Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 1

Hay hay.... Siapa yang kangen ama an_jung.... Angkat tangan.. (Jangan pkk bawa golok ya)

Ma'af banget upnya lama.... Udah lama, bawa ff baru lg... Bukannya nerusincerita yang blm end...

Saya masih dalam tahap mencari pencerahan.... Jd karena ffni yang udah end.. Tinggal cap 4 doang... Jd aq up aja...

Mohon ma'af sekali lagi yaa...

*

*

*

*

Naruto menjedukkan kepalanya ke buku yang ia baca. Wajah kusutnya terlihat frustasi. Kiba yang baru datang, menoyor kepala bersurai pirang itu hingga kembali membentur buku.

Naruto mengumpat dan Kiba tertawa keras. Gadis bersurai coklat panjang itu duduk di depan Naruto. Ia mencomot kentang goreng yang ada di meja.

" apa sudah ada gejalanya ?"

Naruto melempar buku yang sejak tadi ia bawa kearah Kiba. Ia menatap Kiba yang duduk didepannya tak mengerti.

" gejala apa ?"

" kegilaan.... Bukankah itu sebuah penyakit "

Kiba menjawab dengan polosnya, tangannya terus memasukkan potongan-potongan kentang goreng.

Tangan Naruto terulur dan menarik kesal hidung mbangir itu hingga sang punya hidung mengaduh.

" akh.... Lepaskan .... Naru.. Sakit !! "

" biarkan... Biar dia merah, sama seperti pipimu yang tersipu setelah berciuman dengan Shikamaru "

" itu berbeda... dasar bodoh "

Tangan Kiba terus menarik tangan Naruto hingga tangan itu terlepas. Gadis bersurai coklat itu memandang tajam sahabatnya dengan sebelah tangan mengelus hidungnya yang me-merah.

.....Flashback.....

Naruto mengetuk pintu di depannya dengan ragu. Ini adalah hari pertama ia akan menjadi guru les privat pada cicit sahabat kakeknya.

Entah kenapa sejak ia masuk gerbang kediaman Uchiha, ia merasa hawa dingin yang menusuk tubuhnya. Entah perasaannya saja atau apa, tapi dirinya merasa ada sesuatu yang akan terjadi padanya.

Saat pintu terbuka perlahan, ia merasa lehernya tercekat. Ya tuhan... Dia sungguh ingin berlari pulang saja. Perasaannya sungguh tidak enak.

Dan.... Benar saja, saat pintu terbuka dan memperlihatkan sosok orang yang familiar dimatanya a.k.a karena tadi sore mereka bertemu tak sengaja di sebuah cafe. Rasa-rasanya matanya hampir keluar saking kagetnya.

" KAU?! MAU APA KAU KEMARI HAH !! "

Naruto memejamkan matanya, setelah semprotan pertama itu, telinganya sudah berdengung.

" aku-kan sudah minta ma'af. tadi aku sungguh tidak sengaja tuan "

Geregetan juga dia mendengar celotehan pria di depannya, seolah dia barusaja tertangkap karena mencoba mencuri.

" kata ma'af tak akan mengubah bajuku yang telah kau rusak "

Naruto mendelik, ia menatap tajam wajah tampan pria di depannya.

" aku tidak merusaknya.. Hell, aku hanya tak mengaja menumpahkan jus.... Kau tau jus kan... Dan itu hanya sedikit ke atas kemejamu "

" tapi tetap saja, kau sudah merusaknya.... Dan terima kasih, karena ulahmu pekerjaanku tertunda "

" ok... Aku minta ma'af tentang itu... Ck, apa kau tidak bisa membedakan kata merusak dan menodai apa? Aku hanya tak sengaja menodai bajumu dengan jus jerukku "

" menodai adalah sebuah kata yang tepat untuk kau berikan pada seorang brengsek yang telah mengambil keperawananmu "

Naruto melongo menatap pria yang berusia awal 26-an yang tengan tersenyum sinis kearahnya. Sebenarnya pembahasan mereka ini tentang apa sih. Kenapa keperawanan- keperawanan di bawa-bawa.

" YAH !! itu dalam artian yang berbeda... Mulutmu memang harus di cuci "

Pria di depannya tak kalah memberikan tatapan tajam kearahnya. Bahkan aura hitam sudah menguar dari tubuh besar itu melingkupi tubuhnya yang sekarang merasa tak nyaman.

Pria itu berdecak dan memalingkan wajahnya. Ia menghela nafas kesal. Ia juga baru sadar, jika sejak tadi mereka berdebat di depan pintu.

" berurusan dengan remaja labil sepertimu hanya akan buang-buang waktu "

Pria itu beranjak dengan wajah datarnya. Kaki ber alas sepatu kulit itu berjalan menuju mobil BMW yang sudah terparkir tak jauh darinya.

Naruto menatap kesal kearah diman pria tadi berjalan hingga memasuki mobil yang sudah dibuka pintunya oleh seorang sopir.

" dadah... Papa "

Naruto menunduk menemukan seorang anak kecil yang tengah melambaikan tangannya kearah mobil hitam itu berada. Hey... Dia tak mendengar Suara langkah kaki kecil anak itu.

' p-papa ?'

Pria bersurai gelap itu menurunkan kaca pintu penumpang dan membalas lambaian tangan itu dengan senyum tipis.

" ingat, jangan tidur larut... Papa akan pulang pukul 10 malam nanti "

Anak kecil bersurai kelam itu mengangguk lucu.

" p-papa... Dia papa-mu ?"

Tanya Naruto saat mobil BMW itu sudah keluar dari pekarangan rumah. Anak kecil itu menatapnya dan mengangguk.

" dosa apa kau, hingga memiliki papa sepertinya "

" papa memang seperti itu... Umm ,,, dosa itu apa ?"

Anak kecil itu menatap bingung kearahnya.

" dosa itu sesuatu yang tidak baik, yang kau lakukan pada orang lain dan menyakiti orang itu "

" seperti pencuri? "

" ya seperti itu "

" tapi Menma tak punya dosa, kecuali minggu lalu Menma membuat Ryuu menangis karena memakan pae apel buatan mamanya "

Naruto berjongkok menyamakan tingginya dengan Menma. Ia mendengus dan memutar bola matanya bosan.

" itu bukan dosa, tapi itu kelakuan nakal mu "

" Menma tidak nakal ~ "

Naruto menaikkan alisnya melihat kelakuan anak kecil itu yang menghentakkan kakinya dengan wajah cemberut. Ia pun beranjak.

" lalu apa yang kau lakukan tadi pada Ryuu? "

" Menma hanya lupa bilang pada mama Ryuu "

" terserahmu lah "

Seorang wanita paruh baya hanya bisa tersenyum geli, melihat perdebatan antara dua orang yang tak jauh di depannya itu. Cucunya itu jarang sekali merengek, apa lagi di depannya dan yang lain. Tapi saat dengan gadis di depannya Menma memperlihatkan sisi kekanakan yang anak itu punya. Yah walau Menma masih 4 tahun, tapi dia anak yang penurut bahkan jarang merengek.

.....End Flashback....

" begitukah ?"

" hmm... Kau tau, dia adalah anak bibi Mikoto. Anak SMA yang dulu kau sukai "

Kiba menghentikan acara makannya.

" tunggu... Tunggu... Dia Uchiha Sasuke itu ?"

" Hum... Pria berambut buntut unggas itu "

Jawab Naruto malas. Dia masih kesal dengan pria itu, atas kejadian di cafe dan di kediaman Uchiha.

" ei... Gitu-gitu kau juga pernah meng klaimnya sebagai suamimu kelak "

Naruto menutup buku yang ia baca sejak tadi dengan kesal.

" menyesal aku pernah mengucapkannya.... Lagi pula itu dulu, saat kita SMP "

Kiba tergelak... Ia ingat dulu, saat mereka baru masuk SMP di tahun ajaran baru mereka mengagumi sosok Uchiha muda yang meyandang gelar kapten basket di SMA depan sekolah mereka. Pemuda berambut gelap bermodel emo, dengan kulit putih dan wajah dingin.

Pria itu sangat populer di sekolahnya, hingga sampai di SMP mereka. Apa lagi pria itu adalah anak tunggal dari Uchiha Fugaku, pemilik kerajaan bisnis di jepang. Sudah tampan, pintar, anak konglomerat lagi... Siapa yang tidak akan klepek-klepek.

( Di sini Naruto dan Kiba Usianya 20 tahun dan Sasuke 26 tahun.... Menma 4 tahun.. )

" untung aku sudah punya Shika... Kau kapan ? "

Naruto menaikkan alisnya, ia mengedikkan bahu acuh.

" entah "

" apa kau ingin menunggu dudanya si Uchiha itu.... Ku tunggu dudamu~ ... Hahaha "

" sialan kau... Dia memang sudah duda "

Kiba tertawa keras, ia kemudian beranjak dan duduk di samping Naruto.

" benarkah.... Hahaha... Bukankah sekarang kau bisa leluasa mendekatinya "

Gadis berambut coklat itu menyenggol-nyenggol bahu Naruto.

" aku sudah tidak tertarik .... Pria blagu begitu, mana mulutnya pedas "

Mereka terus membicarakan Sasuke, hingga Kiba mengatakan sesuatu yang mengganjal pikirannya. Gadis itu menepuk-nepuk keras paha Naruto.

" eh eh... Selama ini kita semua tau jika dia sudah menikah.. Tapi kita tidak tau wajah gadis yang dia nikahi "

" memang apa pentingnya.... Lagi pula, aku juga tidak mau tau "

" ciyeee..... Yang cemburu... Takut jika wanita itu lebih cantik darimu ya... Haha "

*

*

Drrtttt Drrrtttt

Sasuke menunduk, dimana pinselnya yang beegetar di atas meja. Di sana tertera nama Ibunya.

Ia menghela nafas dan menatap para anggota rapat. Dengan penuh sesal, ia meminta ma'af atas gangguan dari ponselnya.

Toh siapa juga yang berani memarahinya, karena dialah pemimpin rapat di sini.

" ma'af... Aku mengangkat panggilan sebentar "

PIP

" ha- "

" papa !! "

Pria itu mengulum senyum, saat mendengar suara putra tunggalnya itu.

" hn... Ada apa ?"

" papa kapan pulang ? "

Pria itu menatap jam tangannya.

" masih satu jam lagi "

" uh... Papa lama "

Menyesal juga sih, saat tidak bisa pulang tepat waktu. Hari ini diadakan rapat dadakat sejam sebelum jam kerja usai, karena ada masalah di salah satu cabang Uchiha di Iwa. Dan sekarang sudah pukul 6 malam.

" memangnya ada apa ?"

" papa papa... Nanti jika papa pulang, papa belikan Menma cake biasanya yaa... Dua "

" dua? Dengan papa? "

" bukan~.... Tapi dengan sensei "

" sensei?? Guru privat Menma maksudnya? "

" iya "

Sasuke berdecak. Sejak seminggu yang lalu gadis pirang itu menjabat sebagai guru les putranya, putranya itu tak lagi lengket dengannya. Anaknya lebih lengket pada gadis pirang cicit dari Hashirama.

" baiklah "

" Menma cinta papa... Da da... Muuuuah "

" papa juga "

PIP

Panggilan terputus. Ia terkekeh geli melihat tingkah Menma yang akhir-akhir ini kebih aktif, tidak seperti biasanya. Ia kemudian beranjak duduk kembali, serelah mengantongi ponselnya.

" lanjutkan "

*

*

.

.

.

.

.

.

Tbc....

Di tunggu like, coment dan kritiknya...

Bay... Bay... Bow...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro