Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 42 : Dosa Kecemburuan


Aku iblis perempuan, namaku Karasuri. Sejak kecil, aku hidup menggelandang bersama dua teman. Iblis laki-laki kakak beradik yang bernasib sama denganku. Mereka adalah Sadsah dan Bohaflu.

Kami hidup menggelandang di pasar. Mencuri makanan dari para pedagang. Terus melakukan itu setiap hari. Sadsah dan Bohaflu memang lihai dan cepat saat mencuri. Karena itu mereka juga melatihku. Karena semua pengalaman buruk dan pelatihan mencuri dari mereka, aku mencapai ambang kemahiran.

<AMBANG KEMAHIRAN TELAH DICAPAI. MEMPEROLEH GELAR KHUSUS>

[BEAUTIFUL THIEF]

Itu adalah gelar pertama yang kudapatkan. Setelah gelar pertama itu, aku mulai mendapatkan skill. Statistik, dan berbagai kemampuan yang diperlukan. Kami bertiga terus hidup di pasar dan bertahan dengan mencuri. Setalah sekian lama. 60 tahun kami bertahan hidup seperti itu. Kami menjadi dewasa. Penduduk pasar menjadi resah dan memanggil pihak keamanan.

Kami kemudian di penjara. Sudah 40 tahun sejak kami hidup di penjara. Hingga suatu ketika, seorang manusia datang ke sel tahanan kami. Wanita yang berpenampilan layaknya seorang guru. Dia menawarkan kebebasan dan apapun yang bisa membuat kami bahagia. Syaratnya hanya satu, menguji kalian para anak-anak ingusan.

________________________

"Skill, Envy!" Karasuri melepaskan skill andalan miliknya. Skill kelas A yang menyandang satu dari tujuh nama dosa besar. Kecemburuan. Tubuhnya mengeluarkan kegelapan. Sangat gelap dan menyebar. Menutupi seluruh penglihatan dengan kegelapan. Bintang tenggelam dalam kegelapan itu. Membuatnya tidak bisa melihat selain warna hitam yang menutupi seluruh pandangan.

...

Kegelapan seperti ini ... mirip seperti asap hitam. Tapi dia tetap dalam wujudnya sebagai manusia. Tidak berubah menjadi asap seperti skill asap hitam.

...

"H-hah?"

Aku merasakan sesuatu. Seperti didekap oleh sesuatu yang memeluk dengan lembut. Tapi aku tidak bisa melihatnya. Entah hanya perasaan atau apa. Rasanya, aku seperti dipeluk oleh kegelapan. Meski aku tidak tahu ini adalah apa, entah kenapa rasanya nyaman.

Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu ...

Mencintaimu!

Kegelapan itu terus membisikkan sesuatu. Membuat hatiku terasa dingin dan beku. Awalnya saat skill Envy dikeluarkan, aku menginjak tanah. Tapi saat ini, rasanya aku seperti melayang. Aku melayang-layang. Tubuhku mati rasa. Yang kulihat hanya kegelapan. Rasanya seperti dipeluk oleh sesuatu dari depan.

Ini kenapa?

Apa yang sebaiknya aku lakukan?

Ini adalah kegelapan yang sangat indah. Aku merasa tenang, bahkan ketika berada dalam gelap seperti ini.

Meski ini membingungkan, aku merasa sangat nyaman dan tidak ingin pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hitam ... gelap ... kosong ... hampa ....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Wahai ibu dunia nan berbelas kasih!"

Apa itu? Suara perempuan? Aku mengenal suara itu, sepertinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Berikanlah cahaya pada kami yang diselimuti dan diterjang kegelapan mutlak. Berdiri dengan kokoh, protection!"
.
.
.
.
.
Cahaya.
.
.
.
.
.
.
Cahaya itu semakin terang dan menyilaukan. Memakan kegelapan yang saat ini sedang memenuhi pandanganku. Silau, aku tidak bisa melihat apapun selain putih.

Menyilaukan, tapi aku tidak sakit saat melihatnya. Hangat, rasanya membakar dan tidak dingin seperti saat gelap.

Memudar. Cahaya yang menyilaukan mulai pudar. Membuat pemandangan pohon dan hutan malam hari kembali nampak.

Aku dalam posisi berdiri kaku dan diam. Tanah tempat di mana aku berdiri, bercahaya. Sangat silau dan emas. Seperti cahaya yang memberikan keberkahan.

Aku mulai bisa merasakan tubuhku lagi. Tadi itu, aku benar-benar mati rasa. Saat ini aku bisa merasakannya. Merasakan kehangatan mengalir di tubuh. Membuatku lemas dan berlutut. Kembali mengatur nafas dari awal karena merasa sesak.

"Parah, tadi itu ... aku tidak bernafas kan? Apa-apaan, skill itu." keluh kesal karena efek skill yang sama sekali tidak bisa ditangani. Di hadapanku, masih berdiri cukup jauh, Karasuri.

Suara perempuan tadi!

Aku menoleh ke samping kanan kiri. Tidak ada siapapun. Tapi saat aku menengok ke belakang, aku menemukan seseorang. Perempuan dengan pakaian putih panjang bergaris emas. Membawa tongkat emas sebagai lambang kekuatannya. Aura bercahaya dan hangat terpancar jelas dari tubuhnya.

"Di-Dila?" tanyaku memastikan.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi menemukan Bintang, membuatku sedikit lega, kurasa," jawab Dila sigap.

"T-tunggu, apa yang tadi terjadi padaku? Apa juga yang tadi kau lakukan?" Aku bertanya karena penasaran. Bagaimana penampakan skill Envy dari luar.

"Tidak ada waktu. Yang terpenting sekarang, kita harus mengalahkan iblis ini, 'kan? Aku tidak terlalu mengerti sih. Tapi sepertinya, ini ujian setelah kualifikasi. Lalu sama sepertimu, sepertinya aku terpencar. Kita semua, dipisahkan dari kelompok. Menurutku itu yang terjadi," jelas Dila cukup cepat karena keadaannya genting.

Aku sedikit mengerti. Sepertinya memang begitu keadaannya. Lalu bisa dibilang, kenapa aku bangun terlambat. Karena memang aku dibuat bangun terlambat.

Aku tidak tahu siapa saja yang lulus kualifikasi. Aku juga tidak tahu siapa saja yang sudah gugur saat melawan tujuh iblis ini.

"Bagaimana rencana kita?" tanyaku sambil berdiri dan menghadap ke depan. Melihat Karasuri fokus dan berdiri di depan Dila.

"Garis depan aku percayakan padamu loh. Aku tidak punya skill untuk bertarung langsung sih. Tenang saja, aku akan memberikan skill buff dari belakang!" kata Dila sambil mengacungkan jempol.

Setidaknya, saat ini aku menemukan teman sekelas. Aku bisa sedikit tenang dibanding tadi.

"Iblis ini sudah membunuh Nayla. Jadi sebaiknya kita hati-hati." Aku memberi peringatan. Membuat Karasuri yang mendengarnya memberi respon.

"Gadis bernama Nayla itu sudah membunuh dua temanku sih. Lalu karena kalian berdua teman gadis itu, kalian juga harus bertanggung jawab!" kata Karasuri sambil melibas angin dengan tangan kirinya. Membuat angin berhembus kencang mendorong. Itu bukan serangan. Hanya gertakan biasa untuk melemahkan mental.

Aura bayangan, pergerakan bayangan!

Melesat dengan cepat bersama bayangan. Aku langsung tiba di depan Karasuri dalam posisi siap menebas leher. Sama seperti sebelumnya, Karasuri bertahan dengan kekuatan psikisnya. Membuat serangan dariku buyar dan terpaksa menjauh.

Saat aku menjauh dan hendak mengatur posisi, Karasuri mengepalkan telapak tangan sekuat tenaga. Mengalirkan kekuatan psikisnya untuk mengangkat tubuhku setinggi mungkin. Lalu Dila dari belakang, dia melakukan tugasnya.

"Auto Immune!" teriak Dila mengaktifkan karunia miliknya. Membuat efek psikis dari Karasuri menghilang dan aku terjatuh. Barusan, Karasuri berniat untuk mengangkat diriku setinggi mungkin. Lalu menjatuhkannya dari atas.

Sebenarnya aku bisa menangani itu dengan skill asap hitam. Tapi karunia dari Dila yang memberikan efek buff, itu juga bagus. Aku bisa mengirit mana dan energi.

"Bagus, tetap dalam posisi itu dan kita akan menang," kataku cukup yakin sambil kembalikan memasang kuda-kuda berpedang.

"Kalian sepertinya cukup percaya diri. Sayangnya, aku baru mengeluarkan 1/5 dari kemampuanku," kata Karasuri sambil mengangkat telapak tangannya ke samping tubuh. Setelah mengatakan itu, dia langsung mengepalkan telapak tangannya.

Aku tidak terlalu mengerti. Seharusnya, sesuatu terjadi padaku. Tapi berkat auto immune dari Dila, sepertinya aku baik-baik saja. Melihat itu, Karasuri nampak kesal dan mendecih.

"Padahal aku berniat meremukkan tubuhmu secara langsung. Tapi sepertinya, buff dari gadis itu cukup kuat," kata Karasuri kesal.

"Terima kasih atas pujiannya, aku sedikit tersanjung," respon Dila berterima kasih atas pujian tentang karunia miliknya.

"Lalu, bagaimana dengan ini!" kata Karasuri sambil menendang angin ke arah kami. Dia pernah melakukan ini sebelumnya. Maka yang seharusnya akan terjadi. Adalah badai besar yang meratakan apapun di hadapannya.

"Berdiri dengan kokoh, protection!" Dila berteriak, menghentak tongkat emas yang sejak tadi ia pegang.

Setalah rapalan itu, dinding emas yang tembus pandang berdiri. Melindungi kami yang berdiri di belakangnya. Berdiri dengan kokoh, menahan serangan Karasuri yang meratakan hutan.

Dinding emas itu menahan serangan apapun. Bahkan efek serangan Karasuri tidak bisa menembusnya. Aku juga menyadari sesuatu saat melihat protection milik Dila.

"Dila, aku punya rencana."

Karena serangan barusan, suasana menjadi gaduh. Debu berterbangan, pohon tumbang, tanah porak poranda. Setidaknya untuk beberapa detik, Karasuri tidak bisa mengamati kami.

Aku menjelaskan rencana pada Dila dengan suara bisik. Berusaha sebisa mungkin agar Karasuri tidak mendengar rencana ini. Mendengar rencana barusan, Dila menjawab.

"Aku tidak yakin sih, tapi kayaknya ... itu boleh dicoba!" jawab Dila cukup semangat.

"Skill, pergerakan bayangan!" Aku mengaktifkan skill itu lagi. Entah sudah berapa kali, aku akan menggunakannya lebih banyak kali ini.

Aku sedang bertaruh sih saat ini ...

Aku menyergap Karasuri langsung ke depannya. Karena pergerakan bayangan, tidak sampai satu detik untuk mencapainya. Sama seperti sebelumnya, Karasuri tidak kaget. Dia punya kemampuan psikis untuk menghempas diriku dengan mudah.

Tapi, aku sudah tahu.

"Pergerakan bayangan!" Aku mengaktifkan skill itu sekali lagi. Berpindah posisi dari depan ke belakangnya. Kali ini raut terkejut nampak di wajah Karasuri.

Tapi lagi, ini baru tipuan pertama!

"Pergerakan bayangan." Aku mengaktifkannya kembali. Pindah ke posisi samping saat Karasuri sudah menghadap belakang. Terus berpindah-pindah dengan cepat. Membuat Karasuri bingung harus menyerang kemana. Kalau sudah begitu ....

Pasti kau akan ... melakukan serangan brutal dengan tendangan! Karena itu sekarang adalah giliran Dila!

"Wahai ibu dunia nan berbelas kasih. Lindungi kami dengan keberkahan hangat dan bercahaya dari kegelapan yang menghasut. Berdiri dengan kokoh, protection!"

Dinding tembus pandang yang warnanya emas berdiri di belakang Karasuri. Karasuri terkejut sesaat karena dinding itu. Tapi dia bisa kembali lega. Karena, dinding itu berdiri di belakangnya. Bukan di depan.

"Protection milikmu, sepertinya meleset tuh," kata Karasuri dengan nada bicara senang dan merendahkan Dila.

Pergerakan bayangan.

Aku kembali muncul dan siap menusukkan pedang ke jantungnya. Terlalu tiba-tiba hingga Karasuri kaget. Dia mundur beberapa langkah hingga menabrak dinding yang Dila buat. Dinding itu, meski tembus pandang, tapi sangat kokoh. Karasuri sampai bersandar dan tidak jatuh ke belakang karena kaget.

Tujuan terpenuhi.

Tujuan gertakan barusan, adalah untuk membuat Karasuri bersandar di dinding itu. Aku tidak akan menusuk jantungnya saat posisi dia masih memiliki celah. Aku kembali mundur dan membiarkan Dila menuntaskan tugasnya.

"Berdiri dengan kokoh, protection!" Dila merapal teriak karena tenaganya hampir habis.

Ini adalah dinding protection kedua. Berdiri dengan kokoh di depan Karasuri dengan jarak yang sangat dekat. Saat ini, Karasuri dijepit oleh dua dinding protection. Dari depan, dan dari belakang. Jaraknya sangat dekat hingga Karasuri tidak bisa bergerak. Dia tidak bisa melakukan gerakan apapun untuk mengaktifkan kemampuan psikis.

"Kau punya dua menit sampai protection itu hilang," kata Dila lemas dan berlutut karena lemas. Meski berlutut, dia menahan tongkat emasnya agar tetap berdiri.

"Akan aku selesaikan sekarang juga!" Aku menggunakan pergerakan bayangan. Langsung tiba di hadapan Karasuri dengan menodongkan pedang ke arah jantung. Karasuri tidak bisa berbuat apapun. Selain menjepit, protection memiliki efek pemurnian. Sihir atau serangan apapun, akan dibatalkan. Karena itu saat ini, Karasuri sudah skakmat. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan.

Karasuri memejamkan matanya dan tersenyum. Dia kemudian berkata dengan pasrah.

"Yah, apa gunanya juga hidup tanpa Sadsah dan Bohaflu. Kupikir ... mati juga kebebasan yang mutlak," kata Karasuri lembut.

Mendengar itu, Bintang menjadi ragu. Dia ragu untuk menekan pedangnya. Padahal tinggal sedikit menekan, maka jantung Karasuri akan hancur. Regenerasi akan berhenti, tidak ada kesempatan untuk kembali hidup.

Tidak. Apapun yang ia katakan. Dia hanyalah program komputer yang dibuat untuk ujian ini. Dia tidak memiliki kehidupan. Dia juga sudah mengeliminasi Nayla. Tidak ada alasan untuk memberi ampun.

"Maaf, tapi kumohon bebas lah!" Aku memaksakan diri. Menekan tanganku dan menghancurkan jantung milik Karasuri.

Saat pedang itu tertusuk dan menghancurkan jantung, suara sistem kembali terdengar.

<LEVEL INDIVIDU TELAH MENINGKAT>
NAMA: BINTANG
LEVEL: 8
STATISTIK: 64.000
POIN SKILL: 10.500

<AMBANG PENGALAMAN TELAH DICAPAI>
(MENDAPATKAN SKILL KELAS C)
SKILL: DARK PROTECT
EFEK: Perisai kegelapan akan melindungi selama 10 detik.
SISA POIN SKILL: 10.100

<AMBANG KEMAHIRAN TELAH DICAPAI. MENDAPATKAN GELAR KHUSUS>
[ENVY'S KILLER]

Membunuh iblis soal memang gila!!! Statistik milikku meningkat pesat. Bahkan, aku juga mendapat gelar khusus. Kalau tidak salah, gelar itu memiliki sesuatu, 'kan?

Aku menekan gelar yang telah kudapat di hologram. Kemudian keluar tampilan.

[Unsur kecemburuan sudah tersimpan]

Tidak ada lagi yang dapat dilihat. Hanya kalimat itu yang ditampilkan. Membuatku mematikan hologram dan menarik nafas lega. Dinding protection sudah hilang. Karasuri yang awalnya tewas dalam keadaan berdiri, kini jatuh. Bersimbah basah dengan tanah.

"Kalau begitu, setidaknya kita tahu. 3/7 iblis sudah dikalahkan, ya?" Aku bertanya pada Dila. Posisiku duduk rileks dan menarik nafas sedalam-dalamnya.

"Aku tidak tahu pasti. Berapa iblis yang tersisa. Atau berapa teman-teman kita yang tersisa. Tapi dari keadaan yang terlihat. Kesimpulan barusan adalah hal paling masuk akal," jelas Dila cukup tegas.

"Tunggu Dila. Sejak kapan kau jadi kaku begini??? Jadilah normal seperti saat kau di kelas," ucapku bercanda dan sedikit tertawa.

DREAMER ARC X

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro