Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

01/10

Pertama kali kau bertemu dengan Tenn adalah, ketika kau tanpa sengaja menabraknya hingga membuatnya oleng dan hampir saja terjatuh jika kau tidak segera menangkapnya. Saat itu kau tidak tau jika orang di depanmu adalah seorang bintang terkenal karena penampilannya yang saat itu mengenakan masker, topi, dan juga kacamata berbingkai.

Panas. Itu yang kau rasakan ketika tanganmu menyentuh lengannya yang tertutup sweeter merah muda. Kau yakin orang ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Mungkin demam? Tidak, itu bukan mungkin lagi. Orang yang kau topang saat ini pastilah sedang demam.

Kau bertanya apakah dia baik-baik saja, dan dia hanya mengatakan bahwa dia baik-baik saja sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Namun baru tiga langkah berjalan, dia hampir terjatuh kembali jika kau tidak segera menangkapnya (lagi).

Kau menuntunnya ke sebuah bangku yang terletak tak jauh dari kalian dan mendudukkannya disana. Kau kembali menanyakan keadaannya dan menyarankan untuk pergi ke rumah sakit. Tapi dia menolak. Sebaliknya, dia malah memintamu mengantarnya ke stadion tempat digelarnya konser idol yang sedang populer saat ini.

Dia mengatakan akan memberimu apapun jika kau bersedia membawanya kesana.

Saat itu kau berpikir mungkin orang di depanmu ini adalah seorang penggemar yang sangat ingin melihat idolanya meskipun kondisi tubuhnya sedang tidak baik.

Kau ingin menolongnya, tapi dengan cara apa? Tidak mungkin kau menggendongnya sampai kesana karena bagaimana pun juga dia adalah seorang laki-laki yang sepertinya lumayan berat meski postur tubuhnya tidak terlalu besar untuk ukuran laki-laki pada umumnya.

Di tengah kebingunganmu, matamu menangkap sebuah sepeda yang terparkir tak jauh dari tempatmu berdiri.

Kau segera berjalan menghampiri pemilik sepeda dan mengatakan niatmu untuk meminjam sepeda. Awalnya paman itu merasa ragu untuk meminjamkannya padamu, namun dengan sedikit bumbu kebohongan dengan mengatakan bahwa kau harus segera membawa kakakmu ke rumah sakit, akhirnya paman itu memperbolehkanmu menggunakan sepeda miliknya.

Kau lantas mengucapkan terimakasih sebelum membawa sepeda itu dan berhenti tepat di depan Tenn.

"Ayo naik."

Tenn mendongak. Sedikit mengernyit sebelum berkata, "Naik sepeda?"

Kau mengangguk yakin, "Tentu saja. Aku tidak mungkin menggendongmu sampai kesana, aku yakin kau berat meski tubuhmu itu kecil."

Tenn terlihat sedikit kesal, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Kepalanya terlalu pusing bahkan hanya untuk membalas perkataanmu. Dia lalu bangun dari bangku dan memposisikan dirinya di belakangmu.

"Jangan duduk menyamping, nanti kau akan telihat seperti seorang gadis."

"Tentu saja aku tidak akan melakukannya. Kau kira aku laki-laki macam apa, hah?" ucap Tenn kesal. Kau hanya meringis sebelum mulai mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga. Yah, ternyata orang di belakangmu memang lumayan berat.

Disaat kau berjuang mengayuh sepeda, Tenn merasa matanya memberat. Entah kenapa dia merasa sangat mengantuk. Alhasil, Tenn menyadarkan kepalanya di punggungmu dan tangannya menggenggam pinggiran baju yang kau kenakan.

"Kau tidur ya?" tanyamu setelah beberapa saat diliputi keheningan.

"Tidak." Tenn hanya bergumam pelan. "Kita lewat bagian belakang saja. Nanti turunkan aku disana."

"Kenapa? Pintu masuk untuk menonton konsernya di depan, kan?" tanyamu bingung. Rupanya kau masih mengira orang yang kau bonceng adalah seorang penggemar, bukan idola itu sendiri.

"Tidak perlu banyak bertanya. Kau ikuti saja perintahku."

Kau mencibir perkataannya. Namun meskipun begitu, kakimu terus mengayuh sepeda hingga sekitar 15 menit kemudian kalian akhirnya sampai di tempat yang Tenn katakan.

Tenn segera turun dari sepeda dan menatapmu yang kini tengah mengatur napasmu yang sedikit terengah-engah.

"Terimakasih. Aku akan balas budi padamu suatu saat nanti."

"Tidak perlu." Kau mengibaskan tanganmu. "Aku tulus menolongmu tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Kau nikmati saja konsernya."

Tenn tersenyum di balik maskernya begitu mendengar jawabanmu. "Beritahu aku namamu." ucapnya seraya mengulurkan tangan padamu.

Kau lantas menjabat tangannya dan memberitahukan namamu, "[Name]. Namaku [Full Name]."

"Baiklah, [Name]-san. Namaku Kujou Tenn. Sekali lagi, terimakasih sudah menolongku."

Setelah berkata demikian, Tenn segera berbalik untuk memasuki bagian belakang stadion. Meninggalkanmu yang kini sibuk memproses kalimatnya beberapa saat yang lalu.

"Kujou Tenn, katanya?" gumammu lirih. "Jadi, yang kubonceng itu idol terkenal?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro