Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 6 : Double Date

2018/07/26

~

Seturunnya dari bus Choi Seohyun berlari kecil menuju halte, bermaksud menghindari hujan gerimis yang lambat laun menjadi deras. Dia terlalu lelah untuk menerobos hujan, terlebih hari sudah malam, benar-benar dingin bahkan hanya untuk berdiri menunggu hujan reda pun membuatnya menggigil.

Sepuluh menit berlalu. Seohyun merengkuh tubuhnya sendiri demi mendapat kehangatan, mengusap kedua lengan atas secara silang sambil memikirkan perkataan Yoona yang mengaku ingin merasakan kasih sayang yang mungkin tidak akan didapatnya setelah menikah nanti. Dia akan bersenang-senang sebelum melepas masa lajang dan hidup bebas. Seohyun menghela dan kembali menyalahkan dirinya.

Bus dengan nomor berbeda kembali berhenti. Beberapa orang ada yang ikut berteduh di halte dan ada pula yang membuka payung mereka.

"Cho Kyuhyun-sshi!"

Seohyun baru saja memanggil salah satu dari mereka. Pertemuannya dengan Kyuhyun siang tadi sudah tak dipedulikan lagi, malu... sekali ini saja dia akan menelan rasa malu tersebut demi mendapat tumpangan dalam naungan payung dan segera pulang untuk meminum coklat panas.

"Kau ingin pulang bersama?" tawar Kyuhyun mengetahui gadis di depannya itu tidak membawa payung. "Kalau tidak mau, ya sudah." Ia melengos cepat tanpa memberi kesempatan Seohyun menjawab.

"Apa-apaan, itu tadi. "Seohyun mendengus bergegas mengejar Kyuhyun yang belum jauh. Masuk begitu saja di bawah payungnya dan menambahkan, "Aku tidak bilang, tidak mau."

Seketika suasana canggung tercipta. Berjalan beriringan dengan jarak dekat, memandang lurus ke depan. Sungguh Seohyun ingin segera pergi, jika saja hujan sudah berhenti. Sementara Kyuhyun melirik bahunya yang kebasahan...

"Mendekatlah," titahnya ditanggapi cengo oleh Seohyun yang tak mengerti. "Ini payungku, kenapa juga harus aku yang terkena air hujan," lanjut Kyuhyun yang memang lebih mencondongkan payung ke arah Seohyun.

Tak juga mengerti Kyuhyun merengkuh bahu gadis itu untuk mendekat. Betapa malunya Seohyun saat menyadari si pemilik payung kebasahan, lagi-lagi dia selalu membuat dirinya terlihat memalukan. Sekarang ini otaknya terasa membeku, merasa bodoh karena kegugupnya ditambah sebuah tangan tengah menyentuh bahunya.

♫♫♫

"Terima kasih," kata Seohyun sesampainya di depan flat.

"Masuklah dan segera ganti pakaianmu," balas Kyuhyun melihat baju Seohyun yang memang sedikit basah akibat berlari menyusulnya tadi.

Jarang sekali lelaki itu memperhatikan sekitarnya, apalagi berkata dengan nada peduli atau mungkin sok peduli. Seohyun pikir ada yang aneh dengannya... meski begitu dia tetap senang.

"Ng," singkatnya berbalik bersamaan dengan Kyuhyun, sehingga posisi mereka saling memunggungi.

Tak berapa lama setelah pintu dua flat yang berseberangan itu terbuka, Seohyun memekik. "Apa yang terjadi dengan rumahku!" Kyuhyun urung masuk dan lebih memilih menghampiri tetangganya.

"Ini pasti perampokan," kata Seohyun menoleh pada Kyuhyun yang baru saja berdiri di sebelahnya.

"Kau bahkan tidak memiliki uang maupun benda berharga."

Saat itu juga Seohyun berdesis, mengangkat tinjunya selagi Kyuhyun berjalan memeriksa keadaan rumah yang sangat berantakan. Dia menebak seorang stalker telah melakukannya dan selama penyelidikan dadakan itu, Seohyun terus saja mengekori Kyuhyun. Hampir semua ruangan di obrak-abrik, yang paling parah adalah kamar dengan bantal berserakan di lantai memperlihatkan kapas di dalamnya.

Seohyun memandang takut-takut. Tersentak melihat tulisan 'kembali' di cermin menggunakan lipstick merahnya. Singkat namun terasa menyeramkan... sampai ia tak sengaja menubruk Kyuhyun.

Baru saja Seohyun mengumpulkan keberanian untuk membuka suara. Ketika Kyuhyun berbicara lebih dulu. "Kau tidak bisa tidur disini, jadi aku tidak keberatan kalau memang kau mau menginap di rumahku." Ia berlalu tanpa menunggu jawaban.

Lagi-lagi perasaan lega itu muncul, sama seperti saat melihat Kyuhyun turun dari bus seraya membuka payung. Seohyun mengulum senyum sembari memandangi punggung menjauh Kyuhyun, tak menunggu lama ia pun segera keluar lalu memasuki pintu lain yang sejajar dengan pintu rumahnya.

"Pakai ini!" suruh Kyuhyun melempar kaos lengan pendek berwarna putih.

Dengan cepat Seohyun menangkapnya. "Ah, iya." Seohyun butuh pakaian untuk berganti, tapi seseorang yang entah siapa, telah mengacak-acak isi lemarinya. "Aku ke toilet dulu." Ia bangkit dari sofa, Kyuhyun mengangguk asal kemudian duduk di sofa tersebut.

Setelah menimbang-nimbang harus keluar apa tidak dengan menggunakan pakaian kebesaran milik seorang pria. Seohyun akhirnya membuka pintu, mengalihkan penglihatan Kyuhyun yang sedang menonton acara reality show.

Sambil terkekeh pelan Kyuhyun mengomentari. "Kau cocok sekali mengenakannya." Ia kembali melihat layar televisi saat pandangannya mendapati paha mulus Seohyun.

Kaosnya yang hanya sebatas paha itu memberi kesan seksi, sementara bagian lengan menutupi sampai siku.

"Kau bisa tidur di sofa!" ucap gugup Kyuhyun berdiri dari duduknya selagi Seohyun berjalan mendekat. "Jangan lupa matikan televisinya." Ia berjalan dengan menundukan kepala menuju kamarnya.

"Baiklah..." tukas Seohyun yang mungkin tak didengar. "Issh, aku kira dia akan membiarkanku tidur di kamarnya," gumamnya tatkala pintu kamar di tutup oleh yang empunya.

Tengah malam sekitar pukul satu pagi, pintu kamar kembali di buka. Kyuhyun keluar dengan selimut ditanganya. Jalan berjinjit dan begitu pelan, takut membangunkan Seohyun yang tidur pulas di atas sofa sembari meringkuk nampak kedinginan dengan hanya menggunakan kaos tipis darinya.

Kyuhyun membungkukan tubuhnya membentangkan selimut sebelum pergerakan dari Seohyun mengagetkannya, sontak ia berjongkok. Gadis itu merubah posisi tidur dari telentang menjadi miring ke tepian sofa yang berarti berhadapan muka langsung dengan Kyuhyun yang segera menahan napas. Tak lama ia mulai memandangi wajah polos Seohyun, meraih anak rambut yang menghalangi mata terpejamnya.

"Yeoppo (Cantik)," ucap Kyuhyun sangat pelan. Ia lalu menyentuh alis mata hitam Seohyun mengikuti satu garis seraya tersenyum tipis, jari telunjuknya itu turun ke hidung dan berhenti pada bibir merah yang mengingatkannya akan ciuman pertama mereka.

Apa yang sedang kau pikirkan. Kyuhyun menggeleng menarik jauh tangannya, kembali ingat pada tujuan ia keluar dari kamarnya. Bola matanya bergulir ke bagian bawah tubuh Seohyun, sial sekali kenapa dia malah tertarik pada paha putih nan mulus itu. Secara naluriah ia bergerak maju dengan satu tangan hendak meraihnya...

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya suara sengau otomatis menggerakan tubuhnya untuk setengah membungkuk, memegang kedua sisi selimut dan terburu meletakannya pada kaki jenjang Seohyun.

Secepat mungkin Kyuhyun menjawab, "Menyelimutimu." Jantungnya hampir copot saking terkejutnya, dia pun bergegas kembali ke kamarnya tanpa menoleh.

Tak tahu menahu akan apa yang tengah dirasakan lelaki itu, Seohyun hanya tersipu sembari menarik selimut hingga sebatas dagu lalu tertawa pelan. Dia baru saja menangkap ekspresi gugup dalam diri Kyuhyun yang tak pernah dilihatnya.

♫♫♫

Nilai saham Hyundai Corp terus menurun. Choi Siwon keluar dari ruangan dengan wajah mengeras, berlanjut hingga uring-uringan sendiri menyalahkan kinerja karyawannya dan juga perjodohan yang kurang menguntungkan, namun dirasa tetap membantu.

Pintu terbuka. Hyukjae masuk untuk melaporkan bahwa benar Seohyun tinggal di rumah susun, dia menemukan bukti setelah masuk tanpa ijin dengan merusak pintu.

"Lalu di mana Seohyun?" kata Siwon.

"Aku tidak menemukannya." Sebenarnya yang terjadi adalah Hyukjae memilih untuk pulang setelah menunggu selama dua jam.

"Untuk sekarang kau hanya perlu mengawasinya, bawa dia ke hadapanku saat aku telah menemukan pasangan yang cocok buatnya. Laki-laki itu harus dari kalangan atas agar dapat membantu krisis perusahaan," tutur Siwon bertekad kuat, dia tidak ingin terus disalahkan atas kemerosotan bisnis akibat pelebaran usaha dalam bidang teknologi.

Tepat di depan pintu, Ryeowook, Henry, Shindong dan Zhoumi menguping. Berkomentar bahwa menjadi kaya itu harus memiliki koneksi luas dibanding keahlian dan kepiyawaian.

"Dia bahkan berniat menjodohkan adiknya dengan siapa saja yang kaya," decak Zhoumi.

"Ehem," seseorang baru saja berdehem. "Pasti kalian juga membicarakanku dari belakang."

"Han Isa-nim (Direktur Han)!" serempak ke empat lelaki yang kini menjauhkan diri dari pintu.

"Apa yang kalian dengar?" ujar direktur yang memiliki nama panjang Hankyung, lelaki berdarah China asli dan merupakan kepercayaan Siwon.

♫♫♫

Matahari hampir tergelincir ketika Yoona mendengarkan penuturan sahabatnya sembari menopang dagu. Dia memasang berbagai ekspresi disetiap kalimat yang menurutnya menarik. Sementara hari-harinya selalu begitu saja, kuliah dan menghabiskan waktu di café. Maka dari itu Yoona menawarkan kencan selama tiga minggu pada Donghae, berharap akan ada kejutan dalam hidupnya yang membosankan.

"Kalau kau jadi aku apa yang akan kau perbuat?" tanya Seohyun mengakhiri ceritanya.

"Tentu saja mengucapkan terima kasih," jawab Yoona tak yakin karena sarannya terdengar biasa.

Tadi pagi Seohyun terbangun dari tidurnya karena kebisingan yang terjadi di dapur. Siapa lagi pelakunya kalau bukan si pemilik rumah, Cho Kyuhyun, dia tengah menyiapkan sarapan.

Tiba-tiba terlintas ide gila dipikiran Yoona. "Ayo kita berkencan!"

"Aku denganmu? TIDAK!" tolak Seohyun salah mengerti ajakan Yoona.

"Maksudku Double Date, kita makan malam bersama. Aku akan menyuruh Donghae mengajak Kyuhyun, bagaimana?"

"Memangnya dia bakalan setuju," Seohyun menyangsikan namun ia tidak menunjukan penolakan.

Café sengaja ditutup lebih awal. Yoona dan Seohyun keluar bertepatan dengan sebuah mobil yang baru menepi. Kaca jendela di kursi dekat pengemudi bergerak turun memperlihatkan sosok Yuri, dia memicingkan mata pada Yoona tampak tak suka. Mungkin karena keputusan kencan tiga minggu bersama Donghae yang terbilang konyol.

"Dari dulu kau memang suka bercanda, tapi candaanmu kali ini tidak lucu!" kata Yuri setelah Yoona masuk dan duduk di sebelah Donghae.

Gadis manis itu menutup pintu tak membiarkan Seohyun masuk lewat pintu yang sama, terpaksa Seohyun berjalan ke sisi lain mobil lalu menghempaskan pantat dengan canggung di dekat Kyuhyun.

"Kau tahu kali ini aku tidak sedang bercanda." sahut Yoona kemudian.

"Dibilang serius malah marah-marah." tukas Donghae masih sebal karena Yuri terus melayangkan tatapan tajam serta ucapan pedasnya ketika mendengar bahwa ia akan berkencan dengan Yoona.

"Auh! Aku benar-benar tak habis pikir!" Yuri dengan ketidakrelaannya memekik.

Yesung sang pengendara mobil menengahi. "Kita mau pergi ke mana?" kata Yesung melirik kaca spion di depannya, mengerutkan dahi melihat dua orang kaku yang dipaksa menjadi pasangan sehari.

♫♫♫

Sesampainya di Lotte World ketiga pasangan tersebut berlarian ke sana ke mari. Terlebih Yesung dan Yuri yang langsung saja berpoto ria. Tak mau kalah Donghae mengeluarkan ponsel genggam dari saku celananya berniat mengambil poto bersama Yoona dengan malu-malu.

"Donghae Oppa, ambilkan gambarku di sini!" pinta Yoona.

Semuanya terasa baru bagi Donghae yang sering berkencan, "Ah iya iya!" kata Donghae menyimpan kembali ponsel ke sakunya.

Suasana berbeda terjadi pada pasangan canggung, tak ada keriangan sama sekali dan masing-masing hanya terdiam sembari melihat yang lain mengambil poto. Bahkan pada akhirnya Donghae diajak melakukan Selca (Self Camera) oleh Yoona, begitu natural hingga tanpa sadar satu kata lolos dari mulut Seohyun mengatakan.

"Serasi," katanya dibuat senang dengan pemandangan di mana Yoona tertawa lepas ketika melihat hasil potret dirinya dan Donghae yang tersenyum bodoh.

"Kau ingin berfoto juga?" Kyuhyun bertanya selagi Yesung berteriak agar mereka bergerak lebih cepat, alhasil suaranya tak terdengar.

Yuri mengajukan tempat bermain dibagian dalam, melihat berbagai pertunjukan laser, film, parade, bahkan ice rink. Semua bersorak sepanjang acara, jelas yang terheboh adalah Yuri sendiri ditambah kekasih berkepala besarnya. Sedang Yoona membawa mereka untuk ke bagian luar, ia hampir mencoba semua permainan dipuri ajaib yang memacu adrenalin dan juga berlayar mengarungi danau.

Akibatnya Kyuhyun dibuat mual. Seohyun memberikan minuman botol dan mengusulkan untuk istirahat dulu.

"Dasar payah..." kata Donghae berdecak melihat kondisi Kyuhyun. Padahal dia sendiri ketakutan saat naik wahana koura-koura besar yang berayun tinggi sontak memegangi lengan Yoona.

Mendengar cibiran tersebut, Yoona hanya tertawa kecil. Seperti yang Seohyun minta, mereka sedang beristirahat, memakan ice cream, duduk di antara keramaian pengunjung taman hiburan terbesar di Seoul ini. Sesekali Kyuhyun mencuri pandang ke arah Seohyun, melihat wanita itu memakan ice cream seperti anak kecil. Ketika sedang asyik memperhatikan Seohyun, tiba-tiba wanita itu berhenti memakan es krim-nya dan menoleh padanya. Mereka saling bersitatap, membuat Kyuhyun salah tingkah hingga menelan ludah.

"Apa di wajahku ada noda es krim?" ujar Seohyun meraba sekitar mulut. Lagi-lagi bibir itu terlihat menggoda, mengganggu perhatian Kyuhyun.

"Tidak ada," balas Kyuhyun menunduk cepat, menjilat ice cream sembari bola mata bergulir ke atas mencuri pandang gadis di depannya.

"Ada kerumunan apa di sana!" seru Yuri melihat banyak orang berbondong-bondong menuju satu titik pusat acara.

"Palingan bagi-bagi barang gratis setelah melakukan apa yang mereka suruh."

Entah kenapa Yuri tak menyukai perkataan Donghae, mungkin kekesalannya pada lelaki itu masih berlanjut.

"Ayo kita ke sana!" kata Yoona sudah berdiri dari duduknya.

Donghae membulatkan mata. "Yoona-ya." Gelengnya seraya menyusul gadis itu. "Aku tidak mau bersusah payah!"

"Apa pun itu, kita harus menang!" Yesung sudah bertekad dibarengi dengan kepalan kedua tangan Yuri yang menyemangati.

"Cepat, kalian juga harus ikut," imbuh Yuri.

"Memangnya harus ya," ucap malas Kyuhyun.

♫♫♫

Yoona berhasil menjadi yang pertama menerobos kerumunan seraya menarik lengan Donghae untuk ikut dengannya. Rupanya posisi mereka terbalik, namun dalam diamnya lelaki itu tak repot-repot mempermasalahkan, ia lebih direpotkan oleh debaran jantung tak terkontrol akibat tangan Yoona yang menyentuhnya.

Sementara Yesung dan Yuri kompak menyerobot masuk. Lain halnya dengan Kyuhyun yang mendorong lembut pundak Seohyun, membantunya untuk maju ke depan, sengaja menyenggol lelaki berbadan gempal yang tak kunjung memberikan jalan.

Di panggung sudah ada lima pasangan. Mereka tengah berlomba memperebutkan handphone couple, hadiah utama persembahan event bulanan dari sebuah toko elektronik sebagai strategi promosi.

"Ya, ya, aakh!" seruan para penonton menyesali dua pasangan terakhir yang gagal dalam lomba putaran ke tiga. Rata-rata pria kesulitan bertahan mengangkat wanitanya dengan harus menekuk lutut lalu berdiri kembali sesuai intruksi.

Pembawa acara kembali menyuruh penantang berikutnya untuk naik ke panggung. Sudah ada satu pasangan diikuti Yoona yang dengan semangatnya menarik Donghae. Pandangan penuh keyakinan terpeta diwajah Yesung dan Yuri sebelum menyusul dua pasangan lain. Dan terakhir Kyuhyun dan Seohyun saling lirik...

"Jika kita menang, handphone–nya bisa kau jual untuk melunasi hutangmu," ucap Kyuhyun selagi menghalangi pasangan yang lain agar berhenti menaiki panggung menggunakan satu tangan yang terentang. "Tunggu apa lagi, ayo," lanjutnya menyadarkan pikiran melantur Seohyun.

Bagaimana tidak, mereka harus melakukan beberapa lomba secara berpasangan dan itu harus berdekatan. Tantangan pertama adalah memecahkan balon yang digempit, mengharuskan masing-masing pasangan berpelukan erat. Yesung dan Yuri menjadi peserta tercepat yang berhasil meletuskan tiga balon dalam kurun waktu kurang dari dua puluh lima detik.

Donghae menjadi lelaki terpayah, dia hanya bergeming mendapatkan rangkulan disekeliling tubuhnya, menahan napas saat tangan itu menekan demi mempersempit jarak hingga balon meletus. Yoona tak dapat menahan rasa senang, bergegas meletakan balon berikutnya di antara tubuhnya dan juga tubuh kaku Donghae, kembali berusaha sekuat tenaga selagi Donghae mulai membantu dengan balas memeluk erat.

"Kita menyerah saja," kata Seohyun disela perlombaan.

Sudah satu menit berlalu sedang mereka belum juga berhasil. Kyuhyun melihat pesaing lain kemudian menggeleng bermaksud menolak usulan rekannya. "Aku tidak menerima kekalahan," kata Kyuhyun mendekap sekaligus menarik Seohyun lebih dekat.

Dapat ia cium aroma tubuh gadis itu yang memalingkan wajah ke samping, terlihat sedang menimbang-nimbang seraya tangan bergerak ke bagian atas punggung Kyuhyun. Mereka memaju mundurkan tubuh menekan balon yang semakin mengempis kemudian meledak. Keberhasilan memang selalu membuat bahagia... Seohyun mulai menikmati perlombaan, terlihat dari caranya mengembangkan senyum manis.

"Kita harus menang!" Semangat Kyuhyun namun berwajah datar setelah mengontrol kepuasannya dalam menaklukan tantangan.

Otomatis tubuh Kyuhyun maju tanpa ragu, tidak seperti sebelumnya yang sempat mundur beberapa kali hingga balon meletus. Semakin mendekat bersamaan dengan kedua tangan aktif membawa Seohyun dalam pelukan mendalam. Seperkian detik kemudian balon kembali meletus. Kyuhyun dan Seohyun merasakan getaran aneh ketika tubuh mereka bertubrukan, tanpa penghalang sehingga menempel satu sama lain.

Riak penonton terdengar samar. Pluit nyaring menjadi angin lalu, menandakan waktu dua menit mereka sudah selesai. Satu pasangan tersingkir karena gagal menyelesaikan misi dengan menyisakan satu balon saja dari lima yang harus mereka pecahkan.

Seakan tak percaya akan keberhasilan Kyuhyun dan Seohyun, ke empat pandang mata dengan mulut terbuka tertuju pada mereka. Hingga suara pembawa acara memberitahukan lomba selanjutnya, pepero game.

Pipi lelaki asal mokpo sudah memerah saja, dia hanya mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan strategi Yoona dibarengi dengan praktek memiringkan kepala. Donghae mengipas wajah menggunakan tangan. Terasa panas. Ia membatin dikagetkan oleh suara pluit, pertanda dimulainya lomba.

"Boleh aku menyentuh lehermu?" kata Kyuhyun.

Perasaan menggelitik segera menyergap, setelah sebuah tangan menarik Seohyun lembut. Kyuhyun menggigit sisi lain stick banana sepanjang lima belas centi meter. Teriakan histeris penonton di bawah sana bergemuruh dan semakin menjadi saat Yuri dan Yesung berlaku agresif, sampai ujung bibir mereka bersentuhan, menyisakan satu centi pepero yang diminta MC. Lagi-lagi menjadi pasangan yang pertama lolos.

"YES!" kompak keduanya sambil melakukan tos.

Wajah tenang berkesan santai itu semakin mendekat, Seohyun terdiam membiarkan Kyuhyun yang bergerak menghabiskan pepero. Secara otomatis memejamkan mata ketika jarak dipersempit dan perlahan namun pasti Kyuhyun memiringkan kepala, tangannya masih berada dileher belakang Seohyun.

"Waaa..." goda Yuri dan Yesung yang menyaksikan keberhasilan Kyuhyun dan Seohyun. Sementara Donghae sibuk mengatur napasnya, setelah menyisakan satu centi pepero juga.

Semua pasangan maju ke babak final yaitu menggendong pasangan selama mungkin, siapa yang mengaku lelah dapat mengundurkan diri.

"Kau benar akan melakukannya?!" seru MC ditujukan pada Yuri yang mengangkat Yesung.

"NDE!" sahut Yuri disambut tepuk tangan riuh.

Perlombaan berlangsung ketat. Setelah sekitar lima menit diberi intruksi jongkok lalu berdiri selang 45 detik berikutnya.

"Ireona (Berdiri)!" titah MC.

Donghae tak tahan lagi. "Ini terlalu melelahkan." Katanya tak bisa berdiri dan malah terhuyung ke depan dalam posisi berlutut, kontan Yoona menjauh dari punggung Donghae.

"Gagal!" pekik MC, meski begitu Yoona tetap puas dengan hasilnya.

Tak lama satu pasangan menyerah meninggalkan dua pasang lain yang tengah mengangkat satu kaki. Yesung khawatir kekasihnya lelah, maka ia meloncat turun bergegas mengusap peluh Yuri. Beberapa orang menyesalkan keputusan mereka membiarkan pasangan bertahan menang.

"Berikan saja hadiahnya pada mereka yang lebih membutuhkan." Ujar Yesung salut pada kemajuan bersosialisasi-nya Kyuhyun.

"Kau memang baik." Tambah Yuri.

Kyuhyun menurunkan Seohyun dari gendongannya, menghela napas lega. "Yeah!" singkatnya merayakan kemenangan.

Diam-diam Seohyun tersipu malu, ikut bertepuk tangan saat yang lain memberi selamat pada pemenang.

♫♫♫

"Sepertinya kita tidak butuh ini..." ucap lemah Yesung setengah jam kemudian di depan gedung ala Disney Land seraya menunjukan selembar kertas sementara pandangan terarah pada Seohyun dan Kyuhyun yang menjauh.

"Percuma dong kita membuatnya," imbuh Yuri.

"Memangnya kertas apa?" Yoona bertanya sembari mencondongkan tubuh demi melihat tulisan di kertas. "Rencana memanahkan cinta pada Kyuhyun dan Seohyun...?" bacanya terkekeh.

"Benar, hubungan mereka sudah berkembang. Waktu pepero game juga terlihat tak terlalu canggung..." kata Yesung melirik Donghae bermaksud menyindir lalu ia meneruskan. "Mereka seperti sudah pernah berciuman saja."

"Memang sudah!" sahut Yoona keceplosan.

"APA!" Donghae, Yesung dan Yuri serempak menoleh pada Yoona yang mengangguk, meyakinkan.

"Ternyata kau juga sudah mengetahuinya," imbuh Yuri.

Dilain tempat Kyuhyun dan Seohyun sedang memeriksa hadiah mereka. Saking senangnya mendapat hadiah dari sebuah perlombaan pertamanya, Seohyun tak sadar terperosok pada lubang jalan.

"Selalu ceroboh!" kata Kyuhyun yang sontak melingkarkan tangan ke lengan Seohyun.

"Terima kasih," tukas Seohyun.

Hening beberapa detik. Seohyun mencoba melepaskan tangan Kyuhyun namun tak bisa, dia malah ditarik menghadap lurus hingga bersitatap.

"Berpacaranlah denganku." Pengakuan Kyuhyun memberi dampak luar biasa, Seohyun tak sanggup lebih lama menatap lelaki itu, jantungnya bisa saja melompat keluar sekarang.

♫♫♫

Bersambung,

Ada yang nonton Super TV? Karena liat betapa gemesin-nya Donghae saat bertemu dengan idol girl group (WJSN) yang saat itu menjadi bintang tamu.

Aku buat dia pemalu dan salah tingkah saat berhadapan dengan wanita, tapi di sini cuma berlaku pada Yoona.

Jangan lupa dukungannya terhadap cerita DTC ini ya ^^

Ditunggu selalu vote dan comment-nya.

Alesta Cho.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro