Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 16: Bad Rival

Festival Olahraga U.A tinggal dua minggu lagi. Acara itu juga akan disiarkan di televisi. Jika tampil baik, dapat dipastikan kesempatan menjadi pahlawan pro akan tinggi. Karena tidak tahu lomba apa yang akan dihadapi, semua calon pahlawan tentu sudah mempersiapkan diri masing-masing.

Siang itu, siswa kelas A berlatih hand-to-hand combat di Gedung Olahraga Gamma. Setelah melatih quirk masing-masing, kini giliran fisik mereka yang digembleng sebagai persiapan menghadapi festival olahraga. Semua siswa berlatih dengan semangat, kecuali...

"Loh? Aizawa-sensei, di mana Yukina-chan?" tanya Uraraka pada Aizawa yang masuk gedung olahraga untuk mengawasi latihan.

"Dia sedang mengikuti Tes Pengukuran Bakat bersama All Might," jawab Aizawa singkat. Semua ber-oh kompak tanda mengerti. Mereka baru ingat kalau Yukina belum ikut tes yang membuat satu kelas menjadi korban prank Aizawa.

Tiba-tiba terdengar gelegar dari luar gedung olahraga. Saking kerasnya, sampai-sampai menggetarkan tanah dan membuat semua orang nyaris terjatuh. Semuanya sontak panik, takut kalau itu adalah serangan villain.

"Jangan khawatir. Itu adalah perbuatan Yukina. Tidak usah dipikirkan dan lanjutkan saja latihan kalian," jelas Aizawa datar di tengah gemuruh yang terus terdengar dari luar.

'Mana bisa!?' jerit 1-A kompak dalam hati. Mereka mulai ragu apakah Yukina benar-benar sedang ikut Tes Pengukuran Bakat atau ikut Perang Dunia di luar sana.

Tak lama kemudian, suara gemuruh mereda. Sosok All Might dan Yukina berjalan beriringan memasuki gedung olahraga. All Might langsung menghampiri Aizawa untuk menunjukkan hasil tes.

● Lari 50 meter: 0,18 detik.

● Kekuatan mencengkeram: Tak terhitung, karena Yukina meremukkan alat genggam di tangannya.

● Lompat jauh dan lompat samping: Saking cepatnya gerakan Yukina, alat pengukur sampai terhempas.

● Lempar bola: 891.7 meter, nomor dua setelah Uraraka (Infinity).

● Sit Up, cium lutut, lari jarak jauh: Tidak perlu dipertanyakan lagi. Semua dilalui Yukina dengan mudah berkat pelatihan nerakanya bersama All For One.

"Yah, hasil yang masuk akal.." komentar Aizawa tak terkejut. Dugaannya ternyata benar. Terpampang nama Yukina yang menduduki posisi teratas, menggeser peringkat satu sebelumnya -Yaoyorozu Momo. Bahkan selisih total nilai mereka terlampau jauh bagaikan langit dan bumi.

"Dengan kemampuan setinggi itu, seharusnya dia berada di kelas tiga sekarang," tambah Aizawa. "Levelnya sangat berbeda. Akan lebih baik jika dia dipindahkan ke kelas yang setara dengan kemampuannya."

All Might menggeleng. "Tidak, lebih baik dia tetap di kelas ini. Kuyakin ada sesuatu yang tidak akan dia dapatkan jika terlalu cepat naik kelas tiga," jelasnya sambil menatap Yukina.

Aizawa mengikuti arah pandangan All Might. Yukina kini dikerubungi teman-temannya yang penasaran. Terutama Midoriya yang seperti anak anjing kelaparan. Pasti tangannya sudah gatal ingin mencatat quirk Yukina di buku analisis.

"Kau dapat peringkat berapa, Yukina-chan?" tanya Uraraka penasaran.

Yukina mengangkat bahu, "Entahlah. Aku tidak menanyakannya."

"EH?!! Kenapa?!" tanya Midoriya tidak mengerti.

"Karena aku tidak peduli soal itu," jawab Yukina cuek. "Selama sudah berusaha yang terbaik, tidak perlu mempermasalahkan peringkat. Aku tidak suka membandingkan diriku dengan orang lain menggunakan deretan angka."

Berbeda dengan 1-A yang tidak puas dengan jawaban Yukina, Aizawa justru tertegun mendengarnya. Kata-kata itu begitu dalam maknanya di tengah dunia yang selalu membanding-bandingkan prestasi.

Banyak orang lebih berorientasi pada hasil dibandingkan proses, sehingga tidak ragu menggunakan segala cara untuk mencapai hasil yang diinginkan. Walau itu artinya harus melenceng dari aturan yang berlaku sekalipun.

All Might menepuk pundak Aizawa, "Jika kau pikir itu hasil yang wajar karena latar belakangnya saja, kurasa kau keliru. Meski terlihat pemalas, Nak Yukina benar-benar melakukannya dengan serius. Dia sudah berjuang keras."

Aizawa sangat tahu soal itu karena Yukina tinggal bersamanya. Aizawa tahu setiap malam Yukina berlatih di halaman belakang rumah dan paginya dia belajar di kamar. Mungkin waktu istirahat Yukina hanya saat tidur di kelas saja. Tak heran Recovery Girl selalu mengomelinya setiap kali Yukina pergi ke UKS.

"Sebenarnya Nak Yukina ingin aku merahasiakan ini, tapi..." All Might mendekat ke telinga Aizawa dan berbisik pelan, "Dia hampir menangis seperti anak kecil karena meraih posisi dua di tes lempar bola. Makanya, dia tadi terus melempar bola sampai bergemuruh."

"Kenapa dia malah bersedih dalam hal sepele seperti itu?" gumam Aizawa sweatdropped.

[Kelemahan Yukina No.15: Kalau kalah, jadi seperti anak kecil.]

Aizawa menghela napas, "Kalau begitu, kuserahkan sisanya padamu, All Might," ucapnya kemudian meninggalkan gedung olahraga.
Sepertinya pandangan Aizawa terhadap Yukina sudah berubah ke arah yang lebih baik.

"Baiklah, muda mudi! Mari kita lanjutkan latihan bertarungnya! Yang akan bertanding adalah..." All Might mengambil dua kertas undian lalu membacanya keras-keras.

"Nak Bakugo melawan Nak Midoriya!"

JDERR!! Midoriya bagai disambar petir di siang bolong. Dari 20 temannya, kenapa nama Bakugo yang terpilih? Apakah Dewi Fortuna dendam kepadanya?

Saat Midoriya gugup dan ketakutan, Bakugo malah menyeringai penuh semangat. Akhirnya dia bisa membunuh- ehem, melawan Deku.

Yukina yang sadar Midoriya seperti menghadapi malaikat pencabut nyawa pun menepuk punggungnya keras-keras. Midoriya sontak terkejut dan kembali ke alam nyata, "K-Kenapa kau memukulku, Yukina?!"

"Pikiran mengendalikan tubuh. Rasa takut membuat seseorang tak mampu bereaksi meski sudah berlatih rutin," kata Yukina datar tanpa dosa. "Kalau kau tetap tenang, jalan kemenangan pasti terlihat."

Bakugo menatap tajam Yukina. Entah kenapa, hatinya tidak suka jika Yukina menyemangati Midoriya. Berkat Yukina, Midoriya lebih percaya diri untuk melawan Bakugo. Dan itu membuat Bakugo semakin geram.

"Mulai!"

BRAKK!! DUAGHH!! BRUKK!! Bakugo memukul dan membanting tubuh Midoriya ke lantai dengan keras. Dibandingkan latihan bertarung, itu lebih cocok disebut eksekusi publik. Meski Midoriya sudah babak belur dan tak sanggup bertarung lagi, Bakugo tidak melemahkan serangannya.

Yukina tertegun, ingatannya melayang ke masa lalu saat dilatih sang ayah.

[Flashback]

"Kenapa... Kau tidak menghabisinya?" tanya All For One dengan nada rendah. Tersirat kekesalan yang tertahan di sana.

"Dia sudah tidak sanggup bertarung. Tidak ada gunanya meneruskan pertarungan." Yukina menatap kasihan orang sekarat di hadapannya. Dia berkata dengan datar untuk menutupi ketidaktegaan dalam hati.

"Jangan pernah memberi ampun pada lawanmu, Yukina. Jika kau berhenti, dia bisa berbalik menyerangmu."

[End of Flashback]

Yukina memegang kepalanya yang pusing, 'Cih. Kenapa aku malah teringat Pak Tua itu?' batinnya kesal. Berbeda dengan dulu, Yukina sekarang sangat menentang ajaran sesat ayahnya itu.

"Sudah cukup, Nak Bakugo!" seru All Might yang menyadarkan Yukina. "Nak Midoriya sudah tidak bisa bertarung-"

"Selama dia belum menunjukkan kekuatan sebenarnya, aku takkan berhenti!" sahut Bakugo yang terus menghajar Midoriya.

Semua siswa menganga menyaksikan pertandingan brutal tersebut. All Might hendak menahan Bakugo tetapi Yukina mendahuluinya dengan cepat.

Sett!! Yukina menahan tangan Bakugo sebelum mengenai wajah Midoriya lagi. Bakugo langsung menatapnya tajam.

"Minggir! Aku tidak punya urusan denganmu! Jangan bertingkah sok pahlawan di depan Deku!" sembur Bakugo penuh emosi karena 'aktivitas-menghajar-Deku' terhenti gara-gara Yukina.

Yukina mencengkeram tangan Bakugo, "Dia sudah tidak sanggup bertarung. Jika kau melanjutkannya, kau lebih rendah dari penjahat."

Semua orang tertegun mendengar ucapan tersebut. Dan juga, sejak kapan Yukina ada di sana? Iida pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membawa Midoriya ke UKS agar tidak dihajar Bakugo lagi.

Bakugo langsung menarik tangannya dari cengkeraman Yukina, "Aku tidak peduli ucapanmu! Jika kau tidak ingin terluka, cepat minggir-"

"Jika memang kau senafsu itu untuk bertarung..." Yukina melepas eyepatch di mata kirinya. "...Dengan senang hati, aku siap melayanimu."

All Might mulai berkeringat dingin, "Nak Yukina, lebih baik kau istirahat sa-"

"Akan kuhabisi kau sampai bertekuk lutut! Sejak awal aku memang sudah ingin menghajarmu, Cewek Mendokusai!" kata Bakugo penuh kebencian. Sementara Yukina gagal paham siapa Cewek Mendokusai yang Bakugo maksud.

[Kelemahan Yukina No.16: Tidak punya kesadaran diri.]

'Hentikan! Aku menghalanginya karena khawatir padamu, Nak Bakugo!' jerit All Might dalam hati.

"Yah, ini kesempatan bagus untuk menunjukkan kemampuanku. Aku tidak mau dipandang sebagai penyusup seperti yang dikatakan murid-murid lain," ucap Yukina datar.

All Might menghela napas. Dua muridnya itu memang sama-sama keras kepala. "Baiklah. Tapi, aku akan menghentikan kalian jika sudah berlebihan. Kalian mengerti?"

Bakugo menyeringai, "Tanpa kau jelaskan pun..."

Yukina membunyikan jari-jarinya, "...Aku sudah tahu."

Dengan berat hati, All Might pun menjadi wasit. Dia memberikan aba-aba, "Mulai!"

Bakugo melancarkan serangan pertamanya. Pukulan bertubi-tubi dilayangkan pada Yukina yang terus berkelit. Gerakan Yukina dalam mengelak serangan begitu halus seperti penari. Itu dikarenakan Yukina bertumpu dengan ringan pada kakinya sehingga dapat mengubah posisi secara cepat.

"Taktik mengelak yang hebat! Nak Yukina mengelilingi Nak Bakugo sambil tetap menjaga jarak di luar jangkauannya. Dia pasti tahu kalau dirinya tidak diuntungkan dalam pertarungan ini," komentar All Might kagum.

"Tidak diuntungkan?" tanya Kaminari bingung.

"Lawan yang bertubuh lebih besar cenderung lebih kuat. Makanya Yukina tidak menghentikan serangan Bakugo secara langsung," jelas Todoroki. "Itu keputusan yang tepat."

Di saat penonton asyik berkomentar, Bakugo sangat kesal karena semua serangannya terus meninju angin. Dia mendecih, 'Sial! Dia ini.. Biasanya hanya bermalas-malasan dan tidur di kelas, tapi kenapa...?!'

Bakugo mengepalkan tangan dan mengarahkannya ke wajah Yukina dengan cepat. Namun, Yukina merunduk kemudian salto ke belakang untuk menghindar sekaligus menjaga jarak dengan Bakugo.

"TEME!! Jika tidak niat bertarung, jangan berdiri di hadapanku!" geram Bakugo. Dia sengaja menghentikan serangannya untuk protes pada Yukina yang mendarat sempurna.

"Sepertinya prinsip rope-a-dope tidak berlaku untukmu, ya. Aku kagum pada staminamu, Rambut Durian," puji Yukina datar, namun dianggap Bakugo sebagai hinaan.

"Prinsip Rape-ah-apaan?" Otak Mineta tidak sanggup memahami bahasa Yukina yang terlalu tinggi. Telinganya malah misheard kata lain yang artinya jauh berbeda.

"Prinsip Rope-a-dope, strategi membuat lawan menjadi kelelahan sebelum mengalahkannya," jelas Yukina datar. "Makanya jangan kebanyakan molor di kelas, Cebong."

'BUKANNYA DIA YANG SELALU MOLOR DI KELAS?!!' batin 1-A sweatdropped. Lagi-lagi Yukina tidak punya kesadaran diri.

Yukina menatap Bakugo, "Jangan khawatir. Mulai sekarang, aku akan menyerang," ucapnya sambil menyingsingkan lengan baju olahraga.

"Aku ingin bertarung secara jujur dan adil denganmu. Ayo bertarung layaknya seorang pria."

"YUKINA! KAU JANTAN SEKALI!" jerit Kirishima yang sisi manly-freaknya kumat.

Bakugo mendecih, "Kau ini banyak omong. Majulah jika bera-"

DUAGHH!! Kaki kanan Yukina mendarat tepat di kepala samping Bakugo. Seketika Bakugo tersentak ke kiri dengan telinga yang berdengung. Untung saja dia cepat-cepat menyeimbangkan tubuh agar tidak terjatuh.

Kaminari ber-wah takjub, "H-Hebat! Kukira hanya cepat saja, bagaimana bisa tendangannya sekuat itu? Bakugo sampai terhuyung-huyung, lo!"

"E = mc²," jelas Yukina singkat.

Belum sembuh dari kaget, Bakugo melihat kepalan Yukina siap menghantam wajahnya. Sontak Bakugo menghindar dengan memiringkan kepala. Momentum tersebut Bakugo manfaatkan dengan berbalik mencengkeram tangan Yukina kemudian mengangkatnya ke atas untuk dibanting.

"SHINEE!!" Bakugo melemparkan Yukina sekuat tenaga. Namun, yang dilempar malah mendarat sempurna dengan kedua kaki dan tangannya seperti kucing.

"Bagaimana mungkin counter Bakugo pada timming setepat itu tidak bisa menjatuhkan Yukina?" tanya Ashido bingung.

"Itu karena Nak Yukina menerapkan strategi defensif dan ofensif yang cepat secara bergantian. Dia sadar tidak mungkin mengalahkan Nak Bakugo dengan mengadu kekuatan saja," jelas All Might.

Bakugo dan Yukina saling menerjang, siap meninju satu sama lain. Para penonton menganga, tidak menyangka keduanya sama-sama menerobos dari depan.

Bakugo menyeringai, 'Aku merasakan nafsu membunuhnya terpusat pada tangan kanan. Jika bisa menghindarinya, akulah yang menang!'

"Sudah kuduga kau akan berpikir begitu," Yukina ikut menyeringai karena gerak tipu yang ia lakukan sukses mengelabuhi Bakugo. Mata Bakugo terbelalak kaget, ternyata Yukina tidak bermaksud melayangkan uppercut (pukulan dari bawah ke atas) kepadanya.

Yukina malah merunduk lalu bergerak merangkul bahu Bakugo dari bawah. Kedua tangannya yang melingkar saling berpautan erat untuk mengunci Bakugo. Yukina menjegal kaki Bakugo hingga membuatnya sedikit terangkat dari tanah.

'C-Cewek sialan ini.. Yang benar saja?!' Bakugo terkejut, gerakan Yukina begitu cepat sehingga ia tidak sempat bereaksi.

BRAKK!! Bakugo terbanting ke tanah bersama dengan Yukina yang menimpanya dari samping. Tangan kiri Bakugo berusaha melonggarkan kuncian Yukina tetapi sia-sia, sementara tangan kanannya yang terulur ke atas tak bisa berbuat banyak. Seberapa keras Bakugo berontak, kuncian Yukina sama sekali tidak melonggar.

"Itu 'kan... Kata gatame! (kuncian bahu)" seru Ojiro kagum.

"Lengan Nak Yukina menekan pembuluh darah Nak Bakugo agar kehilangan kesadaran. Tidak salah lagi, benar-benar gerakan penguncian yang sempurna!" puji All Might.

Semua siswa kelas A menganga kagum melihat aksi Yukina. Bahkan Todoroki yang biasanya datar bak tripleks kini tampak takjub.

"BAKUGO, BERTUKARLAH TEMPAT DENGANKU!!" jerit Mineta histeris.

"Jika kau menjadi Bakugo sekarang, kau pasti sudah mati kehabisan napas, bodoh!" sahut Jiro kesal.

"Y-Y-Yukina, jangan membunuhnya! Bakugo terlalu keras kepala untuk mati!" teriak Kirishima khawatir jika sobatnya terbunuh di tempat.

Namun semua itu tidak diindahkan oleh Yukina. Dia malah semakin mengeratkan kunciannya sehingga membuat Bakugo mengerang kesakitan.

"TEMEE!! Lepaskan aku, sialan!" seru Bakugo yang kesulitan bernapas.

"Cukup sampai di situ! Pemenangnya Nak Yukina!" kata All Might mengumumkan hasil pertandingan.

Yukina menghela napas dan melepaskan kunciannya. Bakugo pun langsung terbatuk-batuk, wajahnya sempat membiru akibat kekurangan oksigen.

Yukina melemaskan lengannya, "...Meski menang, rasanya tidak puas jika tidak menyerang dengan kekuatan penuh. Ini tidak bisa disebut kemenangan."

'Jangan memanaskan suasana, dong!' 1-A langsung bergidik takut melihat Bakugo yang berdiri di belakang Yukina dengan aura panas. Ucapan Yukina tadi seperti minyak yang menyiram api amarah Bakugo.

"Apa kau benar-benar seorang pria? Tubuhmu lemah sekali. Aku sempat takut kalau mematahkan tulangmu. Kau tidak makan teratur, ya, Rambut Durian?" tanya Yukina polos sambil menepuk-nepuk kepala Bakugo.

'YAMERO, YUKINA!!'

Wajah 1-A sudah membiru ketakutan. Apa Yukina tidak sadar kalau dia baru saja menepuk-nepuk kepala batu Bakugo? Mungkin Yukina-lah perempuan pertama yang melakukan hal itu selain ibunya Bakugo. Semua orang takut jika bom hidup itu meledak dan-

BOOM!! Bakugo menghadiahi Yukina sebuah ledakan hebat. Untung saja Yukina langsung melompat untuk menghindarinya.

"TEMEEE!! BERANI-BERANINYA KAU MEMPERMAINKANKU! JANGAN BERLAGAK SOMBONG HANYA KARENA BERUNTUNG! KUBUNUH KAU!"

Bakugo terus mengeluarkan sumpah serapah pada Yukina yang menguap kecil. Jika KPI melihatnya, pasti adegan kali ini penuh bunyi -piiip- demi kesejahteraan penonton sekalian.

"All Might, aku mau bolos sampai jam pulang. Otsukare, minna," kata Yukina sambil melambaikan tangannya.

Semua orang sweatdropped melihat Yukina yang berani-beraninya membolos itu. Meski All Might berusaha mencegah, Yukina tetap teguh pada keyakinan membolosnya.

"JANGAN MENGABAIKANKU, CEWEK SIALAN!!"

Dan Bakugo semakin mencak-mencak karena diabaikan oleh Yukina yang berjalan santai keluar gedung olahraga.

"Seperti biasa kau selalu cepat bereaksi jika masalah pertarungan. Itu membuatku terlibat sesuatu merepotkan, jadi cepat hentikan."

Yukina menoleh ke sumber suara rendah itu. Terlihat Aizawa yang bersandar di tembok luar gedung olahraga. Yukina sedikit terkejut, dia kira Aizawa sudah pergi ke kantor guru sejak tadi.

"Dan juga, kau punya cara yang aneh untuk menyemangati seseorang," tambah Aizawa.

"Menyemangati? Aku hanya ingin melihat wajah kesal orang terkuat di kelas. Itu saja," jawab Yukina sambil mengalihkan pandangannya.

"Jadi, kau mengakui Bakugo sebagai orang terkuat di 1-A?" tanya Aizawa.

"Orang terkuat tidak selalu orang yang menang, tapi orang yang tidak menyerah ketika mereka kalah," Yukina memberikan jawaban ambigu pada pertanyaan Aizawa.

"Dibandingkan orang terkuat, lebih baik aku mengakuinya sebagai rival yang buruk," lanjutnya.

"Kau harusnya lebih jujur," saran Aizawa yang berjalan mendahului Yukina.

"Jika aku jujur padanya, pasti aku sudah hangus sekarang. Dia benar-benar Bom Hidup yang merepotkan," sahut Yukina malas sambil berjalan mengikuti Aizawa.

Yukina menyentuh dadanya sendiri yang berdetak kencang. Untuk pertama kalinya, dia dapat merasakan pertarungan yang membuatnya bersemangat.

Aizawa sedikit melirik, 'Meski bilang begitu, kau tadi sangat menikmatinya, 'kan, Yukina?'

[Extra]:

Kelas 1-A..

"BWAHAHAHA!! Yukina benar-benar menghajarmu, ya, Bakugo!" goda Kaminari pada Bakugo yang memasang plester luka di wajahnya karena terkena tendangan Yukina.

"DIAMLAH, MUKA BEGO! URUSI URUSANMU SENDIRI!" sahut Bakugo penuh emosi. Dia menatap tajam Yukina yang asyik bermain ponselnya, 'Cewek sialan itu..!!'

Dengan gusar, Bakugo menyambar tasnya dan keluar kelas. Kirishima mencegahnya, "Bakugo, kau mau ke mana?"

"MENCARI TUKANG SANTET!" sahut Bakugo ketus. Dia tidak sadar Yukina diam-diam memotretnya.

Yukina menyeringai usil. Jika disuruh mengisi formulir data diri, mungkin dia akan menuliskan 'mengusili-Bakugo' ke dalam kolom hobi.

#16

The strongest people aren't always the people who win, but the people who don't give up when they lose.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro