Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21

Tak pernah terfikir oleh Kiera bahwa Haruto nekat keluar dari portal dan bersembunyi di dunia manusia. Dan lagi, Haruto sudah di cap sebagai pengkhianat. Bagaimana bisa ia keluar dari sana melewati portal yang dijaga ketat?

"B-bagaimana kau bisa disini? Kau membuat kami khawatir"

Haruto melompat turun dari pohon.

"Kenapa kau disini?" Tanya Haruto balik.

Kiera hanya diam dan menatap iris Haruto. Ia sedikit khawatir atas apa yang terjadi.

"Apa yang kau sembunyikan dibelakangmu?" Tanya Bella tiba-tiba. Entah kenapa, Bella tidak merasa takut akan apapun saat berhadapan dengan Haruto. Bahkan ia berani untuk menurunkan penjagannya. Ia percaya bahwa Haruto tak akan menyakitinya. Mungkin?

Haruto gelagapan. Ia sedikit terkejut dan semakin menyelipkan apapun itu.

"Apa yang kau bawa?" Tanya Kiera penuh selidik.

"I-iniㅡ"

Dan seketika pintu rumah Bella terbuka. Menampilkan George dengan wajah setengah sadar. Haruto pun kembali bersembunyi.

"Bella?"

Bella menatap Ayahnya itu dengan gemetaran.

"Apa? Bella sudah pulang?" Terdengar suara Maria dari belakang.

Bella mengalihkan pandangannya kearah Kiera. Dan betapa herannya ia saat melihat Kiera ketakutan saat menatap Ayahnya. Berbeda dengan George. Ia menatap Kiera dalam diam. Hingga Maria muncul.

"Kauㅡloh.. dia siapa?" Tanya Maria.

"Ah Halo.. aku teman Bella" ucap Kiera.

"A-aku pulang dulu ya?" Bisik Kiera. Dan setelah itu ia langsung menancapkan gasnya. Melupakan bahwa ada Haruto disana.

Bella pun masuk. Ia masih mengenakan gaun tidur hingga membuat Ibunya bertanya.

"Gaun tidur? Temanmu itu orang kaya?" Tanya Maria.

Bella yang tadinya hendak menaik tangga segera mengurungkan niatnya.

"Kepalamu juga kenapa diperban? Nanti kamu udah murah harganya tau"

Bella meremas pegangan tangga. Ia tetap merasa sabar dan meyakinkan diri. Bahwa mereka sedang krisis uang. Mereka butuh uang. Dan ia harus percaya.

"A-aku tak apa" ucap Bella sambil menaiki tangga menuju kamarnya. Setelah menutup pintunya, ia menyender di pintu. Dan iris hitamnya itu menangkap sebuah buku dan secarik kertas.

'Haruto..'

Bella menghampiri buku itu. Buku berwarna coklat dengan pinggiran emas. Kertasnya pun terlihat tua karena sudah berubah warna. Kemudian ia membaca suratnya.

'Keberadaanku hanya akan menjadi bencana. Mereka akan mencariku sampai mereka puas. Aku percayakan ini padamu. Jaga buku ini jangan sampai jatuh ditangan yang salah. Jaga juga dirimu agar tidak jatuh pada orang yang salah.

Ular ada dimana-mana. Jangan percayakan mereka dan informasi angin lewat. Aku tau kau bukan hanya manusia biasa. Gunakan telinga dan matamu. Tolong maafkan aku. Jika kau ingin bertanya apapun, temui aku saat malam bulan purnama jam 7 malam. Maka aku akan disana.

Tanda terima kasih,
Haruto Blandr.'

Kira-kira begitulah isi suratnya. Bella akhirnya sadar. Bahwa Haruto tidak pandai dalam menulis surat. Kata-katanya terlalu ribet dan sulit dimengerti. Namun Bella mengerti garis besar surat itu.

Bahwa Haruto menjadi incaran hingga dibilang pengkhianat karena buku ini. Bella harus menyimpan ini demi Haruto. Bella tidak boleh memberi ini pada sembarang orang. Tapi apa maksudnya 'jaga juga dirimu agar tidak jatuh pada orang yang salah'. Jatuh apa? Bella tidak seceroboh itu untuk jatuh, apalagi sampai menimpa orang.

Ular? Yang Bella tau adalah Vampire yang ada dimana-mana. Namun mereka sama-sama memiliki taring. Mungkin maksud Haruto adalah Vampire, namun ia ragu dan akhirnya menuliskan Ular. Cukup logis.

Ah, Bella juga harus menyembunyikan ini agar orang tua Bella juga tidak tau. Karena dalam surat ini, Bella tidak boleh percaya pada siapapun. Dan disini mungkin, Bella akan berperan sebagai mata-mata dan perantara Haruto. Semoga Haruto baik-baik saja..

~***~

Victoria berlari dengan cepat menuju Mansionnya yang sudah berantakan. Keringat dinginnya menetes karena takut. Kemudian ia membukan ruang rahasia itu. Dan ditengah-tengah ruang itu, terdapat dua peti yang sangat penting. Sayangnya hanya satu peti yang terisi.

Victoria pun menatap penghuni peti itu.

Makhluk tampan bak dewa Yunani, atau bahkan lebih. Tubuhnya sangat pucat dan dingin akibat udara disini. Sengaja, agar suhu tubuhnya tidak menghangat. Kelopak matanya setia memejam. Menyembunyikan keindahan dibaliknya. Victoria menghela nafas lega. Setidaknya tubuhnya tak apa-apa.

Alexander Worth. Pangeran pertama dari Keluarga Worth. Telah tertidur hampir 1000 Tahun lamanya. Dan tak akan bisa dibangkitkan tanpa Saudari tercintaㅡAlexa Worth. Namun Victoria baru menemukan hal baru. Bahwa Alex bisa dibangkitkan tanpa Alexa. Sayangnya hanya Haruto yang tau upacara terlarang itu.

Victoria mengelus pipi Alex dengan lembut. Benar. Sudah lama Victoria terjatuh untuk Pangeran tampan itu. Namun Alex tak pernah sekalipun menyadarinya. Karena di dunia Alex, hanya ada Alexa seorang.

Hati Alex hanya memilih Alexa. Telinganya hanya ingin mendengar suara Alexa. Bibirnya hanya menyebutkan nama Alexa. Dan iris Rubynya hanya jatuh pada Alexa. Sayangnya Victoria terlalu buta hingga membenci Alexa.

Sejujur-jujurnya, jika hanya Alexa yang tersihir, Victoria dengan senang hati akan mengubur jasad Alexa layaknya orang mati. Dengan senang hati ia tak akan membangkitkan Putri Vampire itu. Agar Alex bisa menatap Victoria seorang.

Demi Alex, Victoria bahkan membunuh sahabatnya sendiriㅡRachel Blandr. Dan sekarang ia bahkan mengecap Anak sahabatnya itu sebagai pengkhianat. Apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya Mencintai Alex. Apakah itu salah?

"Alex.." Victoria meneteskan air mata untuk kesekian kalinya karena Alex. Walau sang Empu tak akan terbangun karena panggilan Victoria.

Victoria menangis disamping peti Alex. Ia cukup sakit menahan perasaannya yang sudah ia tahan selama 1000 tahun. Ia sudah cukup menderita dengan hanya menatap tubuh Alex yang terkadang menghangat seperti manusia.

Kapan Alex terbangun? Kapan ia bisa membangkitkan Alex?

"Kau tau bahwa ini tidak benar" Ucap Sean tiba-tiba. Membuat Victoria menatap adik tirinya itu dengan bingung. Ia pun berdiri dan menghapus air matanya. Kemudian menegakkan badannya. Sekarang ia sudah terlihat seperti Ratu Vampire yang anggun dan menawan. Bukan seorang gadis yang sedang patah hati karena menunggu sang kekasih yang tak kunjung sadar.

Karena Victoria sudah bukan gadisㅡmengingat umurnya sudah 1000 tahun lebih. Dan vampire yang ia tunggu bukanlah kekasihnya. Sungguh itu hanya mimpi yang terlalu indah.

"Apa maksudmu?"

Sean menyender pada dinding ruangan, "Mansion ini sepi. Kau ada di tempat kami"

Sejujurnya terkadang Victoria agak bingung dengan gaya bicara Sean yang kelewat singkat dan penuh teka-teki. Hanya Vampire pintar yang mengerti.. mungkin?

Ia berfikir sejenak. Kemudian ia membebelalakkan kedua matanya. Ia sadar dengan maksud ucapan Sean. Benar juga! Kenapa tak pernah terfikirkan olehnya?

'Mansion ini sepi. Kau ada ditempat kami'

Victoria memegang dagunya.

Yang dimaksud Sean adalah Rogue dan Dhampire sialan itu menyerang mansion ini, disaat Victoria berada di tempat Sean. Otomatis, disaat Mansion ini sepi karena beberapa penjaga mengikuti Victoria. Bagaimana mereka bisa tau kalau mansion ini dalam keadaan kekurangan penjagaan? Apalagi disaat Victoria tidak ada di mansion itu?

Hanya satu.

Pengkhianat.

♡~♡

Aku menyesal karena memberinya nama Victoria. Terlalu panjang untuk di ketik. Akhhh aku malas mengetik namanya..

Betewe aku sadar kalo cerita ini tidak menarik dan gak layak buat di baca :v bahkan aku sendiri pun sudah jarang buka aplikasi ini untuk sekedar nabung chapter atau nulis hal lain atau bahkan sekedar membaca. Antara pengen berhenti tapi sayang, tapi pengen lanjut juga males :v

Hope my mood get better soon..

Regards,
BlueCat87

22.07.18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro