Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. DEGUP yang TIDAK MENENTU

Kamu dan Takato sekarang berada di konbini, di dekat lemari es kaca berisi minuman. Sedang Shouri dan Tatsunari di bagian lainnya.

Kamu membuka lemari es setelah berpikir untuk memilih minuman. Mengambilnya kemudian menutupnya.

"Hey." Takato berada di sampingmu, kamu menoleh, "boleh kutanya sesuatu?"

Kamu mengangguk.

"Kamu sebenarnya siapa?" Takato menatapmu lekat-lekat.

Kamu mengerutkan kening, bingung, "Aku... Ricchan."

Takato menggeleng, "Kamu bukan Ricchan. Kamu siapa? Ricchan tidak pernah ada di antara kami. Kamu Ricchan yang mana?"

Kamu menegang, merasa de javu. Seperti mimpi buruk yang lalu.

"Kamu tidak pernah ada di kehidupan Shouri."

Kalimat itu terngiang di kepalamu.

"Shouri tinggal sendiri di Tokyo. Kamu siapa?" Takato seperti menodong senjata padamu.

Kamu semakin bingung dibuatnya. Tatapan Takato terlihat biasa, namun ada sesuatu di balik itu.

Tubuhmu melemas, refleks kamu menjatuhkan minuman yang kamu pegang tadi.

Kemudian...

Kamu membuka mata. Hal pertama yang kamu lihat adalah langit-langit kamar.

Cuma mimpi, batinmu.

Kamu beranjak duduk perlahan, kemudian duduk di tepi ranjang. Mengerjap matamu dan sedikit meregangkan otot. Setelahnya kamu keluar kamar.

Tepat kamu di ambang pintu, Shouri lewat di depanmu dari arah meja makan. Ia berhenti tepat di hadapanmu.

"Pagi." kemudian Shouri mengecup keningmu, singkat.

Kamu menengadah, hanya merespon dengan menggumam. Dilihatnya Shouri sudah berpakaian rapi dengan tas ransel di punggungnya.

"Aku mau latihan dulu. Pulang jam 8 malam seperti biasa. Mau dibawakan apa? Camilan atau boba tea?"

Kamu menggeleng, "Terserah kamu saja."

"Oke, aku berangkat dulu." Shouri mengusap pelan puncak kepalamu. Baru selangkah berjalan, ia kembali berhadapan denganmu.

"Oh, aku lupa. Karena tulat* kami sudah perform, besok pagi kami akan ke Osaka. Kamu juga ikut, aku enggak berani ninggalin kamu sendirian. Jangan lupa untuk berkemas. Tidak usah banyak-banyak karena hanya sepuluh hari. Oke? Aku berangkat, ya." jelas Shouri, kemudian mengusap kepalamu pelan dan berbalik meninggalkanmu yang masih membeku.

Eh?

EEEEEEH?!

***

Kini kamu sudah berada di dalam shinkansen. Kamu duduk bersebelahan dengan Shouri yang duduk dekat jendela.

"Ke mana yang lain?" kamu beranjak berdiri melihat sekeliling.

"Mereka di gerbong depan." ucap Shouri.

Wajahmu terlihat senang, "Eh? Beneran?"

"Jangan ke sana." titah Shouri.

"Yah... masa enggak boleh? Kan sekadar lewat saja, setelah itu kembali lagi ke sini." kamu pun kembali duduk dengan muka masam.

"Jangan. Pokoknya jangan. Aku enggak berani jamin kalau ke sana kamu akan bersikap seperti biasa saja. Kamu waktu lihat foto-foto mereka saja langsung heboh."

Benar juga.

"Hehe..." kamu hanya bisa menyengir. Mau tak mau kamu menurut saja perkataannya.

Baru setengah jam perjalanan, Shouri sudah terlelap. Kamu memeriksanya memastikan memang dia benar-benar terlelap. Kamu melambaikan tangan di depan wajahnya. Tidak ada reaksi.

Saatnya kamu beraksi. Ke gerbong depan. Beranjak kamu pelan-pelan dari kursi, kemudian berjalan cepat.

Pintu gerbong terbuka, kamu pun masuk. Kamu melihat sekeliling dan benar yang dikatakan Shouri, teman-temannya di project Haisute ada di sini semua. Hanya bagian pemainnya.

Meski tidak terlihat bagian depan wajah-wajah mereka, kamu hapal style mereka.

Ingin dirimu berteriak, namun mencoba ditahan. Kamu mengulum bibirmu dan mengepalkan tangan untuk mengendalikan diri. Kamu tarik napas kemudian membuangnya.

Kamu berjalan perlahan ke depan, berpura-pura untuk ke gerbong selanjutnya. Sesekali menoleh sedikit. Beberapa pemain ada yang sedang mengobrol, ada yang sedang asyik bermain gawai, ada yang sedang makan.

Sampailah kamu di gerbong selanjutnya yang kebetulan agak kosong. Badanmu melemas, kamu berpegangan pegangan kursi kereta. Memegang dadamu yang sangat terdengar detak jantungmu.

Mengatur napasmu lagi. Benar-benar gerbong itu menyiksa dirimu. Gerbong yang berisi para aktor drama panggung favoritmu.

Gila! Padahal isinya cowok-cowok ganteng, tapi kayak lagi di film genre misteri. Menegangkan, batinmu.

Setelah kembali normal, kamu berbalik untuk kembali ke kursimu. Pantas saja Shouri melarangmu, efeknya seperti ini.

Yang ini akan lebih menyiksa diri. Pasalnya kamu akan melihat keseluruhan wajah para pemainnya, dan kamu harus menahan diri untuk tidak menunjukkan ekspresi.

Kamu pun berada di gerbong itu. Baru saja masuk sudah disambut cengiran dari lelaki blasteran Austria itu. Siapa lagi kalau bukan Ishikura Noah yang memerankan Haiba Lev.

Bukan, cengiran itu bukan untukmu. Dia sedang mengobrol dengan Kimura Futa, yang memerankan Shibayama Yuki, duduk di sebelahnya.

Lucu banget!

Lalu netramu menuju kursi di seberang Noah. Oh, ini lebih menyiksa lagi. Ada Kobayashi Yuta dan Satou Takamichi yang duduk bersebelahan, sedang berbicara entah apa. Sesekali mereka menoleh ke belakang, ada Fukuzawa Yuu dan Miyake Jyun.

Netramu membulat melihat Jyun yang juga sedang tertawa. Berusaha kamu untuk tetap tenang. Mengatur napasmu lagi kemudian berjalanlah kamu perlahan.

Ini level tersulit untuk tidak berteriak. Lantaran kamu melihat tiga sekawan tim Fukurodani. Siapa lagi kalau bukan pemeran tokoh Bokuto, Konoha, dan Akaashi.

KENAPA MEREKA HARUS DUDUK BERTIGA BEGITU, SIH?! SENGAJA AGAR JANTUNGKU KENAPA-KENAPA? teriakmu dalam hati.

Ditambah mereka sehabis melakukan swafoto. Sakuraba Haruto, si pemeran Bokuto, duduk di dekat jendela. Yang di tengah Higashi Takumi, pemeran Konoha. Sebelahnya Takasaki Shungo, pemeran Akaashi.

Aduh, yang di tengah kok lucu banget?

Kamu cukupkan melihat-lihat gerbong ini. Jantungmu sudah tidak keruan.

Sampailah kamu di kursimu. Mengatur napas kembali. Lalu menoleh ke Shouri yang sedikit bergerak, meregangkan ototnya, dan menoleh padamu.

"Lebih dekat lagi, dong." pintanya. Kamu menurutinya.

Shouri melingkarkan lengannya pada pinggulmu, kemudian kepalanya ditenggelamkan pada ceruk lehermu.

Ini level yang lebih sulit dari yang tersulit saat di gerbong tadi. Perbuatannya membuat jantungmu makin berdegup. Awalnya kamu berpikir ini karena efek yang tadi, tapi sensasi ini benar-benar berbeda.

Kamu mengusap pelan kepalanya. Kamu bisa mencium aroma mint dari dirinya.

"Shou-"

"Ssh... aku sedang mengisi daya."

Pipimu merona.

Apa-apan dia? Tapi ini menenangkan, batinmu.

***

Sampailah kamu di sebuah apartemen. Tanpa mengetuk pintu, Shouri langsung membuka pintu.

Eh? Memangnya ini apartemen siapa?

Kamu mengekor.

"Aku pulang." seru Shouri.

Tak lama datanglah seorang perempuan paruh baya dari arah dapur. Wajahnya mirip Shouri.

Tunggu! Jangan-jangan...

"Selamat datang, Shou-chan." Perempuan itu memeluk Shouri, kemudian mengecup pipinya.

"Ma, ini Ricchan yang aku ceritakan waktu itu." kata Shouri setelah melepas. pelukannya.

Ma? Mama?

"Ah? Manis sekali anak ini." pujinya sambil melihatmu kemudian mengusap pelan kepalamu.

Ini mamanya? Kenapa Shou-chan enggak bilang kalau kita mau ke sini? Aku harus bagaimana? Apa pakaianku bagus? Apa aroma onigiri isi tuna yang kumakan tadi masih tertinggal? Eh? Aku harus memanggilnya apa?

"Te-terima kasih." ucapmu akhirnya sambil tersenyum aneh.

"Oh, iya. Panggilnya 'mama', ya." pinta perempuan itu.

"Ma...ma." sedikit meragu karena ini terlalu cepat untuk memanggil ibunya Shouri dengan sebutan 'mama'.

"Mama sudah siapkan makan siang. Shou-chan, tolong antarkan Ricchan ke kamar tamu, ya."

Shouri mengangguk mantap. Kami pun menuju kamar tamu, sedang mama menuju meja makan.

Seharian ini jantungmu tidak menentu. Makin tidak menentu setelah diberitahu kalau kamu akan menginap di sini.

EHHHH?!

[Bersambung]

Note:
*Tulat = Hari sesudah lusa atau H+3

Miyake Jyun = Washio Tatsuki
Satou Takamichi = Hiroo Kouji
Kobayashi Yuta = Kuguri Naoyasu

Duh, ketemu sama mama mertua😳
Sampai ketemu di chapter selanjutnya, ya!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro