Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ch. ??: Theo Melihat Banyak Hal

Aku melihatnya.

Aku melihat mobil keluarga kami kecelakaan. Saat itu terjadi, aku dan Kakak akan selamat. Lalu, kami akan dibawa ke markas BPE, dilatih, dijadikan aset, dan akhirnya dimanfaatkan untuk menghabisi mereka yang dilabeli sangat berbahaya.

Aku sering melihat yang seperti itu. Dimulai saat aku baru menginjak umur lima tahun.

Waktu aku berumur lima tahun, penglihatan pertama yang kudapat adalah kakakku yang cedera karena bermain di hutan. Besoknya aku melarang Kakak pergi ke hutan. Tepatnya aku merengek seperti bayi.

Pada akhirnya, Kakak tidak jadi pergi ke hutan. Kakak tidak cedera karena jatuh dari pohon, tetapi Kakak justru jatuh ke sungai karena menghindari mobil yang nyaris menabraknya.

Lalu, satu kali aku melihat sesuatu yang sangat mengerikan.

Harusnya aku senang saat Kakak memberi hadiah ulang tahun untukku. Harusnya tersenyum lebar kalau saja aku tidak melihat sesuatu setelah menatap matanya.

Aku melihat Kakak mati.

Kakak akan keluar rumah saat hujan deras untuk mengambil ponsel yang tertinggal di rumah Arvin. Di jalan, Kakak akan terpeleset dan jatuh ke sungai yang arusnya sedang deras. Seperti sebelumnya, aku mencegah Kakak pergi.

Kakak menurut dan lolos dari maut. Kakak tidak tertimpa kesialan. Hanya saja, besoknya kami dapat kabar bahwa Arvin tertabrak motor saat berlari menerjang hujan. Dia ingin mengembalikan ponsel Kakak.

Apa pun yang terjadi aku akan tetap memilih kakakku. Tidak peduli siapa yang akan menjadi korban. Karena aku tahu, pada akhirnya, keluarga yang akan tersisa hanya Kakak. Hanya Kakak yang bisa menjagaku sampai aku cukup kuat untuk menjaganya.

Orang tua kami akan tewas dalam kecelakaan. Berapa kali pun aku menatap mata mereka, penglihatan yang kudapat selalu diri mereka yang tewas dalam berbagai kondisi. Kadang aku melihat Kakak ikut tewas.

Aku menarik kesimpulan. Keselamatan Kakak bergantung pada tindakanku. Karena itu, aku harus mendorong Kakak keluar dari mobil ini.

Dengan begini, hanya aku yang akan dibawa ke markas organisasi terkutuk itu. Kakak akan bertemu dengan orang-orang yang akan membantu agar kami bisa bertemu lagi.

Apa pun itu tidak apa-apa. Selama aku masih bisa bersama Kakak nantinya. Selama kami tidak menjadi aset organisasi terkutuk itu.

Tak akan kubiarkan mereka membuat kami membunuh orang. Kalau memang harus, kami akan melakukannya dengan keputusan sendiri.

Yang kumiliki hanya Kakak seorang. Kami akan terus bersama. Kalaupun terpisah, akan kupastikan kami segera bertemu kembali.

Apa pun tidak apa. Di mana pun tidak apa. Asal bisa terus bersama. Asal tidak menjadi alat atau senjata berjalan.

"Huft ... huft ...."

Kadang aku berpikir kekuatan ini adalah anugerah. Kadang aku berpikir kekuatan ini adalah kutukan. Kadang aku ingin menjadi anak normal saja. Anak normal yang tidak bisa melihat prediksi masa depan seseorang hanya dengan menatap mata orang tersebut.

Ah, apa yang kupikirkan. Kalau aku terlahir sebagai anak biasa, kakakku sudah lama mati. Kalau tidak, paling Kakak akan direbut dan dijadikan aset, lalu aku akan berakhir di panti asuhan.

Ngomong-ngomong, mendiang orang tua kami tahu soal ini. Mereka yang menyarankan agar aku tidak terlalu sering menatap mata orang. Mungkin setelah aku bercerita, mereka jadi paham kalau semua penglihatan ini membuatku tertekan.

Oh, aku tidak pernah menceritakan bagian mereka akan meninggal di tiap penglihatan yang kudapat. Memendam semua itu, lama-kelamaan aku terbiasa.

Terakhir kali aku mendapat penglihatan serupa saat kami hendak berangkat. Melihat itu pun menyadari kejadiannya sudah di depan mata, aku tidak berbuat apa-apa. Aku sudah menerimanya. Kubiarkan mereka meregang nyawa.

Sudah takdir mereka meninggal sebelum melihat aku dan Kakak sukses. Itupun kalau kami bisa sukses dalam hidup.

"Ugh ...."

Kepalaku sakit. Dadaku sakit. Aku ingin cepat-cepat kembali bersama Kakak. Aku ingin keluar dari tempat ini. Di sini gelap, sempit, dan sunyi.

Sampai kapan aku harus bersembunyi di sini? Tempat ini menyesakkan. Hanya ada aku dan pikiranku yang kian liar.

Kakak, cepatlah kemari.

.

.

.

Clou's corner:
Iyaw, ini chapter bonus~ Siapa tau ada yang penasaran sama isi pikiran adeknya Feli ini.

Bayangin jadi Theo :(

24-08-2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro