Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3

Bella merenung di kamarnya. Sambil menatap kearah 'Sang Luna' yang sedang memancarkan keindahannya. Memikirkan ucapan Rash yang menggantung bebas.

Ya, dia tidak terlalu peduli. Hanya saja itu menarik perhatiannya. Namun ada satu topik lain yang sedikit menyita waktunya. Mengenai kehidupannya.

Bella bingung, namun tak ingin bertanya. Mengenai keluarga ini. Bagaimana mungkin ada sebuah istana di tengah hutan? Bukankah zaman semakin modern?

Lalu, mengenai tentang semua orang yang ada disini. Mereka semua aneh. Menatap Bella dengan tatapan lapar. Warna kulit mereka pun juga terlalu pucat. Dan juga mengenai penyerangan tadi sore. Serigala menyerang kerajaan? Bukankah aneh? Serigala hewan liar yang tak punya otak? Mana mungkin mereka kepikiran untuk mencari seseorang lewat wangi nafas mereka?

Dan juga, Bella juga masih harus melanjutkan sekolah. Usianya baru 16 tahun. Tapi, mana ada yang peduli? Orang tua Bella membencinya. Sangat, membencinya. Namun rasa benci mereka tak bisa mengalahkan rasa sayang Bella pada orang tuanya.

Bella menyayangi keluarganya. Walau sudah beratus-ratus kali mereka menyewakan Bella, tapi dia tetap sayang. Sejauh ini, Bella bisa kabur dari para Pria brengsek itu, jadi dia tak mempermasalahkannya. Kecuali kemarin malam. Dia diselamatkan. Entah bagaimana keadaan pria bejat itu.

Seseorang membuka pintu kamar Bella, membuat sang pemilik menengok.

"apakah aku mengganggu?" tanya Kiera.

Bella tersenyum simpul. Dia tak terganggu.

Kiera berjalan ke arah balkon dan berdiri disamping Bella.

"kau rindu keluargamu?" tanya Kiera.

"t-tidak terlalu.. aku baru sehari terpisah dengan mereka. Biasanya sampai seminggu aku baru bisa pulang. Karena itu aku terancam tidak naik kelas. Terlalu sering membolos" jelas Bella.

"hee.. jadi kau ingin bersekolah?" tanya Kiera.

"maksudmu?"

"disini yang masih sekolah hanyalah Haruto dan Reina. Sisanya sudah lulus"

Bella sedikit terkejut, "kukira Haruto lebih tua darimu.."

Kiera tersenyum tipis, "semua orang selalu bilang begitu. Tapi aku lebih tua dua ratu-maksudku dua tahun.. darinya"

Kiera mengutuk dirinya sendiri. Apa kata Bella, jika ia tau perbedaan umur yang tak wajar itu? Lagipula Kiera tak ingin Bella membencinya. Kiera suka Bella. Maksudnya, wangi darah Bella.

"lalu, sebenarnya kalian ini apa?"

Kiera hampir saja tersedak jika ia tak mengerti arah pembicaraan Bella.

"bisa dibilang bangsawan. Keluarga bangsawan. Terdiri atas 5 keluarga dengan Rash sebagai pemimpin" Jawab Kiera.

"tapi negaraku itu tak ada kerajaan.."

"Kau akan mengerti soal itu nanti. Otakmu takkan cukup menerima segalanya. Dan keingintahuan yang berlebihan bisa membunuhmu. Aku akan menjelaskannya setengah." Kiera mengambil nafas sedikit sebelum memulai cerita.

"Kami hanyalah salah satu dari sekian banyak bangsawan. Kecuali Rash. Dia tidak seperti kami. Hanya orang biasa yang kebetulan terkenal karena merupakan orang yang dapat dipercaya. Kami juga memiliki pemimpin atau Ratu yang bernama Victoria Ashembert.

"Disini, ada beberapa nama bangsawan yang sangat dihormati. Seperti Ashembert, Chimbert, Krikoin, Sherlotte dan Garlatte. Mereka adalah nama-nama yang sangat dihormati karena telah membawa kejayaan. Banyak nama bangsawan lain, dan kami semua tinggalnya terpisah. Namun aku, Rash, Sean, Milea, Reina dan Haruto memutuskan untuk tinggal bersama.

"Pemimpin disini adalah Rash. Kami yang menjadikannya pemimpin" jelas Kiera.

"Bukankah katamu Rash hanyalah orang biasa? Sependengaranku tadi, nama keluarga Milea dan Reina tersebut sebagai bangsawan yang dihormati" Bella mulai tertarik dengan cerita bangsawan. Seperti novel yang pernah ia baca.

Kiera sedikit terkekeh, "Milea dan Reina bukanlah bangsawan tertinggi disini. Kau ingat semua nama bangsawan kan? Nama keluarga tertinggi?" Tanyanya.

Tentu Bella ingat. Ashembert, nama keluarga milik Ratu. Namun seingat Bella, tak ada yang memiliki nama Ashembert.

Lalu Bella membelalakkan matanya. Ia menemukan jawaban. Dari awal, Milea tak pernah memperkenalkan nama panjang Sean. Bella hanya mengetahuinya sebatas nama panggilan.

Kiera terkekeh pelan saat melihat reaksi Bella, "Dari ekspresimu sepertinya kau sudah nenyadari sesuatu. Tak ada yang pernah memberi tahumu mengenai Sean bukan? Dialah pemilik nama itu. Sean Ashembert, adik tiri Victoria dan merupakan keluarga kerajaan. Dialah yang derajatnya paling tinggi disini" jelasnya.

"Namun, dia menolak menjadi pemimpin. Bahkan dia membenci gelarnya. Dan kebetulan kami mempercayai Rash. Sikap baik hati, lembut, dan tegas bisa dia berikan. Dia juga sabar menghadapi tingkah konyol Milea yang kelewat batas. Karena itu dia menjadi pemimpin kami semua"

"Dia juga tipe orang keren. Kenapa? Karena dia bisa menjaga kepercayaan orang. Dan satu hal yang perlu kau tahu, tak semua orang bisa menjaga kepercayaan. Termasuk dirimu dan diriku"

Bella diam seribu bahasa akan perkataan Kiera. "sudah malam. Aku akan kembali ke kamarku. Jangan khawatir, kau masih boleh tinggal disini. Aku yang akan mengurusnya. Selamat tidur" Kiera pergi keluar dari kamar.

Bella berjalan kedalam, menutup pintu balkon dan mematikan lampu. Menyisakan lentera kecil disamping kasur. Lalu ia duduk dipinggir ranjang. Terdiam cukup lama. Entah kenapa nama Ashembert sangat tak asing baginya. Atau mungkin hanya firasatnya saja?

Tanpa berfikir lagi, Bella pun segera pergi menuju alam mimpi. Mungkin itu yang memang dibutuhkannya saat ini.

~***~

Bella terbangun setelah mendengar suara kegaduhan diluar. Seperti sesuatu yang besar akan terjadi. Karena itu ia memutuskan untuk mengambil cardigan ungu dan berjalan keluar untuk memastikan.

"apakah ini menganggu?" tanya seorang laki-laki.

"t-tidak terlalu" Bella menutup kamarnya dan berdiri disebelah Haruto.

"apakah ada sesuatu?" Tanya Bella.

"semalam Rash dapat telepon mendadak dari pusat. Nanti malam akan ada pesta jamuan. Karena itu semuanya sibuk" jelas Haruto.

'j-jamuan?! B-berarti..'

"ahahaha! Benar sekali! Kamisol dan gaun itu akan melekat ditubuh mu!" ledek Milea yang datang entah dari mana.

Bella merinding seketika. Memikirkan saat kamisol itu menahan perut serta dadanya. Menyesakkan.

"b-bolehkah aku memakai baju lain? Dress?" tanya Bella. Ia berharap jika itu diperbolehkan. Lebih nyaman dress yang ringan ketimbang gaun yang penuh jutaan renda.

Milea tersenyum jahat, "jika dress itu murni milikmu, aku tak akan melarang. Jika bukan, maka tak ada pilihan"

Bella mengigit bibir bawahnya dan Haruto menggeleng-geleng kepalanya atas kelakuan Milea.

"a-aku tak ada dress.. lagipula aku kesini juga bukan direncanakan"

"kalau begitu kau kurang beruntung." Milea senyum penuh kemenangan.

"tinggal beli. Nanti siang aku akan mengajakmu ke toko baju. Selesai,kan? Aku yang beli tapi kukasih ke dia. Tandanya itu punya dia kan? " ucapan Haruto membuat Bella tersenyum lebar dan membuat Milea jengkel. Bagi Milea, Haruto memang tak pernah mengerti kesenangannya.

"ck! Aku akan urus bagian konsumsi!" Milea menghentakkan kakinya dengan kesal dan meninggalkan Bella bersama Haruto.

"t-terima kasih.."

"tak masalah. Kutunggu jam 11. Sekalian mau beli sesuatu untuk makan siang" Haruto pun langsung pergi meningalkan Bella.

"aku harus pinjam pakaian untuk nanti!"

♡~♡

Ngerti penjelasannya Kiera gak? Kalau enggak, komen aja, nanti aku jelasin dengan pelan-pelan. Nanti lanjutan sejarahnya kapan-kapan lagi. Karena seperti kata Kiera, otak kalian takkan mampu menerima semuanya *evil smirk*

Betewe aku membuat sebuah perbedaan disini. Apa itu? Yaitu bajunya.

Gaun: Sebuah baju formal yang lengannya panjang trus roknya megar dan banyak lipetan. Trus biar bagus, biasanya si pemakai pakai korset yang nyesekinnya nauju billah.

Dress: terusan panjang yang gak ribet. Warnanya terkesan mewah biar gak kalah ama gaun. Tapi baju ini gak butuh korset. Sekian..

Regards,
BlueCat87

04.02.18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro