Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[CERITA TAMBAHAN] HAPPY BIRTHDAY

Osaka, 11 April
06:00 pagi.

Kamu sedang mencuci beberapa peralatan dapur untuk persiapan masak-memasak. Sesekali kamu bergumam bersenandung.

"Pagi." Kamu dikejutkan oleh kedua lengan yang melingkar di pinggangmu, bahu kananmu dijadikan tumpuan dagunya, tidak perlu menebak pun kamu sudah tahu siapa pemilik suara berat itu.

"Shou-chan, berat. Nanti kalau dilihat mama bagaimana?"

"Biarin. Aku lagi mengisi daya."

"Memang tidurmu belum cukup? Makanya setelah perform, tuh, langsung pulang."

"Aku langsung pulang, tahu, tapi keasyikan ngobrol hehe." Shouri menelungkupkan wajahnya, "balik badan, dong. Aku mau peluk kamu dari depan."

"Aku masih mencuci piring."

Shouri mengangkat wajahnya, "Sebentar saja."

Kamu mematikan air keran lalu mengeringkan tanganmu dengan kain serbet di kantung apron yang kamu gunakan. Shouri melepaskan pelukannya, kamu berbalik badan.

"Lepas apronnya." Pinta Shouri. Kamu melepaskan apron lalu Shouri yang mengambil untuk di letakkan di dekat kursi.

"Lepas bajunya."

"Mau kutonjok?"

"Iya, ampun. Bercanda doang." Shouri mendekat dan mendekapmu. Kedua lengannya dilingkarkan pada pinggangmu, kamu membalas dekapannya. Kepalanya ia telungkupkan pada ceruk lehermu.

Sambil kamu mengusap bagian kepala Shouri, "Berat, ya, jadi aktor?"

Shouri mengangguk, "Aku jadi jarang punya waktu buat kamu. Maaf, ya."

"Enggak apa-apa. Di sini, kan, ada mama yang nemenin aku."

"Setelah selesai playstage ini, aku mau ajak kamu jalan-jalan."

"Tapi kamu masih ada playstage baru lagi kan?"

"Masih lama kok." Shouri sedikit melonggarkan pelukannya. Tangannya masih melingkar di pinggangmu. Kalian saling menatap, "Tenang saja, aku hanya memanfaatkan waktu yang ada."

Kamu tersenyum seraya membenarkan posisi poni rambutnya. Wajahnya perlahan mendekat padamu. Kamu tahu apa yang akan dilakukannya, dengan sigap kamu menahan bibirnya dengan jari telunjukmu. Kamu menggeleng, Shouri cemberut.

"Sedikit aja." Pintanya. Kamu tetap menggeleng.

"Ada mama." Bisikmu, lalu mengedikkan dagu ke arah belakang Shouri.

Shouri melonggarkan pelukannya dan menoleh ke belakang. Benar saja ada mama yang senyum-senyum melihat kalian.

"Eh, mama. Pagi..." Shouri menghampiri mama yang tidak jauh berdiri di sana, lalu memeluk dan mengecup keningnya.

"Pagi. Duh, kalian ini mengingatkan mama waktu masih muda. Pagi-pagi sudah bermesraan." Mama mengusap kedua pipi Shouri yang kini sudah berpindah memeluk mamanya dari belakang.

Kamu menggeleng, wajahmu memerah.

"Ayo sarapan dulu." kata Mama. Shouri melepaskan pelukannya dan berjalan mengikuti mamanya yang mengarah ke meja makan.

***

Shouri sudah berangkat ke teater untuk persiapan performnya siang dan malam nanti. Kamu membantu mama mencuci beberapa peralatan makan yang dipakai tadi.

"Setelah ini mau ikut mama belanja bahan-bahan untuk membuat kue?"

Kamu mengangguk, "Mau. Ada acara apa, ma?"

"Besok Shou-chan ulang tahun, tapi mama mau kasih kejutannya tengah malam nanti."

Kamu menghentikan aktivitasmu, "Besok?"

"Iya, besok. Kamu tidak ingat?"

Kamu menggeleng lemah.

Setelah berberes, kamu mengambil ponsel dari kamar tamu yang kamu tempati sekarang untuk tidur. Benar saja, di sana tertera ulang tahun Shouri di penanda kalender ponselmu.

***

Kamu berada di sebuah food market yang tidak jauh dari rumah. Kamu berjalan beriringan dengan mama sambil mendorong troli.

"Kita mau buat kue apa, ma?" tanyamu sambil melirik ke arah rak besar berisi bahan makanan.

"Strawberry shortcake saja. Mama ke tempat buah-buahan dulu, kamu cari saja bahan yang lain sesuai daftar belanja, ya." ucap mama sambil memberikan satu kertas berisi daftar yang harus dibeli.

Kamu menerima kertas itu dan mengangguk mengerti. Mama menuju ke tempat buah-buahan, lalu kamu berjalan dengan mendorong troli.

Kamu melirik ke setiap rak untuk mencari bahan yang akan dibeli. Setelah ketemu, kamu menghentikan troli dan menuju rak itu. Namun, ada satu tangan yang juga ingin mengambil yang kamu cari. Kalian saling menoleh.

Kamu terkejut melihat siapa yang ada di depanmu. Pemuda jangkung dengan perawakan atletis, Yoshimoto Kouki*.

Tahanlah diriku... jangan berteriak, batinmu. Kamu tersenyum padanya, dia juga membalas senyumanmu.

"Maaf." Katanya.

Kamu menggeleng cepat, "Tidak. Aku juga minta maaf."

Dia menangguk, lalu mengambil sesuatu di rak bagian bawah.

"Hmm... Yoshimoto Kouki-san, ya?" tanyamu hati-hati.

Pemuda yang bernama Yoshimoto Kouki itu menengadah dan menegakkan badan, "Iya."

Kamu menahan napas, menahan diri untuk tidak teraiak, "Oh, hmm ba-bagaimana kabarmu? Hmm.. a-anu..." pandanganmu beralih pada kakinya.

Yoshimoto terheran dan menatap ke arah yang sama. Dia mengerti, lalu menatapmu, "Oh... sudah jauh lebih baik, kok. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku."

Kamu hanya bisa tertawa kecil, "Hehehe. Sama-sama. Tetap semangat, ya, Yoshimoto-san. Jangan lupa makan yang teratur, jangan terlalu sibuk bekerja, jangan lupa menjaga kesehatanmu, jangan–" kamu menutup mulutmu lalu membungkuk, "maaf! Aku tidak bermaksud–"

Yoshimoto tertawa, "Hahaha.. tidak apa-apa. Terima kasih sekali lagi. Kamu juga jangan lupa melakukan apa yang kamu katakan tadi."

Kamu menangguk mantap.

"Kalau begitu aku permisi dulu." Yoshimoto membungkukan sedikit badannya lalu melambaikan tangan padamu. Kamu pun melakukan hal yang sama.

"Hati-hati."

Aku harap Yoshimoto-san memang benar baik-baik saja, batinmu. Kamu menatap punggung tegapnya itu yang semakin menjauh.

***

Kamu dan mama sudah di dapur dengan beberapa peralatan dan bahan untuk membuat kue.

"Nah, tugas kamu sekarang melakukan apa yang mama bilang, ya." kata mama sambil memakai apron. Kamu yang sudah mengenakan apron mengangguk mantap, "Pertama loyang kue kamu kasih alas kertas roti lalu olesi dengan mentega." Kamu melakukan apa yang dikatakan mama.

Selama dua jam lebih akhirnya kue sudah jadi, tinggal dipindahkan dari loyang dan dihias. Kamu tersenyum puas dengan hasil kue yang menurutmu sangat bagus dipercobaan pertama.

"Sekarang tinggal kita hias kuenya." Mama mengambil beberapa buah strawberry, "bantu mama potong buahnya, ya."

***

Sudah mulai sore, kamu bersantai di sofa menonton televisi. Mama datang membawa beberapa album foto, lalu duduk di sebelahmu.

"Nak, sini, deh." Mama membenarkan posisi duduknya agar nyaman, lalu meletakkan album foto dan menyisakan satu album foto di tangannya. Kamu duduk mendekat ke mama yang sedang membuka album foto tersebut.

Foto itu menampilkan sosok batita mengenakan pakaian seperti santa claus. Kamu mengerutkan kening, "Itu siapa?"

"Shou-chan."

"Hah?" kamu mendekat untuk melihat lebih jelas foto itu, "Masa sih?"

"Iya, dulu Shou-chan agak gemuk. Lihat pipinya."

"Menggemaskan banget, beda sama sekarang."

Mama tertawa kecil, "Sekarang malah jadi kurusan. Dia ikut kegiatan olahraga. Shou-chan dulu wakil kapten voli, loh."

"Woah keren! Ceritain lagi dong, ma, mengenai Shou-chan." katamu dengan nada antusias. Mama tidak kalah antusiasnya.

***

"Aku pulang." Shouri memasuki rumahnya. Tak lupa menutup pintu kembali, lalu dia melepaskan sepatunya. Shouri berjalan menuju ruang tengah. Di sana masih ada mama yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.

Mama menoleh, "Eh, anak mama yang paling ganteng. Sini...sini..."

Shouri tersenyum menghampiri mamanya dan langsung memeluknya, "Mama kok belum tidur, sih? Nungguin aku?"

Mama melepaskan pelukannya, "Enggak, ada acara bagus tadi. Sudah makan?"

Shouri meletakkan ransel di bawah dekat kakinya, "Sudah tadi sama teman-teman."

Mama merespon dengan anggukan, lalu kembali menonton televisi, "Dia di kamar tamu. Sepertinya sudah tidur."

Shouri hanya tertawa bergumam dan mengangguk mengerti. Mama tahu kalau Shouri mencarimu. Shouri beranjak dari sofa dan menuju kamar tamu.

Perlahan dia membuka pintu kamarmu, benar saja kamu sudah terlelap di bawah selimut. Shouri masuk lalu menutup pintu kamar perlahan. Dia menghampirimu, lalu duduk di tepi kasur. Sambil membelai lembut rambutmu.

Kamu terbangun, membuka mata perlahan; mengerjap.

"Shou-chan?" tanyamu dengan nada pelan, pandnganmu masih samar, "jam berapa sekarang?"

"Sudah hampir tengah malam."

"Kok baru pulang?" kamu beranjak duduk.

Shouri mengembangkan senyumnya, "Tadi makan dulu sama teman-teman, hehe."

"Oh."

"Kalau kamu masih mengantuk, tidur lagi saja." Shouri mengusap lembut puncak kepalamu.

Kamu menggeleng, "Enggak. Nanti saja, soalnya ada kamu."

"Karena aku, ya?"

"Iya, aku lagi enak-enak mimpi padahal." Kamu pura-pura merajuk.

Shouri menangkup wajahmuu, "Maaf, deh."

Kamu tersenyum, "Enggak apa-apa. Sekalian aku mau ngobrol sama kamu."

"Ngobrol apa?" Shouri agak mendekat, tangannya berpindah pada pangkuannya.

"Oh, iya. Tadi aku ketemu Yosimoto Kouki-san, loh, di food market. Dia lebih keren dari yang kulihat di atas panggung."

"Oh, ya? Wah, aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Kalian ngobrolin apa?"

"Aku cuma menyarankan dia untuk menjaga kesehatan, sih, hehe. Awalnya juga tidak sengaja bertemu saat aku ingin mengambil bahan makanan di rak itu."

"Sebentar..." Shouri menatapmu heran, "kamu ngapain ke food mart?"

"Ya... belanja sama mama."

"Oh sama mama. Kupikir kamu sendirian."

Kamu menggeleng, "Mama juga enggak akan izinin aku kalau aku pergi sendiri. Aku belum tahu Osaka. Kalau kamu enggak sibuk, kita jalan-jalan bertiga sama mama, ya?"

Shouri mengangguk mantap, "Rencananya juga begitu, kok, kalau aku sudah selesai playstage ini."

Ponselmu berdering. Kamu menoleh ke benda tersebut yang berada di atas nakas. Kamu buru-buru mengambil dan mematikan. Yang tadi adalah penanda kalender yang menunjukkan sekarang ulang tahun Shouri.

"Kok dimatikan?" tanya Shouri.

Kamu meletakkan kembali ponselmu, lalu menoleh pada Shouri, "Tadi hanya alarm. Aku lupa mengubah waktunya."

Shouri hanya mengangguk.

"Shou-chan, aku mau ke dapur."

"Oh, ya sudah."

"Sama kamu."

"Kamu takut? Ada mama, kok, lagi nonton televisi."

"Tapi suara dari televisinya sudah tidak terdengar lagi."

Shouri memandang ke arah pintu, diam sejenak, "Iya juga, ya? Ya sudah, aku juga mau ambil minum." Dia beranjak dari kasur, kamu mengikuti.

Benar saja saat membuka pintu kamar yang langsung mengarah ke ruang tengah, mama sudah tidak ada di sana. Televisi juga sudah dimatikan. Mereka menuju ke dapur. Ternyata mama ada di sana sedang membuka kulkas.

"Mama? Kupikir mama sudah tidur." Kata Shouri yang berdiri di dekat meja makan.

Mama menoleh lalu menutup pintu kulkas, "Nak, kamu duduk dulu."

Shouri menuruti perintah mama. Kamu mendekat pada mama dan berisik, lalu menuju laci dekat kulkas. Mama membuka kulkas dan mengeluarkan sesuatu.

Strawberry shortcake buatan kamu dan mama siang tadi. Mama meletakannya di meja dekat dengan Shouri. Kamu datang menghampiri dengan membawa dua lilin kecil dan korek api.

Shouri tersenyum sumringah.

"Ini buatan kami berdua." Kata mama seraya menancapkan lilin pada kue, kamu yang menyalakan apinya. Setelah api menyala pada lilin, kalian menyanyikan lagu.

"Happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday dear Shou-chan.. happy birthday to you."

"Kamu buat permohonan dulu sebelum meniup lilin." ujar mama.

Shouri merapalkan tangannya, "Aku ingin menjadi aku yang baru, aku yang lebih baik, dan aku yang lebih disayang mama, kamu, dan semua orang." Kemudian Shouri memejamkan matanya sejenak, lalu membuka dan meniup api pada kedua lilin tersebut.

Dan dalam waktu dekat ini, aku akan mempersuntingmu.

***************

Note:
*Yoshimoto Kouki (Bokuto Koutaro prev.)

Iya, tahu, ini telat banget huhu maaf, ya. Sebenarnya udah ditargetin pas ultah Shouri (12 April) itu langsung dipublish, tapi masih banyak revisi dan aku harus istirahat total hueeeeeee maafkan aku.

Terima kasih sudah mau membaca. Kritik dan saran masih kuterima kok, jangan sungkan :3

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro