Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9 - YANG SEBENARNYA


Assalamualaikum semua. Malam ini sebelum baca part 9. Aku bawa PENAMPILAN NOVEL DUA BELAS CERITA GLEN ANGGARA. INI DIAAA ^^

JADI KALIAN PILIH YANG WARNA HIJAU ATAU BIRU NIH? 

JANGAN LUPA TERUS NABUNG YAAA. NOVEL YANG MENGGEMASKAN SEKALIGUS DI DALAMNYA CERITANYA YANG LUAR BIASA ^^ 

DAN, AKU JUGA ADA PENGUMUMAN PALING GILA. YAITU. GIVE AWAY DARI AUTHOR TERGILA ^^ 

MALAM INI SAYA BAGI-BAGI 20 NOVEL DUA BELAS CERITA GLEN ANGGARA GRATIS BUAT KALIAN SEMUA. CATAT BAIK-BAIK 20 NOVEL LOH ^^  AUTHOR LAGI KETULARAN GILANYA SEPERTI GLEN. MAKA DARI ITU AYOO IKUTAN GIVE AWAYNYAA ^^ 

MUMPUNG GRATIS DAN BAGI-BAGINYA BANYAK BANGET, 20 NOVEL . KALIAN WAJIB BUAT IKUTAN GIVEAWAYNYA, SAYANG BANGET KALAU DILEWATKAN. SIAPA TAU GIVE AWAY INI KEBERUNTUNGANMUU ^^ AYOO DICOBA IKUT^^

CARANYA BAGAIMANA? LANGSUNG CEK AJA YA POSTINGAN DI INSTAGRAM @luluk_hf . 

GIVEAWANYA DARI TANGGAL 14 OKTOBER SAMPAI 16 OKTOBER AJA YA. JADI WAJIB IKUTAN SEKARANG JUGA SEBELUM KETINGGALAN ^^ 

AYO CEK SEKARANG JUGA INSTAGRAMKU DAN IKUT GIVEAWANYA. 20 NOVEL LOH BANYAK BANGEET, DAN JANGAN DILEWATKAN KESEMPATAN EMAS INI. AYO IKUTAAN YAAA ^^

20 NOVEL GRATIS! 20 NOVEL GRATIS ^^ AYO IKUTAAANNN ^^

DAAAN SELAMAT MEMBACA ^^ 

****

Glen sontak tertawa keras ketika melihat tubuh Shena ambruk ke depan hingga menabrak pintu rooftop. Ucapannya benar-benar terwujud. Namun, tawa Glen perlahan meredup ketika menyadari gadis itu tidak bangun-bangun.

"Dia nabrak pintu apa nabrak Bulldozer,kok nggak bangun-bangun?" heran Glen.

Perlahan Glen berjalan mendekati Shena, melihat jelas apa yang terjadi dengan gadis itu.

"Lah dia tidur kah?" bingung Glen ketika mendapati Shena terbaring dengan mata tertutup.

"Hei jangan tidur disini," seru Glen.

Tak ada jawaban dari Shena, gadis itu masih terbaring. Glen mulai was-was, ada apa dengan gadis ini?

"Dia mati kah? Pingsan kah? Kesurupan kah?"

Glen perlahan berjongkok, memeriksa lebih dekat. Glen menyentuh kening Shena, terasa hangat. Kemudian menaruh jari telunjuknya dihidung Shena, terasa hembusan hangat.

"Alhamdulillah masih bernapas," lirih Glen sedikit legah.

Glen menepuk-nepuk pelan pipi Shena.

"Bangun bangun."

Glen menepuk pipi Shena sedikit lebih keras. Glen memperhatikan Shena lebih lekat, beberapa bagian dikulit gadis itu berwarna biru pekat seperti luka lebam.

"Dia sakit kah?" lirih Glen. "Hei bangun, masih pagi."

Tetap tak ada jawaban. Glen mulai cemas, apalagi melihat wajah Shena yang bertambah pucat, bibirnya juga sedikit membiru. Glen berpikir sebentar, apa yang harus dilakukannya.

"Dikasih napas buatan bangun nggak ya?"

Glen berpikir lebih keras.

"Gue harus gendong dia kah? Sampai ke UGD?"

Glen bertanya kepada dirinnya dengan ragu.

"Kalau tubuhnya berat gimana? Terus gue kena encok gimana?"

Glen masih sempat-sempatnya memikirkan nasib tubuhnya. Ia nampaknya masih belum benar-benar sadar dan mengetahui situasi yang sedang dihadapinya.

DrrttDrtt

Ponsel Glen berdering keras, Glen segera merogoh ponselnya, panggilan dari Dokter Andi. Glen pun segera menerima panggilan tersebut, siapa tau Dokter Andi bisa membantunya.

"HalloDok."

"Saya sudah selesai pemeriksaan Glen. Kamu dimana?"

"Ini saya di Rooftop Dok, ini sa.."

"Yasudah cepat ke ruangan saya."

"Tapi Dok, ini ada masalah," Glen bingung bagaimana menjelaskannya, ia menatap wajah Shena semakin tidak tega. Glen menyentuh kulit tangan Shena, sangat dingin.

"Masalah apa Glen?" tanya Dokter Andi.

"Ada orang pingsan di rooftop. Glen bingung harus berbuat apa. Dikasih napas buatan kah Dok?"

"Saya ke rooftop sekarang."

Suara Dokter Andi terdengar khawatir, panggilan diputus begitu saja. Glen bernapas legah, pertolongan akan datang. Glen memasukkan ponselnya kembali ke sakunya. Kemudian, Glen berusaha mendudukan tubuh Shena, berharap gadis itu akan sadar secepatnya.

"Hei, bangun," bisik Glen, ia memapah tubuh Shena di lengannya, membiarkan kepala gadis itu bersandar di dadanya.

Glen memperhatikan wajah Shena lekat selama beberapa detik, dalam hati Glen sempat mengakui bahwa gadis ini memang Cantik, terlepas dari sifat aneh dan gilanya.

"Dia sakit kah?" lirih Glen bertanya-tanya.

Glen memilih menunggu saja kedatangan Dokter Andi. Karena situasi seperti ini baru pertama kali dihadapinya. Glen tidak tau harus berbuat apa.

*****

Yang ditunggu-tunggu oleh Glen akhirnya datang, Dokter Andi berlari kecil di tangga terakhir dan langsung mendekati Glen.

"Dok, ini yang ping..."

"SHENA!"

Glen langsung terdiam ketika mendengar suara teriakan Dokter Andi yang lumayan keras. Dokter Andi terlihat kaget melihat Shena yang tak sadarkan diri.

Dokter Andi buru-buru berjongkok, mengeluarkan stetoskop-nyadan memeriksa kondisi Shena saat itu juga. Glen dibuat bingung tapi belum berani melayangkan pertanyaan. Dokter Andi terlihat sangat serius.

"Glen, bantu saya gendong Shena ke ruang HD sekarang juga," suruh Dokter Andi.

Glen bertambah bingung, setengah mengerti dan setengah tidak instruksi dari Dokter Andi. Glen melihat Dokter Andi yang sibuk menelfon seseorang. Raut wajah Dokter Andi terlihat sangat cemas.

"Ruang HD apaan Dok?" tanya Glen memberanikan diri.

Dokter Andi menoleh ke Glen, menghentikan pembicaraannya sebentar.

"Ruang cuci darah, di lantai satu paling ujung. Cepat bawa Shena kesana."

Glen mengangguk-angguk saja menuruti, tidak berani melawan. Glen pun segera membopong tubuh Shena, kali ini tanpa keraguan. Glen membawa Shena menuju ke ruang HD sesuai yang diperintah Dokter Andi.

Dokter Andi masih sibuk berbicara di telfon sembari mengarahkan Glen. Mereka menaiki liftagar lebih cepat.

****

Langkah Glen langsung terhenti di ambang pintu ruang HD ketika melihat penampakan di dalam ruangan tersebut. Glen meneguk ludahnya dengan susah payah, mendapati banyak darah dimana-mana. Lebih tepatnya orang-orang yang terbaring diatas kasur dan darahnya sedang di cuci di mesin dialisis.

Glen merasakan sekujur tubuhnya merinding hebat, tubuh Shena hampir merosot dari kedua tangannya, untung saja Dokter Andi dengan sigap menangkap tubuh Shena dan menggantikan Glen membopong tubuh Shena.

Banyak perawat yang langsung mendekati Dokter Andi, mengarahkan Dokter Andi ke ranjang yang sudah disediakan.

Sedangkan Glen masih berdiri ditempatnya semula, jantungnya berpacu sangat cepat. Tempat apa ini? Selama beberapa kali ke rumah sakit, baru pertama kali Glen menginjakkan kaki di ruangan ini.

*****

Glen terdiam di sofa ruang tunggu ruangan HD yang berada di luar. Ia menunggu kedatangan Dokter Andi. Jujur, Glen masih shockdengan kejadian beberapa menit yang lalu. Pertama kalinya ia melihat banyak darah manusia-manusia.

Tak lama kemudian pintu ruang HD terbuka, Dokter Andi keluar bersama dengan seorang perawat, mereka masih berbincang dan Glen tidak mengerti yang mereka perbincangkan. Tapi, Glen dapat mendengar nama Shena disebut beberapa kali.

"Dok," panggil Glen.

Dokter Andi legah menemukan keberadaan Glen, ia mendekati Glen sembari tersenyum.

"Ayo keruangan saya Glen," ajak Dokter Andi.

Glen mengangguk saja, segera berdiri dan mengikuti Dokter Andi dari belakang. Mereka berdua menuju ke ruangan Dokter Andi.

****

Glen langsung berbaring diatas kasur, seperti biasanya, diperiksa oleh Dokter Andi.

"Kata Bunda kamu, kamu pusing beberapa hari ini?" tanya Dokter Andi.

"Iya Dok," jawab Glen. "Kenapa ya?"

"Kebanyakan main!"seru Dokter Andi bercanda.

Glen mendesis pelan, tidak terima dengan jawaban Dokter Andi.

"Pakai disuntik nggak nih?" goda Dokter Andi.

"Nggak usah lah Dok. Buang-buang jarum suntik aja. Nggak baik! Pamali!"

Tawa Dokter Andi langsung pecah saat itu juga.

"Dikasih suntikan alergi ya. Sudah satu bulan kan sejak terakhir kamu dapat suntikan alergi?"

"Nggak usah Dok, beneran nggak usah!" tolak Glen segera mendudukkan tubuhnya.

Dokter Andi geleng-geleng melihat kelakuan Glen yang tidak pernah berubah dari dulu. Dokter Andi memilih mengembalikan suntikan yang sudah akan diambilnya.

Glen tersenyum legah, ia pun turun dari ranjang dan berjalan menuju kursi, lalu mendudukinya. Ia menunggu Dokter Andi yang sedang menuliskan resep untuknya.

Glen memperhatikan Dokter Andi yang terlihat serius, Glen ingin sekali menanyakan tentang keadaan Shena, penasaran sebenarnya apa yang terjadi dengan Shena.

"Dok," panggil Glen.

"Iya?" sahut Dokter Andi tanpa berpaling dari kertas resepnya.

"Gadis tadi bagaimana keadaannya? Dia sakit apa?"

Aktivitas Dokter Andi terhenti seketika, Dokter Andi menghela napas pelan, meletakkan bolpoinnya. Dokter Andi menatap Glen.

"Shena maksud kamu?" tanya Dokter Andi memastikan.

"Iya."

"Keadaanya lumayan stabil. Dia sakit gagal ginjal," jawab Dokter Andi dengan suara lemah, tidak tega.

"Gagal ginjal? Maksudnya ginjalnya rusak?"

"Iya. Sejak satu tahun yang lalu," jawab Dokter Andi. "Kamu kenal dengan Shena?"

Glen bimbang, tak langsung menjawab.

"Dia dulu kakak kelas Glen waktu SMA, tapi Glen hanya sekedar tau saja, nggak dekat juga," jelas Glen.

"Dia gadis yang hebat, bisa bertahan sampai sekarang, nggak pernah menyerah bahkan melewatkan pemeriksaan dan cuci darahnya. Hanya saja sejak seminggu kemarin, dia tidak datang untuk cuci darah. Makanya, dia pingsan tadi. Tubuhnya pasti sudah tidak kuat," ucap Dokter Andi menjabarkan Shena yang dikenalnya selama satu tahun ini.

"Tidak kuat maksudnya?" Glen mulai penasaran, entah kenapa ia ingin mengetahui tentang penyakit gadis itu.

"Orang yang sakit gagal ginjal harus rutin melakukan cuci darah seminggu, dua sampai tiga kali karena fungsi ginjal tidak bisa lagi membuang racun dalam darah atau mengendalikan kadar cairan di dalam tubuh," ungkap Dokter Andi. "Makanya tadi kamu lihat beberapa bagian tubuh Shena seperti bengkak dan lebam-lebam kan? Sehingga dia harus rutin melakukan cuci darah."

Glen terbengong mendengarnya sembari menganggukan kepalanya. Ia baru menyadari bahwa penyakit Shena separah itu.

"Di... Dia nggak bisa sembuh Dok?" tanya Glen hati-hati.

Dokter Andi berpikir sebentar, memikirkan kalimat-kalimat yang akan diucapkannya agar mudah dimengerti oleh Glen.

"Cuci darah yang dilakukan Shena, hanya membantu untuk menggantikan fungsi dari ginjal itu sendiri Glen, agar tubuh Shena tetap memiliki keseimbangan fungsi. Cuci darah itu sendiri tidak dapat menyembuhkan penyakit gagal ginjal."

Glen semakin dibuat tak bisa berkata-kata ketika mendengar penjelasan Dokter Andi. Dia sedikit menyesal telah memperlakukan Shena tidak baik ketika gadis itu pingsan.

"Berarti dia bisa meninggal kapan saja Dok?"

Dokter Andi tidak berani menjawab, hanya tersenyum getir. Kata kematian sudah sering di dengarnya, berkali-kali bahkan mugkin ratusan kali. Namun, rasanya masih sama. Rasa pilu dan sedih selalu menyerangnya ketika kata itu terdengar.

"Meninggal atau tidak, semua keputusan sang pencipta. Manusia hanya bisa berusaha dan terus berdoa. Seperti Shena saat ini," jawab Dokter Andi bijak.

Glen mengangguk-angguk mengerti. Kini Glen mulai paham kenapa wajah Shena sepucat tadi.

"Sebenarnya ada satu cara yang bisa menyelamatkan orang yang terkena gagal ginjal," ucap Dokter Andi.

"Apa itu Dok?" tanya Glen langsung semangat.

"Transplantasi Ginjal atau Donor Ginjal."

"Kenapa dia nggak ngelakuin itu saja? Dia pasti bisa sembuhkan?"

Dokter Andi tersenyum kecil.

"Tidak semudah itu Glen mendapatkan pendonor ginjal. Selain biaya yang sangat mahal, harus mencari ginjal yang cocok untuk tubuh sang pasien. Dan juga, Orang yang menderita gagal ginjal di kota ini tidak hanya lima ataupun sepuluh orang saja. Banyak."

Glen manggut-manggut lagi, semakin mengerti.

"Saya cukup kasihan dengan Shena, hidupnya pasti sangat berat. Ia cukup menderita dengan penyakitnya ditambah lagi Papanya yang meninggal karena kecelakaan lima bulan yang lalu."

"Meninggal Dok?" kaget Glen.

"Iya. Dia sekarang hanya hidup bersama Mamanya. Mama Shena berjuang keras untuk mendapatkan biaya pengobatan Shena. Kerja apapun dilakukan tanpa lelah demi Shena. Mungkin, Shena mulai merasa lelah dan mulai takut karena menjadi beban untuk Mamanya," cerita Dokter Andi yang sangat tau jelas mengenai keluarga Shena.

"Kasihan Dok," lirih Glen tidak tega.

"Makanya kamu jangan lupa selalu bersyukur. Papa dan Bunda kamu masih selalu ada untuk kamu. Kamu bisa makan enak setiap harinya, bisa melakukan apapun yang kamu mau. Jangan banyak mengeluh dan menyusahkan Papa dan Bunda kamu. Lihatkan? Banyak orang yang tidak seberuntung kamu."

"Iya Dok, Makasih sudah selalu mengingatkan Glen," balas Glen.

Dokter Andi meneruskan tulisan resepnya kemudian menyerahkan ke Glen.

"Tebus obatnya di apotek. Langsung pulang, Bunda kamu tadi ngasih pesan itu," suruh Dokter Andi.

Glen menerima resep dari Dokter Andi, lalu berdiri dan segera memberi hormat.

"Siap Laksanakan!"

Setelah itu Glen berpamitan dan keluar dari ruang Dokter Andi dengan banyak pikiran diotaknya. Kejadian hari ini cukup mengejutkannya.

****

Setelah menebus obat, Glen tidak langsung pulang, ia pergi ke ruang HD. Glen hanya berdiri di depan pintu ruangan tersebut. Ia sebenarnya ingin mengetahui langsung bagaimanna keadaan Shena, tapi tidak memiliki keberanian untuk masuk kedalam.

Darah-darah di selang yang begitu banyak masih membuatnya merinding dan sedikit pusing.

Glen tiba-tiba teringat dengan kertas yang diremas-remas oleh Shena.

Glen pun memutuskan untuk ke rooftopkembali untuk mengambil kertas tersebut. Entahlah, akan dia apakan kertas itu nantinya. Glen hanya ingin membacanya sekali lagi, ingin mengetahui lebih dalam maksud dari dua belas listtersebut.

****

#CuapCuapAuthor

Bagaimana PART 9-nya? Akhirnya sudah tau kan SHENA sakit apa ^^ 

KIRA-KIRA HABIS INI APA YA YANG DILAKUKAN GLEN KETIKA BACA KEMBALI 12 LIST MILIK SHENA? 

Penasaran nggak sama kelanjutan ceritanya?

Tunggu part selanjutnya besok ya. SEMOGA BESOK BISA UPLOAD LAGI. AMIN

DAN PRE-ORDER SEBENTAR LAGI AKAN DIBUKA, JADI SEGERA MENABUNG DAN SIMPAN TABUNGAN KALIAN BAIK-BAIK YA. 

DAN JUGA AYOOO IKUTAN GIVE AWANYAA. 20 NOVEL DUA BELAS CERITA GLEN ANGGARA GRATIS BUAT KALIAN SEMUA. BAYANGIN 20 NOVEL GRATIS BANYAK PELUANG MENANG BUAT KALIAN. JADILAH PEMBACA YANG GILA JUGA SEPERTI AUTHORNYA WKWKW. AYO IKUTAN GIVE AWAYNYA SEKARANG JUGA ^^ 

CEK INSTAGRAM @luluk_hf SEKARANG JUGA  DAN GOOD LUCK ^^

Jangan lupa bantu SHARE CERITA INI ke teman-teman kalian, keluarga kalian, saudara-saudara dan tetangga kalian untuk baca Novel Dua belas Cerita Glen Anggara.

Jangan lupa juga Comment dan Vote selalu paling ditunggu banget dari kalian semuaaa ^^. SELALU BOM COMMENT DAN VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA ^^ 

Terus baca dan SELALU SUKA Novel Dua belas Cerita Glen Anggara. AAAAMINNNN

Terima kasih banyak dan Loveyuu So much All ^^

Salam,

Luluk HF

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro