-𝙱𝚁𝙴𝙰𝙺 𝚃𝙷𝙴 𝙿𝚁𝙾𝙼𝙸𝚂𝙴
+
+
"Renjun... Kenapa kamu nggak pernah bilang?" Tanyaku kepadanya ketika kami berdua sudah berada di tempat yang sepi, yaitu taman belakang sekolah.
"Aku pengen bilang dari lama, tapi aku nggak mau kamu sedih. Nyatanya kamu ngejauh dari aku, aku harus kasih berita itu sekarang. Aku nggak pantes buat kamu, jadi anggep aja surat itu kayak cuman pembongkaran rahasia aku sebelum aku pergi."
Aku menggelengkan kepalaku berkali-kali, sambil menangis aku memeluknya dan berkata
"Nggak! Maaf aku yang terlalu egois dan nggak pernah dengerin perkataan kamu.... Renjun... Aku janji aku akan jadi orang yang lebih berguna lagi buat kamu."
Renjun membelai surai hitamku, membisikkan ku "Kamu udah berguna dihidup aku, ngeliat kamu senyum aja bisa ngilangin penyakit aku. Everytime i saw you, i just saw an angel."
Akupun tersenyum dengan kata-kata indah yang tidak pernah berhenti darinya,
"Jangan berlebihan gitu. Aku janji kita akan nikmatin waktu kita semasa kita masih bisa."
"Janji?"
"Aku janji." Balasku sambil mengikatkan jariku kepada jarinya.
"Apa kali ini Renjun benar-benar serius berjanji? Baiklah, aku sudah punya janji dengan Jisung dan Renjun, akan kutepati keduanya." Gumamku.
+
"Na Jaemin, apa persiapan panggung untuk acara minggu depan sudah siap?" Tanya Pak Suho, ketua sekolah sekaligus wali kelas dari Jaemin.
"Hah? Persiapan untuk acara minggu depan? Kok saya belum tau ya pak?" Tanya Jaemin padanya.
"Jaemin! Minggu depan acara ulang tahun sekolah, masa kamu lupa sih?"
"Astaga pak, saya belum dikasih tau, saya lupa."
"Yaudah, apa rencana kamu dengan waktu yang singkat banget ini?"
"Gini deh pak, saya infokan dulu ke semua anak OSIS. Besok sepulang sekolah saya minta mereka untuk bantu saya sebisanya." Itulah jalan keluar Jaemin untuk menyelesaikan masalahnya.
"Iya, saya percaya sama kamu."
+
"Halo? Jisung?"
"Y/N? Kamu dimana?" Tanya Jisung lewat panggilan kami.
"Ah, aku lagi di jalan baru keluar sekolah."
"Aku jemput mau? Kebetulan aku mau lewat sana."
"Gaperlu kok. Ini aku mau jalan ke cafe biasa, mending kamu kesana aja." Ucapku kepadanya.
"Okay, aku tunggu di cafe ya."
"See you."
aku menutup panggilannya dan memasukkan ponselku kembali ke saku rok abu-abu yang kupakai saat sekolah
aku melangkahkan kakiku kembali, namun belum lama setelah aku berjalan menjauhi sekolah ada beberapa orang yang mengejarku
ada sekitar 3 orang yang mengejarku, dan mereka semua memakai seragam sekolahku
"Kamu Y/N kan?" Tanya seorang sambil tergesa-gesa.
"I...Iya ada apa?"
"Renjun! Dia terjatuh dari tangga lantai 2 tadi!" Sahut seorang yang lain.
Aku langsung tidak berfikir panjang dan kembali lagi ke sekolah sambil berlari dan disusul oleh 3 orang murid yang tidak aku kenal itu
Benar sajaaa....
Tuhan tolong katakan ini hanya mimpi...
Saat aku sampai di sekolah, sudah banyak guru dan murid yang belum pulang disana
"Mana ketua OSISnya? Harusnya dia yang tanggung jawab sama pengawas UKS!" Seru Ibu Irene saat tengah mengevakuasi Renjun.
"Jaemin sudah pulang bu, Jane juga sudah pulang."
Astaga! Jaemin kan ketua OSIS, sedangkan Jane piket UKS hari ini... beraninya mereka pulang berdua
"Telefon ambulan sekarang! Cepat!" Timpal pak Xiumin kepada pak Leeteuk.
"Iya iya, sebentar dulu ya pak..." Pak Leeteuk terlihat begitu tergesa-gesa karena panik.
Aku tidak mungkin hanya menonton dari jauh, aku mendekati Renjun,
"Yah! Y/N! Jangan setuh-setuh Renjun sekarang? Kamu tau kan dia lagi hampir mati sekarang?" Ibu Irene menepis tanganku saat aku berusaha memegang tangan Renjun.
"Bu, sebentar saja. Ibu bisa membantu guru yang lain dulu." Ucapku kepadanya.
Bu Irene hanya menatapku dengan aneh, kemudian dia pergi dengan buru-buru kapada pak Leeteuk, mungkin untuk memastikan ambulannya
Aku memegang tangannya yang begitu dingin, ku cium tangan halusnya dengan menangis
"Renjun... Stay please... Sebentar lagi pertolongan datang, kamu pasti bisa..." Ucapku padanya.
Saat ambulan tiba, aku hanya bisa mengekor dari belakang sambil berlari mengikuti kemana arahnya ambulan itu pergi
Percayalah, tadi saat pelajaran biologi Renjun sudah bilang kepadaku bahwa kepalanya sakit,
Apa ada hubungannya dengan kangker yang dia miliki? astaga! pasti dia jatuh dari tangga karena itu!
Harusnya aku menjaga dia! Kenapa aku menyepelekan penyakitnya?
Aku sudah berjanji padanya untuk menjaganya sebisa ku,
Tuhan? Apa aku mengecewakan dia lagi untuk yang kedua kalinya?
+
maaf gifnya sama
kayak yang dulu perna
aku pake T^T
episode 18: finished
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro