Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 33 : Terpojok


Salsa berlari ke dalam hutan sambil mempertahankan empat perisai es miliknya. Sebagai bentuk pertahanan jika pembunuh wanita menyerang tiba-tiba, dia mempertahankan perisai itu. Menjaga skill penerawangan agar tetap aktif, Salsa bisa merasakan posisi pasti musuh yang tengah diincarnya saat ini. Sementara Salsa sudah membidik serangan dari jauh, dia menghilangkan keberadaannya. Membuat musuh tidak bisa menebak posisi Salsa saat ini. Lalu dari titik buta yang tidak bisa Salsa lihat, sesuatu menebas dan bergesekan dengan perisai es miliknya.

"Ara, menghilangkan keberadaan dan membidik serangan dari jauh, lawanku yang ini tidak bisa diremehkan nih." Wanita pembunuh itu menampakkan dirinya dengan jelas di belakang Salsa. Menebas perisai es yang keras, Salsa berbalik dan melihat wujudnya.

Wanita cantik, berkulit putih, dan berpakaian serba hitam. Pakaian longgar berwarna hitam memberikan kesan anggun. Rok panjang, depannya terbelah. Mengenakan celana training di balik rok itu, membuat pergerakan kakinya menjadi mudah.

"Penilaian!" Salsa mengaktifkan skill penilaian pada lawannya.

SPESIALIS: ASSASIN
JUMLAH SKILL TERBUKA: 12
STATISTIK: 21.000

"Statistik miliknya jauh di bawah ku. Tapi, kenapa dia bisa mengelabui diriku dengan posisinya? Lalu, dia dapat mengetahui posisiku yang keberadaannya dinonaktifkan." Salsa membatin setelah melihat statistik milik musuhnya.

"Dari skill intuisi pembunuh, aku bisa tahu kalau kau jauh lebih kuat dariku. Tapi itu bukan masalah. Yang cerdik adalah yang menang. Itulah yang kancil ajarkan ketika menghadapi buaya," ujar wanita serba hitam sambil memamerkan pisau di genggamannya. Pisau kukri yang lumayan besar dan memantulkan cahaya bulan.

"Jadi, apa? Aku akan menghabisi kau disini sekarang juga. Jadi tidak akan ada masalah lagi," kata Salsa sambil mengangkat telapak tangannya. Mengalirkan energi sihir, membentuk tombak es di sekeliling tempatnya berdiri
. Mendengarnya, pembunuh wanita tersenyum lebar. Menempelkan telunjuknya ke bibir karena merasa senang, dia kemudian berkata.

"Itu juga, bukan masalah nih ...."

"H-hah?"

"Tugasku memang hanya untuk memancing dirimu yang lebih berbahaya dibanding anggota lain. Selagi kau sibuk disini, ketua kelompokmu akan kesusahan. Membawa satu beban, mereka hanya tinggal berdua kan? Singkatnya, aku memang melakukan serangan bunuh diri. Kau itu berbahaya, karena itu aku menahan dirimu."

"Kau sangat meremehkan ketua kelompok kami ya, sepertinya. Yah, aku juga akan membereskan kau dengan cepat jadi tidak akan ada masalah!" Selaras dengan kalimat barusan, tombak es sudah melesat dengan cepat ke arah pembunuh.

Tapi dengan santai dan mempertahankan posisi, pembunuh wanita hanya menangkis dengan pisau. Serangan Salsa memang brutal karena banyak, tapi tidak semuanya akan kena. Karena itu sang pembunuh hanya menangkis serangan yang diperlukan. Lihai dan lembut, tidak ada masalah apapun dari serangan Salsa barusan.

"Harus kuakui, kau memang lihai. Tapi lalat tetaplah lalat!" Telapak tangan Salsa yang terbuka, kini mengepal. Membekukan kaki si pembunuh sehingga mematikan langkahnya. Lalu setelah mengepalkan tangan, Salsa membukanya lagi. Membuat kaki lawannya yang membeku menjadi pecah. Sang pembunuh terjatuh karena kakinya putus dan tidak bisa bangun.

"Terlalu banyak bergaya di hadapan lawan. Aku sangat tidak suka pada orang yang seperti itu," kalimat Salsa sangat mengintimidasi lawannya yang sudah tidak memiliki kaki.

Diam, tidak merespon. Posisi pembunuh serba hitam itu mencium tanah, tengkurap. Setelah beberapa saat, tawa kecil terdengar. Tawa kecil, lama-kelamaan menjadi keras dan menyeramkan. Secara tiba-tiba dan menyeramkan, pembunuh itu mengangkat kepalanya dan berteriak.

"Sudah kuduga kau memang berbahaya!!! Memisahkan dirimu adalah pilihan yang tepat!!!"

"???" Salsa hanya memasang ekspresi bertanya melihat tingkah laku aneh itu.

"Penghalang hitam alas bulan, halangi manusia berbahaya yang mengancam kelompok kami ini!!!" Sambil tengkurap, wanita itu mengangkat dada dan kedua tangannya. Melihat ke langit dan bulan, wanita itu terlihat sedang mengaktifkan sesuatu.

Itu adalah penghalang raksasa yang membuat Salsa tidak bisa kembali ke kelompoknya. Sementara itu, pembunuh wanita membayar penghalang dengan jiwa miliknya. Wujudnya sudah tidak ada lagi disini. Dia sudah tewas. Mengorbankan nyawanya demi menghalangi Salsa agar tidak bisa menolong kelompoknya.

___________

Seorang laki-laki yang menjaga gadis di tengah hutan. Dia melihat dinding cahaya raksasa yang warnanya hitam pekat. Sadar bahwa peran temannya sudah selesai, dia semakin berapi-api untuk menyelesaikan perannya.

"Pengorbanan kau tidak akan sia-sia, Monik. Kartu mereka akan aku rebut, pasti! Dengan begitu, kita akan tetap lolos ujian meski kau sudah tewas," kata laki-laki itu sambil melihat cahaya raksasa yang warnanya hitam pekat. Laki-laki itu kemudian berkata lagi, dia baru saja mendapat resonansi dari banteng miliknya.

"Bulbasaur sedang kerepotan ya. Sepertinya dia butuh teman." Laki-laki itu menggigit ujung ibu jarinya. Mengeluarkan setetes darah dan menjatuhkannya ke tanah. Mengaktifkan lingkaran sihir pemanggil. Mengeluarkan satu makhluk dari lingkaran itu. Kelelawar raksasa yang matanya merah. Seluruh tubuhnya berwarna hitam. Memiliki cakar tajam di kedua kakinya.

________________

Bintang menghindari serudukan banteng yang tiba-tiba datang. Entah darimana banteng itu menyerang, tapi aneh rasanya jika langsung mengincar Bintang.

Mungkinkah ini ulah si penjaga?

Lalu jika dibandingkan dengan banteng normal, banteng ini sepertinya abnormal tuh. Ukurannya besar, kekar, nafasnya berasap, matanya merah. Ini serius banteng liar? Lagian, mana ada banteng nyasar di tengah hutan begini?

Rrrrrr....

Banteng itu meraung. Menunjukkan tanduknya dan mengambil ancang-ancang dengan kaki besarnya. Mendadak berlari, menjadikan tanduknya sebagai alat untuk melukai musuh. Larinya sangat cepat, seperti bencana. Merobohkan pohon yang menghalangi, merusak tanah dan mengeluarkan akar-akar pohon yang timbul.

"Ini sih tidak bisa dihindari ...."

Aku menarik pedang di punggung, mengaktifkan skill aura gelap. Niatku adalah menahan serudukan itu dengan pedang hitam. Aku tidak tahu kuat atau tidak. Tapi level aura gelap milikku cukup tinggi.

Tanduk besar itu sampai dan bertabrakan dengan pedang hitam. Alih-alih dapat menahannya, pedang milikku terpental. Selain itu, serudukan nya masih berlanjut dan menabrak diriku. Membuatku terpental kencang ke belakang. Andai tidak ada pohon besar di belakang, aku pasti akan terpental lebih jauh.

"Gawat ... aku terpisah cukup jauh dengan pedang hitam. Kaki kananku terkilir. Meski ada skill penyembuhan otomatis, penyembuhannya akan lama. Setidaknya tidak akan sempat sampai banteng itu menjadikanku perkedel. Aku harus bagaimana?"

Saat aku tengah kebingungan dan terpojok, sesuatu yang terbang membuat bayangan. Terbang mengelilingi diriku yang terluka dari atas. Sosoknya nampak seperti kelelawar raksasa yang ganas. Warnanya hitam, matanya merah, cakarnya panjang.

"H-hei ... situasi ini seharusnya gawat kan? Aku terpisah dengan pedangku. Dari depan, banteng gila sudah mengambil ancang-ancang untuk menyeruduk. Lalu dari atas, ada kelelawar aneh yang datang. Ini memang ujian, tapi kenapa aku merasa ... takut mati?"

____________________________________

Salsa terkurung dalam penghalang hitam. Membuatnya tidak bisa membantu anggota kelompok yang lain. Dina tidak bisa apa-apa karena tidak ada Azaela. Bagas sibuk menghadapi asap hitam yang terus melancarkan serangan. Sementara itu, Bagas semakin lelah dan kehabisan tenaga. Lalu Bintang, dikepung oleh dua hewan buas yang berbahaya.

"Yah, karena mereka tidak ingin bantuan dariku, rasanya akan lancang jika aku ikut campur ...." Oase memerhatikan mereka dari kejauhan. Sambil memainkan empat boneka manusia yang sudah tidak bernyawa. Mereka adalah orang yang menyergap Oase saat Oase sedang bersantai di tebing.

DREAMER ARC X

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro