Bab 32 "The Way of Energy"
Seminggu telah berlalu, sudah banyak yang terjadi setelah pertarunganku dengan Ibu. Saat ini, aku bisa dengan mudah mengubah bentuk satu tanaman ke tanaman lain. Hanya kecepatan perubahan saja yang masih perlu kutingkatkan. Sekarang, Ibu berencana akan mengajarkan teknik baru yaitu pembusukan tanaman.
Ratu Adrysia berdiri di sampingku. Sebelum memulai latihan, dia menumbuhkan sebuah pohon di tengah ruangan dengan energi hijaunya.
"Pada dasarnya semua kekuatan yang dimiliki oleh Dryad itu berasal dari energi hijau yang dihasilkan oleh pohon kelahiran mereka." Ibu berkata sambil mengeluarkan energi Dryad dari tangannya. "Biasanya semakin tua seorang Dryad, semakin kuat dan melimpah juga energinya."
"Kenapa itu bisa terjadi?" Aku bertanya. Sejauh ini yang kutahu, Dryad punya kekuatan penumbuh tanaman dan hanya orang tertentu saja yang punya energi berlebih. Ibu, Ratu Erudyne, dan Nenek Dryopea contohnya.
"Kau pernah melihat sebuah pohon buah yang telah tumbuh bertahun-tahun, Nak?" Aku mengangguk saat Ratu Adrysia bertanya. "Bagaimana dengan buahnya?"
"Biasanya pohon itu akan berbuah lebat." Aku membalas. "Mereka berbuah karena kelebihan nutrisi, 'kan?"
"Hal itu tak jauh berbeda dengan Dryad." Sang ratu menjawab. "Jika diibaratkan, energi Dryad itu seperti buah. Semakin banyak buah di suatu pohon, maka semakin banyak juga nutrisi di dalam pohon itu."
"Lalu darimana energi itu dihasilkan?" Satu hal yang membuatku bingung. Jika di dalam game semacam RPG yang sering kumainkan bersama Damian, ada sesuatu yang disebut mana. Mana itu digunakan untuk mengeluarkan jurus-jurus maupun berbagai sihir.
"Energi Dryad juga mirip dengan sesuatu yang bernama mana itu." Ibu menjawab dengan membaca apa yang sedang kupikirkan. "Segala bentuk pengeluaran energi akan menghabiskan energi di dalam pusat penghasil energi yang ada di pusar Dryad maupun pohon kelahiran mereka."
Jika itu benar, maka apapun bentuk energi yang kukeluarkan itu akan menguras sebagian dari pusat energi atau dari pohon kelahiranku, ya? Lalu, bagaimana caranya energi Dryad bisa terpancar dari seluruh tubuh jika pusatnya ada di pusar?
"Kau benar, Nak." Ratu kembali membaca pikiranku. "Energi Dryad bisa keluar dari seluruh tubuh itu karena ada jalur yang disebut The Way of Energy, jalur yang sama dengan pembuluh darah tetapi memiliki titik-titik tertentu yang merupakan pintu gerbang energi."
Ternyata kekuatan Dryad itu tidak sesederhana yang kubayangkan. Kupikir mereka bisa menumbuhkan tanaman sebanyak yang mereka mau sesuai tenaga mereka.
"Baiklah, sudah cukup penjelasannya." Ibu berkata setelah menjelaskan semua tentang energi Dryad. "Kita akan mulai latihannya."
Ibu mengeluarkan energi hijau di tangan kanannya. Angin seketika bertiup pelan saat energi milik mantan Ratu Dryad itu menggumpal menjadi sebuah bola padat kehitaman berukuran seperti bola baseball. Perlahan bola energi itu memadat menjadi lebih kecil hingga warna kehitaman itu berubah menjadi nyaris hitam pekat.
"Ini adalah bola energi yang akan membusukkan tanaman, Nak." Ibu berkata sambil memegang bola energi itu. "Berbeda dari biasanya, energi pembusukan dilakukan dengan cara memadatkan energi ke satu titik dan memasukkan banyak energi ke titik itu."
Ratu Adrysia kemudian melemparkan bola energi yang nyaris hitam pekat itu ke arah pohon yang berada di tengah-tengah ruangan. Dalam sekejap, pohon yang tingginya mungkin sepuluh meter itu seketika membusuk dan berubah menjadi tanah.
"Cara kerja energi pembusukan yaitu dengan menambahkan energi penumbuh tanaman yang berlebih hingga sebuah tanaman tidak bisa mengatasinya dengan berbuah maupun berbunga." Ibu kembali memberikan penjelasan tentang kekuatan itu.
"Pasti Ibu punya energi yang melimpah, ya?" Sesuai dengan gelarnya sebagai Ratu Dryad, sudah pasti Ibu punya energi yang sangat besar. Apalagi dia terlahir dari Pohon Utama, pohon terbesar di Hutan Dryad. Namun, jika itu benar, kenapa waktu itu Tuan Milo menolak untuk bertelepati? Dia beralasan energinya akan cepat terkuras jika melakukan itu dengan Ratu Adrysia.
"Aku terlahir dari Pohon Utama dan energiku sangat banyak." Ratu Adrysia berkata sambil mengangguk, mengiyakan perkataanku. Ia melanjutkan perkataannya. "Energiku tidak bisa dikuras oleh Pohon Utama karena itu sumber energiku, penyebabnya adalah Ritual Pemisahan Roh Pohon yang dimulai lima belas tahun lalu oleh Erudyne dan berhenti tiba-tiba tahun ini."
Yang membuatku penasaran, bagaimana bisa Ibu bersembunyi di penjara ini? Saat pertama kali datang ke ruangan yang dijadikan penjara ini, aku tidak melihat mantan Ratu Dryad itu. Selain itu, Ritual Pemisahan Roh Pohon berhenti di tahun ini. Apakah itu ada hubungannya dengan menghilangnya Ratu Adrysia?
Yang mungkin terjadi, Ratu Erudyne yang memulai ritual itu fokus kepadaku dan menyiapkan perang dengan Kerajaan Elenio. Sampai sekarang aku masih bingung alasan adik dari ibuku itu menculikku. Padahal aku hanya seorang Half-Dryad biasa.
"Kau bukan Dryad biasa, Nak." Ibu membaca pikiranku. "Kau satu-satunya Dryad yang tak punya kelemahan fatal, pohon kelahiran."
"Ba-bagaimana bisa?!" Aku spontan berteriak.
"Karena kau manusia setengah Dryad." Ibu menjawab. "Selain itu, pusat energimu lebih besar dari Dryad biasa hingga bisa lebih cepat mengumpulkan energi."
"Pantas saja Ratu Erudyne ingin aku jadi prajuritnya."
Aku jadi teringat perkataan ratu yang kejam itu. Dia berniat menjadikanku prajurit Dryad karena aku adalah barang yang langka yang tidak bisa didapatkan dalam seratus tahun. Mata sang ratu sama jelinya dengan Ibu, bisa melihat rahasiaku tanpa waktu yang lama. Apakah dia sudah tahu bahwa aku itu putra dari orang yang dia benci?
Jika dipikirkan, sudah lama Ratu Erudyne tidak datang ke tempat ini, pohon yang menjadi penjaraku. Apakah sekarang Dryad sedang terpojok dalam perang melawan manusia hingga sang ratu turun ke medan perang? Namun itu terasa mustahil. Dryad tidak mungkin kalah dengan mudah. Sepertinya dia sedang fokus melakukan ritual yang dikatakan oleh Ibu juga menjadikanku sebagai prajuritnya. Para bawahan sang ratu sudah mengambil kuali penuh dengan energi hijau yang didapat saat pengekstrakan.
"Daripada memikirkan itu, lebih baik kau melatih kekuatanmu, Nak." Di tengah lamunanku, Ibu berkata membuyarkan pikiran.
"Baiklah!" Aku berseru sambil mengepalkan tangan. Kukeluarkan energi Dryad yang berwarna hijau ke tangan kanan. Energi itu menggumpal menjadi sebuah bola seukuran bola baseball berwarna hijau cerah.
"Padatkan energi itu, Nak!" Mantan Ratu Dryad itu berseru memberikan arahannya kepadaku. "Pertahankan bentuknya dan tetap masukkan tambahan energi ke bola itu!"
"Baik!" Aliran energi yang membawa kesegaran mengalir ke tangan yang sedang menggenggam bola energi hijau. Bola yang tadinya seukuran bola baseball itu membesar perlahan saat banyak energi kembali masuk. Tekanan semakin berat, bola itu meluncur ke pohon yang tadi baru saja ditumbuhkan. Seketika pohon itu tumbuh hingga membentur atap penjara.
"Pengendalian energimu masih kurang baik, Nak." Orang yang melatihku itu menggelengkan kepala sambil berdecak pelan. "Sepertinya Milo tidak mengajarkan cara mengendalikan energi, ya?"
"Kami hanya bertarung dan tidak pernah melakukan itu." Selama ini saat berlatih dengan Oread setengah Dryad itu, aku hanya diajarkan cara bertarung. Bagaimana memanfaatkan tanaman di sekitar untuk menambah kekuatan, mengalirkan energi ke bagian tubuh tertentu untuk memperkuat dan menambah kecepatan, dan pertahanan dengan tanaman yang kutumbuhkan. Tidak ada latihan pengendalian energi atau semacamnya.
Ibu mengembuskan napas dengan kasar. "Seperti yang kuduga dari orang yang lebih suka bertarung daripada melumpuhkan musuh."
"Dia bahkan tidak ragu untuk menghempaskanku hingga menabrak pohon." Yang paling sial adalah saat bertarung di Gelanggang Tarung Pegunungan Oread. Tetua Oread setengah Dryad itu menghempaskanku ke dekat tempat duduk keponakan Kepala Desa, Iona. Mengingatnya saja membuatku malu. Apalagi saat dia tersenyum, rasanya aku ingin kabur sejauh mungkin darinya.
"Sekarang, saat jalur energi di seluruh tubuhmu terbuka, akan lebih sulit untuk mengendalikan energi." Ekspresi Ibu berubah masam. Tidak cocok untuk wajah yang biasanya tersenyum itu.
"Aahh, semuanya semakin sulit saja!" Aku mengacak-acak rambut dengan kasar. Sayang sekali aku tidak mempelajari itu di Pegunungan Oread. Jika waktu itu aku belajar, maka semuanya akan lebih mudah.
"Namun itu tidak mustahil, Nak. " Wajah yang mulai berkerut milik mantan Ratu Dryad itu berubah saat dia tersenyum. "Kita hanya perlu melakukan latihan meditasi sambil mengembangkan kekuatanmu."
"Meditasi?" Aku bertanya. "Apa hubungannya dengan energi?"
"Meditasi itu latihan olah napas dan fokus." Ibu menjawab pertanyaanku. "Dua hal itu dibutuhkan untuk mengeluarkan kekuatan pembusukan."
"Apa latihan itu sulit?"
"Meditasi tidak sulit untuk dilakukan, hanya mengatur napas dan menjaga konsentrasi." Ibu kembali menjawab. "Selagi kau melatih itu, sebaiknya kau melatih fisik dan teknik bertarung agar seimbang."
"Baiklah!"
Dengan bimbingan dari orang terkuat nomor satu di Hutan Dryad, belajar akan lebih mudah. Tunggulah aku, Ratu Erudyne. Aku akan mengalahkanmu.
______________________________
Bogor, Sabtu 06 Januari 2024
Ikaann
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro