ANOTHER STORY: POTRET
Kamu dan Shouri berada di sudut kedai teh. Tidak terlalu ramai sebab ini bukan akhir pekan.
Kalian jeda sebentar setelah banyak berbincang mengenai menu di kedai ini, jadwal latihan Shouri, kamu yang sedang mempersiapkan buku baru, serta hal remeh semacam tebak lagu yang diputarkan di kedai ini.
Shouri menopang pipinya menatap jendela luar, sedang kamu sibuk mengutak-atik kamera mirrorless milik kalian hasil menabung bersama. Kalian memang menyukai fotografi.
Selesai diatur, kamu bidikkan pada Shouri yang masih asyik pada lamunannya. Tersenyum kamu melihat hasilnya.
Kembali kamu membidik pemuda yang sudah menjadi suamimu itu.
"Mas, lihat sini, deh." ucapmu.
Shouri menoleh menyunggingkan senyum samar.
Klik!
Kamu melihat hasilnya. Sempurna! Pipimu sampai merona dibuatnya, sebab meski senyum samar bagimu itu senyum yang menawan.
Lama memandang sampai Shouri memanggilmu saja tak kamu gubris.
"Ricchan? Hey?" Shouri menepuk pelan bahumu beberapa kali. Barulah kamu sadar.
"Ah? Iya?" kamu menengadah.
Shouri mengernyit, "wajahmu memerah? Kamu demam?"
Kamu salah tingkah, "Ah? I-iya.. tidak. A-anu... enggak apa-apa. Hehe..." cuma bisa berikan cengiran padanya.
"Kenapa, sih? Terpesona, ya, melihat hasil fotonya?" goda Shouri.
Kamu memutar bola mata sembari mengembuskan napas lewat mulutmu, "Mulai, deh, pede mode on."
"Habisnya kamu lihat ke kamera terus setelah memotretku. Iya, suamimu ini emang ganteng, kok, dari dulu."
Kamu cuma bisa menggeleng karena kelakuannya. Kamu meletakkan kamera di dekatmu dan menghabiskan teh pesananmu yang sudah mulai dingin.
Sebenarnya alibi untuk menutupi senyumanmu. Kamu memang mengakuinya kalau pemuda ini memang menawan. Namun terlalu malu mengatakan di depannya.
Padahal kalau ditarik ke belakang, waktu kamu masih sebatas menatapnya lewat layar kaca saja berseru bahwa Shouri memang tampan.
Giliran Shouri yang memotretmu. Kamu sadar, tapi pura-pura tidak memerhatikan.
"Lihat ke sini, dong." pintanya.
Kamu yang masih menghabiskan secangkir teh menggeleng cepat, lantas meletakkan cangkir pelan-pelan dan langsung menutup wajahmu.
Shouri menjauhkan kameranya, "Loh, kok ditutup wajahnya? Cantiknya jadi enggak terlihat, nih."
"Dih, gombal!" suaramu samar karena masih menutup wajah.
📸📸📸📸📸📸📸📸📸📸📸📸
KANGEN NULIS DI SINI TAPI KAN UDAH TAMAT CERITANYA😭
Kangen nulis sama kangen orangnya aih ciyeeeee
Apa kabar kalian? Wah beneran sih ini aku kangen. Makasih banget buat kalian yg nge-vote, komentar, dan menambahkan sebagai list bacaan😭 gak nyangka bakal seramai ini.
Berawal cuma iseng, karena pake perasaan pas nulis jadinya aku... baper... hehe..
Jadi malu☺
Terima kasih sudah mau membaca💕 kritik, saran dan komentar boleh banget tulis di sini!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro