Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 11 "Another Half-Blood"

Pria yang berwajah kecoklatan itu memegang tanganku. Energi coklat muncul dari telapak tangan sang Oread, menyelimuti seluruh tubuhku dari kepala hingga kaki. Hawa dingin seketika membuat bulu kudukku berdiri. Aura ketegasan dari orang yang sudah menyelamatkanku itu terpancar jelas dari sorot matanya yang tajam.

"Bagaimana bisa aku mengetahui nama lengkapmu?" Pria bernama Milo itu berucap sendiri. Ia menyuarakan pemikiran yang tidak kuungkapkan. Apakah ia bisa membaca pikiran?

Aku menunduk malu. Semua yang ada di dalam pikiranku bisa ia baca. Aku tidak bisa menyembunyikan apapun. "Maafkan ketidaksopanan saya, Tuan."

"Kau bahkan belum mengetahui siapa aku sebenarnya, Drie." Tuan Milo kembali berkata. "Kau juga ingin aku menjawab semua pertanyaanmu."

"Itu benar, Tuan." Aku membalas perkataan Tuan Milo. Memang benar, tujuanku datang ke sini untuk bertanya tentang Dryad. "Saya punya banyak pertanyaan untuk Anda."

"Sebelum itu, ceritakanlah siapa dirimu dan kenapa kau bisa dikejar oleh para Dryad."

Aku menghela napas. Menceritakan ini seakan membuka luka yang masih basah yang sudah dibalut perban. Namun, karena Tuan Oread itu memintanya, aku harus melakukan itu. Hanya saja, perkataan Tuan Milo selanjutnya membatalkan niatku untuk bercerita.

"Aku sudah mengetahui hal itu, Nak." 

"Eh?" Aku menatapnya yang kini sedang tersenyum lebar. Jika begitu, kenapa dia menyuruhku untuk menceritakan kisah tentangku tadi?

"Tuan, dia ketakutan melihat Anda." Agathias menyenggol bahuku pelan sambil tertawa. Aku mengalihkan pandangan ke anak laki-laki berambut pirang di sampingku. "Dia belum tahu kekuatan Anda."

"Siapa yang bilang begitu!?" Aku meninju pinggang Agathias yang dilindungi baju besi. Bunyi besi yang dipukul menggema keras, setelahnya jari-jariku sudah seperti kepiting panggang yang hampir mati. Kemerahan dan capit— maksudku jari— yang nyeri. Aku mengibas-ngibaskan tangan kanan sambil mengaduh. "Aduh!"

"Hahaha! Kau itu konyol, Drie!" Agathias memegangi perutnya yang ditutup baju besi. Tawa renyah dan nyaring miliknya menganggu telingaku. Ugh, dia lebih menyebalkan daripada Damian yang lebih pendiam meski sama-sama suka bercanda.

Tuan Milo berjalan ke sebuah batu berbentuk persegi berwarna kelabu dan beberapa batu berukuran sedang di sekelilingnya. Ia pun duduk di salah satu batu kecil. "Kemarilah. Aku akan menyiapkan cemilan."

"Terima kasih, Tuan." Mengabaikan kejadian pukulan tadi, aku dan Agathias berucap bersamaan. Kami berdua berjalan ke batu kecil lalu duduk berseberangan dengan Tuan Milo.

Tak lama kemudian, beberapa teko dan cangkir yang terbuat dari tanah liat mendarat pelan di batu kelabu yang mirip seperti meja. Bersamaan dengan itu, beberapa apel merah yang ditaruh di atas piring tanah liat melayang dan mendarat sempurna. Aku memandang Tuan Milo, tangan kanannya bergerak mengarahkan setiap benda yang ia layangkan. Aksi dari Tuan Milo ini membuatku kagum. Ia seperti memiliki kekuatan sihir saja.

"Silahkan diminum, Drie, Agathias." Tuan Milo menuangkan teh dari teko tanah liat yang tadi ia layangkan menuju meja batu ke setiap cangkir.

"Terima kasih, Tuan." Aku dan Agathias berucap bersamaan. Kupegang cangkir yang terbuat dari tanah liat yang telah berisi teh itu. Aroma melati seketika menguar dari uap teh yang masih panas. Kuteguk perlahan teh buatan pria yang menyelamatkanku itu.

"Kau ingin bertanya tentang apa, Nak?" Tuan Milo bertanya sambil menyesap teh dari cangkir.

Aku meletakkan cangkir teh ke meja batu. Kutatap mata coklat sang pria dari kaum Oread itu. Tuan Milo mengembangkan senyuman, mata tajamnya tertutup setengah.

"Aku ingin tahu, benarkah Tuan Milo bisa menumbuhkan tanaman?" Dari sulur yang tadi membentuk susunan huruf di atas batu, sepertinya dia punya kekuatan itu. Bahkan Agathias berkata, Tuan Milo bukanlah Oread biasa. Dia Oread yang spesial.

"Ya, itu benar." Jawaban dari Tuan Milo mengejutkanku. Bagaimana bisa seorang Oread menumbuhkan tanaman menggunakan kekuatan para Dryad?

"Bagaimana itu mungkin?" Aku tidak tahu kekuatan yang dimiliki para Oread, tetapi dari cerita Agathias, para Oread bisa memanipulasi tanah maupun batu. Bahkan diantara para Oread, tidak ada yang bisa menerbangkan batu semulus Tuan Milo. Hal itu membuatku berpikir, lebih mustahil lagi seorang Oread memiliki kekuatan Dryad. Benar ucapan Agathias, Tuan Milo bukanlah Oread biasa.

"Aku adalah Oread setengah Dryad."

"APA?!" Aku berseru keras menanggapi jawaban Tuan Milo. Bahkan teh yang tadi baru masuk ke mulut, menyembur keluar. Jadi dia benar-benar memiliki kekuatan Dryad ya?

"Dahulu, ibuku memakan buah dari Hutan Dryad dan menelan biji buah itu. Tanpa diduga, beberapa bulan setelahnya ibuku hamil dan melahirkanku. Akhirnya aku punya dua kekuatan, dari Oread dan Dryad."

Aku kurang mengerti. Dari Dryad yang pernah kutemui, tidak ada Dryad laki-laki. Semuanya perempuan. Sedangkan  Tuan Milo lahir dari seorang perempuan juga.

"Kelahiran nimfa laki-laki itu jarang, Nak. Itu hampir disebut sebagai keajaiban."

"Lalu bagaimana kalian bisa bertambah banyak?" Jika seperti itu, jumlah Dryad maupun Oread itu harusnya sedikit karena jarangnya pernikahan pria dan wanita. Namun dari yang kulihat, Oread di Pegunungan Oread ini cukup banyak.

"Setiap kaum nimfa punya cara tersendiri, dan Oread bisa melahirkan tanpa dibuahi terlebih dahulu. Mereka mengumpulkan energi alam yang perlahan membentuk roh Oread." Tuan Milo memberikan penjelasan. "Sedangkan Dryad, mereka tumbuh melalui tunas maupun biji pohon yang jatuh ke tanah."

Pantas saja hanya ada sedikit laki-laki di sini. Ternyata mereka tidak butuh laki-laki untuk mendapatkan anak. Cara mereka sungguh unik. 

Pertanyaan pertama sudah terjawab, tinggal beberapa lagi.

"Bagaimana dengan permusuhan Dryad dan manusia? Apakah Anda tau penyebabnya?" Karena para Dryad membenci manusia, mereka sampai menculik dan memenjarakanku di penjara pohon. Agathias dilukai oleh para Dryad karena menerobos wilayah. Sedangkan Tuan Milo tidak bertarung dengan Dryad yang mengejarku hingga ke sini. Dryad tidak bertarung dengan Oread.

"Sejak zaman dahulu, Dryad dan manusia selalu bermusuhan karena masalah penebangan hutan. Karena itu, Dryad dan manusia tidak bisa akur hingga saat ini." Sama seperti yang dikatakan oleh para Dryad yang menangkapku dulu.

Tuan Milo melanjutkan ceritanya. "Pada milenium ini, telah lahir dua Dryad bersaudara yang bertolak belakang sifatnya. Sang kakak yang merupakan pewaris takhta Hutan Dryad ingin perang Dryad dan manusia segera berakhir, sedangkan adiknya ingin memusnahkan semua manusia karena dendam atas kematian ibu mereka berdua karena para manusia. 

Hingga pada suatu hari saat sang kakak resmi menjadi ratu dan ia membuat kesepakatan dengan para manusia untuk mengakhiri perang, sang adik mengkudeta dirinya. Perang antara Dryad dan manusia semakin memanas setelah kudeta yang dilakukan oleh sang adik."

Kaum Dryad sudah mengalami dua pergantian ratu. Yang sekarang memimpin Hutan Dryad adalah sang adik dari dua bersaudara. Eunide, Dryad yang waktu itu menamparku saat penangkapan berkata bahwa aku diinginkan oleh Sang Ratu. Ratu Dryad saat ini yaitu sang adik yang pendendam. Lalu apa hubungannya aku dengan rencana Sang Ratu untuk memusnahkan manusia? Bukankah aku hanya seorang anak manusia setengah Dryad yang bisa menumbuhkan tanaman? Kekuatanku saja tidak lebih kuat dari Nenek Dryopea.

Kesimpulan mengenai orang penting yang dipanggil 'beliau' semakin mengerucut. Diantara dua orang, yaitu sang kakak dan adik dua bersaudara. Mustahil jika Ratu Dryad saat ini yaitu sang adik membantuku dengan mengirim anak buahnya untuk membebaskanku dari penjara. Apalagi ia menginginkanku dengan alasan yang tidak jelas. Hanya ada satu orang yang mungkin, sang kakak yang ingin kedamaian antara Dryad dan manusia.

Jika benar sang kakak dari dua bersaudara itu orang yang merupakan pimpinan dari Nenek Dryopea, dimana ia sekarang? Kenapa ia tidak mengakhiri perang ini?

"Kau terlalu serius, Nak Drie." Tuan Milo menyesap teh yang ada di cangkir. "Sang kakak tidak akan membiarkan adiknya menghancurkan kaum Dryad."

"Aku hanya terpikirkan tentang ibuku, Tuan." Aku berbohong dengan dicampur kejujuran. Tidak ada yang tahu ibuku itu ada dimana sekarang. Aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya dalam waktu lima belas tahun ini. Nenek Dryopea pernah berkata bahwa 'beliau' selalu mengawasi kita dan para Dryad. Menurutnya juga, aku itu seorang Dryad, yang artinya 'beliau' bisa mengawasiku dan ibuku yang merupakan seorang Dryad juga.

"Jika kau tahu kebenarannya sekarang, kau tidak bisa berubah, Nak." Ah, perkataan yang membingungkan dari tuan Oread setengah Dryad ini. Kebenaran tentang apa? Tentang ibuku?

"Tuan Milo selalu berkata yang sulit kumengerti." Di sampingku, Agathias menggaruk kepalanya hingga rambut pirangnya bergoyang.

Tuan Milo membenahi apel yang tidak kami sentuh sama sekali. Dia menerbangkannya ke suatu tempat. "Sebaiknya kalian bersiap. Malam nanti akan diadakan pemujaan kepada Dewi Artemis."

Pemujaan Dewi Artemis? Mereka menyembah Dewi yang sama dengan para Dryad? Ah, ini mungkin waktu yang tepat untuk meminta pada Dewi para Dryad itu untuk menunjukkan siapa sebenarnya ibuku.

_________________________________

Bagi yang penasaran kelanjutan DTHD, kalian bisa capcus ke akun Bestory dan Karyakarsa dengan nickname yang sama ya. Silahkan cari cerita dengan judul yang sama yaa. Di sana udah up ampe bab 25, gratis dari bab 1 sampe 5. Untuk bab seterusnya berbayar ya. Di KK, per-babnya 2k aja. Kalo di Bestory, 1,5k. Selamat membaca, semuanya!😁🤗

Bogor, Kamis 27 Juli 2023

Ikaann

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro