
Prolog
Di sebuah mansion yang mewah, tampak ketujuh pemuda pelangi yang memandang tajam ke arah seorang gadis yang kini tengah menunduk ketakutan.
Tubuhnya tampak gemetar karena ketakutan akibat tatapan intimidasi dari ketujuh pemuda itu.
"Jadi ... apa kau sudah menentukannya, Author-san?" tanya seorang pemuda berambut crimson. Iris dwi warnanya tampak tajam dengan kedua tangan terlipat di depan dada dengan sebelah tangannya memegang sebuah gunting tajam.
"H-hei A-Akashi-kun, aku itu punya nama tahu! Namaku Choco, bukan Author!" Sang Author mencoba membalas ucapan pemuda bernama Akashi.
"Masih menentangku?"
Sang Author pun menggeleng dengan cepat. Diantara ketujuh pemuda pelangi ini yang paling mengerikan adalah Akashi Seijuro.
"Akashi-kun, aku punya usul!" Pemuda berambut baby blue itu mulai mengangkat bicara.
"Apa itu, Tetsuya?"
"Biar adil, bagaimana kalau Author-san membuat cerita kita semua saja?" usulnya.
Akashi tampak berpikir, pemuda berambut crimson itu melihat ke arah lima temannya yang masih diam sampai seorang pemuda berambut hijau mulai berbicara.
"Ini cerita kita sendiri atau dengan orang lain, nanodayo? Bukan berarti aku penasaran." Midorima bertanya dengan sebelah tangannya memperbaiki letak kacamatanya.
"Kalau aku lebih suka dipasangkan setiap gadis-ssu! Seperti chara x reader gitu," kata pemuda berambut kuning ― Kise.
"Kalau aku tidak peduli akan hal itu, yang penting ada banyak makanan," sahut pemuda berambut ungu ― Murasakibara. Pemuda itu tampak begitu besar dan juga tinggi dipandangan sang Author sampai-sampai Sang Author berpikir kalau ia tiba-tiba dipeluk Murasakibara nanti, mungkin saja ia langsung remuk.
"Aku ikut saja." Kagami ― Ace dari tim basket Seirin ikut menimpali.
"Huh, kalau aku lebih suka jika ada gadis sexy di dalam ceritaku nanti," sahut Aomine dengan semangat.
"Jadi begitulah Author-san, apa kau bisa buat?" tanya Akashi yang kembali menatap Sang Author tajam.
Sang Author itu pun langsung mengangguk cepat meski di dalam hatinya ia ingin memasangkan mereka semua sehingga alur cerita ini berubah menjadi genre yaoi.
"Jangan macam-macam, aku tahu apa yang ada dipikiranmu, Author-san," kata Akashi lagi yang membuat sang Author tak bisa berkutik.
Nasib menjadi seorang author ternyata seperti ini ya? Ditekan oleh karakter milik Tadatoshi Fujimaki. Nasib ... Nasib ...
◆◆◆
Yahoo, cerita baru lagi. Semoga kalian suka. ^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro