Chapter 9: USJ [4]
“Aku sudah datang!”
Semua siswa yang melihat kedatangan All Might langsung bernapas lega dan bersyukur. Tomura berdiri lalu menatapnya, “Aku sudah menunggumu, Pahlawan. Sampah masyarakat.”
All Might langsung melesat ke arah Aizawa dan Midoriya dkk untuk menyelamatkan mereka dari Nomu juga Tomura. Di saat yang bersamaan pula, All Might menyambar Yukina sebelum masuk portal Kurogiri sepenuhnya. Gerakan All Might sangat cepat hingga Tomura tidak dapat melihatnya.
“Kau baik-baik saja, Nak Yukina?”
Yukina membuka matanya yang tertutup rapat. Pemandangan yang dia lihat sekarang adalah All Might yang menggendongnya ala bridal style sambil tersenyum macho. Yukina menghela napas panjang.
“Apanya yang ‘baik-baik saja’? Aku ini belum makan siang, tahu,” keluh Yukina dengan nada malas. “Padahal aku belum makan siang, tapi aku harus melawan penjahat karena kau tidak juga datang. Itu sangat merepotkan,” gerutunya.
‘Nak Yukina sampai menyebut ‘makan siang’ dua kali..’ batin All Might sweatdropped. Dia segera menurunkan Yukina dari gendongannya.
“Untuk orang sepertiku, menunggu itu membosankan. Lain kali datanglah lebih cepat, dong, All Might,” kata Yukina.
“Maafkan aku, Nak Yukina,” sahut All Might gugup karena merasa bersalah.
‘Yang berani memarahi All Might... Hanyalah Yukina,’ batin Midoriya dkk takjub dengan Yukina yang berani bicara seperti itu hingga membuat All Might meminta maaf.
“Kalian semua, pergilah ke pintu masuk. Kuserahkan Aizawa pada kalian. Dia pingsan,” jelas All Might. Midoriya, Mineta dan Asui segera melakukan apa yang All Might katakan.
“Keadaannya sangat merepotkan, ya,” ujar Yukina malas. Dia melirik All Might, “Tiga lawan satu. Kau yakin tidak butuh bantuan?”
All Might menggeleng cepat. “Tidak, Nak Yukina. Kau tidak boleh bertarung lagi. Serahkan saja mereka padaku!” jawabnya tegas. Yukina hendak protes tetapi Midoriya mendahuluinya.
“All Might, jangan melawannya! Penjahat berotak itu dapat menahan One For-“
Midoriya melirik Yukina dkk dan segera membenarkan ucapannya, “Dia menahan pukulan yang tidak menghancurkan tanganku tapi dia bahkan tidak bergeming. Dia pasti-“
Tangan All Might mengayun ke belakang, menghentikan ucapan Midoriya yang belum selesai. All Might berbalik dan memberikan tanda peace padanya, “Nak Midoriya! Tidak apa-apa!”
Midoriya nampak ragu untuk meninggalkan All Might sendirian. Ia melirik Aizawa yang ada di gendongannya.
Yukina mendehem, “Kalian bertiga, pergilah dulu nanti kususul. Ada sesuatu yang ingin kukatakan pada All Might.”
Midoriya tersentak, “Eh? Kau yakin, Yukina-san?” tanyanya cemas. Yukina hanya mengangguk. Melihat respon tersebut, akhirnya Midoriya dkk pergi dari sana bersama Aizawa di gendongan mereka.
“Ada apa, Nak Yukina? Kenapa kau tidak pergi juga?” tanya All Might bingung.
“Kau mengusirku, All Might?” sewot Yukina.
All Might cepat-cepat menggelengkan kepala, “B-Bukan begitu, aku-“
“Nomu –maksudku, penjahat berotak itu punya quirk regenerasi super dan penyerap benturan. Makanya pukulan Izuku tadi tidak mempan. Kurasa cara mengalahkannya adalah dengan mengorek dagingnya,” jelas Yukina.
All Might tertegun, “Darimana kau tahu?”
“Aku tadi sempat melawannya. Kuakui pukulan Nomu sangat kuat, mungkin setara denganmu,” jawab Yukina sambil mengelus perutnya. Dia menghela napas panjang, “Yah, penyerap benturan pasti ada batasannya. Karena itu....”
Yukina menatap tajam All Might, “..Jangan kalah dari siapapun sampai aku mengalahkanmu suatu saat nanti,” lanjutnya pelan. Setelah berkata begitu, Yukina langsung berbalik menyusul Midoriya dkk.
All Might mengangguk, “Tentu saja!”
Pertarungan antara All Might melawan Nomu sangat sengit. Makhluk jadi-jadian itu sama kuatnya dengan All Might. Seberapa keras pukulan All Might, Nomu tidak bergerak dari posisinya –seakan pukulan itu hanya angin lewat saja. Padahal tanah di sekitar mereka sampai hancur akibat bentrokan dua kekuatan tersebut.
“Untuk membuat Nomu terluka, akan lebih efektif jika kau merobek dagingnya perlahan-lahan,” Tomura masih memantau pertarungan di depannya.
“Terima kasih atas infonya!” All Might bergerak cepat ke belakang Nomu. Tangannya memeluk erat lalu membanting Nomu ke tanah. Gerakan German Supplex itu seperti ledakan yang menyebabkan asap di sekelilingnya. Midoriya dan Yukina menoleh ke tempat All Might.
“Apa yang terjadi?!” tanya Midoriya was-was.
Asap mulai menghilang, terlihat All Might dalam posisi kayang dan Nomu yang menembus lantai di bawahnya. Portal Kurogiri membantu Nomu menahan tubuh All Might, bahkan Nomu dapat mencengkeram bekas operasi di perut kirinya.
‘Ternyata quirknya lebih menyebalkan dari sekadar teleportasi..’ batin Yukina. Ia terkejut ketika Midoriya tiba-tiba berlari ke sana. Yukina berusaha mencegahnya tetapi tidak digubris oleh Midoriya yang berusaha meraih All Might.
Yukina berlari mengejar Midoriya, “Bahaya!”
Dan benar saja, Kurogiri muncul di hadapan Midoriya lalu membuka portal. Tangan Midoriya perlahan masuk ke portal. Yukina segera meraih tubuh Midoriya dengan rantai kegelapan kemudian menariknya. Berkat itu, Midoriya tidak jadi masuk ke portal.
“Minggir! Jangan menghalangiku, Deku!” Bakugo datang entah dari mana dan langsung meledakkan tubuh Kurogiri. Dia meraih lempengan logam di tubuh Kurogiri kemudian menjatuhkannya ke tanah.
‘Murid baru itu benar. Hanya sebagian tubuhnya yang berubah menjadi lubang cacing misterius,’ batin Bakugo mengingat ucapan Yukina sebelumnya (Chapter 7).
“Kau baik-baik saja?” tanya Yukina yang kini berada di samping Midoriya.
Midoriya terkejut dan menoleh, “Y-Ya.. Terima kasih sudah menyelamatkanku, Yukina-san.”
Yukina menghela napas, “Bodoh dan berani adalah dua hal yang sangat berbeda, Izuku. Jangan bertindak gegabah seperti tadi. Itu sangat merepotkanku.”
Midoriya mengangguk cepat. Dalam hatinya merasa bersalah pada Yukina. Apalagi dia tahu bahwa Yukina mendapat luka saat melawan Nomu sebelumnya.
“Dari tadi yang kudengar adalah rencana kalian membunuh All Might.”
Terdengar suara Todoroki yang membuat Yukina menoleh. Todoroki mulai mengeluarkan es untuk membekukan Nomu. Cengkeraman Nomu pun mengendur sehingga All Might dapat terbebas dari sana. All Might melompat mundur sambil memegangi perutnya yang berdarah. Kirishima juga menyerang Tomura tetapi Tomura dapat menghindarinya dengan mudah. Akhirnya Kirishima melompat mundur.
“Simbol Perdamaian tidak mungkin dibunuh oleh orang seperti kalian,” ucap Todoroki datar.
Kurogiri mencoba berontak tetapi Bakugo menciptakan ledakan kecil di tangannya. “Jangan bergerak!” ancam Bakugo. Ia mendekatkan wajahnya sembari menyeringai lebar, “Jika kau berbuat hal yang mencurigakan, akan kuledakkan kau!”
“Sikapnya memang tidak seperti pahlawan,” komentar Kirishima.
Yukina melirik All Might, “Baru kutinggal semenit sudah hampir kalah, ya? Kalau begini terus, aku bisa menggeser posisimu sebagai Pahlawan No. 1, lo,” celutuknya datar.
All Might langsung tersedak kaget, “Nak Yukina, ucapanmu nusuk banget! Jangan buru-buru mengatakan apa yang ada dalam pikiranmu begitu.”
“Yukina-san! Jangan menabur garam di atas luka All Might!” kata Midoriya panik.
“Aku hanya menyemangatinya,” sahut Yukina datar tanpa dosa.
“Begitu caramu menyemangati orang?!” tanya Kirishima syok.
[Kelemahan Yukina No. 8: Ucapannya sering mengundang mispersepsi.]
Tomura membuka suaranya, “Nomu.”
Nomu mulai bergerak. All Might beserta muridnya sontak menatap makhluk mutan itu. Mereka terkejut melihat Nomu. Walau setengah tubuhnya membeku, Nomu masih dapat keluar dari portal. Tangan dan kakinya hancur bersamaan dengan bongkahan es.
“Meskipun tubuhnya hancur, dia masih bisa bergerak?” gumam Midoriya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
“Semuanya, mundur!” ucap All Might memperingatkan para murid.
Yukina langsung menciptakan pedang kegelapan untuk menebas kaki dan tangan Nomu yang membeku. Semua orang terbelalak melihat tubuh Nomu terbelah menjadi dua akibat serangan Yukina.
“Nak Yukina, apa yang kau-“
“Dia harus dihajar sebelum beregenerasi, All Might,” potong Yukina cepat.
Yukina hendak menyerang lagi namun All Might menahannya karena melihat reaksi aneh dari Nomu. Tumbuh daging dari tubuh Nomu yang membentuk kaki juga tangan. Sesuai kata Yukina, Nomu beregenerasi dan kembali seperti semula.
“Nomu telah dibuat untuk mengalahkanmu saat kondisi 100%. Dia adalah hasil mutasi yang super efisien,” jelas Tomura membanggakan Nomu.
“Pertama, kita harus merebut kembali gerbang kita.. Dan bocah itu,” kata Tomura sambil menunjuk Yukina. All Might langsung waspada sementara Midoriya, Bakugo, Todoroki, dan Kirishima mulai kebingungan.
Yukina menatap Bakugo, ‘Sial! Dia dalam bahaya!’
“Lakukan, Nomu.”
Setelah Tomura memberikan perintah, Nomu berlari menuju Kurogiri dan Yukina. Dia bergerak sangat cepat hingga mata mereka tidak dapat melihatnya. Nomu bersiap memukul Bakugo. Pukulan itu begitu keras, menciptakan hembusan angin yang kencang hingga Midoriya, Kirishima, dan Todoroki terhempas.
Bakugo terduduk, matanya terbelalak kaget. Dia masih syok atas apa yang baru saja terjadi. Midoriya, Kirishima dan Todoroki menatapnya takjub karena mengira Bakugo dapat menghindari serangan tadi.
“Kacchan?! K-Kau menghindarinya? Hebat!” puji Midoriya.
“Bukan aku. Diamlah, brengsek!” Bakugo masih mencerna apa yang terjadi. Dia mengeratkan gigi, ‘Aku tidak dapat... melihatnya...’
“Lalu, bagaimana...??” tanya Kirishima bingung.
“Itu artinya...” Todoroki menatap All Might yang berdiri dalam posisi bertahan. Dia terbatuk-batuk dan napasnya terengah-engah.
Keadaan berbalik. Kurogiri telah terbebas dan kini Yukina berada dalam genggaman Nomu. All Might berhasil menyelamatkan Bakugo tetapi tidak dengan Yukina.
“Hei, hei.. Jika kau ingin membawaku, setidaknya lakukan dengan lembut, dong. Aku hampir mati gara-gara makhluk ini, tahu,” gerutu Yukina. Dia mengusap darah di bibirnya sambil terengah-engah.
All Might dan muridnya sweatdropped berjamaah, ‘Dia masih saja menggerutu di situasi macam ini..’
[Kelemahan Yukina No. 9: Tidak bisa membaca situasi.]
“Target berhasil didapat. Nomu, Kurogiri,” panggil Tomura. Kurogiri mengaktifkan quirknya sementara Nomu perlahan memasukkan Yukina ke dalam portal. Yukina mendecih, ‘Dia pasti mengirimku ke sana, ya?’
“Tunggu! Mau kau kemanakan Nak Yukina?!” tanya All Might.
“Entahlah. Aku sendiri juga penasaran,” jawab Tomura enteng. “Dia adalah aset kami yang berharga. Kekuatannya tidak cocok untuk menjadi pahlawan. Karena itu, kami membawanya ke panggung yang lebih pantas.”
All Might menggeram, “Apa maksud-“
“All Might!” seru Yukina. Sontak All Might dan semua muridnya menoleh. Yukina menatap tajam All Might sebelum sepenuhnya masuk ke portal. All Might tertegun melihat tatapan Yukina yang seakan memberinya kode itu.
“Jangan mengejarku, All Might.”
Nomu langsung memasukkan Yukina ke dalam portal. Kurogiri pun meneleportasinya menuju markas League Of Villain. All Might, Midoriya, Bakugo, Kirishima dan Todoroki terbelalak tak percaya karena Yukina telah menghilang dari pandangan mereka.
#9
It's fine now!
Why? Because I am here!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro