
Jam dinding terus berputar, matahari perlahan turun, langit berubah senja, malam akan segera datang, dan sosok Ify masih belum dapat di temukan.
"KETEMU!!!"ucap salah satu anggota polisi yang duduk disebalah Ando.
Dia menggeserkan posisi monitor komputer ke arah Ando, menunjuk peta lokasi dengan warna merah yang terpampang jelas disana. Ando menghela legah.
"Kita kesana semua sekarang!!"
"Mr. Lay segera beritahu Rio. Arahkan semua kesana" perintah Ando, ia berdiri dari tempat duduknya, raut wajahnya tak tenang.
"Siap tuan"
*****
Ando, Rio, di kawal oleh 5 pengawal dan 10 polisi mulai masuk kedalam gedung tua. Mereka masuk dengan langkah hati-hati. Alamat inilah yang menunjukan dimana seorang gadis menaiki taxi di siang hari, dan tempat ini pun terlihat sangat mencurigakan.
Ando mengarahkan jari telunjuknya ke arah sebuah ruangan dengan lampu menyala sendiri. Ando memberikan perintah untuk melangkah kesana, semua mengangguk mengerti.
"Satu"
"Dua"
"Tiga"
BRAAKKK
Pintu ruangan tersebut dibuka secara paksa, dan didalamnya kosong tak ada siapapun. Ando dan Rio membelakakan kedua mata mereka sekaligus bingung. Bagaimana penculik itu pergi dengan cepat begitu saja?.
Perlahan Ando mendekat ke kasur, matanya mengenal jelas sebuah pakaian seragam diatas sana. Bibir Ando kelur, tanganya sedikit gemetar. Ia meraih baju seragam putih dan rok hijau tosca khas SMA Arwana, dan terdapat sebuah nametag bertuliskan "Dafychi Guanni Freedy".
Kaki Ando melemas, apa yang sudah terjadi kepada adiknya.
"Ndo ken—"
Mulut Rio ikut terbungkam, menatap kosong seragam dengan namteg yang tertera sangat jelas.
"Nggak mungkin!!"
"CARI ADIK GUE SEKARANGGG!!"
"CEPAAATTTT!!!"
Teriak Ando sangat kalut, emosinya meledak begitu saja membuat semua yang ada disana kaget bukan main dan takut. Wajah Ando merah padam, tanganya mencengkram erat pakaian di tanganya, emosinya meluap bagai air panas mendidih!.
"Mereka kabur lewat pintu rahasia yang ada di kamar mandi!!" teriak salah satu polisi yang menemukan pintu tersebut.
"Ayo kita kesana" ajak Ando memberikan komanda kepada semuanya.
***
Ify tidak tau dirinya akan dibawah kemana, ia dapat merasakan dirinya sedang berada di dalam sebuah kendaraan yang berjalan, dingin AC menusuk setiap kulit polosnya, Ify terisak dalam diam, tentu saja ketakutannya berkali lipat. Apalagi saat ini kedua matanya ditutup dengan kain hitam, ia tak bisa melihat apapun.
"Kita buang dia!" ucap Allena yang duduk disebalah Ify.
"Cari tempat paling jauh dari kota, agar mereka susah menemukan gadis ini" lanjutnya.
"Siap nona!"
Ify semakin pasrah, tak ada yang bisa ia lakukan. Ia tidak tau dirinya dimana, ia tidak tau siapa mereka semua, ia tidak tau apa yang terjadi kepada dirinya, bahkan sedari tadi ia terus mengingat.....
Siapa namanya!. Ia tidak tau!.
****
Ando dan Rio berteriak frustasi, pelaku yang menculik Ify telah kabur duluan dengan sangat cepat, seolah mereka memang kriminal profesional. Ando menandang apapun yang ada dihadapanya, membentak siapapun yang berbicara kepadanya.
Ponsel Ando bergetar, ada sebuah panggilan.
"Mr. Bov" pekik Ando, tubuhnya menegang seketika itu.
Rio menatap Ando, tentu saja ia ikut kaget.
"Tenang, lo yang tenang" suruh Rio mengingakan.
Ando menganggukan kepalanya. Menghirup napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Setelah itu ia memberanikan diri mengangkat sambungan itu.
"Kamu dimana?" suara berat itu berhasil menusuk pendengaran Ando.
"Ando lagi kerja Pa. Kenapa?"
"Papa di rumah! Kenapa rumah kosong? Dimana adik-adikmu?"
Ando meneguk ludahnya, kenapa papa-nya selalu saja pintar jika ingin membuat kejutan, dan kenapa papa-nya selalu saja datang di waktu yang sama sekali tidak tepat!!. Ando menahan napasnya, ia ketakutan sekarang!.
"Iqbal lagi keluar sama temanya" ucap Ando berbohong, karena yang sebenarnya adalah sang adik bungsu sedang bersama anak buah Mr. Lay mencari Ify di tempat tongkrongan Ify yang mungkin gadis itu datangi.
"Lalu Ify?"
"Di—, Dia sed—"
"Jangan coba berbohong Tuan Ando Guanna!"
Kaki And terasa lemas, menipu papa-nya hanyalah sebuah kesia-siaan. Sang papa bukan orang yang pandai untuk di bohongi atau ditipu. Lelaki tua itu sudah sangat profesional dan berpengalaman dalam hidupnya. Ando menghela berat, tidak ada jalan lain selain jujur.
Yah... ia pasrah!! Dan menerima saja apa yang akan terjadi kepada dirinya setelah ini. Mungkin nyawanya sebentar lagi hilang di tangan Mr. Bov. Pasti itu!!.
Ando menoleh ke arah Rio, memberikan isyarat dengan kedua matanya.
"Jangan" lirih Rio pelan, melarang Ando untuk jujur.
Ando tersenyum miris,
Rio menepuk bahu Ando, mencengkramnya, berusaha untuk menolak keputusan Ando.
"Sorry" balas Ando tanpa suara.
Ando fokus kembali dengan sambungannya. Ia menghela pelan, mencoba untuk tenang dan tidak takut walaupun pada kenyataanya tidak begitu. Ia lebih dari sangat takut seperti sebuah senapan besar telah berada diatas kepalanya dan pelurunya siap di lepaskan untuknya.
"Maaf Pa—,Maafkan Ando"
"DIMANA ADIKMU?!!!"
Teriakan keras itu membuat kedua mata Ando langsung terpejam, tanganya yang memegang ponsel gemetar hebat.
"If—, Ify diculik pa"
"Ando belum menemukannya"
"BODOH KAMU!!!"
"TEMUKAN DIA CEPAAT!! ATAU NYAWAMU YANG SAYA HABISI!!"
Beepp—
Ponsel di tangan Ando terjatuh begitu saja, sambungan telah dimatikan sepihak oleh papa-nya. Dari suaranya saja sudah dapat dipastikan bahwa lelaki tua itu sangat murka dan penuh kemarahan kepadanya. Ando tidak berani menemuinya.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Rio khawatir, memegangi tubuh Ando yang lemas, bahkan Rio dapat melihat jelas wajah Ando memucat.
"Tidak! Gue dalam masalah besar!"
"Dia sangat marah besar!"
Ando menghela berat, mengatur detakan jantungnya yang berdetak tak wajar, tubuhnya terasa panas-dingin.
"Lebih baik kita mencari Ify lagi"
"Sebelum papa menemukanya, kita harus sudah menemukanya" ucap Ando serius ke Rio.
"Iya" sahut Rio
Ando menatap ke polisi-polisi yang ada disekitarnya.
"Kita teruskan pencarian!"
"Siap !!"
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka kembali, melanjutkan pencarian mereka kembali, dalam hati hanya bisa berdoa dan berharap bahwa Ify akan segera ditemukan dengan keadaan selamat dan tanpa cacat sedikit pun.
"Dimana kamu Dafychi!!"
******
#Cuap-CuapAuthor
Alhamdulillah bisa post walaupun dini-hari banget wkwkkw. Maaf ya baru bisa next sekarang semogaaaaa part ini feel-nya bener-bener dapat dan menegangkan Amin Amin Amin.
DAN TERIMA KASIH BANYAAAAKKK UNTUK #1Teenfiction. ALHAMDULILLAH EL BISA DIPERINGKAT PERTAMA SUMPAAHHH THANK YOU SO MUCH. KALIAN BENAR-BENAR AWESOME AMAZING ARGGHHHSS!!! MAKASIHHHHH YAAAAAA.
TERUS BACAA "EL" JANGAN BOSAN-BOSAN. BANTUIN JUgA BUAT PROMOSIIN YAA. MAKASIHHH BANYAAK MWAAHH.
Oh ya bagi yang ingin "Ebook spesial part Ify dan Rio, Ando-Sivia dan Iqbal-Acha" kalian cuma perlu post foto dibawah ini dan promosikan cerita "EL" di akun sosial media kalian, seperti instagram, line, bbm, facebook, twitter dan lain-lainnya. Captionnya terserah kalian pokoknya ajak teman-teman kerabat dan yang lainnya buat baca "EL". Kalau sudah post di sosmed kalian, langsung capture atau (screenshoot) buktinya kirim ke email "[email protected] " dan insyllh paling lambar minggu depan ebook akan aku kirim balik ke email kalian :D
Post foto ini yaaa ramai-ramai. MOHON BANTUANNYA DENGAN SANGAATTT MWAH MAKASIH BANYAAKKK :D
DAN INI DAFTAR 12 ADMIN SEMENTARA YANG KETERIMA KEMARIN. DITUNGGU INFO SELANJUTNYA KARENA HANYA 3 ADMIN YANG AKAN DITERIMA :
Nama : Olivia Maharani Ardhia
Nama :Mirvana Alfiyana
Nama : Maudy
Nama : Nur Atikah
Nama: Riska Juliyanti Pebriyola
Nama : Fitratun Ramadhany
Nama : Aulia fitri
Nama : Nadia Chaerani
Nama : Ghina Rasyidah
Nama : Diana Rahmawati
Nama : Siska Friestiani
Nama : Rosita Putri
Maaf banget bagi yang belum keterima, benar-benar saya minta maaf yang sebesar-besarnya ini yang nyeleksi bukan hanya saya sendiri tapi ada sekitar 3 orang yang ikut menyeleksi kemarin. Jangan benci sama saya ya yang nggak keterima, semoga bisa kepilih di pemilihan Admin yang lain kalau dibuka lagi. soalnya mau ada pemilihan admin RP "EL" bagi yang berminat. TETAP BACA "EL" teruss yaaaa jangan maraah yaaaa maafkaaann. Terima kasih banyaakk.
Jangan lupa Comment dan Vote selalu PALING DITUNGGUU BANGEET SAMA SAYAA SUMPAH BENERAANN MWAAAHH :D.
COMMENT SEBANYAAKNYAA DAN JANGAN LUPA BANTU PROMOTE UPLOAD FOOTNYA YAAA (TERUTAMA DI INSTAGRAM BISA TAG KE ACCOUNT IG SAYA >> luluk_hf ) DITUNGGU MWAAH :D LAAFTYUUU :D MAKASIH BANYAK MAAF SUDAH BANYAK MEREPOTKAN KALIAANN :D MWAHMWAHH.
Salam,
Luluk_HF
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro