23 - SENSEI NATASHA
Assalamualaikum selamat pagi semuanya. Maaf ya semalam nggak bisa update. jadi gantinya pagi ini
DAN ALHAMDULILLAH H-1 MENUJU PRE ORDER NOVEL DUA BELAS GLEN ANGGARA. BESOK JAM 17:00 WIB DI SHOPEE : luluk_hf . JANGAN SAMPAI KETINGGALAN DAN KEHABISAN YAA ^^
SEMANGAT MENABUNGG ^^
DAN SELAMAT MEMBACA SEMOGA SELALU SUKAA DAN BELI NOVELNYAA AAMINNN ^^^
*****
Shena berkata bahwa minggu depan adalah ulang tahunnya, dan salah satu wishdidalam list-nya adalah mendapatkan kejutan ulang tahun dari Glen. Yah, saat ini Glen sedang mempersiapkan itu. Lagi-lagiGlen berguru ke rumah seorang Iqbal untuk mendapatkan pencerahan.
"Lo kira rumah gue ini tempat cenayang atau dukun?" decak Iqbal mulai jengah.
"Tolongin lah Bal. Kan lo dulu pernah kasih kejutan ke Acha," seru Glen memelas.
"Kejutan apaan? Nggak ingatkah Iqbal buat Acha nangis-nangis karena ditinggal gitu aja di hari ulang tahun Acha?" ketus Acha langsung menyembur.
Glen menoleh ke samping, kaget melihat keberadaan Acha.
"Lah, sejak kapan nih Sapi disini?" bingung Glen.
"Sedaritadilah! Makanya kedua mata itu dipakai!"
Glen mendecak sinis, tak mempedulikan ucapan Acha. Ia hanya ingin mendapatkan pencerahan disini, tidak mau bertengkar dengan Acha.
"Jadi gimana dong? Bantuin. Gue buat kejutan ulang tahun untuk Shena seperti apa?" tanya Glen beruntun.
Iqbal menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, ikut bingung. Dia juga bukan cowok romantis yang suka memberi kejutan. Iqbal sendiri heran kenapa Glen selalu meminta pencerahan kepadannya?
Iqbal menoleh ke Acha, memberikan kode, meminta bantuan. Acha menghela napas panjang, mengangkat jempolnya.
"Glen duduk sebelah Acha sini, Acha kasih pencerahan," suruh Acha.
"Beneran Cha?"
"Iya."
Glen tersenyum senang dan buru-buru berpindah duduk kesebelah Acha. Glen berusaha mendengarkan baik-baik.
"Cewek itu suka dikado hal yang spesial dan berharga. Contohnya seperti gelang ini," Acha menyombongkan gelang yang ada ditangan kanannya.
Glen manggut-manggut.
"Gelang ini dari Iqbal dan Acha selalu memakainya kemanapun. Kalau Acha kangen sama Iqbal, Acha cukup lihat gelang ini sudah buat Acha sangat bahagia," jelas Acha. "Jadi, saran Acha, Glen berikan kado yang romantis, spesial, berharga dan tak terlupakan seperti gelang ini. Mungkin kalung atau berlian. Kan Glen kaya raya."
Glen mendesis sinis, perkataan terakhir Acha membuatnya sedikit kesal.
"Harus banget gitu ya?"
"Iya dong. Cewek sekarang siapa yang nggak suka dikasih kalung ataupun berlian atau cincin nikah? Pasti senang banget."
Glen menoleh ke Iqbal cepat. "Lo cepat lamar nih bocah, kayaknya ngebet banget pingin nikah," cibir Glen mengaduh ke Iqbal.
Iqbal hanya membalas dengan kedua bahu yang diangkat, tidak memberi komentar apapun karena Iqbal tau Acha hanya bercanda.
"Glen sendiri belum pernah kan kasih hadiah ke Kak Shena yang berharga dan bisa dikenang seperti gelang ataupun kalung?"
"Belum pernah," jawab Glen dengan polosnya.
"Yaudah, Glen kado aja kalung atau gelang. Glen pesan dan designkan kalung atau gelang yang spesial untuk Kak Shena. Kalung ataupun gelang yang hanya Kak Shena yang bakalan punya. Pasti romantis banget dan Acha jamin Kak Shena sangat suka."
"Gitu ya?"
"Iya gitu Semut!"
Glen sekali lagi mengangguk-anggukan kepalanya, otaknya semakin terbuka. Semua ucapan Acha sangat membantunya. Glen tersenyum senang dan langsung menjabat tangan Acha.
"MakasihSenseiNatasha, kau memang guru percintaan yang luar biasa," salut Glen.
Acha dengan cepat melepaskan jabatan tangan Glen, menatap Glen angkuh.
"Makasih doang? Basi! Bayar dong!" cibir Acha tak terima.
"Lo tetap aja ya, bantu teman nggak pernah ikhlas," ketus Glen.
"Kalau sama Glen mah nggak mau Acha bantu cuma-cuma. Cepat bayar!" paksa Acha.
Glen menghela napas pasrah. "Bayar berapa?" tanya Glen bersiap mengeluarkan dompetnya.
Acha tersenyum bahagia, ide cemerlang sudah terpikirkan di otak cerdasnya.
"Acha nggak mau dibayar dengan uang," ucap Acha cepat.
"Terus apa?" bingung Glen.
"Belikan Acha tiga boneka sapi yang limited editionyang bakalan keluar bulan desember nanti. Acha tunggu!" ucap Acha dengan santainya.
Glen melongo mendengarnya, dompet ditangannya langsung terjatuh. Glen perlahan menoleh ke Iqbal, mengerjap-kerjapkan matanya sembari geleng-geleng.
"Bal, lo beneran betah pacaran sama Ratu sapi macam gini?"
*****
Shena berjalan ke jendela kamarnya, membuka gorden motif bunganya setengah, menatap keluar, memandangi langit malam yang cukup cerah. Shena menghela napas panjang untuk ke sekian kalinya.
Jujur, selama beberapa bulan ini kehidupannya berubah drastis, kebahagiaan terus menyelimutinya. Namun, saat ini ada hal yang sangat mengusik pikirannya sejak beberapa hari yang lalu. Semua perkataan Rian masih belum bisa Shena lupakan. Apakah dia benar-benar sudah banyak merepotkan Glen? Membuat hidup cowok itu menjadi sulit?
Shena mengulang kembali memori beberapa bulan bersama Glen, selama Glen menyandang status sebagai pacarnya. Shena sangatlah bahagia, cowok itu mengabulkan semua permintaanya tanpa ditolak satupun. Glen memang cowok yang tulus dan baik.
Shena merasa dia sudah cukup bahagia dan terbesit ingin menyudahi sisa listkeinginannya. Shena tidak ingin membebani Glen lagi. Cowok itu sudah lebih dari cukup membuatnya bahagia selama beberapa bulan ini.
Itulah yang ada dipikiran Shena beberapa hari ini. Hati dan pikirannya mulai bergejelok, saling mengelak dan saling beradu. Shena mulai gundah dan dilema.
"Apa gue sudahi saja semuanya?" lirih Shena,perlahan kepalanya tertunduk.
Shena menghela napasnya pelan, berusaha memikirkan baik-baik keputusannya sekali lagi.
Setelah itu, Shena berjalan kembali ke kasur, ia harus tidur lebih cepat malam ini. Besok dia ada jadwal pemeriksaan dan cuci darah.
*****
Beberapa hari kemudian, hari yang sebenarnya dinantikan oleh Shena tapi juga bisa menjadi hari terberatnya. Shena berusaha untuk tetap tenang dan berharap hari ini akan baik-baik saja.
Shena membuka kotak berwarna biru yang dikirimkan tukang paket siang tadi, kotak tersebut berisikan gaun warna merah dan sepatu high heels warnaputih yang dibelikan Glen untuknya. Cowok itu menyuruhnya memakainya malam ini, karena Glen akan menyiapkan kejutan untuk hari ulang tahunnya.
Shena mengeluarkan gaun warna merah dengan pita di tengahnya, sangat cantik. Shena sangat menyukainya. Shena tersenyum dan segera mengenakannya. Satu jam lagi Glen akan menjemputnya.
*****
Suara klakson mobil terdengar dari dalam rumah Shena, mobil Glen sudah sampai di depan rumahnya. Shena segera berjalan keluar dengan hati-hati. Ia sedikit kaku memakai high heels di kakinya, sudah lama Shena tidak memakai sepatu seperti ini.
Shena mengunci gerbang rumahnya, setelah itu segera masuk kedalam mobil Glen, cowok itu telah menunggunya.
"Hai," sapa Shena mengembangkan senyumnya.
Glen terdiam tidak langsung membalas, ia memandangi Shena cukup lama dengan tatapan terpana tanpa disembunyikan.
"Gue cantik malam ini?" tanya Shena tanpa malu.
"Iya," jawab Glen jujur kali ini.
Shena tersenyum senang, Glen tidak lagi mengelak dan berani memujinya terang-terangan.
"Makasih untuk gaun dan sepatunya," ucap Shena.
"Bunda yang belikan, bukan gue," jawab Glen.
"Ah... Gue kira lo."
"Kenapa? Lo sedih bukan gue yang belikan?"
"Sedikit. Tapi sekaligus senang berarti Bunda beneran suka sama gue," ucap Shena dengan bangga.
"Sombong sekali ya anda sekarang," ledek Glen.
"Biarin! Siapa yang nggak senang diterima calon mertua," ucap Shena asal.
Glen memberikan tatapan tajam. "Lo beneran kepikiran pingin gue nikahin?"
Shena menoleh ke Glen dengan senyum penuh arti. "Lo nggak mau punya istri cantik kayak gue?"
"Nggak, makasih," tolak Glen cepat.
"Cih," desis Shena kesal. "Cepetan jalan!" ketus Shena.
Glen tertawa pelan, senang melihat wajah kesal Shena.
"Marah?" goda Glen.
"Nggak biasa aja. Sadar diri kok gue. Kan habis ini ajal jemput gue," ucap Shena terlanjur kesal.
Glen menghela napas pelan. "Bisa nggak lo jangan sering bilang kayak gitu? Ucapan itu doa!"
"Iya iya. Maaf," lirih Shena.
Glen mengulurkan tangannya, mengacak-acak rambut Shena pelan membuat Shena terkejut dan langsung mematung.
"Udah gue bilang kan kemarin, ajal nggak akan jemput lo sebelum gue buat lo benar-benar bahagia," ucap Glen tulus.
Shena menoleh ke Glen, tertegun. Ia tak menyangka Glen bisa bersikap seperti ini. Perlahan, Glen menurunkan tangannya, tersenyum penuh arti.
"Deg-degan nggak jantung lo gue gituin?" goda Glen sengaja.
Sial!Shena langsung mengumpat dalam hati. Pikirannya salah besar, harusnya dia sadar dan tidak tertipu. Glen selamanya memang cowok menyebalkan!
"Udah cepetan jalan!" suruh Shena bertambah kesal.
"Cie yang baper," goda Glen semakin gencar.
"Jalan Glen!"
"Cie yang salah tingkah!"
"Glen!! Ayo berangkat!"
"Cie yang malu-malu meong."
Shena memberikan lirikan tajam, membuat nyali Glen langsung menciut. Glen segera menatap ke depan.
"Oke, kita berangkat!" seru Glen dan segera menjalankan mobilnya menuju tempat yang sudah ia siapkan untuk memberi kejutan ke Shena.
*****
Shena dibuat bingung, ia turun dari mobil Glen dengan kedua mata terus menyorot ke cowok itu, meminta penjelasan. Kenapa dia malah dibawah ke rumah Glen? Shena kira dia akan dibawah lagi ke restoran mahal ataupun gedung tingkat tinggi.
"Kenapa?" tanya Glen mengerti tatapan bingung Shena.
"Kenapa kita kesini?" tanya Shena.
"Ngerayain ulang tahun lo," ucap Glen jujur.
"Gue kira bakalan di restoran atau di ge..."
"Reservasi restoran sekarang mahal, belum pajaknya. Aduhh... Kasihan dompet gue," ungkap Glen belagak menyebalkan.
Shena melongo mendengarnya, tangan kanannya sudah terkepal kuat bersiap ingin memukul kepala cowok dihadapannya.
"Kan lo kaya!" terang Shena berani.
"Yang kaya Papa dan Bunda gue, bukan gue!" balas Glen tak terima.
Mendengar jawaban Glen seperti itu membuat Shena langsung tersenyum, entah kenapa jawaban tersebut membuatnya bangga. Perlahan Shena mendekati Glen, mengulurkan tangannya dan mengelus rambut Glen pelan.
"Sekarang Glen udah pinter ya, sudah bisa berpikir dewasa," puji Shena tulus.
Glen mematung, ia memandang kedua mata Shena yang hangat, Glen terkejut mendepat perlakuan yang tiba-tiba seperti ini. Glen merasakan tubuhnya terasa kaku, jantungnya berdebar cepat. Ada apa dengannya?
Shena tersenyum penuh arti, menurunkan tangannya cepat.
"Deg-degan nggak jantung lo gue gituin?" sinis Shena sengaja membalas Glen.
Sial! Kini giliran Glen yang mengumpat dalam hati. Shena membalasnya dengan cepat. Gadis ini ternyata lebih menyebalkan darinya!
"Nggak! Jantung gue nggak dugun-dugun!" elak Glen.
"Cie yang baper," goda Shena.
"Ayo masuk," ajak Glen.
"Cie salah tingkah," ucap Shena menirukan godaan Glen padanya saat di mobil.
"Gue tinggal lo disini!" ancam Glen.
"Cie yang malu-malu meong."
"Shen!"
Shena tertawa pelan, ia pun berhenti menggoda Glen.
"Gue mau masuk tapi ada syaratnya?" ucap Shena belagak jual mahal.
Glen menghela napas berat. "Lo tinggal masuk aja susah banget ya. Pakai syarat-syarat segala kek mau daftar BPJS!" protes Glen.
Shena menahan untuk tidak tertawa, wajah kesal Glen saat ini sangat menggemaskan.
"Dengerin syaratnya," rengek Shena.
Glen pun akhirnya mengangguk pasrah, malas berdebat dengan cewek ini.
"Apa?" tanya Glen.
"Panggil gue sayang, baru gue mau masuk."
Kini giliran Glen yang langsung tertawa kencang mendengar syarat yang diajukan oleh Shena, membuat Shena bingung sekaligus terkejut.
Glen meredahkan tawanya, menatap Shena dengan tatapan meremehkan.
"Ngelindur lo malam-malam!"
Seteleh itu Glen langsung berjalan meninggalkan Shena begitu saja dengan tega, Glen masuk duluan ke dalam rumahnya dengan sengaja.
"Gue ditinggal nih?" teriak Shena sok melas.
"Terserah! Yang nggak fungsi ginjal lo bukan kaki lo!" balas Glen kejam.
Shena mendesis pelan, mengumpati Glen dalam hati. Ia melihat punggung Glen yang semakin menjauh, cowok itu sudah masuk ke dalam rumahnya. Untung saja Shena sudah terbiasa mendengar ucapan kejam Glen selama beberapa bulan ini.
Shena menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya, ia tiba-tiba merasakan dadanya sedikit sesak. Apa karena ia terlalu bersemangat malam ini. Setelah merasa cukup tenang, Shena segera berjalan, menyusul Glen.
*****
Shena masuk ke dalam rumah Glen, tidak ada orang sama sekali, sangat sepi. Tiba-tiba seekor kucing menghampiri Shena dengan kedua mata yang berbinar-binar, seolah senang melihat kedatangan Shena.
"Hallo Meng," sapa Shena ramah.
Shena tidak cukup berani menggendong Meng, Ia pun hanya bisa melambaikan tangannya. Namun, Shena tiba-tiba terdiam, menatap Meng lebih lekat. Shena dapat melihat ada sesuatu di kalung Meng, sebuah kertas yang dikalungkan dengan pita warna merah disana.
Shena memberanikan diri untuk mengambil kertas itu dengan cepat. Setelah itu, Meng langsung pergi begitu saja. Shena tersenyum, takjub.
"Kucing pintar," puji Shena ke Meng.
Setelah kepergian Meng, Shena melihat secarik kertas kecil itu, membacanya.
Ke taman belakang sekarang.
Dari : Pacar yang tampan dan kaya raya.
Shena mendecak pelan sekaligus terkekeh pelan, kenapa cowok itu suka sekali dengan titlecowok tampan dan kaya raya. Apa sebegitu bangganya dia menjadi cowok yang tampan? Atau dia memang terobsesi untuk menjadi orang paling menawan sejagat raya ini?
Shena geleng-geleng pelan, belum bisa mengerti jalan pikiran Glen yang lurus. Karena selama ini yang dilihat Shena dari Glen hanya sikap absurd dan menyebalkan cowok itu.
Tanpa berlama-lama, Shena segera berjalan ke taman belakang, seperti yang diperintahkan oleh Glen.
****
Shena membuka pintu belakang rumah Glen, Shena mematung diambang pintu, ia melihat banyak bunga mawar yang sengaja dibentuk menjadi namanya "SHENA". Lilin-lilin cantik yang mengitarinya. Shena merasakan jantungnya kembali berdetak cepat, kedua sudut bibirnya langsung terangkat.
Shena benar-benar tersentuh. Shena melihat ke sisi lain, terdapat kue ulang tahun berbentuk boneka cukup besar. Lagi-lagi Glen tidak membelikan makanan yang asli, cowok itu memesankannya dalam bentuk boneka. Pacar yang pengertian.
"Mbak mawar, sini."
*****
#CuapCuapAuthor
YAAHH DIGANTUNG LAGI WKWKWKW MAAPKAAN YAA BIAR GREGET GITUU HIHIHHI
ADUH MBAK MAWAR DIPANGGIL SAMA ABANG GLEN? KIRA-KIRA MAU DIKASIH APA YAA?
PENASARAN? NGGAK SABAR BACA KELANJUTANNYA?
DITUNGGU PART SELANJUTNYAA YAA. INSYAALLAH AKU UPLOD MALAM INI ATAU BESOK SORE YA ^^
DAN INSYAALLAH PART SELANJUTNYA MERUPAKAN PART TERAKHIR YANG AKU UPLOAD DI WATTPAD. MAAFIN YAAA , SESUAI DENGAN INFO PENTING YANG PERTAMA KALI AKU PERNAH JELASIN DULU ^^
DAN KELANJUTAN PARTNYA ATAU CERITANYA KALIAN BISA BACA DI NOVELNYA YAAA YANG BAKALAN TAMBAH SERU, BAPERIN, GEMESIN DAN BANYAK KEJUTAANYAAA ^^
JADI, SEMANGAT TERUS NABUNGNYA. H-1 MENUJU PRE-ORDER BESOK SUDAH BISA PESAN NOVELNYA LOHHHH ^^ SEMANGAATTTT SEMUAAAAA. BISMILLAH SEMUANYAAA BISA BELI NOVEL DUA BELAS GLEN ANGGARA. AMINN YARABBAL ALAAMINN ^^
Jangan lupa bantu SHARE ke teman-teman kalian, keluarga kalian, saudara-saudara dan tetangga kalian untuk baca Novel Dua belas Cerita Glen Anggara.
Jangan lupa juga Comment dan Vote selalu paling ditunggu banget dari kalian semuaaa ^^
KASIH KOMEN SEBANYAK MUNGKINN DAN VOTE SEBANYAAK MUNGKINN YAAA.^^
SELALU BACA DAN CINTA NOVEL DUA BELAS GLEN ANGGARA YAA ^^
TERIMA KASIH BANYAK SEMUANYAA DAN SELALU CINTA KALIAN SEMUAA ^^
Salam,
Luluk HF
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro