Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 18

"Baby I'm afraid to fall in love.

'Cause what if it's not reciprocated?"

Honesty - Pink Sweat$

***

Toko kue, cokelat, dan bunga selama satu minggu ini tampak ramai. Terlebih hari ini, pada tanggal empat belas Februari, tepat di mana pasangan di seluruh penjuru dunia merayakan hari spesial. Hari kasih sayang yang identik dengan cokelat, bunga, kue, dan warna merah muda.

Bagi Nana, hari ini lebih dari hari spesial, karena ini hari kasih sayang sekaligus ulang tahun orang tersayang. Siapa lagi kalau bukan Jung Jaehyun, si wakil direktur dengan pemilik senyum menawan.

Nana sudah merencanakannya dari jauh-jauh hari. Mulai dari mencari-cari toko cokelat atau toko kue yang terenak di Seoul, sampai dengan memesannya dari jauh hari. Bukan ucapan manis, atau sebait semangat. Hal yang Nana tulis di kertas ucapan hanya sebaris kalimat tak terduga yang berbunyi, "Selamat menikmati, Wakil Direktur. Semoga panjang umur."

Kaku, klasik, tak menarik. Tapi Nana tetap pada pendiriannya, walau sebetulnya ingin sekali menuliskan hal yang manis, keinginannya itu ditahan karena rasa gengsi. Sudah berkal-kali Nana terlihat memalukan, dan bodoh di hadapan Jaehyun, wanita itu tidak ingin terulang kembali.

Baru saja kakinya sampai di depan ruangan Jaehyun, Nana sudah disambut pemandangan menakjubkan sekaligus mengejutkan. Tumpukan bingkisan cokelat, dan bunga mewarnai meja kerja Yeji.

"Woah, kau dapat semua itu Sekretaris Hwang?" tanya Nana sembari berjalan menghampiri Yeji. Kepalanya tak hentinya menggeleng takjub.

"Sebenarnya bukan untukku. Tapi, untuk wakil direktur. Hari ini ia berulang tahun, tepat di hari istimewa. Karena Wakil Direktur Jung tak ingin diganggu dengan kiriman-kiriman hadiahnya, maka ia menitipkannya dulu di sini."

Yeji tersenyum, kemudian melihat sebuah paper bag di tangan Nana. "Apakah itu salah satu dari mereka?" tanya Yeji. Mereka yang dimaksudkan Yeji adalah hadiah-hadiah untuk Jaehyun di meja.

Lantas Nana menggeleng. Lagi-lagi ia berdusta demi melindungi rasa malunya. "Bukan untuk Wakil Direktur," ucapnya. Nana menggigit bibirnya, dan mendadak canggung. "Sekretaris Hwang, apakah aku boleh masuk? Aku mau memberikan laporan keuangan bulan ini."

Melihat gerak-gerik Nana, Yeji tidak menaruh curiga. "Silakan saja masuk Nana-si, tapi di dalam ada putri wakil direktur. Aku merasa tidak keberatan, jika kau menitipkan laporanmu padaku, agar bisa kusampaikan ke wakil direktur," ucap Yeji.

Mengetahui bahwa Nora di kantor Jaehyun, Nana pun kembali bersemangat. Wanita itu jadi punya alasan agar kue yang sudah dibelinya tidak sia-sia.

Nana mengibaskan tangannya. "Sungguh tidak apa-apa. Aku akan mengantarkannya sendiri," ucap Nana, lalu diakhiri dengan cengiran di bibirnya.

Dengan sisa-sisa kepercayaan diri, Nana memberanikan hati untuk mengetuk pintu ruangan Jaehyun. Sampai akhirnya terdengar suara Jaehyun yang mempersilakan Nana masuk.

"Selamat pagi, Wakil Direktur Jung," sapa Nana, begitu menampakkan dirinya di depan pintu.

Jaehyun melihat Nana dari ekor matanya, lalu kemudian kembali fokus dengan monitor di hadapannya. "Selamat pagi, Nana-si. Bagaimana laporannya apakah kali ini akan ada perbaikan lagi seperti sebelum-sebelumnya?" tanya Jaehyun.

"Aku harap laporan ini tidak memerlukan perbaikan berulang kali, Wakil Direktur," ucap Nana. Tangannya meletakkan laporan tersebut di meja Jaehyun.

Selagi Jaehyun memeriksa pekerjaan Nana, wanita itu justru menghampiri sosok gadis kecil yang sedang mewarnai buku gambarnya di lantai. Nora terlihat tenang, dan asyik dengan dunianya sendiri, tampak nyaman walau sekadar mewarnai buku gambar di lantai.

"Dia tidak ingin duduk di sofa, dan terus memindahkan alat gambarnya di samping kursi kerjaku. Kakiku jadi tidak bisa bergerak bebas karenanya." Jaehyun terkekeh.

Nana turut duduk berjongkok di hadapan Nora, melihat apa yang gadis kecil itu gambar. Sebuah kue ulang tahun, yang didominasi warna merah muda dan ungu.

"Kau menggambar kue ulang tahun?" tanya Nana.

Tak lama kemudian Nora mengangguk. "Rasanya strawberry dan anggur," ucap Nora dengan intonasi rendah.

"Nora suka kue?" tanya Nana lagi, tanpa memindahkan pandangannya dari gambar Nora.

"Suka," jawab Nora.

Nana menyunggingkan senyumnya, lalu kemudian membelai kepala Nora. "Nana membawa kue untuk Nora," ucap Nana, dan menyerahkan paper bag yang sedari tadi dibawanya kepada Nora.

Jaehyun menyimak pembicaraan Nana dan Nora sambil mengoreksi laporan. Begitu mendengar Nana yang menawarkan kue untuk Nora, barulah Jaehyun semakin tertarik.

"Nana-si, itu bukan untukku?" tanya Jaehyun, dengan memasang wajah penasaran.

Sebetulnya Jaehyun sudah beberapa kali mencuri pandang ke paper bag yang dibawa Nana. Awalnya ia menebak bahwa pasti paper bag itu untuknya, tapi terkejut begitu Nana justru memberikannya pada Nora.

Nana bangkit beridiri kemudian meletakkan paper bag itu di meja Jaehyun. "Ini untuk Nora, Wakil Direktur. Karena, Nora manis sekali," ucap Nana.

Setidaknya, kue ini sampai pada orangnya walau tidak secara langsung, batin Nana.

Jaehyun menggaruk kepala belakangnya. Entah Nana berbohong, atau jujur, yang jelas sekarang Jaehyun malu karena sudah terlalu percaya diri. "Ah, begitu rupanya." Jaehyun menoleh ke bawah, melihat Nora yang sedang mewarnai. "Kalau begitu, terima kasih Nana-si," ucap Jaehyun.

Hingga beberapa detik keheningan menyerang keduanya. Canggung, malu, dan menahan salah tingkah. Sampai suara Nora terdengar, dan membuat keduanya terkejut.

"Ayah, ini kue untuk Ayah!" Nora meletakkan buku gambarnya ke meja. "Selamat ulang tahun, Ayah!" ucap Nora, yang kemudian diikuti sebuah pelukan di pinggang Jaehyun.

Senyuman lebar terukir di wajah Jaehyun, pria itu membalas pelukan Nora. "Terima kasih, Sayang." Jaehyun mencium kening Nora.

Jaehyun sampai lupa kalau ada Nana di ruangan. Pria itu langsung kembali menatap Nana. "Astaga, maaf aku lupa, Nana-si untuk laporan ini sepertinya akan aku koreksi nanti. Jika ada perbaikan, aku akan segera kirimkan padamu. Tapi, jika tidak aku akan memberi tahukan segera."

Nana mengangguk tanpa ekspresi. Mendengar Nora mengucapkan "Selamat ulang tahun." membuat Nana goyah ingin mengucapkan secara langsung juga. Ternyata menahan diri sendiri itu lebih sulit, daripada menahan orang lain.

Nana tersenyum. "Baiklah kalau begitu, aku permisi kembali ke kantorku, Wakil Direktur," ucap Nana. Tanpa menunggu lama, wanita itu langsung melangkah pergi meninggalkan ruangan Jaehyun.

Sementara itu Jaehyun yang kini sedang memangku Nora, hanya bisa diam terpaku menatap daun pintu yang baru saja tertutup.

Dia tidak memberiku ucapan ulang tahun atau yang lainnya? Jaehyun beralih menatap paper bag Nana di meja.

"Nora mau kue?" tanya Jaehyun, yang kemudian dibalas anggukan dari Nora, dan membuat Jaehyun mengambil paper bag tersebut lalu memeriksa isinya.

Sebuah kotak persegi bewarna abu-abu, dengan pita warna merah muda di penutupnya. Jaehyun membuka kotak tersebut, bukan aroma cokelat melainkan kopi. Ia melihat kue, dan biskuit yang beraroma kopi, dan tanpa sadar sudut bibir Jaehyun terangkat.

"Ayah, ada kertas," ucap Nora yang kini sedang memegang sepucuk kartu ucapan yang diambilnya dari dalam kota.

Jaehyun mengambil kartu ucapan itu dari tangan Nora, dan membacanya.

"Selamat menikmati, Wakil Direktur. Semoga panjang umur."

Jaehyun tertawa kecil begitu membaca isi kartu ucapan Nana.

Dia payah dalam hal berbohong, batin Jaehyun.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro