Prakata
Dear pembaca semua.
Kabar bagus karena cerita Summer dan Jayden kebanggan kita semua akan menjadi bagian dari Wattpad Originals. Kalian bisa membacanya dengan membeli koin.
Ini adalah cerita Wattpad Originals saya untuk kesekian kalinya. Semoga kalian suka. Bangga menjadi bagian dari Wattpad Originals yang dihuni penulis-penulis besar.
Bagaimana cara membeli koin di Wattpad Originals? Kalian bisa mulai dengan meng-klik tanda + di profile kalian. Nanti akan muncul cara pembayaran untuk membeli koin dan kalian bisa membaca cerita yang seru, lucu, dan menarik, tentang Summer dan duda beranak dua.
Tidak banyak kata, hanya itu yang bisa saya sampaikan. See You!
.
.
.
.
Prolog
Musik menghentak di ruangan yang penuh lautan manusi. Tubuh meliuk bercampur keringat dan aroma alkohol.
Summer menari di atas meja dengan roko terselip di bibir. Ia menikmati musik, mengembuskan asap, dan mengikuti irama yang membuat gembira. Ada kesedihan yang bercokol di hati dan sedang ia kubur, bersama musik, alkohol, dan rokok. Di bawahnya teman-temannya tertawa dan menyoraki saat gaun hitam yang dipakai naik hingga ke batas paha.
"Summer, ada telepon!"
"Hah!"
"Telepon lo bunyi!"
Summer menarik kesadarannya kembali, turun dari meja dan hampir terjerembab. Ada panggilan di ponselnya dan nomor yang tertera membuat bingung.
Ia tertatih dan sedikit limbung menuju toilet. Berdecak kesal karena mengantri sementara ponsel terus berbunyi. Di bilik kedua ia masuk dan mengangkat telepon.
"Hallo!"
"Mama!"
"Hah, hallo?"
"Mama, Kakak sakit!"
Summer mengetuk sisi kepalanya, untuk menghilangkan pusing. Mulai kapan ia punya anak, sedangkan menikah saja belum.
"Sorry, salah sambung."
Jeritan di ujung telepon membuatnya terdiam.
"Mama Summel, Kakak Fifi sakit. Finoo atuuut! Mamaaa!"
Fifi, Fino, nama nama yang perlahan masuk dalam otaknya. Ia memaki dalam hati, membuka bilik toilet dan berseru. "Fino, Sayang. Jangan nangis, aku pulang sekarang!"
Setelah mematikan ponsel, ia membasuh wajah, merogoh tas untuk mencari obat penghilang mabuk. Setengah berlari menuju kamar teman-temannya dan pamit pulang. Tidak peduli pada teriakan protes mereka, ia menuju pintu keluar, masuk ke dalam taxi yang sedang standby di halaman dan meminta sopir diantarkan pulang.
Tiba di rumah besar berpagar putih, ia memencet bel. Tidak ada yang membuka, ia terus memencet hingga anak laki-laki umur empat tahun muncul.
"Mamaa!"
"Sayang, buka pintu pagar. Mana kuncinya?"
Anak itu menggeleng. "Mama, kakak sakit."
Summer menyumpah dalam hati. Ia menatap sekeliling yang sepi, mengangkat gaun dan naik pagar. Lalu melompat dan terguling di tanah yang keras. Kepalanya berdenyut menyakitkan.
"Ayo, kita lihat Kakak. Di mana Bi Yanti dan pengasuhmu?"
Anak kecil itu menggeleng. Mereka bergandengan menuju kamar yang luar biasa besar. Di atas ranjang berbaring anak perempuan sekita umur 12 tahun, yang sedang demam.
Summer meminta Fino menunggu, menuju dapur untuk mencari kompres. Memaksa Fifi minum obat pereda demam dan mengompres gadis kecil itu. Satu jam kemudian, panasnya turun. Ia mengelap keringat Fifi dengan tisu, melihat Fino terbaring di ranjang. Rasa kantuk menguasainya. Ia ikut berbaring di ranjang dan tertidur sambil memeluk Fino.
Jayden membuka jaket, melangkah masuk ke rumah dan menyadari kalau penghuninya belum ada yang bangun. Tiga hari meninggalkan anak anaknya dalam pengasuhan seorang ART dan baby sitter, ia berharap anaknya baik baik saja
Masuk ke kamar ia tertegun di dekat pintu, menatap ranjangnya di mana ada dua anaknya sedang tidur pulas dengan seorang wanita bergaun hitam. Gaun wanita itu tersingkap hingga ke paha dan lengannya mendekap Fino
Siapa wanita ini? Ia tidak pernah melihatnya. Kenapa ada di rumah dan tidur dan ranjangnya?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro