My Love Teacher
Kuroko Tetsuya merupakan seorang guru TK yang mengajar 7 muridnya yang warna-warni seperti pelangi.
"Sensei, ohayo!" sapa seorang anak kecil yang ceria.
"Ohayo Kise-kun" balas Kuroko.
"Sensei, lihat aku! Aku sudah bisa manjat pohon dan menyelamatkan kucing ini" ucap seorang anak yang merasa bangga .
"Ya ampun, kamu memang hebat Aomine-kun. Tapi jangan di ulangi lagi ya, nanti kamu bisa jatuh" kata Kuroko cemas.
"Jangan khawatir Sensei. Tidak akan ada yang bisa mengalahkanku selain diriku sendiri" kata Aomine bangga sedangkan Kuroko hanya geleng-geleng kepala.
"Sensei, bisakah Sensei mengajariku pelajaran yang ini?" tanya seorang anak kecil sambil memberikan buku pelajaran kelas 3 SD.
"Akashi-kun, bagaimana dengan yang lain, apa kamu sudah mempelajarinya?" tana Kuroko balik.
"Sudah Sensei, kali ini aku ingin mempelajari yang ini, boleh ya?" pinta Akashi sungguh-sungguh. Kuroko yang melihat pancaran rasa ingin tahu yang kuat di mata Akashi pun langsung mengalah, padahal Akashi itu sebenarnya sudah cukup terlalu pintar di usianya.
"Hai'" jawab Kuroko sambil mengelus puncak kepala Akashi penuh sayang.
"Sensei, apa aku terlihat cantik?" tanya seorang gadis kecil sambil memperlihatkan jepit rambut kupu-kupu yang cantik.
"Hai' Momoi-chan" jawab Kuroko yang membuat gadis kecil yang bernama Momoi itu menjadi blushing.
"Sensei mau maibou? Rasanya enak sekali loh~. Dan kebetulan aku punya banyak, apa Sensei mau??" tanya seorang anak kecil sambil menyodorkan maibounya ke Kuroko.
"Arigatou Murasakibara-kun, tapi untukmu saja" tolak Kuroko halus, ia merasa tak tega kalau mengambil jajan kesukaan muridnya.
"Sensei, apa Sensei tahu? Tadi pagi aku lihat di Oha-Asa kalau benda keberuntungan Sensei hari ini adalah penghapus. Dan Sensei tak perlu khawatir karena aku sudah membawakan penghapus untuk Sensei. Ini" ucap anak kecil berkacamata dengan semangat.
"Arigatou Midorima-kun" jawab Kuroko sambil menerima penghapus Midorima.
"Sen...Sensei. ini untuk Sensei. Aku buat sendiri. Aku harap Sensei menyukai gelang ini" kata seorang anak kecil dengan mata yang penuh harap.
"Arigatou Kagami-kun, gelangnya indah sekali" kata Kuroko sambil tersenyum lembut.
"Hai', jadi kita sama! Aku juga punya" kata Kagami sambil menunjukkan gelangnya pada Kuroko dan Kuroko pun menanggapinya dengan senyuman.
11 tahun kemudian.
Di depan Burger-Maji, terlihat seorang siswa SMA tengah makan burger disana. Ia pun tak sengaja melihat seseorang yang sangat ia kenal. Seorang pemuda dengan surai biru muda dan wajah manisnya yang terus terbayang di otaknya.
Ia pun segera keluar dan menghampiri pemuda itu.
"Sensei!" panggilnya, yang dipanggil pun langsung menoleh.
"Wah Kagami-kun, kau ternyata sudah besar sekarang ya" kata Kuroko senang karena bisa melihat Kagami lagi.
Selama ini Kuroko sangat merindukan ke-7 muridnya yang warna-warni. Mungkin karena sibuk, ia tidak bisa terlalu banyak berharap, tapi setidaknya ia senang karena bisa melihat Kagami.
Akhirnya mereka pun memilih bicara di Burger-Maji. Melepaskan rasa rindu dan bercengkrama hingga tak sadar hari sudah sore.
"Sensei, hari Minggu besok apa Sensei ada acara?" tanya Kagami.
"Tidak, memangnya ada apa Kagami-kun?" tanya Kuroko bingung.
"Aku ingin bertemu dengan Sensei disini lagi, Sensei mau kan?" tanya Kagami penuh harap dan tentu saja Kuroko langsung luluh dan menangguk sebagai tanda 'iya'.
"Baiklah" jawab Kuroko yang mulai beranjak pergi.
Ntah kenapa hatinya Kagami merasa di penuhi oleh bunga-bunga yang sedang bermekaran. Ia pun juga merasa punya kesempatan lagi.
Hari Minggu.
Di Burger-Maji, Kagami tengah duduk bersama dengan Kuroko.
"Kagami-kun ada apa?" tanya Kuroko
"Hm begini Sensei, apa Sensei sudah punya pacar?" tanya Kagami
"Belum, memangnya kenapa?"
"Begini, sebenarnya aku sudah lama menyukaimu Sensei. Maukah kau menjadi pacarku?" tanya Kagami.
Kuroko terlihat sedang berpikir, setelah itu ia mengambil napas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Gomen Kagami-kun, aku tidak bisa" jawab Kuroko sambil menundukkan kepalanya.
"Tapi kenapa?" tanya Kagami mendesak karena sedikit kesal atas penolakan Senseinya.
"Karena aku laki-laki" jawab Kuroko.
"Itu tidak masalah asalkan itu cinta" jawab Kagami.
"Dan aku juga sudah tua" jawab Kuroko lagi.
"Itu tidak masalah karena di mataku Sensei tetaplah masih muda" jawab Kagami cepat 'Aslinya sih karena wajahnya tetap imut dari dulu hingga sekarang sih.' Lanjut Kagami dalam hati.
"Hm, karena aku..." kata Kuroko ragu.
"Apa anda membenciku Sensei?" tanya Kagami to the point.
"Bukan begitu" elak Kuroko cepat.
"Lalu? Tolong katakan dengan jujur Kuroko, mengapa kau menolakku?" tanya Kagami tanpa menggunakan kata 'Sensei' lagi.
"Hm sebenarnya aku.... Hah, jika kau menjadi pacarku hidupmu akan terganggu Kagami-kun" kata Kuroko pada akhirnya.
"Itu tidak masalah asalkan kau mencintaiku. Kau mencintaiku kan Kuroko?" tanya Kagami lembut sambil menatap mata Kuroko intens.
"Ti..tidak" sanggahnya dengan semburat merah di pipinya.
"Kalau begitu, bagaimana dengan gelang yang kau pakai itu? Bukankah itu artinya kau mencintaiku?" kata Kagami dengan penuh percaya diri yang membuat Kuroko merasa hanya menundukkan kepalanya karena malu.
"Tenanglah Kuroko, aku pasti akan menjadi pacar yang baik untukmu dan selalu menjagamu dan menyayangimu" kata Kagami tulus sedangkan wajah Kuroko sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Be..benarkah?" tanya Kuroko ragu.
"Ya" jawab Kagami mantab sambil memegang tangan Kuroko dengan lembut.
Tak lama kemudian...
PRANG..TAK..
Terdengar kaca jendela Burger-Maji pecah dan benda yang memecahkan kaca itu langsung tertancap di dinding.
"Hati-hati Kagami-kun" ucap Kuroko.
"Siapa sih yang mengganggu suasana romantisku" kata Kagami geram.
"Kau, siapa yang menyuruhmu untuk memegang Kuroko-ku" ucap suara yang terdengar sinis, ia pun mengambil benda yang tertancap tadi berupa gunting. Terlihat seorang pemuda yang memiliki 2 iris mata yang berbeda tengah menatap sinis ke arah Kagami sambil memegang gunting yang sangat tajam. Siapa lagi kalau bukan Akashi.
"Hoi Akashi, Kuroko Sensei itu milikku-nanodayo" kata Midorima sambil memperbaiki letak kacamatanya.
"Huh, milikmu? Jangan mimpi. Apa perlu aku buktikan bahwa Kuroko Sensei itu milikku" kata Aomine
"He..., boleh juga. Tapi jangan salahkan aku jika aku terlalu keras hingga membuat kalian hancur ya..." ucap Murasakibara dengan wajah yang meremehkan.
"Kurokocchi Sensei, kau akan jadi milikku kan?" tanya Kise berharap
"Tidak, Kuroko Sensei bukan milik kalian, tapi milik Satsuki" kata Momoi sambil menggembungkan pipinya kesal.
"Apa-apaan kalian ini. Kuroko itu milikku" kata Kagami sambil menarik Kuroko ke arah sisinya.
"Bukan, dia milikku"
"Milikku"
"Milikku"
"Milikku"
"Milikku"
Terjadilah perebutan Kuroko hingga membuatt Kuroko sendiri jadi pusing 7 keliling.
"Sudah cukup. Biar lebih adil, aku milik kalian semua"geram Kuroko.
Tiba-tiba pintu Burger-Maji terbuka dan tampaklah seorang pemuda bersurai cokelat.
"Kuroko!" panggilnya.
"Ogiwara-kun" kata Kuroko senang sambil menghampiri Ogiwara.
"Apa kau sudah lama menungguku, sayang?" tanyanya lembut sambil mengelus puncak kepala Kuroko.
"Tidak" kata Kuroko sambil tersenyum lembut.
"Oh ya, mereka siapa ya?" tanya Ogiwara.
"Oh mereka adalah murid TK ku dulu" jawab Kuroko.
"Kurokocchi Sensei, dia siapa?" tanya Kise yang menyadarkan ke-6 temannya.
"Ah iya, aku hampir saja lupa. Perkenalkan dia adalah suamiku Ogiwara-kun" kata Kuroko sambil tersenyum malu.
"Tapi kami tidak melihat cincinmu" kata Momoi.
"Itu aku tinggalkan karena takut hilang. Kan sayang kalau hilang" jawab Kuroko.
"Tapi tadi Sensei bilang kalau Sensei tidak punya pacar" kata Kagami dengan ekspresi yang sulit di ungkapkan.
"Aku memang tidak punya pacar, tapi aku punya suami" jawabnya lagi yang membuat mereka semua termenung atau lebih tepatnya kehilangan nyawanya saat mendengarkan penuturan Kuroko.
"Kuroko, ayo kita pergi kencan!" ajak Ogiwara sambil mengamit tangan Kuroko mesra.
"Ayo" jawab Kuroko tersipu malu kemudian meninggalkan ke-7 muridnya yang masih mematung. Sedetik kemudian...
"Huaa.... Kuroko Sensei~...." tangis mereka pecah seperti layaknya anak kecil kembali dan saling berpelukan untuk melepaskan rasa sakit hati mereka.
END
Nah, sepertinya udah semuanya deh. Choco mau kabur dulu, baibai~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro