11. Tak Bisa Diakhiri Dengan Sengaja
Setelah kupikir semuanya berakhir. Aku malah ditampar dengan realita pahit.
Aku terbangun di antah-berantah. Sejauh mata memandang yang kutemukan hanya air, pasir, dan bintang yang mengambang.
"Ini dimana?"
"Raya."
"Siapa?"
"Raya!"
Suara itu menggema entah dari mana asalnya. Seketika aku merinding begitu menyadari aku seorang diri.
Sebuah bintang hanyut mendekatiku. Bintang itu bersinar, memunculkan video hologram yang ada ibu di dalamnya.
Dia berlari sambil menangis. Terus memanggil namaku. Suaranya hampir habis. Raut wajah ibuku juga sudah kacau.
"Raya, bangun ibu di sini."
Aku mengamati video itu. Ibu berlari sepanjang koridor mengikuti ranjang rumah sakit yang sedang di dorong oleh dua suster. Aku mencoba mendekat mengamati orang yang di atas ranjang.
Ctak
Belum mengamati siapa orangnya. Aku tiba-tiba terbangun. Bau obat langsung menyeruak hidungku. Begitu sadar, aku dapati diriku di ranjang rumah sakit dengan banyak alat medis di tubuhku.
⸙͎
─̇ ⃟AnnaSura
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro