Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

EXTRA: JENO

Katanya, orang bisa sayang karena nyaman. Bisa juga kebalikannya, nyaman sebab sayang. Tapi bagaimana jika nyaman dan sayangnya Jeno ada di dua orang yang berbeda?

Jeno, apa kabar?
Aku kangen.

Hanya dua kalimat, tapi dampaknya sebesar itu bagi seorang Ezekiel Noelish Karsa. Bahkan hingga sekarang, dia tidak bisa melenyapkan dua kalimat dalam dua balon chat yang diterimanya dari Giza tadi pagi. Jujur, waktu membacanya, reaksi pertama yang terlintas dalam pikiran Jeno adalah; iya, Giza. Aku juga kangen.

Seharusnya tidak begitu, sebab setelah hubungan mereka tersudahi dalam sebuah pertengkaran hebat hampir setahun lalu, tiada lagi yang mesti tertinggal selain kenangan—yang sampai kapan pun, tidak akan pernah Jeno lupakan. Sofia Giza Imalona adalah perwujudan kata pertama dalam bentuk manusia baginya. Pacar pertama. Gadis pertama yang dia gandeng tangannya. Orang pertama yang muncul di rumahnya bersama kue ulang tahun berbentuk kepala kucing. Pelukan pertama. Ciuman pertama.

Jeno tidak pernah ingin jadi cowok yang dipandang brengsek oleh orang lain. Dia ingin selalu jadi anak baik yang bisa dibanggakan ibunya. Anak yang tidak pernah menyakiti siapa-siapa. Namun terkadang, keadaan bisa menyulap segalanya jadi tak selalu sejalan dengan keinginan kita. Dalam sudut pandang yang berbeda, kita bisa jadi antagonis di lain cerita.

Hampir setahun yang lalu juga, beberapa bulan pasca putus dari Giza—tanpa nyambung lagi, yang sempat bikin Injun dan Nana terkejut—Jeno bertengkar hebat dengan Injun. Alasannya sederhana; gara-gara Jeno jadi sedekat itu dengan Alma, adik perempuan Injun. Jeno masih ingat, ketika itu dia sedang duduk di salah satu ruangan di Frasa Entertainment tatkala Injun membuka pintu tanpa mengetuk, langsung meraih kerah bajunya dan menyudutkannya ke tembok macam adegan sinetron Anak Langit.

"Lo ngapain sama adik gue?!"

Jeno tidak ngapa-ngapain. Dia hanya mengobrol dengan Alma, lalu Alma menawari mengantarnya pergi membeli makanan kucing. Setelahnya, mereka sempat mampir di Gramedia dilanjut makan bersama. Bukannya itu wajar? Jeno kenal Alma dengan baik, sebab dia adik Injun dan otomatis, mereka cukup sering bertemu dikarenakan tak jarang, Alma menyambangi apartemen mereka atau mendatangi Injun di gedung Frasa Entertainment.

Tapi Injun bereaksi seolah-olah Jeno adalah penjahat.

"Gue—"

"Lo mau mainin adik gue juga?!"

Juga.

Jeno perih mendengarnya.

Berani sumpah, Jeno tidak pernah mempermainkan siapapun. Dia hanya bersikap pada semua orang. Itu saja. Termasuk dengan teman-teman kuliahnya dulu. Mereka satu kampus, bahkan satu kelas. Arah pulang mereka sama. Apa ada larangan buat teman untuk pulang bareng? Jeno tidak pernah mengerti mengapa lantas orang-orang menganggapnya playboy karena dia sering pulang bersama gadis yang berbeda-beda. Jeno juga tidak paham, kenapa Giza cemburu karenanya.

Dari semua orang, hanya Alma yang mengerti.

Bicara dengan gadis itu bikin Jeno nyaman.

Jeno tidak menjawab waktu itu, yang menyulut emosi Injun. Injun meninjunya. Jeno tidak terima, balik menyerang. Mereka bergumul dengan seru, memecahkan satu lampu di sudut hingga pecahannya melukai lengan Jeno. Darah menetes ke lantai, membuat Nana yang memaksa masuk usai mendengar keributan dibuat speechless. Matanya melotot saat dia melihat tetesan darah. Luka Jeno besar, butuh dijahit. Bekasnya tidak lagi terlihat jelas, tapi masih terasa jika Jeno meraba kulit di mana luka itu pernah ada.

"Kak Kiel!" Jeno tersentak waktu dia merasakan Alma memegang tangannya, menghentikannya menuang kecap ke atas nasi dalam piring. "Kakak mau makan nasi pake kecap apa kecap pake nasi?"

Bongcil, salah satu anaknya Bongshik yang sedang tiduran manja di dekat kaki Jeno hanya mengeong pelan.

"Kakak mikirin apa?"

Jeno menggeleng. "Nggak apa-apa."

"Bohong."

Tatapan Jeno pada Alma melembut. "Beneran nggak apa-apa, Almira."

Jika Jeno sudah memanggilnya dengan seperti itu, maka Alma tidak bisa membantah. Iya, namanya memang Almira. Alma adalah panggilan masa kecil yang terbawa sampai sekarang. Dari semua orang, hanya Jeno yang kerap memanggil Alma dengan nama depan lengkapnya.

"Nggak tahu kenapa kayaknya hari ini Kak Kiel lagi banyak pikiran."

"Kalau nggak mikir, namanya nggak hidup, Alma."

"Iya juga, sih."

"Oh ya, soal acara teman kamu itu, kamu masih mau aku temenin?"

"Kak Kiel sibuk nggak?"

"Sibuk. Tapi buat kamu, aku selalu ada waktu." Jeno tersenyum, mencipta eye-smile yang tak pernah gagal membikin jantung Alma berdebar dua kali lebih cepat. "Oh ya, soal bantuan kamu waktu itu, aku belum nanya, kamu mau hadiah apa?"

"Ih, apaan sih kok pake hadiah-hadiahan segala. Kan aku juga sayang Bongjun." Alma berujar, agak malu-malu. Beberapa minggu silam, Bongjun, saudara serahim Bongcil memang sempat sakit. Jeno sedang sibuk di luar kota bersama DLP saat itu. Jadi dia minta bantuan Alma untuk membawa Bongjun ke dokter hewan. Bongjun harus dirawat dan Alma menungguinya dengan setia.

"Nggak boleh bilang nggak, pokoknya harus minta sesuatu dari aku."

"Minta hati Kak Kiel boleh?"

"Jangan dong, nanti aku mati kalau nggak punya hati."

"Bercanda." Alma nyengir, terlihat agak ragu sejenak meski akhirnya dia tetap memaksa diri lanjut berbicara. "... kalau hadiahnya... diganti jadi pertanyaan, boleh?"

"Mmm... emang kamu mau nanya apa?"

"Jawab dulu, Kak, boleh apa nggak!"

"Boleh. Kan udah dibilang, aku nggak bisa bilang nggak sama kamu."

"Kalau gitu... jangan marah ya?"

"Almira, emangnya aku pernah marah sama kamu?"

"Ini soal aku... sama Kak Kiel."

"Iya?"

"Kak... kita tuh... sebenarnya apa?" 




[extra adalah benefit po, berlanjut secara full sebagai bonus konten digital po] 

FAQ (FREQUENTLY ASKED QUESTIONS)

1. Kak, extra chapters hanya tersedia untuk yang pre-order aja?
So far, rencananya begitu. Soalnya extra untuk yang beli di Gramedia nanti kayaknya berbeda lagi. Kalau extra ini kan cerita tentang kisah cinta trio sontoloyo, dan nggak akan kayak satu part langsung selesai gitu loh, jadi cerita cintanya mereka kayak anggaplah mini novel gitu, cuma dalam bentuk soft copy aja. Kalau buat yang beli di Gramedia nanti berbeda lagi fokusnya.

2. Kak, cuma ada dua paket itu ya? 
Ini special package, jadi emang paketnya cuma ini. Pre-order DLP ada dua gelombang. Pertama, special package yang dibuka mulai tanggal 3 Maret - 6 Maret 2020 di website dan tokopedia Tokopop. Kedua, regular pre-order yang isinya buku dan bonus dalam buku aja yang dibuka mulai tanggal 7 - 16 Maret 2020 di beberapa toko online termasuk tokotmindo (setahu gue, dia punya shopee). 

3. Cerita di Wattpad dan novel sama atau beda?
Ada bedanya. 

4. Bakal ada di Gramedia nggak?
Ada. 

5. Bisa beli bukunya aja nggak, Kak?
Bisa, nanti di regular pre-order.

6. Kalau transfernya pake ATM orang tua terus ngisi datanya pake data kita bisa?
Bisa. 

7. Kak, untuk PO nggak ada limitnya, kan?
Kurang tahu, tapi semakin cepat kamu pesan, semakin cepat dikirim nantinya.

8. Kak, pengiriman dari mana? 
Jakarta. 

9. Apa aja item yang nggak ada kalau nggak ikut pre-order?
Bonus dalam buku hanya dua komik Terry, pin-up dan poster. Untuk komik Injun-Jeno-Nana hanya ada saat pre-order special package. 

10. Pengiriman extra-nya gimana?
Nanti setelah semua buku sampai akan dikirimkan ke email yang kalian isikan saat pembelian novel. 

11. Ada PO kedua nggak? 
PO hanya satu kali ini saja ya. 

12. Apakah bukunya di-split dua seperti Guardiationship? 
Nggak, langsung tamat satu buku. 

13. Kak, nggak bisa ya ada pin dan komik di satu paket? 
Kalau itu sih coba kalian rayu (at)bukune 

14. Alasan harus ikut PO?
Hng... sebenernya terserah, cuma merchandisenya unyu jadi bisa buat  kenang-kenangan :') 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro