Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Episode 10 : Kita

~
Dua jarum jam dinding menunjukkan angka sepuluh. Belum cukup larut untuk mereka beranjak ke tempat tidur, yang ada semalaman suntuk membicarakan permasalahan antara ke empat insan dalam satu ruangan. Mau dibawa kemana hubungan rumit yang terjalin sejauh ini.

Suara gelas yang ditaruh di atas lantai menyadarkan suasana serius. Ini sudah gelas ke limanya Yoona menghabiskan air putih, mencoba terbangun dari kenyataan bahwa lelaki yang akan dinikahinya ternyata sudah menikah tanpa ada keluarganya yang mengetahui.

“Calon suamimu ternyata sudah menikah dan istrinya sedang hamil! Maldo andwae...
Begitulah Seohyun menanggapi cerita panjang lebarnya dimulai dari pertemuan Yoona dan Hyukjae di dalam lift.

“Siapa itu Hyukjae?” Donghae malah penasaran dengan nama yang tak asing baginya.

“Tidak penting, kau tidak perlu mengenalnya,” tukas Yoona beralih pada Kyuhyun yang duduk sila dengan tenang. “Jadi, Donghae mengalami nasib sama sepertiku!” Sebelum pertanyaan akan siapa yang dijodohkan terlontar, Yoona segera memberi jawaban.

Kyuhyun mengeryit. Meminta penjelasan lebih. Yoona dan Seohyun menyikut Donghae, menyuruh agar lelaki itu meneruskan ceritanya.

“Apa…”

“Dia sangat lamban,” ucap pelan Yoona dengan cepat meneruskan, “Katakan bahwa kau juga dijodohkan.”

Donghae terbatuk, tak jauh berbeda dengan reaksi Seohyun yang urung menegak minumannya. Kenapa juga Yoona bisa mengusulkan cerita yang benar adanya, seolah wanita itu mengetahui sesuatu.

“Donghae-ya, kau dijodohkan,” ucap Kyuhyun. “Pantas saja akhir-akhir ini kau hanya berkencan dengan satu wanita,” imbuhnya melirik Yoona.

“Benar, memang benar aku dijodohkan. Tapi mengenai berkencan dengan Yoona itu sungguh-sungguh. Meski akhirnya kami tidak dapat bersatu.” Sedih Donghae mendapat tepukan ringan di punggungnya dari Yoona yang menanggapi.

“Siapa yang tahu kalau akhirnya kita bisa bersatu.” Tatapan menyelidik terpatri di wajah Yoona, dia lebih ingin tahu akan keberadaan Kyuhyun dan benarkah lelaki itu bertukar tempat tinggal dengan Seohyun. “Kalian… katakan yang sebenarnya,” tuntut Yoona.

Seohyun menegak minumnya dengan susah payah. Rupanya Donghae juga penasaran dengan apa yang terjadi.

“Kami bermaksud tinggal bersama,” kata Kyuhyun. “Aku akan melindungi Seohyun dari para rentenir itu dan membantu melunasi hutangnya,” jelasnya yang memang tidak tahu tentang identitas asli Seohyun.

Donghae dan Yoona merespon dengan canggung, mereka mengetahui yang sebenarnya dan dengan merasa bersalah Seohyun menambahkan, “Kami telah mendaftarkan pernikahan.”

“APA!” serempak Donghae dan Yoona.

♫♫♫

Esok paginya. Pasangan yang telah bertunangan tak kalah terkejutnya. Mereka pikir teman-temannya akan marah karena tidak diundang ke acara pertukaran cincin, namun nyatanya berita yang lebih tak terduga membuat Yesung dan Yuri ternganga.

“Bagaimana bisa kalian menikah begitu cepat?” kata Yesung.

“Padahal aku-lah yang sangat menginginkannya. Irinya…” imbuh Yuri ada rasa kecewa teramat besar. “Tapi aku harus tetap memberi ucapan selamat. Selamat atas pernikahan kalian,” kata Yuri berakhir dengan memeluk Seohyun, ia pun terisak.

“Yuri-ya, kenapa kau menangis,” ujar Yoona melepaskan pelukan Yuri pada Seohyun.

“Setidaknya pernikahan mereka harus dirayakan, aku akan mempersiapkannya karena kalian tidak cukup memiliki uang untuk melakukannya, kan?”

Alasan Yuri menangis adalah tentang acara pernikahan sepasang kekasih yang tak bisa dirayakan karena masalah materi, dan itu berhasil membuat Donghae terkekeh pelan, hampir saja memberitahu bahwa Seohyun cukup atau lebih mampu merayakan sesuatu di gedung mewah milik keluarganya.

“Maksudmu di gedung flat!” celetuk Yesung.

“Dasar kalian ini! Jangan repot-repot merayakan kalau bersikap sok kaya seperti itu,” sewot Kyuhyun yang sedari tadi mendengarkan, jujur, ia merasa tersinggung.

Yuri berdesis sambil mencubit lengan Yesung. Paling tidak kekasihnya itu harus tahu perkataan seperti apa yang harus dilontarkan, terutama pada seseorang macam Cho Kyuhyun.

“Pokoknya, ayo, kita adakan upacara pernikahan. Aku dan Yesung akan mencarikan gaun dan tuxedo untuk kalian.” Semangat Yuri yang jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk pernikahannya kelak bersama Yesung.

“Aku harus pergi bekerja, Yuri-ya,” sahut Yesung yang ditarik untuk segera pergi.

“Ijin saja!” balas enteng Yuri. Kemudian ia berbalik meneruskan, “Donghae dan Yoona siapkan tempat dan beri hiasan, nanti hubungi aku kalau sudah selesai. Untuk kedua mempelai pengantin hanya duduk manis dan tunggu intruksi selanjutnya.”

“Seriusan?” Yoona menyangsikan.

“Itulah Yuri, kau seperti tidak tahu dia saja,” kata Donghae. “Sebenarnya aku malas menurutinya, tapi, ayo…” ajaknya pada Yoona yang mengikuti dengan riang, sepertinya gadis itu sudah melupakan apa yang ia lihat kemarin.

“Kita harus menunggu di mana?”

Kyuhyun sedikit berpikir sebelum menjawab dengan tak yakin. “Di rumah kita.”

Kata kita menyita perhatian Seohyun, dia segera saja teringat kejadian semalam. Iya, mereka hampir saja melakukannya kalau saat itu Yoona tak datang. Memalukan, rutuk Seohyun.

♫♫♫

Di antara lalu lalang pengunjung mall, Yoona terlihat paling mencolok. Dia menarik Donghae ikut bersamanya, mengunjungi berbagai toko pernak-pernik pernikahan hingga mampir di sebuah gerai elektronik untuk membeli kamera.

“Kita perlu memotret untuk dijadikan kenangan.”

“Aku punya banyak di rumah jadi jangan membelinya.”

Tentu saja, Donghae yang merupakan penerus dari perusahaan teknologi memiliki banyak alat elektronik terkini. Dia bahkan memiliki robot pembersih di rumahnya, beberapa perlengkapan gim juga terpajang di ruang khusus.

“Kalau begitu kita pakai punyamu saja!” putus Yoona menaruh kembali kamera.

Mereka sudah memegang lima hingga tujuh bingkisan untuk acara pernikahan. Tetapi tak cukup yakin dengan apa yang telah dibeli, apa nanti butuh gelas wine, atau makanan ringan.

“Terserahlah, yang penting kita sudah membeli sesuatu.” Geleng Yoona begitu menggemaskan untuk dilihat.

Dari arah berlawanan, seorang wanita berpakaian elegan berjalan cepat ke arah Donghae dan Yoona. Mata sendu sekaligus tajam memberitahukan bahwa ia tengah memandang mereka dengan marah dan merasa terkhianati.

“Lee Donghae!”

“Jessica…” panggil Donghae.

Tas tangan mengayun, menghantam wajah Donghae. Orang-orang yang lewat berseru, mereka menghentikan langkah untuk melihat apa yang terjadi.

“Aku akan pergi ke Amerika,” kata Jessica setelah menghela napas lega. Ia menambahkan sembari melirik Yoona. “Dia… jika aku kembali dan kau masih bersamanya, maka aku akan benar-benar merelakanmu.”

Donghae tertohok. Perasaan untuk gadis bernama Jessica itu sudah lama terkikis, dia tipe orang yang tak bisa bertahan lama dengan satu wanita. Bisakah perasaannya kali ini semakin tumbuh dan membesar pada Yoona seorang dan jawabannya, dia juga tidak tahu. Tapi yang jelas semuanya terasa berbeda saat bersama dengan Yoona.

“Dan sebaiknya kau bersiap-siap, jika suatu saat harus kehilangan seseorang yang kau cintai.” Jessica memperingati. “Aku pergi, selamat tinggal.” Ia menambahkan tanpa membiarkan sepatah kata pun keluar dari mulut Donghae.

“Benar, dia ingin menjadi seorang desainer dan akan melanjutkan kuliah di sana,” gumam Donghae.

“Sepertinya dia sangat menyukaimu,” tukas Yoona. “Membuat iri saja,” tambahnya melangkah ketika orang-orang beranjak pergi.

"Kau tidak apa-apa?" kata Yoona melihat bekas memerah akibat hantaman tas.

"Tidak, ayo kita pergi," ajak Donghae agak lesu.

♫♫♫

Gereja tak cukup besar dengan hanya ada tujuh orang di dalamnya, terlihat begitu indah, ada banyak bunga-bunga terpajang. Yoona juga memegang sebuket bunga yang segera saja diambil potret gambarnya oleh Donghae. Lelaki itu menjadi suka mengambil gambar menggunakan kamera yang langsung mencetak hasil foto.

“Imut sekali.” Donghae tersenyum seperti orang bodoh sambil memperhatikan selembar foto yang baru keluar dari kameranya.

Yesung mengambil foto tersebut, bermaksud menggoda Donghae yang nampaknya benar-benar menyukai Yoona.

“Seseorang yang ditakdirkan untukmu akan selalu cantik, seperti aku melihat Yuri,” kata Yesung tersenyum lebar memandang Yuri yang datang bersama mempelai wanita di sampingnya. “Tentunya pengantinku lebih cantik.”

“Isssh, kembalikan!” desis Donghae merebut selembar foto di tangan Yesung lalu mengusapnya.

“Lee Donghae-sshi, cepat potret pengantinnya!” seru Yoona. Lelaki itu bergegas memotret dengan berjalan mundur.

Kyuhyun yang sudah memakai tuxedo terpesona dengan penampilan Seohyun. Gaun pengantin yang melekat di tubuhnya membuat gadis yang tengah melangkah di altar begitu cantik, terkesan polos namun sexy. Rambut bergelombang dengan setengahnya terikat ditambah bando bunga mempercantik parasnya. Sungguh Kyuhyun tak bisa mengalihkan pandangannya.

Kini Kyuhyun mengulurkan tangan pada Seohyun yang kemudian meraih tangan tersebut, mereka berdiri beriringan di depan pendeta. Janji suci telah diucapkan dan disetujui keduanya.

“Sekarang kalian adalah sepasang suami istri,” ucap pastor pada pasangan pengantin yang terlihat sangat bahagia.

Di kursinya Yuri bersorak disela isak tangis, tak percaya menyaksikan pernikahan beda kasta yang sangat menyentuh. Yesung pikir tunangannya itu merasa sedih karena mendapati pernikahannya keduluan oleh Kyuhyun dan Seohyun.

Sementara itu kedua mempelai saling berhadapan dan memancarkan kebahagiaan yang tak dapat disembunyikan, mata mereka berkilat-kilat cerah seraya bibir terus melengkungkan senyuman. Ini hari terindah di mana mereka menguatkan hubungan dalam status pernikahan, mungkin sebagian berpikir keputusan mereka terlalu cepat, namun sebagian lain berpikir itu lebih baik.

Kilatan dan suara kamera terdengar saling susul, Yoona sudah memegang beberapa lembar foto. Dia juga mengomel tentang hasil foto yang buram.

“Potret yang benar!” tegur Yoona.

Kisseuye! Kisseuye!” seru para tamu yang hadir, siapa lagi kalau bukan Yuri didukung Yesung yang mengikuti.

Awalnya mereka terlihat malu-malu, bahkan pipi Seohyun merah padam tetapi Kyuhyun tersenyum menyeringai. Ia tahu lelaki itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti ini, dan dengan gerak cepat tangan Kyuhyun meraih tengkuknya untuk lebih dekat.

“Anggap saja ini ciuman pertama kita,” bisik Kyuhyun sebelum mendaratkan bibirnya pada permukaan bibir merah muda Seohyun, seketika itu juga sorakan dan tepuk tangan bergemuruh dalam ruangan.

Dunia serasa milik berdua, kebanyakan pasangan yang berbahagia selalu terlihat tak mempedulikan keadaan sekitar saat meluapkan cinta mereka. Terbukti dengan Kyuhyun yang menautkan ciuman lebih dalam, kepalanya sedikit miring ke kanan lalu ke kiri agar mempermudah bibirnya melumat bibir Seohyun berulang kali melepas dan menautkannya kembali.

“Waaa, Kyuhyun-ah, kau yang terbaik!” pekik Yuri histeris yang lalu segera mengalihkan perhatian Yesung yang berkomentar bahwa dia lebih ahli melakukannya.

"Tak disangka Kyuhyun hebat juga," tukas Donghae setelah mengambil gambar.

Jeritan terpukau dan rasa iri melihat pasangan baru itu terdengar bagai gumaman yang tak perlu mereka hiraukan. Tangan Kyuhyun mendekap tubuh pengantinnya yang terbalut gaun putih panjang berhias rajutan bunga melingkari bahu memperlihatkan leher mulusnya dan rasanya ia ingin meninggalkan jejak merah di sana. Tautan bibir mereka terlepas pada gerakan bibir Kyuhyun yang menyesap bibir atas Seohyun, wanita itu segera membuka matanya, ada rasa kecewa yang sadari saat ciuman itu terhenti.

Yesung merasa telapak tangannya sakit dan nyaris copot akibat bertepuk tangan tadi. Dia juga harus merelakan mobilnya dipinjam oleh Kyuhyun. Yuri bilang tidak ada salahnya beramal sedikit saja.

“Yuri-ya, mereka bukan ladang untuk memberi amal,” ucap Yoona tak setuju.

“Ahh.. mian mian,” kata Yuri menghantar kepergian mobil yang melaju semakin jauh.

Donghae berhenti memotret. “Bagaimana kalau Kyuhyun mengetahui identitas asli Seohyun, pasti dia merasa terkhianati karena telah dibohongi. Atau, mungkin merasa senang,” pikir Donghae.

“Senang? Aku tidak yakin dengan itu.” Beda pendapat Yoona yang dimengerti Donghae, pasti sahabatnya itu tidak terima karena sebenarnya Seohyun menikah demi menghentikan perjodohan mereka.

“Aku tak percaya Seohyun senekat itu,” ucap Donghae sambil menghela.

"Tunggu, dari mana kau tahu..."

“Apa maksud dari pembicaraan kalian?” potong Yuri dibarengi anggukan penasaran dari Yesung.

“Bukan apa-apa," balas Donghae sambil memandangi hasil potretnya, dimana pengantin berfoto dengan ke empat temannya yang hadir. “Kyuhyun terlihat sangat gugup. Ckck, dasar kaku!”

Yoona ikut berbicara, “Mana coba aku lihat!”

♫♫♫

Mobil berhias bunga-bunga cantik dan pita merah jambu tengah melaju di antara mobil lain, jalan raya yang tak terlalu ramai seakan mempersilahkan pengendara mobil berwarna hitam tersebut lewat tanpa gangguan. Cho Kyuhyun tak henti-hentinya bersenandung, satu tangannya menggenggam tangan Seohyun dan tangan lainnya menghendel laju mobil.

“Kau terlihat sangat senang,” kata Seohyun menatap lekat-lekat wajah lelaki di sebelahnya.

“Apa kau tidak merasakannya juga?” tanya Kyuhyun dibuat polos sembari sesekali melirik istrinya.

“Rasa senangku melebihimu... tunggu, aku curiga kau senang karena akhirnya bisa menciumku di depan banyak orang, kau terlihat tak mau menghentikannya tadi.” Seohyun agak malu ketika mengatakannya.

Lagi-lagi senyum menyeringai menghiasi wajah datar Kyuhyun. “Bukankah kau yang tak ingin menghentikannya dengan berekspresi kecewa,” balasnya meraih kemenangan karena berhasil membuat Seohyun salah tingkah, ia terkekeh dan meneruskan, “Tidak mungkinkan melakukan hal lebih di antara banyak pasang mata tertuju pada kita, sebenarnya aku juga sedikit kecewa.” Kyuhyun berbisik namun terdengar jelas.

Serasa seluruh tubuhnya tersengat lebah, beribu kebahagian datang meyergapnya ketika Seohyun mendengar bisikan lembut, berdesir menggoda hati.

♫WARNING 18+♫

Mereka sampai di depan villa bertingkat dua yang sebagian dindingnya terbuat dari kayu, terletak tak jauh dari danau berair tenang,  cukup terpencil dan jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Yuri telah mengusulkan agar Kyuhyun dan Seohyun berbulan madu di villa milik keluarganya.

“Kau semakin berat dari terakhir kali aku menggendongmu,” gerutu Kyuhyun selagi menjejakkan kaki menaiki anak tangga.

“Aku tidak seberat itu! Kau saja yang tidak kuat!” seru Seohyun mengeratkan kalungan tangannya di sekitar leher Kyuhyun yang susah payah berjalan menuju sebuah pintu.

“Sebentar...” katanya menurunkan Seohyun dari gendongannya, mengambil napas dalam-dalam dan mulai menyuruh gadis itu datang padanya. “Ayo, akan aku angkat lagi kau.” Kyuhyun mengulurkan tangan hendak membopong Seohyun, namun gadis itu meloncat melingkarkan kakinya pada tubuh bagian pinggangnya bersamaan dengan mengalungkan tangan dan menatap nakal.

Terpaksa Kyuhyun segera memeluk tubuhnya untuk menjaga posisi tersebut, ia agak menggerutu ketika bibirnya merasakan sesuatu yang lembut melumatnya cepat-cepat.

Semangat berpacu mendorongnya untuk segera berjalan memasuki ruangan yang disebut kamar, sambil terus berciuman mereka sampai pada pintu kayu coklat tua. Tangan Kyuhyun mencari knop pintu lalu ditekannya dengan ciuman yang sama sekali tak terlepas.

Pintu berhasil dibuka saat Seohyun mencoba mengambil napas dan berkata, “Apa pun yang terjadi kau akan tetap disisiku, kan?”

“Kalau kau mau begitu, akan aku lakukan,” balas Kyuhyun kembali memulai ciumannya yang semakin dalam, sehingga kedua tangan Seohyun beralih mencengkram rambut di belakang kepalanya.

Terus berjalan tak tahu arah, Kyuhyun memojokan Seohyun pada dinding dan kaki wanita itu turun menyentuh lantai. Tangan Kyuhyun pun menelusuri punggung atas istrinya, ia ganti menciumi leher Seohyun membuat gadis itu mengeliat geli, menggerayangi leher Kyuhyun dan kemudian merasakan sentuhan lembut pada pundaknya.

Sampai pada sesuatu yang tak bisa dihentikan, saat tangan Kyuhyun menarik turun resleting gaun pengantin yang dikenakan Seohyun,  tanpa berhenti menyesap lehernya hingga menyisakan tanda merah disana. Desahan Seohyun semakin membuat Kyuhyun tak tahan lagi, ia bergegas melepas gaun yang dikenakan Seohyun.

Senyum nakal yang tadi sempat diperlihatkan Seohyun kini menghiasi wajah Kyuhyun, mau bagaimana lagi wanita itu harus menurutinya. Tubuh Seohyun terdorong lembut untuk berjalan mundur selagi Kyuhyun sibuk melumat bibirnya bersamaan dengan gaun yang semakin melorot karena tangan laki-laki itu tidak bisa diam barang sebentar untuk melepas pakaiannya.

Tepat saat itu tubuhnya terjatuh di atas kasur empuk, terdapat kelopak bunga mawar merah yang berhambur memantul ke atas, ada pula yang sampai terjatuh ke lantai. Mereka sangat berterima kasih pada Yuri yang telah mempersiapkan segalanya. Ciuman panjang mereka terhenti, Kyuhyun menatap lekat mata Seohyun sembari merapihkan anak rambut istrinya.

Kyuhyun menaiki ranjang seraya tangan melempar jas hitamnya, lalu membuka kancing kemejanya secepat mungkin.

♫ WARNING 18 + END♫

“Aku mencintaimu.” Pengakuan Kyuhyun sama sekali tidak membuat Seohyun terkejut.

“Aku tahu,” balas Seohyun menggerakan jari-jari lentiknya pada dada bidang Kyuhyun. “Kita sudahi saja malam ini, ya.”

“Hmm... tapi aku masih ingin,” tolak Kyuhyun manja, ternyata suaminya ini bisa bertingkah manis juga.

Tubuh Kyuhyun bergeser dan Seohyun menghela napas, Kyuhyun meraih selimut kemudian menutupi seluruh tubuh mereka yang kini bergerak-gerak di dalamnya dengan suara tawa kegelian.

“Sudah hentikan, kita tidur saja!” seru Seohyun sembari cekikikan.

“Tidak mau!” tolak Kyuhyun dan selimut bergerak tak beraturan karena kedua orang di dalamnya.

Pagi harinya mereka terbangun saling berpelukan dengan tangan Kyuhyun yang dijadikan bantal oleh Seohyun, mereka menatap satu sama lain dan teringat kejadian semalam. Seohyun tersenyum malu-malu namun terlihat sangat bahagia, begitu Kyuhyun memberikannya ciuman singkat dibibirnya, dia segera menutupi wajahnya yang memerah.

Morning kiss,” ucap Kyuhyun membelai rambut sang istri.

♫ ♫ ♫

Question: Masalah seperti apakah yang menanti Kyuhyun dan Seohyun setelah ini?

Bagi pembaca yang dibawah umur harap bijak ya, hehe

Alesta Cho.

JADWAL UPDATE BARU

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro