Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🌟EMPAT BELAS🌟

Maafkan Bunda yang melupakan lapak ini dan membiarkannya berdebu
Vote 150 bunda up😀
Tandai typo banyak...

Happy Reading
.
.
.

Setelah selesai dengan operasi yang memakan waktu selama tiga jam yang lumayan menguras tenaga.

Kini Savita duduk bersama Fabian di UGD,  lebih tepatnya Fabian yang menyeretnya kesana untuk mengobati luka Savita yang berada di lengannya.

"Ntar kalau gak diobatin tuh, luka lo makin bertambah".  Omel Fabian, Savita hanya diam dan mengangguk berkali-kali. "Elo Dengerin Gue gak sih Vit?".

Hanya deheman yang keluar dari bibir manis Savita. Dia sibuk berbalas chat dari Avi yang mengatakan bahwa dia akan sampai sebentar lagi.

"Lo ngeselin lama-lama". Fabian merajuk dan membuat Savita tertawa terbahak-bahak.

"Sorry Fab, ini Gue lagi balas chat Avi, dia lagi dorong motornya karena kehabisan bensin".  Fabian yang tertawa paling keras dan mendapati pelototan dari Savita. "Diem atau Gue jahit mulut lo".

Fabian memilih diam. Dia membereskan semua peralatan yang dia pakai untuk mengobati Savita.

Savita menarik kemeja Fabian agar ikut menemaninya menemui Avi di parkiran. Padahal Fabian sudah menjelaskan kalau Avi itu cemburu dengannya. Tapi memang Savita yang tidak memperdulikan apapun, dia tetap menarik Fabian.

Hampir sampai di dekat parkiran motor yang sepi. Sebuah mobil hitam memotong jalan mereka, tiga orang berbadan tambul dengan pakaian dan penutup muka berwarna hitam, membekap Savita.

Savita metonta tapi kemudian tak sadarkan diri. Sedangkan Fabian sudah tersungkur ke tanah karena bogeman yang dilayangkan di perutnya.

Avi menghampiri Fabian setelah mobil itu pergi membawa Savita. Fabian mengingat nopolnya sebelum mobil itu menjauh.

"Kita harus lapor ke Om Abi. Beliau ada di kantin Vi".  Avi mengangguk.

"Reza, lo bantuin Fabian ya. Gue ada  urusan". Avi berlari begitu saja menuju motornya.

Fabian dibantu dengan Reza menuju kantin menemui keluarga Savita yang sedang ngobrol bersama Lala dan Bagas.

"Ijin Bang". Fabian berdiri di depan meja Zaqi. Zaqi mengangguk dan mempersilahkan Fabian berbicara.  "Savita diculik,  dan sekarang Avi lagi Ngejar mereka".

"Kurang ajar. Kamu hafal nopolnya?".  Fabian mengangguk.

"B 471 NG".  Zaqi mencatatnya dan segera mengirimkan ke kontak salah satu temannya. "Ayo ikut saya". Ajak Zaqi.

"Bunda ikut". Zaqi menggeleng.

"Bunda disini aja sama tante Lala. Pamitkan Abang ke Ayah. Abang yang nyari Adek. Ijin mendahului Ndan". Pamitnya pada Bagas lalu memberi hormat.

🌟🌟🌟

Gudang tua bekas penyimpanan ikan, yang semula tak berpenghuni, kini tiba-tiba ramai oleh beberapa manusia.

Sekitar empat lelaki berbadan tambul dengan pakaian serba hitam dan wajah sangar bak preman berdiri tegap disana. Lelaki muda berusia sekitar 23 duduk di depan gadis cantik yang diikat di kursi.

Lelaki itu sesekali membenarkan surai hitam milik gadis di depannya ini. Dia tersenyum dan kala melihat gadis ini Hanya diam karena belum sadarkan diri.

"Kamu tahu kan kalau aku cinta kamu". Racaunya. "Kamu itu cuma milik aku".

Sekali lagi dia membelai pipi gadis itu dengan jari telunjukknya dan tersenyum. Dia melakukannya berulang kali dan membuat gadis di depannya ini membuka matanya perlahan.

"Haiy cantik". Sapanya, saat mata cantik dengan bulu mata lentik itu terbuka sempurna.

Gadis itu melotot saat lelaki yang dia kenal dan dia jauhi ada di depannya sedang tersenyum dan seenaknya membelai pipinya.

"Lepasin tangan lo". Berkali-kali dia menghindari tangan lelaki itu dan berkali-kali juga lelaki itu tertawa dan terus membelainya.

"Sst.. Savita sayang, jangan marah-marah. Aku cinta sama kamu lho". Savita malah menangis sesenggukan. "Lho sayang kamu jangan nangis".

Tidak ada respon dari Savita, dia tetap menangis sesenggukan. Dia takut di tempat ini yang remang-remang dan bau anyir. Dia benci ada disini. Dia ingin pulang dan berada di kamarnya.

"Lepasin, sakit.. Hiks..". Lelaki itu melepaskan ikatan di tubuh Savita.

Bruk

Tubuh Avi jatuh tepat di kaki Savita. Wajah Avi sudah babak belur Akibat Baku hantam dengan para preman itu.

Savita langsung memeluk Avi erat dan menangis sesenggukan di pelukan Avi. Avi mencoba menenangkan gadis yang dicintainya itu, tapi lelaki itu menarik Savita dan mengeluarkan pistol yang ada di sakunya, mengarahkannya tepat di pelipis Avi.

"Jangan Avi.. Jangan Jonas, Gue mohon". Pinta Savita memelas. Jonas hanya tertawa bak orang psikopat.

"Kalau lo masih pegang dia, dia bakalan Gue tembak". Savita menggeleng, dia tak mau Avi kena tembak.

Cup

Satu kecupan dia layangkan di pipi chubby Savita. Savita merasa jijik dan mengusapnya kasar. Memandang Jonas tajam.

Semoga Abang dan Ayah nyelamatin Gue. Batin Savita.

🌟🌟🌟

Zaqi telah menghubungi Aidan dan menceritakan tentang Savita yang diculik. Zaqi dan Fabian sudah sampai di tempat yang dilacak Aidan.

Ada motor Avi disana. Aidan dan anggotanya sudah mengepung sekitar gudang ini.

"Lapor, tersangka ada 5 orang dan Korean 2 orang".

Aidan memberikan instruksi untuk Zaqi dan dia yang mendekat lebih dulu,sedangkan tiga orang berjaga di belakangnya dekat pintu.

Suara tangis Savita Terdengar bersamaan dengan suara makian yang khusus dia berikan untuk Jonas.

"Angkat tangan kalian semua, tempat ini sudah di kepung". Aidan mengarahkan pistolnya di depan para komplotan Jonas.

Savita melepaskan tangannya dan berlari membantu Avi berdiri. Jonas yang murka melihat kedekatan Savita dengan Avi, langsung menekan pelatuk pistolnya dan mengarahkan tembakannya ke arah Avi. Namun Savita Yang tahu, dia menjatuhkan Avi kembali dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng.

Dorr

"DHEAAA".

"ADEEKKK".

Teriakkan dari Zaqi dan Avi bersamaan saat Savita ambruk di dekapan Avi.

"Bajingan".

Bugh
Bugh
Bugh

Tiga pukulan bertubi-tubi di berikan Zaqi pada Jonas. Aidan segera melerai dan menyuruh anggotanya untuk membawa Jonas.

"Dhea,  please bangun Dhe". Lirih Avi.

Savita tersenyum Lemah saat melihat wajah Avi yang khawatir padanya. Dia membelai wajah memar Avi dengan jemarinya yang lentik.

"Aku sayang kamu Vi".

"DHEA",

🌟🌟🌟

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro