Teringat olehku saat berumur 5 tahun, aku sering bertanya pada Ibu.
"Ibu, apakah yang akan terjadi jika aku duduk di masa sekolah nanti?"
Aku menanyakan itu berulang kepada wanita hebat itu. Namun jawabannya selalu saja membuatku tidak puas.
"Lihat saja nanti. Kamu tidak perlu memikirkan itu semua. Kamu masih kecil. Bermainlah."

Ketika aku duduk di bangku Sekolah Dasar, aku kembali bertanya pada Ibu.
"Ibu, apa yang akan terjadi padaku jika aku lulus nanti?"
Jawaban ibu tetap sama, tidak membuatku puas.
"Kamu akan ibu daftarkan ke SMP terbaik tentunya."
Namun kalian tahu pasti bukan jawaban itu yang aku inginkan.

Ketika aku mulai beranjak remaja, aku kembali bertanya kepada Ibu.
"Ibu, apa yang akan terjadi setelah aku dewasa?"

Dulu aku sering berpikir, bagaimana hidup ku di masa yang akan datang.
Bagaimana diriku ketika dewasa nanti? Apakah aku akan memiliki teman- teman yang baik, atau malah jahat kepadaku? Apakah aku akan mendapatkan pekerjaan atau malah menjadi pengangguran seumur hidup? Apakah aku akan menjadi orang kaya yang sukses atau malah menjadi orang miskin yang melarat? Apakah aku bisa membanggakan orang tua ku atau malah mengecewakan mereka? Apakah aku bisa menemukan seseorang yang bisa membahagiakan diriku atau orang yang hanya bisa membuatku patah hati? Apakah aku akan memiliki keluarga yang bahagia atau malah keluarga yang penuh dengan kebencian? Masih banyak apakah-apakah lain yang aku tanyakan pada diriku sendiri. Tapi aku tak pernah menemukan jawabannya. Tidak pernah sama sekali.

Sampai suatu saat, aku bertemu dirinya. Hingga detik ini aku masih ingat perkataannya.
"Hidup itu indah. Kamu bisa berlari kesana-kemari saat kecil, kamu bisa merasakan indahnya berteman dengan orang lain, kamu bisa jatuh dan patah di saat yang sama lalu bangkit lagi, kamu bisa membahagiakan orang terdekatmu, kamu bisa membuat dirimu menjadi sukses, kamu bisa menemukan orang yang dapat membahagiakanmu. Lalu apalagi yang harus di khawatirkan? Semua memang butuh proses. Tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan mie instan saja butuh proses yang panjang untuk menjadi sebongkah mie. Biarkan alurnya berjalan sendiri, yang harus kamu lakukan hanya berusaha, berjuang, dan berdoa. Hidup itu perjuangan. Yang hanya menunggu dan menanti, akan kalah pada akhirnya. Jadi mulai saat ini jangan khawatirkan apapun yang belum terjadi. Jalani saja apa yang tiba di depan matamu. Yang harus kamu ingat, Tuhan selalu bersamamu."

Saat itu aku terbungkam mendengar kata-katanya. Aku baru sadar jika caraku memaknai hidup selama ini salah. Aku sadar jika selama ini aku terlalu bodoh hanya memikirkan hal yang akan terjadi dimasa depan tanpa adanya usaha dan perencanaan. Sejak itu, aku bertekad dalam hati bahwa aku akan membawa kehidupanku yang biasa saja ini menjadi kehidupan yang penuh makna.

Malam ini, aku sedang duduk seorang diri di pinggiran atap gedung kantorku. Memaknai semuanya yang telah aku lalui sampai detik ini sambil meminum secangkir kopi hitam yang pekat. Sebenarnya aku sedang menunggu seseorang yang akan menemaniku untuk menghabiskan malam di sini. Ia seseorang yang sangat berarti bagiku. Sanggat berharga. Dia yang mengajariku makna kehidupan yang sebenarnya. Karenanya lah aku menemukan dunia baruku yang aku dambakan, yang menjadi jawaban dari semua pertanyaanku.

Karya : dreamer926