Case 0 - Prolog
·
·
·
Kumohon, kau pasti bercanda denganku!
"Arvha!"
Pintu putih itu aku dorong dengan kuat, tidak peduli dengan orang-orang yang berada di dalamnya terkejut melihatku. Kutatap sekeliling, menemukan seseorang yang kukenal duduk di sudut ruangan. Sangat mudah menemukannya karena warna rambutnya yang putih itu sangat menonjol.
"Shiro!" Segera ku hampiri sosok saudari yang telah bersama kami sejak kecil itu. Bisa kulihat wajahnya yang basah dengan air mata. "Arvha! Tolong, katakan kalau semua itu hanya lelucon!"
Shiro menggeleng dengan kuat, seraya tangannya memeluk kepalanya seakan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak kuketahui.
"Aku tidak tahu! Aku tidak tahu! Aku tidak tahu!"
Tubuhnya gemetar. Shiro ... ketakutan. Aku duduk di sampingnya dan memeluknya, berusaha untuk menenangkannya. Sudut mataku menangkap figur seseorang yang sudah tak asing lagi di mataku. Orang itu berjalan mendekati kami berdua.
Aku menatapnya tidak suka. "Senior Naoya."
Wajah Senior datar, sulit untuk menebak apa yang dia pikirkan. Tapi, penampilannya terlihat sangat berantakan sekarang. Tidak heran, mengingat dia adalah Senior Naoya, walau rasanya sedikit asing melihatnya seperti ini.
Rasanya ada yang berbeda.
"Arzha." Suara Senior terdengar lirih. Dia terlihat ragu dan mulutnya tampak ingin mengatakan sesuatu. Aku berinisiatif untuk bertanya lebih dahulu, ketika seorang pria berseragam dokter datang memasuki ruangan.
Firasatku mengatakan hal buruk terjadi.
"Kalian kerabat pasien Arvha?"
Spontan aku berdiri. "Saya saudaranya, Dok! Apa yang terjadi dengan Arvha? Dia baik-baik saja, 'kan?"
Hening melanda ruangan ini. Suasana begitu berat, disertai suara isak tangis dari Shiro.
Dokter menggeleng pelan.
"Maafkan kami."
Apa?
"Pasien tidak dapat diselamatkan."
"...."
"Kami telah melakukan yang terbai—"
Grep!
"BOHONG! JANGAN MENIPUKU! Arvha baik-baik saja! Kemarin aku melihatnya bermain game! Tadi pagi aku melihatnya menjahili Senior Rayhan! Beberapa jam yang la—"
"Arzha! Tenanglah!"
Senior Reizh mencoba untuk melerai tanganku yang menarik kerah dokter. Aku tidak peduli! Dia pasti berbohong! Ini tidak mungkin!
Arvha tidak mungkin mati!
·
·
·
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro