
゛twenty three.〃
mulmed di atas boleh diputar untuk menambah tekanan suasana.
Masuk kekediamannya, Miya Osamu langsung dapati Gin turun untuk menjemputnya. Anjing shiba itu mengendus, lalu berputar kecil tepat di hadapan sang majikan.
Mengerti gelagat apa yang disampaikan anjingnya, Osamu lantas langsung melangkah menuju dapur untuk menyiapkan makan Gin. Sang shiba inu otomatis mengekori. Lalu menunggu dengan tenang, saat si majikan menyiapkan hidangannya.
Osamu membawa mangkuk anjing ke bawah, sesegera itu Gin langsung menjilati dan menyantapnya. Selepas cuci tangan, Osamu lantas kembali dan meninggalkan Gin di sana. Sejujurnya ia tidak sekhawatir itu pada Gin jika di dalam rumah. Sebab, apabila hanya ada Atsumu di dalamnya pun, ia yakin Gin pasti akan menggonggong dengan berani.
Osamu menaiki tangga menuju kamarnya. Kala melewati kamar kembarannya, ia melihat pintu itu sedikit terbuka. Terjebak penasaran, Osamu mengintip sedikit dari luar.
Maniknya langsung menyendu kala mendapati kembarannya di dalam sana.
Tengah tiduran di kasur seraya memegang sesuatu.
Bingkai yang berisi foto seperti miliknya di kamar.
Foto yang di dalamnya terlukis dua wajah yang sama.
Dan satu perempuan.
-; ebb and flow ;-
"Mau ke mana?"
Osamu melirik kembarannya yang terlihat rapi baru turun dari kamarnya. Pemuda berhelai kelam itu kini sedang duduk di sofa, menonton televisi untuk melarutkan pikirannya, seraya pula membelai Gin dalam pangkuannya.
Terlihat sudah biasa, Atsumu Miya menjawab saja dengan santai seraya melangkah ke dapur, "yah, biasa."
Membuat Osamu langsung membuang napas, "kamu gak kapok ya," desahnya kala Atsumu melewati dirinya. Namun diabaikan begitu saja oleh kembarannya itu.
Atsumu di dapur sana sedang membuat sarapan kecil dengan roti dan susu. Selesai itu, ia membawa gelas susu sementara rotinya ia pegang saja seraya pergi ke ruang televisi. Lalu ikut menonton acara dari layar tersebut.
Tidak ada yang berbicara pada saat itu. Atsumu sibuk menatapi acara televisi, sementara Osamu sibuk membelai bulu Gin.
Kala Atsumu meraih remot televisi untuk kemudian diganti channel, Osamu jadi berucap.
"Aku tau kamu rindu. Tapi gak bisa ya jangan terlalu sering mengambil banyak afeksi?"
Atsumu masih memindah-mindahkan channel televisi, seraya itu ia membalas, "santai aja."
Lalu terjadi senyap.
Atsumu Miya telah menghabiskan rotinya, namun masih duduk santai di sana menghabiskan susunya. Maniknya hanya fokus pada televisi. Sekali-kali tersenyum, merespon apa yang ada di televisi itu.
Osamu mengelus Gin lembut, suaranya pun kembali keluar, "dia akan menyampaikan perasaannya."
"Siapa?"
"[Name]. Akan segera menyatakannya padamu nanti," jelas Osamu, tak bergerak dari gumpalan bulu Gin yang halus.
Tapi ia tau Atsumu sedang tertegun.
Tidak lama, karna Miya pirang itu langsung menarik bibir kemudian, "heh, kayaknya kamu udah jadi tempat curhat terbaiknya, ya."
Kalimat tersebut tidak digubris oleh Osamu, cowok itu malah membawa kalimat lain yang kembali membuat Atsumu terdiam, "pikirkan baik-baik. Dia sungguhan hanya mencintaimu. Dengan seluruh perasaan itu, kamu seharusnya udah cukup tanpa afeksi lain."
Osamu Miya melirik kembarannya yang tak kunjung juga merespon. Hapal dengan karakteristik cowok itu, Osamu pun membuang nafas pelan, "janganlah terlalu kalap kayak itu, Tsumu. Kamu kayaknya udah gak ngerti apa itu kasih sayang yang sebenernya, ya."
Lagi-lagi Atsumu hanya diam tak merespon. Atensinya masih menatap layar televisi. Namun Osamu tau, kembarannya ini masih mendengarkan dan memikirkan setiap ucapannya.
"Setelah melihat bagaimana kamu bersenang-senang dengan perempuan lain, dia masih menjaga cintanya. Padahal asal kamu tau, yang mencintainya juga banyak."
"Termasuk kamu?"
Kini Atsumu baru menggerakan kepala. Menatap kembarannya yang juga menatapnya itu.
Osamu terdiam menatap Atsumu. Harusnya dia tidak boleh membiarkan perasaan ini menampakkan diri begitu saja. Osamu sudah menegaskan diri sendiri untuk menahannya. Namun entah kenapa, kendalinya tentang hal ini jadi hilang tergilas ombak.
"Ya." Jawab Miya kelam itu akhirnya. Tak mau lagi menyembunyikan diri. Bahkan, Osamu berani tatap wajah kembarannya itu.
Kedua wajah berpahat sama itu masih menatap satu sama lain. Sebelum akhirnya Atsumu yang merunduk lalu melukiskan senyum miring, "ironi."
Osamu masih bertahan di sana. Menatapi kembarannya yang tengah mendesah dengan alis melengkung longgar.
"Lalu kenapa kamu korbanin dia buat aku?" Tanya Atsumu, kembali menempatkan atensi pada layar televisi, "mau berlagak jadi yang dewasa?"
Kini Osamu menurunkan atensi, ia tatap Gin di pangkuannya yang sudah terlelap.
"Kalau dia gak sekeras itu mencintai kamu, aku juga gak akan mau ngerelainnya begitu aja, Tsumu," balas Osamu. Usapannya pada bulu Gin lantas berhenti. Dia menatap jari-jarinya sendiri, "...bahkan saat aku udah berusaha membuatnya berpaling. Hatinya masih mengisikan namamu sampai penuh."
Ya. Toples milik Osamu benar-benar tak akan terisi sampai kapanpun sesuai perjanjian tak boleh saling mencintai tersebut.
Padahal ini sudah seperti rencananya, namun entah kenapa Miya kelam itu masih merasa tak puas.
[Full name] benar-benar tak mengisi toples untuknya, itu artinya perasaan gadis itu untuk Atsumu benar-benar tak goyah sedikitpun. Dan Osamu benar-benar tak ada kesempatan.
Permainan toples Osamu buat, lantaran melihat perjuangan [name] mendapatkan atensi kembarannya tersebut.
Walau Osamu telah lebih dulu menaruh perasaan pada [name], namun kala melihat gadis itu terus menutup perasaannya untuk yang lain, Osamu juga jadi hanya bisa menerimanya saja.
Lalu jadi tergerak untuk membantu [name] dan mendekatkannya dengan Atsumu.
Pikirnya juga, dengan ini berarti ia dapat membantu Atsumu pula untuk bahagia. Sebab sudah cukup lama cowok pirang itu membutuhkan sebuah perasaan untuk membelainya.
[Name] dengan perasaan tulusnya, mungkin mampu membuat Atsumu berhenti untuk menjadi laki-laki brengsek tukang mengencani wanita.
Mampu juga untuk membuat Atsumu berhenti menatap sendu bingkai foto yang terpajang di kamarnya.
Maka dari itu Osamu sebut tawarannya untuk mendekatkan [name] dengan Atsumu sebagai tawaran langka yang tidak semua pencinta Atsumu dapatkan.
Sebab [name] punya perasaan sekuat karang. Osamu belum menemukan cewek lain yang tulus benar-benar mencintai Atsumu bahkan ketika tau laki-laki pirang itu tak sebaik kelihatannya.
Osamu memendam perasaannya pun itu adalah demi kembarannya. Namun sekarang, ia malah tak bisa lagi menahan perasaan itu.
Osamu ingin memiliki [name].
Namun kebahagiaan Atsumu juga penting.
"[Name] sama seperti kamu Atsumu. Yang selalu meriakan namanya, bahkan saat ia sudah tak ada lagi di sini," ucap Osamu setelah sekian lama.
Benar. Karna kebahagiaan Atsumu telah lama menghilang menghinggapi Miya Pirang itu.
"...yang selalu mencintainya, walau pun kamu gak tau dia ada di mana sekarang," sambung Osamu. Atsumu tertunduk sambil mengeratkan rahangnya.
"...yang selalu menjaga perasaan untuknya dari perasaan yang lain."
Benar. Walau Atsumu suka mengencani beberapa gadis, walau Atsumu menciumi beberapa gadis, tetap saja. Tak ada satupun dari cewek-cewek itu yang berhasil Atsumu terima untuk masuk ke dalam hatinya.
Itu sudah jelas. Karena cowok itu sedang menjaga perasaannya.
Untuk perempuan yang masih dicintainya.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro