02/10
Hujan kembali mengguyur kota Tokyo. Kau kini tengah duduk di halte tempatmu biasa menunggu bus untuk membawamu pulang ke rumah setelah selesai dengan kerja paruh waktumu di sebuah mini market yang terletak tak jauh dari fakultas tempatmu menuntut ilmu.
Kau sedikit menyesal tidak mendengarkan nasihat Ibumu yang mengatakan untuk membawa payung karena cuaca sedang tidak menentu saat ini.
Di tengah kegiatan melamunmu, tiba-tiba sebuah mobil van melintas dan berhenti tepat di depanmu. Kau mengernyit. Kepalamu menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada orang lain selain kau yang berada di halte saat ini.
Jadi, kenapa mobil itu berhenti disini?
Pertanyaanmu akhirnya terjawab saat seseorang yang berada di kursi penumpang itu membuka kaca mobil tersebut.
Iris [eye color] mu membulat sempurna begitu melihat dengan jelas siapa orang itu.
"Kujou ... Tenn-san?" Gumammu tidak percaya.
"Ayo masuk, [Name]-san. Kami akan mengantarmu pulang." Tenn berkata sedikit keras karena suara hujan yang menyamarkan suaranya.
Kau mengerjap sebelum dengan gugup berkata, "T-tidak perlu. B-busku akan segera tiba."
"Aku memaksa. Ayo cepat masuk." Ucapnya final.
Kau mulai bimbang. Bingung untuk menerima tawarannya atau tetap menunggu disini hingga busmu datang.
"Turuti saja perintahnya. Tenn tidak akan berhenti sampai keinginannya terpenuhi." Seseorang yang duduk di kursi depan angkat suara.
Kau melihat Tenn melempar gumpalan tisu pada orang yang kau tau sebagai leader dari Trigger, Yaotome Gaku.
Setelah memikirkannya beberapa saat, akhirnya kau mengangguk dan Tenn segera membuka pintu penumpang agar kau bisa masuk.
Begitu menutup pintu mobil, kau langsung disambut oleh pertanyaan dari orang yang sama di kursi samping kemudi.
"Kau dan setan kecil ini berkencan ya?" tanya Gaku seraya menujuk Tenn yang kini membulatkan matanya. Hal sama yang kau lakukan saat ini.
"A-apa? T-tidak. K-kami tidak berkencan." jawabmu gugup.
Pertanyaan macam apa itu?!
"Kau jangan dengar apapun yang dia katakan. Semua yang dia katakan itu tidak penting, jadi anggap saja angin lalu."
Gaku hanya mencibir mendengar kalimat center-nya itu. Sementara Ryu yang sedang mengemudi tertawa kecil menyaksikan interaksi kalian.
"Jadi, kau yang membantu Tenn beberapa waktu lalu? Kami sangat berterimakasih. Berkatmu, kami bisa menampilkan penampilan terbaik kami. Meski setelahnya, Tenn jatuh pingsan di belakang panggung begitu penampilan kami selesai." Ucap Ryu. Pria itu sesekali melirikmu melalui kaca spion yang menggantung di atasnya.
Kau hanya tersenyum dan mengatakan "Bukan apa-apa" sebagai balasan sebelum melirik pada Tenn yang kini memandang keluar jendela.
Jadi, di tengah kondisinya yang lemah waktu itu Tenn tetap memberikan penampilan terbaik untuk penggemarnya?
Jujur, kau merasa kagum dan sedikit khawatir. Kau kagum dengan sikap profesionalitasnya, tapi kau juga khawatir karena kau merasa dia terlalu memaksakan diri. Bagaimana jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padanya? Bagaimana jika-....
Tunggu...
Kenapa kau begitu peduli? Memangnya apa hubungannya denganmu? Kau bahkan bukan penggemarnya. Yah, meskipun kau menyukai dan menikmati lagu-lagu mereka. Tapi hanya sebatas itu.
Lalu, kenapa kau terkesan mencemaskannya?
Kau terlalu terhanyut dalam pikiranmu hingga tidak menyadari bahwa kini Tenn tengah menatapmu dari sudut matanya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro