Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 2 : Mendadak

Benarkah cinta itu seperti tersengat listrik?

Kalau begitu aku memilih untuk tidak jatuh cinta.

~

Sore hari setelah sebelumnya makan siang bersama Kim Taeyeon, Lee Donghae ada janji bertemu dengan Jessica. Namun dia dibuat penasaran dan terlihat begitu tertarik pada wanita di sebelahnya, yang sejak keluar dari kafé, dia masih tetap berdiri di depan bangunan bernuansa hangat layaknya rumah.

Wanita itu sepertinya sama dengan Donghae yang sedang menunggu seseorang yang tak kunjung datang.

"Apa cuacanya sangat dingin? Atau aku yang terlalu lama menunggu?" ucap wanita itu sambil mencoba menghangatkan tangannya.

Donghae yang biasanya mudah berkomunikasi dengan wanita yang tak ia kenal sekalipun, kini mendadak menjadi pendiam. Dia hanya mampu mengerling, sesekali memalingkan wajah ke arah lain saat wanita yang diperhatikannya menoleh padanya. Donghae juga tak lupa memainkan bunga yang ia bawa untuk nanti diberikan kepada Jessica.

Dering ponsel memecah keheningan di antara mereka, wanita itu melihat ke arah Donghae, membungkukan sedikit badannya sebagai tanda minta maaf karena suara ponsel yang mungkin mengganggu lelaki itu.

"Apa? Kau tidak bisa datang?" kata wanita yang masih jadi pusat perhatian Donghae. "Padahal aku sudah menunggumu selama tiga jam, kau keterlaluan... seharusnya kau bilang lebih awal," nada bicaranya sama sekali tak terdengar marah.

Malahan Donghae yang merasa kesal. Tiga jam itu waktu yang sangat lama, dia bahkan tidak bisa menunggu barang setengah jam pun.

"Hmm, ya karena aku baik... aku selalu memaafkanmu sekali-pun kau mengulanginya... Baiklah... aku mengerti kekasihku ini sangat sibuk." Entah kenapa mendengar wanita itu sudah memiliki kekasih membuat Donghae sedikit kecewa.

Bukannya dia tidak sopan menguping pembicaraan orang lain, tapi posisi Donghae berdiri dekat dengan wanita yang memakai baju berwarna biru tua dengan bando tipis yang bertengger di sela rambutnya membuat ia dapat dengan jelas mendengar pembicaraan wanita tersebut melalui telepon.

"Lebih baik aku segera pulang saja, di luar semakin dingin," ucap wanita itu tak lama setelah mengakhiri sambungan telepon, dia hendak melangkah, namun pandangannya tertuju pada Donghae yang terus melihat ke arahnya membuat dia urung pergi.

Dia melihat ke sekelilingnya, tak ada orang lain selain dirinya dan laki-laki dengan wajah polosnya tengah memegang bunga mawar merah di tangannya itu masih melihat ke arahnya.

"Kau sedang menunggu seseorang?" tanya penasaran sang wanita.

Donghae segera tersadar, dia salah tingkah ditanya seperti itu oleh wanita yang sejak tadi diperhatikannya.

Belum juga Donghae akan menjawab. Dua wanita yang dari tadi mengawasi Donghae datang, dan langsung melabraknya.

"Yak! Lee Donghae, siapa dia?!" tanya Jessica ketus. Ada kilatan kemarahan di matanya.

Lain halnya dengan Krystal yang terlihat santai namun pandangan mata tajam tertuju pada wanita yang diduga kekasih lainnya Donghae.

♫♫♫

Setelah kencan buta yang gagal total, ditinggal kedua sahabatnya dan bekerja hingga matahari hampir tergelincir. Cho Kyuhyun bergegas pulang, istirahat sebentar dan malamnya kembali melakukan pekerjaan paruh waktu di sebuah restoran lalu berlanjut menjaga mini market. Sesampainya di rumah, Kyuhyun tak langsung masuk. Dia malah kembali mundur, berdiri tepat di depan pintu rumah Seohyun.

Dia ragu untuk mengetuk pintu. Namun suara pintu dibuka dari dalam membuat Kyuhyun terlonjak kaget dan segera bersikap wajar. Penghuni flat keluar dengan diikuti pria polos yang tengah tersenyum seperti orang bodoh.

"Owh, Kyuhyun-sshi... Kau pulang lebih awal dari biasanya!" Seohyun berseru ketika menyadari kehadiran Kyuhyun satu langkah di depannya.

Yonghwa membulatkan mata lebih tidak percaya dengan kehadiran tetangga sebelahnya itu, dia seakan tak pernah lupa mengembangkan senyumnya yang sampai sekarang belum juga meluluhkan hati Kyuhyun untuk berteman dengannya.

Melihat Seohyun dan Yonghwa sangat akrab, ada rasa yang tak biasa di hati Kyuhyun. Perasaan tak suka muncul begitu saja...

"Sepertinya yang kau bawa berat, sini biar aku saja yang mengurusnya," ujar Yonghwa mengambil alih kardus yang berisi barang-barang bekas dari tangan Seohyun, yang nantinya akan dibuang.

Selepas kepergian Yonghwa. Suasana menjadi hening untuk beberapa saat, sebelum kemudian Seohyun berkata dengan wajah datar.

"Apa kau kemari untuk membantu, kalau begitu tolong gantikan bohlam lampu di kamarku." Seohyun bahkan tak mengizinkan Kyuhyun untuk menjawab dan berlalu kembali memasuki rumahnya.

Secara konstan Kyuhyun juga melangkah melewati pintu, dia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan yang memang terlihat rapih dan bersih. Sudah sekitar tiga bulan lamanya sejak ia terakhir kali berada di rumah Seohyun untuk membenarkan pipa keran yang bocor, dan menggeser beberapa perabot.

Kyuhyun berdiri menunggu dengan tak sabar. Suara dari gesekan tangga dengan lantai terdengar tak mengenakan di telinganya. Tak tahan lagi mendengar suara geretan tersebut, Kyuhyun mengambil alih, mengangkat tangga yang tengah didorong Seohyun menuju kamar.

"Issh, seharusnya dia lakukan itu dari tadi," kata Seohyun disusul dengan penuturan yang menyuruhnya agar cepat dan segera memegangi tangganya. "Iya, iya ...," sahut Seohyun ketika mendapati Kyuhyun sudah menginjakkan kaki di salah satu sisi tangga menyisakan dua anak tangga teratas.

Seperti apa yang disuruh Kyuhyun, gadis itu menempatkan kedua tangannya memegangi tangga yang berada tepat di bawah lampu, berdiri di dekat ranjang dengan posisi Seohyun membelakangi tempat tidur tersebut.

Bohlam lama sudah berhasil diambil, tanpa berbicara apa pun Kyuhyun menyerahkannya pada Seohyun yang langsung tanggap. Tak lama lampu bersinar terang, sama sekali tidak berkedip-kedip atau bahkan mati seperti sebelumnya. Seohyun terlihat puas akan hal itu, ia mendongak untuk memastikannya bersamaan dengan Kyuhyun yang menyingkirkan sarang laba-laba.

"Aduh mataku!" jerit Seohyun cepat-cepat mengucek matanya.

Tentu saja Kyuhyun mengalihkan perhatiannya ke bawah, dia buru-buru turun saat lampu tiba-tiba mati hingga kakinya terpeleset. Mereka memekik pelan dan terdengar suara tangga bergeser, detik berikutnya lampu kembali menyala. Betapa terkejutnya Seohyun melihat wajah Kyuhyun begitu dekat dengan wajahnya, sebaliknya lelaki itu hanya terdiam menahan rasa tegang yang melanda.

Berada di atas tubuh Seohyun yang terbaring di kasur, membuat jantungnya berdetak tak beraturan. Kedua tangan Kyuhyun yang bertumpu terlihat meremas seprai, ia baru tahu bahwa gadis yang telah cukup lama dikenalnya begitu manis dengan mata bulat, alis hitam tebal, hidung yang tegas dan bibir merah muda yang mungil.

"Kyuhyun-sshi bisakah kau menyingkir," kata Seohyun memandang risih.

Bukannya menyingkir Kyuhyun malah semakin memperpendek jarak di antara mereka, dia mengecup lembut bibir Seohyun. Gadis itu terkejut bukan main, dia menjatuhkan bohlam yang sempat dipegangnya erat, berganti mengepal kuat ketika mendapat tautan yang semakin dalam. Anehnya kenapa Seohyun merasa tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Namun, ia bisa membalas ciuman dari Kyuhyun.

Tersadar akan apa yang dilakukannya, Kyuhyun sontak berdiri, dia jelas salah tingkah. Kedua kakinya bergerak cepat menuju pintu, keluar dari rumah Seohyun sebelum hal yang lebih buruk terjadi. Perlahan Seohyun terduduk, dia menyentuh bibirnya dan merasa mendapat perlakuan tak senonoh karena ditinggal begitu saja.

"Tadi itu apa yang sudah aku lakukan." Seohyun bahkan tak percaya kenapa bisa ia membalas ciuman tersebut. "Ada apa dengan laki-laki itu!" pekik Seohyun lebih menyesalkan perbuatannya dalam menyambut perlakuan macam tadi. Apa karena sudah lama tidak melakukan skinship, hingga secara naluriah dia menerimanya.

Sementara Kyuhyun yang baru keluar dari rumah Seohyun mendapat sapaan dari Yonghwa.

"Kyuhyun-sshi!" tetangganya itu memasuki rumah secepat yang bisa dilakukan, Yonghwa menambahkan saat tak mendapat respon, "Wajar saja kalau dia tidak melihatku, tapi apa dia tidak mendengarku."

Baru saja Yonghwa hendak masuk ke rumah Seohyun yang pintunya masih terbuka sebelum akhirnya sang pemilik menutupnya dengan keras.

"Seohyun-ah, apa kau sudah selesai bebenah?" tanya Yonghwa masih agak terkejut dengan pintu yang tiba-tiba tertutup tepat di hadapannya.

"Kau boleh pulang sekarang, terima kasih atas bantuanmu hari ini," jawab Seohyun dari dalam rumahnya.

♫♫♫

Di lain tempat Yesung dan Yuri selalu membuat momen-momen manis, seperti sekarang ini mereka sedang melakukan kencan di bawah bulan. Berbicara tentang gagalnya kencan Kyuhyun dan Victoria, tentang Donghae yang sedang bingung dengan Jessica dan Krystal sampai mengingat pertemuan pertama mereka.

"Kau ingat ketika kita bertemu di bioskop?" tanya Yesung.

"Ingat saat itu kau duduk di sebelahku, karena ketakutan dengan film-nya kau sontak memegang lenganku. Sebenarnya kau mengira aku siapa? Apa mungkin kau melakukan itu karena sudah mulai menyukaiku, untuk menarik perhatianku?" Yuri tak kalah antusiasnya seperti Yesung. Jadilah pasangan ini terlarut dalam kenangan indah bersama, yang mereka yakini bahwa itu adalah takdir.

~ ~ ~

Kwon Yuri yang kesal menunggu Victoria terus saja menoleh ke pintu masuk. Sampai pemutaran film dimulai, Victoria tak kunjung datang. Ia mencoba menikmati film walau sendiri, di sisi kanan kirinya tidak ada orang lain.

Seorang lelaki dengan memakai pakaian kemeja, berompi biru, dan berjas hitam memasuki ruangan. Pakaiannya lebih terlihat seperti seragam sekolah. Dengan senyum khas-nya ia memasuki ruang bioskop, lalu duduk di sebelah kiri Yuri. Mengetahui ada yang duduk di sebelahnya Yuri menoleh sambil tersenyum, melihat yang datang bukan orang yang ia tunggu, dia kembali memandang ke layar. Dia baru ingat kalau Victoria datang, seharusnya ia ada di sebelah kanannya.

Laki-laki yang baru saja duduk di sebelah Yuri, mengedarkan pandangannya mencoba mencari temannya yang mengajak nonton sehingga dia terburu-buru agar kedua temannya itu tidak marah. Tapi malah temannya itu yang tak terlihat batang hidungnya. Ia mendengus kesal.

"Akh, Kyuhyun dan Donghae sama menyebalkannya! Menyuruhku agar jangan terlambat, tapi mereka yang tidak ada!" ujar Yesung yang dapat terdengar jelas oleh Yuri. Merasa ada yang memperhatikannya Yesung menoleh ke samping kanannya. Ia tersenyum sedikit menundukan kepalanya, takut wanita yang di sebelahnya itu terganggu dengan suaranya.

Film semakin seru memperlihatkan pemeran utama wanita yang sedang dikejar-kejar oleh seorang pembunuh. Sang wanita bersembunyi, mengambil napas lega. Ketika ia membuka matanya, pembunuh tersebut muncul begitu saja di hadapannya. Membuat beberapa penonton terkejut, termasuk Yesung yang sontak memegangi lengan Yuri. Jadilah mereka saling menatap.

~ ~ ~

Mengingatnya membuat Yesung dan Yuri tertawa. Mereka masih terus berjalan sepanjang Sungai Han. Sesekali mereka saling melirik, dan kembali tertawa. Karena nyatanya Yesung-lah yang salah masuk studio penayangan film saat itu.

"Ketika filmnya selesai kau seperti mengikutiku, benarkan kau mengikutiku?" tanya Yuri malu-malu tapi tetap percaya diri. Yesung perlahan menganggukan kepalanya.

"Aku ingin sekali menanyakan namamu, makanya aku mengikutimu untuk bertanya, tapi tiba-tiba Kyuhyun dan Donghae datang merangkul pundakku dan menanyakan ketidakhadiranku," jelas Yesung.

"Benar, setelah itu kau baru ingat bahwa kau salah masuk ruangan. Waktu itu aku juga menoleh ke belakang untuk melihatmu, berniat untuk menanyakan hal yang sama. Karena ada kedua temanmu, aku tidak jadi mendekatimu. Itu pasti sangat memalukan bagiku." Yuri berkata jujur.

"Bagaimana kalau sekarang kita ke bioskop!" tawar Yesung.

Pasangan ini memang suka mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan. Jadi tak ada yang namanya salah paham. Itulah yang membuat mereka langgeng sampai sekarang, hanya tinggal memantapkan diri saja untuk ke jenjang yang lebih serius.

♫♫♫

Krystal mendekati wanita yang sejak tadi ditatapnya geram. "Dasar kau wanita jalang, siapa namamu? Dan kau kekasih Donghae yang mana lagi!?" teriak Krystal sambil mendorong wanita yang tidak tahu apa-apa itu.

"Aku Im Yoona, dan aku bukan kekasihnya," sahut Yoona melirik sejenak ke arah Donghae. "Kau salah paham, aku...-"

"Lalu kau apa? Eoh, wanita penggoda yang sembarangan mendekati kekasih orang!" potong Jessica, tak menyadari Krystal yang mulai kesal juga dengannya.

Dorongan yang kedua kalinya membuat minuman yang sejak tadi dipegang oleh Yoona terjatuh. Dia mulai kesal diperlakukan tidak adil oleh kedua wanita yang tidak ia kenal. Donghae malah bingung harus melakukan apa.

"Bagaimana ini?" tanya Donghae pada dirinya sendiri.

"Ya! Wanita tidak punya sopan santun, seharusnya kalian minta maaf padaku! Sembarangan menuduh dan menjatuhkan minumanku!" bentak Yoona. Dia balas mendorong Jessica sampai mundur beberapa langkah. Jessica tak terima dengan perlakuan Yoona padanya, ia kembali mendekati Yoona meraih rambutnya kasar.

Krystal yang kini tak ikut campur, mulai panik melihat keduanya saling jambak. "Donghae Oppa! Lakukanlah sesuatu!" desak Krystal.

Dengan sigap Donghae menghampiri Jessica dan Yoona. Dia kesulitan untuk memisahkan keduanya, bahkan rambutnya sempat ditarik oleh Jessica. Sampai sebuah ide muncul begitu saja untuk menarik lengan Yoona pergi bersamanya. Wanita itu dibuatnya cengo, begitu pun dengan Krystal dan Jessica yang terkejut mengetahui bahwa Donghae malah mengajak Yoona berlari.

Cukup jauh Donghae membawa Yoona meninggalkan café, dia masih menggenggam tangan Yoona erat. Tiba-tiba Yoona tertawa membuat Donghae menghentikan langkahnya dan memandang heran ke arah gadis itu. Ekspresi kebingungan Donghae jelas kentara, begitu menggemaskan, sehingga Yoona semakin tergelak.

"Kau sangat lucu," ucap Yoona disela-sela tertawanya, "Kau malah membawaku pergi, apa kau tidak bisa membedakan yang mana kekasihmu dan yang mana orang asing?"

Donghae melepas genggaman tangannya pada wanita yang baru ia kenal, pipinya memerah karena malu.

"Namamu Donghae, geuchi (iyakan)?" kata Yoona sekedar memastikan.

Donghae mengangguk, menambahkan. "Lee Donghae, itu namaku. Dan kau?"

"Sebelumnya aku sudah memperkenalkan diri pada kedua kekasihmu itu," ujar Yoona ramah. Donghae semakin dibuatnya malu, dia menggaruk kepala belakang yang tak gatal sama sekali. Setidaknya dengan melakukan hal itu, ia dapat mengurangi rasa gugupnya.

"Im Yoona." ingat Donghae. Ia masih memegang sebuket bunga mawar, yang kini menjadi pusat perhatian Yoona.

"Lalu bunga itu mau kau apakan? Tidak jadi diberikan pada salah satu kekasihmu?" sindir Yoona terkekeh.

"Kalau begitu ini untukmu saja, sebagai tanda minta maafku atas perbuatan kekasihku." Disodorkannya sebuket bunga itu pada Yoona.

"Maksudmu kedua kekasihmu," Yoona membenarkan, ia terima bunga itu dan menambahkan. "Baiklah aku terima permintaan maafmu."

Kedua kalinya dering ponsel milik Yoona terdengar. Penelpon yang sama dengan sebelumnya. Donghae kembali terpesona, ia baru tersadar saat Yoona mengakhiri percakapan singkat melalui ponsel genggamnya. Seperti terhipnotis Donghae hanya mengangguk mengiyakan setiap perkataan undur diri yang ia dengar, sampai sebuah taksi berhenti di sisi bahu jalan. Yoona bergegas masuk, membuka kaca jendela demi berpamitan. Donghae balas melambaikan tangan hingga taksi melaju...

Benda persegi dalam saku celana Donghae bergetar, ia merogohnya sambil terus menatap kendaraan tersebut. Nama Kyuhyun tertera di layar, seperkian detik kemudian Donghae berlari mengejar taksi.

"Jeonhwabeonho (Nomor telepon)! Yoona-sshi Jamkanmanyo (Tunggu sebentar)!"

♫♫♫

Cho Kyuhyun berdesis kesal karena dua nomor yang dihubunginya tak kunjung menjawab telepon darinya. Donghae yang mungkin sibuk mengejar takdirnya sementara Yesung yang sedang asyik menonton bersama Yuri memilih mengabaikan panggilan.

Rasanya Kyuhyun ingin memaki teman-temannya itu, sekarang ini dia sedang butuh masukan tentang apa yang harus dilakukannya nanti ketika bertemu dengan wanita yang telah diciumnya.

"Bodoh, apa yang ada dipikiranmu Cho Kyuhyun." Ia merutuki perbuatannya dan kembali mengingatnya.

Tak mau diam saja dan terus terbebani dengan pikiran-pikaran aneh, Kyuhyun kembali menghubungi Yesung. Lelaki itu mendengus dan dengan terpaksa mengangkat panggilan...

"Aku sedang berada di bioskop jadi nanti saja bicaranya." Yesung buru-buru melepas baterai ponselnya sebelum Kyuhyun terus mengganggunya.

"Beraninya dia mematikan ponselnya!" desis Kyuhyun mulai merasa tak tenang, berjalan mondar-mandir tampak menerawang.

Tuk, tuk, tuk ~

Seseorang baru saja mengetuk pintu. Kyuhyun tersentak, mendadak panik akan orang yang berada di balik pintu.

"Siapa?" tanya Kyuhyun.

"Ini aku, Seohyun." sahut Seohyun sembari melihat waspada sekitarnya. "Cepat bukakan pintunya." ia melanjutkan setelah melihat siluet seseorang di ujung koridor, sebelumnya juga ada yang mencoba membuka jendela rumahnya.

Di dalam Kyuhyun mengambil napas, menghembuskannya berat. Dia hendak membukakan pintu, sebelum knop ditarik... pintu telah dibuka oleh Seohyun.

"Apa yang kau lakukan!" kata Kyuhyun melihat gelagat tak biasa dari seorang Seohyun yang begitu was-was segera menutup rapat pintu dan menguncinya. "KAU!"

"Jangan berpikir macam-macam," sergah Seohyun memasuki rumah lebih dalam lagi. "Aku rasa ada seseorang yang mencoba memasuki rumahku." Ia meneruskan dengan tak tenang, jika itu pencuri biasa tidak masalah. Toh tidak ada benda berharga yang dimilikinya di dalam rumah.

Kyuhyun mencoba mengintip dari lubang kecil pintunya. Benar, satu sampai tiga orang berdiri di pintu flat Seohyun. Mereka tidak terlihat seperti orang jahat, malahan tampak seperti bawahan rentenir yang biasa menagih hutang.

"Kau punya hutang pada mereka?" Kyuhyun menyingkirkan pegangan tangan Seohyun dari ujung bajunya. "Kalau begitu cepat keluar dan bayarlah."

Bagaimana bisa lelaki itu memperlakukannya seperti tidak terjadi apa-apa, bahkan belum ada setengah jam setelah ciuman mereka. Perasaan Seohyun seolah terhempas seperti saat menaiki koura-koura, beraninya dia menepis tanganku... kesal Seohyun.

"Aku akan tetap di sini sebelum mereka pergi," tukas Seohyun memastikan dari lubang kecil di pintu, tak lama ia mengeryit serasa tak asing dengan tiga pria berjas hitam yang masih setia mengintai tempat tinggalnya.

Tangan besar Kyuhyun membalik tubuh Seohyun. "Tidak bisa, kau harus keluar!" mengalihkan perhatian ketiga pria di luar sana.

Tak ingin tempat persembunyiannya diketahui, Seohyun terburu membekap mulut Kyuhyun. Sial... Kyuhyun merutuki perbuatannya sampai harus berdiri sedekat itu dengan wanita keras kepala macam Seohyun. Dia mengutuk pelan selagi Seohyun tersenyum jail. Detik berikutnya wajah tembem Seohyun berubah datar, mengangkat satu sudut bibirnya dan mendorong Kyuhyun hingga membentur dinding.

"Apa yang kau lakukan?!" sentak Kyuhyun setelah terbebas dari bekapan.

"Seharusnya aku yang bertanya, tadi, tadi... apa yang kau lakukan pada bibirku?" perkataan memalukan itu akhirnya terlontar, walaupun begitu Seohyun merasa menang telah membuat Kyuhyun mati kutu.

"Hanya karena suasananya, iya, aku melakukannya hanya karena suasananya." Saat itu juga Kyuhyun merasa bersyukur memiliki otak cerdas dan berhasil memberi alasan dengan santai. Orang-orang akan berpikir bahwa dia seorang playboy...

Seohyun tak terima. "Yang benar saja!" ia merasa kalah akibat kemarahannya yang muncul.

Setelah selesai mengontrol emosi, Seohyun manggut-manggut. "Masuk akal juga, aku setuju bahwa kita melakukannya hanya karena suasana yang mendukung. Jadi lebih baik kita lupakan,"

"Tentu." Singkat Kyuhyun. "Aku rasa kau harus segera pergi, karena rentenirnya sudah tidak ada."

"Bilang saja kalau kau takut suasananya berubah menjadi lebih memungkinkan." Sindir Seohyun menghentakan kaki, berjalan menuju pintu sembari mencebikan bibir.

♫♫♫

Malamnya Kyuhyun berjalan letih menuju flat-nya. Bekerja sampai larut malam di restoran yang sedang banyak pengunjung di akhir pekan, mengharuskannya untuk lembur, sehingga Kyuhyun mendapatkan gaji lebih atas pekerjaannya. Akibatnya lelaki itu kehilangan pekerjaan di mini market...

Sekarang ia sedang melewati taman dekat flat yang terlihat sepi, sampai ia melihat seorang wanita yang sedang berlari menghindari beberapa laki-laki yang mengejarnya. Awalnya Kyuhyun acuh saja, tapi ketika mengetahui siapa wanita yang sedang dalam bahaya itu membuatnya segera berlari menghampirinya.

Lari Kyuhyun yang begitu cepat, terlebih lagi dia mengambil jalan pintas dengan mudah mengejar Seohyun, lalu meraih tangan wanita itu untuk berlari mengikutinya. Seohyun sempat terkejut melihat Kyuhyun, entah kenapa ia mengulum senyum tipis menyadari kehadiran tetangganya itu, merasa lebih lega karena ada seorang pria didekatnya.

Mereka berlari menyusuri gang-gang sempit yang gelap dengan masih saling berpegangan tangan membuat Seohyun merasa lebih nyaman. Ketika ada persimpangan Kyuhyun mengajak Seohyun berbelok ke kanan, dan mendapati box-box yang dapat dijadikan tempat bersembunyi. Jarak Kyuhyun dan Seohyun begitu dekat, apalagi ketika Kyuhyun mendengar langkah orang-orang yang mengejarnya berhenti dan salah satu dari tiga laki-laki tersebut mendekati box. Kyuhyun semakin menarik Seohyun untuk lebih dekat dengannya, ia-pun mendekap mulut Seohyun dengan tangan kanannya agar napas wanita itu tidak terdengar.

"Sepertinya mereka ke arah sini!" seru yang lain membuat laki-laki yang akan mendekati box mengurungkan niatnya, dan berlari ke arah yang temannya maksud.

Detik kemudian Kyuhyun segera mundur, ia melepaskan bekapan tangannya pada Seohyun, sehingga wanita itu dapat bernapas lega. Kyuhyun mulai melangkah, Seohyun segera mengikutinya mencoba mensejajarkan langkahnya dengan laki-laki yang telah menolongnya.

"Kyuhyun-sshi, gamsahamnida (terima kasih)." kata Seohyun.

"Segera lunasi hutang-hutangmu, jangan terus merepotkanku!" sewot Kyuhyun melangkah lebar-lebar.

"Siapa juga yang memiliki hutang, lagi pula aku tidak meminta bantuan padanya." gerutu Seohyun masih belum bisa mensejajarkan langkahnya dengan laki-laki dihadapannya itu. Dia melihat sekeliling yang cukup menyeramkan dengan minim pencahayaan. "Kyuhyun-sshi bisakah kita berjalan bersama, tunggu aku, eoh!" ia berseru sembari berlari kecil, tanpa Seohyun ketahui ada sebuah lubang kecil yang membuatnya terjatuh.

Barulah Kyuhyun memelankan langkahnya, meski begitu dia tak langsung menoleh ke belakang.

Seohyun terduduk, merintih merasakan sakit di pergelangan kakinya. "Yak kenapa hariku begitu sial! Dasar pria menyebalkan!"

"Maksudmu aku?" Kyuhyun menghampirinya berdiri dengan menaruh kedua tangan ke saku celana.

Seohyun mendongak melihat Kyuhyun, matanya berkaca-kaca hampir menangis. "Lalu siapa lagi! Apa ada orang lain disini!" ujar Seohyun dengan nada keras, sejujurnya beberapa menit lalu ia sangat ketakutan.

Jelas ini pertama kalinya bagi Kyuhyun melihat sisi lain pada diri Seohyun. Sorot matanya, ekspresi wajah dan suara bergetar gadis itu... Semuanya terasa menyentuh, membuat lelaki itu tergerak demi berjongkok mensejajarkan pandangan mereka dan merasa bertanggungjawab. Aku ingin melindunginya, batin Kyuhyun.

♫♫♫

Sampai sini adakah yang minat buat memberi komentar? Pasti adalah ya...

Aku publish lebih cepat nih, jadi mendadak deadline.

Baca juga yuk cerita fantasinya Kyuhyun dan Seohyun di series Penta Fantasy ada di Vol.3: mereka menyintasi waktu ke masa berpacaran dulu, dimana ada wanita pengganggu yang berpura sebagai kekasih Kyuhyun. Alhasil ada perubahan yang terjadi pada masa depan mereka. Seperti apakah kisahnya? Baca selengkapnya... ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro