Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB 22: Gadis dengan Pita Hijau yang Menawarkan Proposal

Bintang terbangun dalam keadaan bingung. Tatapannya kosong seperti orang gila yang hanya menumpang rebahan di kasur UKS. Laki-laki itu merasa tubuhnya lemas, dan pikirannya masih terguncang akibat pengalaman menyakitkan yang baru saja ia alami. Beberapa saat, ia hanya bisa terdiam, menatap langit-langit UKS yang putih bersih, berusaha mencerna semua yang terjadi. Serangan semut magis itu, begitu mendalam dan menyakitkan, meninggalkan bekas yang sulit untuk dihapus. Rasa sakit itu mengoyak ketenangannya, menyisakan hanya keraguan dan kecemasan.

Pintu UKS terbuka pelan, dan seorang gadis muda masuk. Dia mengenakan seragam putih abu dengan pita kelinci hijau yang mengikat rambut hitamnya yang pendek sebahu. Gadis itu tampak anggun, memancarkan aura yang tenang, tetapi ada sesuatu yang menyiratkan kekuatan di balik senyumnya. Dia menghampiri Bintang dengan langkah santai, matanya menunjukkan perhatian tulus.

“Hey, kamu sudah bangun?” tanyanya lembut, suaranya seakan membawa kedamaian. “Aku adalah senior yang mungkin sedikit peduli padamu. Kau bisa memanggilku sebagai Kak Dona. Bagaimana perasaanmu?”

Bintang hanya diam. Tak memberi tanggapan apa-apa meski telinganya jelas-jelas mendengar kepedulian seorang gadis yang begitu ramah.

Kak Dona mengangguk, memahami. “Serangan semut magis itu memang tidak mudah untuk dihadapi. Meski harus kukatakan kalau kau adalah satu-satunya orang yang terkena dampak psikis akibat semut magis."

Bintang mengalihkan pandangannya ke jendela. Merasa cemas tatkala sepasang matanya harus melihat tatapan tenang gadis itu.

Kak Dona melangkah lebih dekat, memancarkan ketenangan yang membuat Bintang semakin tidak nyaman. “Berpura-pura gila diakibatkan rasa trauma mungkin adalah hal wajar. Sayangnya, aku tidak bisa mewajarkan hal seperti itu, terutama pada seorang penuh potensi seperti dirimu."

Dia mengangkat tangan kirinya dengan perlahan. Jari-jarinya yang ramping dan anggun bergerak dengan kehalusan seorang seniman yang tengah mempersiapkan karya masterpiece. Dengan gerakan tenang yang begitu pasti, gadis itu menjentikkan jari.

“Petik!” Suara kecil itu nyaris tak terdengar, tetapi seketika itu juga, penglihatan Bintang berubah.

Ruangan UKS yang sempit dan putih lenyap dalam sekejap, digantikan oleh hamparan padang rumput hijau yang luas membentang sejauh mata memandang. Angin lembut berembus, membawa aroma segar rerumputan yang membuat paru-paru Bintang terasa lebih lega. Langit di atasnya biru cerah, dengan beberapa awan putih yang bergerak pelan di angkasa. Cahaya matahari hangat menyentuh kulitnya, memberikan perasaan nyaman yang baru ia sadari betapa dirindukannya.

Di depan Bintang, terhampar sebuah karpet piknik berwarna merah dengan pola kotak-kotak putih, dan di atasnya tersaji berbagai cemilan—buah-buahan segar, beberapa potong kue kecil, dan teh hangat yang mengepul lembut. Bintang menatap pemandangan ini dengan mata terbelalak, antara takjub dan bingung.

“Kamu tidak perlu khawatir,” suara Kak Dona mengalun pelan, seakan angin pun membawa suara lembutnya menyelusup ke telinga Bintang. “Di sini, setidaknya kau aman. Semua ketegangan, rasa takut, biarkan saja mengalir bersama angin. Kau sudah sedikit lebih tenang?”

"Saking tenangnya kurasa aku sedikit merinding."

"Tanggapan itu menandakan bahwa mentalmu sudah baik-baik saja." Kak Dona mulai duduk di atas tikar piknik dengan melipat kaki.

Bintang perlahan-lahan mengalihkan pandangannya ke arah Kak Dona yang kini duduk di hadapannya, tersenyum dengan tenang. Hanya dalam sekejap, rasa tegang yang sempat menguasainya tadi hilang, tergantikan oleh kedamaian yang hampir menenangkan setiap serabut sarafnya. Semua trauma dan ketakutan akibat serangan semut magis itu seolah hilang begitu saja, tertiup angin yang menerpa lembut wajahnya.

Bintang mengangguk pelan, tidak merasa perlu bertanya lebih lanjut tentang siapa gadis itu. Entah mengapa, dalam ilusi ini, semua terasa lebih mudah diterima. Dalam suasana yang menenangkan ini, Bintang mulai merasa seperti sedang duduk bersama sahabat lama, merasakan kehangatan yang menenangkan.

“Kenapa Kak Dona melakukan semua ini?” Bintang penasaran, memandang gadis itu dengan tatapan penuh kekaguman. "Lebih tepatnya, kenapa Kak Dona peduli padaku?"

"Temanmu yang bernama Oase sudah membuat beberapa kesepakatan denganku. Dia bilang akan bergabung dengan klub yang aku pimpin jika aku menyembuhkan traumamu."

"Omong-omong, bagaimana bisa semua ini terjadi? Maksudku, semua pemandangan indah ini adalah berkat Kak Dona?"

Kak Dona tersenyum, senyum yang menunjukkan kebijaksanaan dan kepercayaan diri. “Itu karena aku memiliki Otoritas Ilusi. Kemampuan ini bisa membuat orang gila kembali waras, atau membuat orang waras menjadi gila. Kemampuan ini membantuku menciptakan dunia yang lebih baik, setidaknya untuk orang-orang yang membutuhkannya. Seperti kau saat ini.”

"Seperti ada bagian mengerikannya juga dari Otoritas semacam itu."

"Tergantung bagaimana aku ingin menggunakannya," balas Kak Dona sambil menyeruput teh hangat yang tidak lain dan tidak bukan adalah bagian dari ilusinya.

"Lalu, bagaimana bisa Kak Dona menggunakannya di UKS? Kupikir, menggunakan kemampuan semacam itu hanya bisa dilakukan di dunia virtual."

"Sesuatu bernama Otoritas adalah tingkat tertinggi yang posisinya jauh di atas keterampilan. Otoritas adalah kemampuan seseorang yang tidak akan dibatasi oleh gerbang dunia. Dengan kata lain, kekuatanmu yang berupa Elemen Bayangan adalah kekuatan yang batasnya hanya bisa digunakan di dunia virtual. Sementara Otoritas ilusi yang kumiliki, adalah kekuatan yang bisa kugunakan di dunia virtual maupun dunia nyata."

"I-itu terdengar hebat! Apakah aku juga bisa punya Otoritas? Siapa saja siswa yang sudah memiliki Otoritas di sekolah ini?"

"Dua orang dari kelasmu, Oase dan Sasa adalah salah sebagian kecil orang yang memiliki Otoritas," jawab Kak Dona santai.

"Ka-kau bercanda? Si bodoh itu adalah orang yang memiliki Otoritas?"

"Omong-omong soal Otoritas Oase. Aku bisa memberimu sebuah petunjuk. Jika kau menemukan Oase menjawab sesuatu dengan jawaban 'tidak tahu', maka itu adalah bohong."

"Bohong? Maksudnya, Oase tahu tentang semuanya?"

"Pengetahuannya mencakup apa saja yang ingin dia ketahui. Dia adalah maha Tahu tentang segalanya yang ingin ia ketahui. Dengan kata lain, sesuatu yang tidak dia tahu--"

"Adalah sesuatu yang dia tidak mau tau," balas Bintang melengkapi kalimat Kak Dona.

"Kita sudahi tentang ini. Kau tahu. Kupikir, aku bisa membantumu untuk membuka Otoritas baru. Aku melihat kau memiliki potensi besar untuk sebuah Otoritas hebat. Rasanya agak disayangkan jika Otoritas itu tidak sampai terbuka karena kurangnya pengarahan."

"Ma-maksudnya? Aku juga bisa punya Otoritas hebat seperti Kak Dona atau Oase?" Mata Bintang berbinar-binar penuh antusias.

"Aku tidak pernah bilang kalau itu tidak mungkin. Namun, aku bisa memastikan bahwa beberapa Otoritas akan terbuka jika setidaknya, kau bekerja sama denganku?"

"Bekerja sama?"

"Aku akan menjelaskannya. Bagaimana langkah untuk membuka Otoritas hebat seperti yang kau inginkan."

Selembar Proposal Untuk Sebuah Kerja Sama

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro