Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

゛one.〃

Bel istirahat sudah bersenandung beberapa waktu lalu. Walau begitu, murid yang bergegas kabur dari kelasnya tadi belum serempak kembali sampai sekarang. Menjadikan kelas berkeadaan kosong. Seperti salah satu kelas ini.

Tidak sepenuhnya kosong. Kau bisa hitung pakai satu tangan saja. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Kedua remaja berlain jenis misalnya. Kini sedang berbincang asik berdua. Jendela luas yang menyediakan segaris pemandangan laut kadang menjadi pelarian atensi mereka kala ingin.

Namun yang berjenis perempuan tampaknya tak menjadikan pemandangan itu sebagai fokus utama. Karena sosok laki-laki yang tengah menyandar pada meja di hadapannya adalah fokus utama. Gadis itu hanya berpaling saat si pemuda tersenyum ke arahnya. Tak kuat.

Sementara cowok itu sendiri kini tengah menatap pemandangan luar. Laut saat musim panas memang memiliki eksistensi yang kuat. Biru berkilau kekuningan. Siapa yang tidak terbuai?

"Eh, kau punya anjing juga?" sang gadis berekspresi lepas, matanya lekat menatap wajah terpapar terik itu.

"Punya, punya. Bukan punyaku, sih. Tapi anjingnya lucu." Itu balas si pemuda.

"Wah, benarkah? Aku ingin melihatnya... Jenis apa?"

"Shiba Inu. Tapi menurutku ukurannya lebih besar dari jenisnya yang lain."

"Pasti lucu!"

"Lucu, cuman galak. Yah, lagian emang itu bukan punyaku. Kayaknya kalo ke orang asing dia jutek, kayak yang punya."

[Full name], sang gadis itu terkekeh. Tau benar siapa yang lawan bicaranya itu maksud.

Siapa lagi kalau bukan kembarannya si pemuda itu?

"Punyamu cewek atau cowok?" si pemuda bertanya. Kini ia menatap lawan bicaranya. Membuat [name] berpaling sejenak, sebelum kembali menatap seraya melempar senyum.

"Cewek!"

"Oh ya? Anjingku cowok, bisa kali, ya, di jodohin?" pemuda itu tertawa sesudah menyumbang candaan. Yang diberikan candaan malah terkekeh salah tingkah. "Mau lihat anjingku?" laki-laki itu kembali menawar.

Dan jelas saja [name] jadi berbinar.

Diajak oleh orang yang selama ini disukainya?

Siapa yang akan menolak.

"Mau!" [name] menjawab antusias.

Laki-laki itu tertawa, mengalihkan atensinya dari sang gadis, ia kini menatap cerminan dirinya yang terduduk dikursi, "bolehkan, Osamu?"

Yang dipanggil menoleh. Menatap tak mau ikut campur dua makhluk tak jauh dari kursinya tersebut, "apa?"

"Gin, [name] mau lihat katanya. Sekalian kalau bisa dijodohin,"

Miya Osamu, pemuda yang mengurus anjing bernama Gin itu tak menjawab langsung. Menggulirkan manik dari makluk cerminan dirinya, Osamu kini menatap gadis di samping pemuda tersebut, [full name]. "Dijodohin? Aku gak mau." ucapnya terdengar agak tajam. Dia melanjutkan, "Gin harus milih sendiri jodohnya."

Miya Atsumu, pemuda bervisual sebelas-duabelas dengan Miya Osamu itu menolehkan kepalanya pada [name], "kan? Pemiliknya jutek sekaligus posesif." katanya bermaksud mengejek Osamu, membuat adik dengan selisih beberapa menit itu terdengar mendengus.

"Mau lihat sepulang sekolah nanti?" Atsumu kembali menawarkan.

"Eh?"

"Nanti main ke rumahku, sekalian ngerjain tugas yang tadi bareng-bareng." jelas pemuda berhelai jingga tersebut.

[Name] yang diajak seperti itu tentu saja merasa senang. Sekali lagi, siapa yang menolak kala jalan terbuka lebar untuk lebih dekat?

"Boleh, kalau kau tidak keberatan." jawab [name] sambil melukis senyum. Menahan mekaran jantungnya bak bunga musim semi.

"Oke nanti kita pulang bareng, tapi tunggu Osamu juga, ya."

[Name] mengangguk antusias. Atsumu memberi senyum, dia menyudahi sesi berbicang dengan gadis ini akhirnya. Pamit kemudian. Katanya mau ke kantin, padahal bel masuk sebentar lagi berbunyi. Yah, itulah Atsumu. Beda dengan kembarannya.

Osamu menggulirkan atensi. Kini dapat melihat dengan jelas bahwa gadis yang ditinggalkan kembarannya itu berwajah sumringah. Dengan riang gadis itu kembali ke tempatnya. Sementara Osamu masih mengikuti geraknya.

Baik Atsumu dan Osamu, sebenarnya tahu jelas. Bahwa [full name] menyukai salah satu di antara mereka.

Bukan yang berhelai kelam. Namun yang berhelai bak lembayung; Miya Atsumu.

Osamu sudah tau sejak lama.

-; ebb and flow ;-

[Full name] mendapatinya, Miya Atsumu kini tengah menunggu di depan gerbang lantaran dirinya yang harus hadir dalam klub musik lebih dulu. Laki-laki itu menyandar, kakinya bertekuk sebelah. Baju putihnya berantakan tak terkancingi lagi, menampilkan kaos berwarna merahnya. Kedua lengan tergulung. Ponsel dimainkannya, membuatnya tak menyadari gadis yang ditunggu sudah tiba.

"Atsumu?"

Pemuda itu baru saja menoleh kala terpanggil.

"Maaf lama," ucap [name]. Dibalas Atsumu dengan gelengan kepala.

"Lagian Osamu belum selesai juga kok," kata cowok itu. Mengetik beberapa kalimat dalam ponselnya sebelum kembali menengak. Dia dapati sosok cerminan dirinya itu akhirnya. "Osamu!"

Yang dipanggil berwajah tak enak. Dalam hati agak menyesal. Dia lupa kalau kedua orang ini terlibat janji pulang sekolah. Rencananya Osamu akan pulang lewat gerbang belakang setelah urusan di klubnya selesai, tapi dia lupa. Dan dipergokilah di sini.

"Gak, aku gak mau jodohin Gin," sembur Osamu ketika sudah menipiskan jarak.

"Eh, bukan jodohin, kok. Aku cuman mau liat," yang menjawab [name]. Dengan ucapan yang hati-hati lantaran takut tertolak mentah begitu saja.

Osamu melihat gadis itu tanpa ekspresi. Rasa tidak enak hinggap kala menyadari adanya rasa canggung dalam gadis itu. Sampai akhirnya ia menghela nafas pelan. Kemudian memimpin jalan mereka bertiga. "Aku gak yakin Gin mau ditemui orang asing." katanya. Walau begitu ia tetap tidak melarang.

Mendapat respon seperti itu sebenarnya tak membuat [name] merasa begitu senang. Namun gadis itu tetap mengukir senyum kecil. Setidaknya ia masih punya alasan 'lihat anjing' itu untuk bermain ke rumah Atsumu. Ditambah ia jadi bisa belajar bersama.

[Name] ikut memulai langkah, berjalan mengikuti Osamu. Tapi ia sadar, Atsumu terlihat masih fokus dengan ponselnya. Sebegitu asiknya, kah?

Sampai akhirnya [name] memanggil pemuda berhelai jingga itu, Atsumu langsung memasuki ponselnya dan menyusul [name].

Osamu yang memimpin sempat melirik lewat ujung matanya. Dia mendecih pelan kemudian.

Sejujurnya, kembarannya itu tak sebaik kelihatannya.

fushimi:
atsumu? jadi?

atsumu:
maaf ya, ternyata aku
gak luang hari ini.

atsumu:
besok aja

atsumu:
kamu masih mau, kan
nemenin aku?

fushimi:
gak apa-apa sih,
toh kamu yang punya
tugas hehe

atsumu:
wkwk iya makanya,
maaf aku yang minta
aku juga yang ngebatalin

atsumu:
besok deh bener

atsumu:
masa iya tugas gak
dikerjain karna
gak ngerti doang

atsumu:
bisa digaplok wkwk

fushimi:
hehe oke oke

atsumu:
sekalian kutraktir
deh besok

atsumu:
wkwk oke yaa

fushimi:
iyaa terserah kamu
aja
[Read.]

.

.

.

continue


kenalkan sebagai pemuda tukang modus berhati hangat; miya atsumu.

ini ramah. bukan playboy tau!
-atsumu-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro