Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

十一 | JUU ICHI

〈2025年 02月 11日〉

「DAY 10」
Buat cerita dengan genre Medical Thriller.

◉◉◉

⚠️ Warning ⚠️
This might content heavy blood description, killing scene, and torture.

Aku mengesot mundur dengan tergesa-gesa, mengabaikan rasa perih menyengat di paha kiriku. Jari tangan kananku tersisa dua; kelingking dan jari manis. Jari tangan kiriku masih lengkap, tetapi telunjuknya patah.

Kedua alisku mengkerut, mataku menyipit, rahangku mengeras. Aku tahu tubuhku sudah diambang batas, jika adrenalin tidak memukul, maka saat ini aku sudah hilang kesadaran bahkan mati kehabisan darah.

Tetapi aku masih sadar, aku mengerahkan seluruh tenaga terakhirku untuk menjauh dari orang-orang itu. Orang-orang gila yang membawaku pada rumah sakit terbengkalai, tapi diam-diam tetap beroperasi.

Mereka menculik manusia untuk dijual organ tubuhnya. Tapi, mereka juga maniak mesum yang senang menyiksa orang lain sampai mati.

Sialnya, aku juga jadi korban mereka. Sudah tiga hari tiga malam terjebak di tempat ini, aku sendiri kaget bisa bertahan selama itu. Aku nyaris gila, tapi aku masih bisa bertahan karena mengingat tunanganku yang menunggu di rumah.

Sial--padahal bulan depan adalah hari pernikahan kami. Kenapa aku harus terjebak di tempat ini dengan kondisi mengenaskan seperti ini? Apakah dia masih mau menerimaku dengan tubuh tidak lengkap?

Tanpa sadar aku sudah tiba di ujung tangga, aku mendongak menatap plafon yang bertuliskan "5th Floor". Aku meringis dalam hati, tanpa banyak berpikir segera merangkak turun.

Sayangnya, di lantai tiga, seorang wanita berpakaian suster sudah menungguku. Tanpa aba-aba dia menusukkan jarum suntik ke leherku.

"Argh!"

Aku berseru memberontak, tetapi efek suntikan langsung bekerja dan melumpuhkan saraf gerakku. Hanya saja, aku masih bisa melihat, mendengar, dan merasakan semuanya.

Sehingga, saat suster itu membawaku ke ruang operasi, dan membaringkanku di kasur pasien. Aku melotot, dalam hati memberontak, aku hendak meronta dan berteriak sekencang-kencangnya, tetapi hanya erangan lemah yang keluar.

Suster itu dengan senyum bahagia menggenggam peralatan medis yang mencurigakan. Ukurannya besar! Tidak main-main!

Dia mulai membelah perutku sambil menggumamkan lagi favoritnya, rasa perih menyayat menyerang. Aku mengerang berkali-kali, hingga otot tubuhku otomatis bergerak-gerak merespons rasa sakitnya, membuatku terlihat seperti ikan yang terkapar di daratan.

Entah karena tak kuasa menahan sakit atau karena kehabisan darah, akhirnya aku menyerah pada kesadaranku dan semuanya menjadi gelap.

Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Karena aku tidak pernah bangun lagi.

◉◉◉

END OF DAY 11

Ngetik sambil ngantuk ... moga gak terlalu absurd--

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro