゛epilog.〃
mulmed di atas boleh diputar untuk menambah tekanan suasana.
"Osamu!"
Yang di panggil menoleh. Langsung mendapati eksistensi seorang gadis tengah berlari mendekat ke arahnya, "ah, jadi juga kamu kesini," ujar pemilik nama tersebut. Osamu Miya.
Gadis yang memberhentikan diri tepat di hadapan Osamu yang berbalik, melukis senyum. Seraya itu memasok oksigen, "tentu saja," balasnya.
[Full name], gadis tersebut melirikkan matanya pada tas karton yang sedang digenggam, lalu berucap pelan "karna bagaimana pun... Aku ingin cepat-cepat membereskan peraaan ini."
[Name] lalu melukis senyum. Dia menatap Osamu di hadapannya yang kemudian ikut tersenyum kecil pula.
Kedua remaja itu bersamaan melangkah untuk lebih mendekat ke bibir laut.
Walau air laut masih terasa membeku lantaran diselimuti musim dingin kemarin, tapi baik [name] dan Osamu tak ada yang mengeluhkannya.
Toh, matahari telah kembali membawa hangat bersamaan dengan musim semi yang mengiring.
"Lihat--" [name] membawa ke luar sesuatu dari dalam tas karton tersebut.
Osamu yang melihatnya tak terlihat terkejut, namun ya anggap saja ia seperti kaget, "wah, penuh gitu," responnya, "kamu kayaknya bucin banget ya sama Atsumu."
Yang ditunjukan adalah sebuah toples.
Toples yang berisi semua perasaan [full name] pada Miya Atsumu.
Toples yang sering sekali gadis itu isi dibanding toples asli perjanjian mereka.
Menghela napas mendapat respon Osamu seperti itu, [name] pun berucap, "yah. Dia itu cinta pertamaku juga."
Osamu tatapi [name] yang sedang menatap sendu toples berisi bangau origami tersebut. Lalu bertanya, "kamu yakin mau melepaskannya ke laut?"
Membentuk senyum, [name] langsung menyingkirkan kesenduan dari tatapannya maupun dirinya, "memang apalagi yang bisa aku lakuin?"
Masih dengan senyum yang tersemat di wajah, [name] menatap lurus ke kilauan laut di depan sana, "...dia udah gak punya space kosong lagi buat nerima perasaan yang lain. Semua kepingan hatinya juga udah lengkap lagi sekarang."
[Name] kemudian melanjutkan lagi, "lagian... Kamu sendiri yang bilang, kan? Toples yang penuh, harus di hanyutkan ke laut."
Sang gadis menoleh, menatap Osamu di sampingnya, "toples untukmu gak pernah aku isi," ungkapnya jujur.
Mengunggapkan pula bahwa dia memang sebuta itu pada perasaan yang lain.
"--aku juga gak pernah ngisi toples untukmu, kok," Osamu menyahut. Langsung menoleh pula pada [name] yang sedang menatapnya, "...karna kalau aku isi, mungkin toples itu juga harus dihanyutkan ke laut sekarang."
Mendengarnya [name] sontak tersenyum.
Benar.
Dari awal, perjanjian toples mereka benar-benar hanyalah sebuah permainan.
"Hehe, jadi nyatanya kamu juga bucin, toh," ledek [name].
Namun Osamu malah tersenyum, "yah abis gimana? Dia itu orang yang sangat aku cintai juga." Katanya, mengutip gaya [name] sebelumnya.
"Aku, gak akan mau lagi nyerahin orang yang aku cintai hanya untuk kembaranku sendiri," ujar Osamu. Tampak menegaskan diri. "Kurasa... Aku akan jadi orang egois mulai sekarang."
[Name] tersenyum, sedetik itu pula senyumnya menular pada Osamu yang saling bertatapan.
Tak ada percakapan lain. [Full name] pun lantas berjongkok. Seraya memegang toples penuh yang berisikan burung origami.
Gadis itu menyodorkan benda tersebut pada air laut yang saling menyahut.
"Ombak... Toples ini berisi perasaanku padanya. Dia cinta pertamaku. Walau mungkin aku gak akan bisa lupa keindahannya yang senada dengan senja, tapi... Tolong bawa pergi perasaanku untuknya."
Dengan sebuah kalimat perpisahan itu, perlahan [name] pun mulai melepaskan genggamannya pada toples.
Dimana seluruh perasaannya untuk Atsumu tersimpan di sana.
Kala ombak telah menerima dan perlahan-lahan digiring ke tengah laut, [full name] pun mengucap kalimat perpisahan terakhir kali.
"Selamat tinggal."
.
.
.
Osamu Miya
Tahun ini terasa begitu rumit. Tak kusangka, ternyata ada cukup banyak perasaan yang saling berbelit satu sama lain dalam hamparan pantai ini.
Melilit kuat. Saling membuat sesak satu sama lain.
Para pemain cinta itu, tak akan ada yang bisa terselamatkan dari rasa kecewa.
Ada yang terkubur dalam pasir putih.
Ada yang terhanyut pergi di bawa ombak.
Tapi kami mengakui, bahwa pernah mencintai adalah hal yang menyenangkan. Bahwa tersakiti adalah hal wajar yang patut ditanggung para pemain cinta.
[Full name]
Musim semi tak terasa telah menyambut. Membawa suasana baru, dan juga kebahagiaan baru.
Raungan ombak telah mereda.
Pantai yang seolah embeku di musim dingin kini kembali berayun tenang. Seraya itu ikut menghangat.
Di tahun ini, aku telah melihat banyak orang yang tersakiti karna cinta.
Kenapa ya, kita ini terlalu memaksakan untuk menggapai yang sulit digapai?
Beregois sendiri dan menyakiti orang lain demi perasaan itu.
Huft, aku ini memang bodoh.
Andai kita gak dibutakan karna cinta.
Mungkin apa yang dirasakan aku, Hinata, Kinoshita, Osamu
...dan juga Atsumu--gak akan terhampar luas di dunia begitu saja selain dalam pantai ini.
Sehingga gak ada pula perasaan yang bermuara ke laut dan melebur sampai akhirnya hanya menjadi buih.
Sebab, semua perasaan yang kita miliki itu sangat berharga.
Atsumu Miya
Perasaan cinta itu terasa fana. Namun juga terasa begitu tegas. Aku gak tau kenapa aku mau-mau saja menunggu dan menderita karna cinta. Mungkin kalau boleh memilih pun, aku gak mau terlalu terikat pada satu cinta. Sebab, masih ada banyak perasaan yang tersebar di dunia ini yang berharap untuk terterima.
Perasaan yang tulus
Menyimpan rindu dan harapan selama hampir dua tahun itu beban tersendiri buatku. Menahan diri serta perasaan agar selalu berada di satu jalur yang sama.
Aku pernah ingin menyerah, tapi cinta kosong yang ada di dalam diriku selalu menuntut minta dilengkapi. Berbagai perasaan milik gadis lain aku coba untuk memasukinya, namun cinta itu masih saja terasa kosong.
[Full name], dia punya perasaan yang senada dengan Shimizu dulu. Begitu lembut dan tulus.
Hatiku yang kosong merasa terpenuhi saat berada di sisi [name]. Di sisi lain juga membuat rinduku jadi tambah besar pada Shimizu.
Cinta itu sesungguhnya menyiksa.
Aku merasa bersalah sekali pada [name], tapi hati bahkan tubuhku tak bisa berbohong mengenai siapa yang aku cintai sebenarnya.
Maaf, [full name].
Hinata Shouyo
Cinta pertamaku berakhir pahit.
Tak ada lagi yang terasa menyakitkan selain melihat dengan jelas orang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain lagi.
Saat itu, aku bakan gak bisa berpikir dingin. Jika kemarahan menguasaiku, mungkin aku sudah mengutarakan kebencianku pada kak [name].
Padahal kak [name] sendiri gak tau apa-apa.
Tapi lebih dari itu.
Aku frustasi ketika menyadari bahwa kisah cinta kita terus merembet satu sama lain. Aku frustasi kala menyadari bahwa rasa sakit yang aku rasain ini akan terjadi juga pada orang yang aku cintai.
Miya-san mencintai kak [name].
Tapi kak [name] sendiri telah mencintai orang lain lagi. Terlebih lagi dia adalah kembaran Miya-san.
Pasti Miya-san lebih merasakan sakit dari pada apa yang aku rasain. Tapi Miya-san masih bisa tersenyum untuk kak [name].
Ini terlalu rumit. Cinta pertamaku tak seharusnya dipenuhi belitan benang seperti ini.
Kinoshita Hisashi
Aku memang sudah tau dari awal kalau [name] itu sudah mencintai yang lain.
Orang itu bahkan lebih bersinar dariku. Dia dikenal hampir sepenjuru murid di sekolah. Tidak sepertiku.
Aku juga sudah bisa menebak bahwa perasaanku itu pasti tak akan mampu menyingkirkan orang yang bersinar terik seperti itu.
Tapi jika sinar itu berdampak buruk, akankah aku masih gak bisa menjadi penggantinya?
Apakah aku jauh lebih buruk dibanding Atsumu itu?
Aku gak ngerti [name].
Tapi mungkin memang yang namanya cinta itu tak dapat diartikan.
Apapun itulah, [name]. Terserah siapa pun yang kamu cintai. Aku harap kamu gak terlalu buta hanya demi Miya Atsumu itu. Dan menepis semua perasaan untukmu yang jauh lebih baik.
Yang jauh lebih tulus.
Here, thank's for other cast!
Special thank's for:
Inspired song:
Soundtrack:
Cry For The Moon -Nagi no Asukara
Fonte - Nagi no Asukara
Nagomi Kaze - Nagi no Asukara
Inori - Nagi no Asukara
Tears of The Sea - Nagi no Asukara
Light and Shade - Nagi no Asukara
Two Sided Feeling - Nagi no Asukara
Heart That Slips Through - Nagi no Asukara
Trailer song:
Epilogue song:
Inspired plot:
Big thank's:
Reader / Silent Reader
.
.
.
ebb and flow
haikyuu fanfiction
osamu x reader x atsumu
finished.
terimakasih banyak bagi semua teman yang telah mendukung dan membaca!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro